Anda di halaman 1dari 9

Persalinan Normal

BAB 1
TINJAUAN TEORI

I. DEFINISI
 Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar.
(Kapita Selekta Kedoktera, Bab 37. hal. 291.1999)
 Adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 –
42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi belakang yang berlangsung 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
(Pelayanan Kesehatan dan Neonatal, YBP-SP. 2002. hal. 100)
 Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar.
(Ilmu Kebidanan, YBP-SP. 2002. hal 180)
 adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke
dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
(Sinopsis Obstetri, Jilid I, 1998. hal. 91)
 Adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput
janin dari tubuh ibu.
(Obstetri Fisiologi, UNPAD. Hal. 221)
 Adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta
dari rahim ibu.
(APN, Jakarta. 2004. hal 2-1)

II. ETIOLOGI
A. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
1. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron. Progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus.
2. Teori plasenta menjadi tua
Menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,
sehingga mengganggu utero plasenta.
4. teori iritasi mekanik
di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Bila
ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin, akan timbul his.
5. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan:
 Gagang laminoria: beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang fleksus frankenhauser.
 Amniotomi : Pemecahan ketuban dan
 Oksitosin drip : menurut tetesan per infuse.

B. Tanda-tanda permulaan persalinan


1. Lightening atau setting atau dropping yang kepala turun memasuki PAP
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh kontraksi uterus (false Lobor Pains)
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show)
C. Tanda-tanda inpartu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) lebih banyak karena robekan kecil pada
serviks.
3. Ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
D. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
1) Kekuatan mendorong janin keluar (Power)
 HIS (kontraksi uterus)
 Kontraksi otot-otot dinding perut.
 Kontraksi diafragma.
 Dan ligamentous action terutama ligamentum retundum
1) Faktor janin (Passanger)
2) Passageway (janin lahir)
a. His pendahuluan
- His tidak kuat, tidak teratur
- Menyebabkan “show”
b. His pembukaan (Kala I)
- His pembukaan serviks sampai terjadi  lengkap 10 cm
- Mulai kuat, teratur dan sakit.
c. His pengeluaran (Kala II)
- Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi, dan lama
- His untuk mengeluarkan janin
- Koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut, kontraksi diafragma dan
ligament.
d. His pelepasan uri (Kala III)
- Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
e. His pengering (Kala IV)
- Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri (meriang), pengecilan rahim dalam
beberapa jam atau hari
(Sinopsis Obstetri, 1998. hal. 93).
 His bersifat berskala dan yang harus diperhatikan adalah:
 Lama his : kontraksi berlangsung 45 detik – 75 detik.
 Kekuatan his : menimbulkan naiknya tekanan intrauterin sampai 35 mmHg.
 Interval antar 2 his :
 Pada permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10 menit.
 Pada kala pengeluaran satu kali dalam 2 menit.
(Obstetri Fisiologi, UNPAD, hal. 226)
III. FISIOLOGI
MEKANISME PERSALINAN BIASA
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu:
Kala I : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
Kala I : Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan
mengedan mendorong janin keluar hingga lahir.
Kala III : Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.
Kala IV : Mulai dari lahirnya uri selama 1 – 2 jam.
A. Kala I (Kala Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan bloody show karena serviks mulai dilatasi dan effacement
kala pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu:
1. Fase Laten : pembukaan serviks berlangsung lambat; sampai pembukaan 3 cm berlangsung 7
– 8 jam.
2. Fase aktif : Berlangsung 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
 Periode Akselerasi, berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
 Periode Dilatasi Maksimal ; selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi
9 cm.
 Periode Deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam, pembukaan menjadi
10 cm / lengkap.
(Kala I pada primi : berlangsung 13-14 jam, pada multi 6-7 jam)

B. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)


Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama,
kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti
mau BAB dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum memregang, dengan his mengedan yang
terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. (Kala II pada
primi : 1 ½ jam, pada multi ½ - 1 jam).
C. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, his istirahat sebenrat, uterus teraba keras dengan fundus
uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.
Beberapa sat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri, dalam waktu
15 menit seluruh plasenta terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

D. Kala IV (Kala Pengawasan)


Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
 Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Lama partus 14 ½ jam 7 ¾ jam
(Sinopsis Obstetri, Jilid I. 1998. hal 95-97)
MEKANISME TURUNNYA KEPALA JANIN

TAHAP PERISTIWA
a 1.
Kepala terfiksir pada PAP Sinklitismus
(engagement) (Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan
lahir (tepat diantara simpisis dan promontosium)
b Turun (Descent) 2.1 Asinklitismus posterior
(Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os
perietale belakang lebih rendah dari os parietale
depan)
C Fleksi 2.2 Asinklitismus anterior
(Sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang)
D Fleksi maksila 3. Sinklitismus
E Rotasi internal 4. Putar paksi dalam di dasar panggul terjadi:
 Ekstensi
F Ekstensi  Hipomochlion : UUK di bawah simpisis
G Ekspulsi kepala janin 5. Beturut-turut lahirlah:
 UUB
 Dahi
 Muka
 Dagu
H Rotasi eksterna 6. Putar paksi luar (Restitusi)
Ekspulsi total 7. Cara melahirkan
 Bahu depan
 Bahu belakang
 Seluruh badan dan ekstremitas
PIMPINAN PERSALINAN

Di negara-negara maju, keadaan-keadaan berikut memerlukan penanganan


spesialis:
1. Primigravida dengan:

a. Umur di atas 30 tahun


b. Tinggi kurang dari atau sama dengan 150 cm (5 kaki)
c. Dengan penyakit-penyakit tertentu.
d. Dengan komplikasi medis dan obstetric
e. Kelainan panggul
f. Kelainan letak janin

2. Multigravida dengan:

a. Umur > 35 tahun


b. Telah punya anak > 4
c. Dengan riwayat kehamilan dan persalinan buruk

Untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang dianjurkan untuk


bersalin di Rumah Sakit ialah:
1. Ibu-ibu dengan riwayat kehamilan dan persalinan buruk
2. Semua primigravida
3. Kehamilan > 5 kali
4. Ibu-ibu dengan resiko tinggi lainnya
(Sinopsis Obstetri, Jilid I. 1998. hal. 101-102)

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan Jakarta : EGC.


Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Sarwono, Prawiroharjo. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Anda mungkin juga menyukai