Anda di halaman 1dari 7

Tanggal: 14 Oktober 2017

Praktikum : V
Pokok Bahasan : Pengambilan Darah Vena
Metode : Cara Manual,dengan menggunakan jarum suntik
Prinsip : Darah vena diambil dengan cara melakukan penusukan pada
pembuluh darah vena, darah akan masuk pada ujung spuit Dilanjutkan dengan menarik
torak/piston sampai volume darah yang dikehendaki.
Peralatan :
 Spuit
 Tourniquet
 Bantalan
 Tabung
 Bengkok stainles steril
 Kapas alkohol
 Plester

Reagensia : Alkohol 70%


EDTA
Bahan : Darah vena
Prosedur :
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan: spuit,kapas alkohol 70%, tali
pembendung, plester, dan tabung. Untuk pemilihan spuit, pilihlah ukuran/
volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil,pilih ukuran
jarum yang sesuai dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
2. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah: usahakan pasien
senyaman mungkin.
3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data dilembar permitaan.
4. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat
5. Minta pasien meluruskan tangaannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktivitas.
6. Minta pasien mengepalkan tangan.
7. Pasang tali pembendung kira-kira 10 cm diatas lipat siku.
8. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti sebuah pipa
kecil elastis dan memiliki dinding tebal.
9. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku
atau kompres selama 5 menit daerah lengan.
10. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil degan kapas alkohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
11. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap keatas . Jika
jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam
semprit. Usahakan sekali tususk kena, lalu tourniquet dilepas.
12. Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan
tanggannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
13. Letakan kapas kering ditempat suntikan lalu segera lepaskan/ tarik jarum.
Tahan kapas beberapa saat lalu plester selama kira- kira 15 menit .

Hasil Praktikum
 Didapatkan sampel darah vena

Pembahasan
Pengambilan darah vena ( veniounture, umunya diambil dari median cubital, yang
terletak pada anterior lengan ( sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dengan
permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak
memungkinkan ( seperti terdapat luka pada daerah tersebut ) maka, vena chepalica atau
vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Pada bayi biasanya sampling darah vena
ujung jugularis superficialis atau sinus sagitalisuperior. Pengambilan darah vena basilica
harus dilakukan dengan hati hati karena letaknya berdekatan dengan brachialis dan syaraf
median. Beberapa hal pentung yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena
yaitu :
1. Pemasangan tornique (pembendung vena )
 pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dan dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai ht/PVC dan elemen sel), peningkatan kadar
substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)
 melepas torniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematom

2. Penusukan
 Penusukan yang tidak sekali kena
 Tusukan jarum yang tidak tepat dan benar
 Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol

I. Referensi
Ariana, dedi. 2015. Buku suku analis kesehatan. Bekasi: Analismuslimpublishing
Tanggal : 14 Oktober 2017
Praktikum :V
Pokok bahasan : Pengambilan Urin Midstream
Metode : Urine Midstream
Prinsip : Melakukan pengambilan urine tengah (midstream) pada area
urinanius secara aseptis untuk mendapatkan sampel urine tengah ( midstream ) diman
urine pertama dibuang kemudian menampung urine tengah dan urine akhir dibuang .
Alat :
 Handuk
 Wadah spesimen steril/pot urine steril
 Sarug tangan steril dan APD lengkap
Bahan Pemeriksaan : Urine midstream
Reagensia :-

Prosedur :
1. Pengambilan Urine Midstream pada Wanita
a. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan
muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong
kasa steril dibasahi air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam
keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan
daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum
pembersihan daerah vagina selesai.
b. Dengan dua jari, pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan
potongan kasa steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan
ke belakang. Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.
c. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang
dibasahi dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan, tetap pisahkan
kedua labia dengan dua jari dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra.
Lakukan pembilasan sekali lagi, kemudian keringkan daerah tersebut dengan
potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat
sampah.
d. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa
mililiter urin yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin
selanjutnya ke dalam wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah
wadah terisi.
e. Setelah selesai, tutup kembali wadah urine dengan rapat dan bersihkan
dinding luar wadah dari urine yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita
pada wadah tersebut dan kirim segera ke laboratorium menggunakan DTM.

2. Pengambilan Urine Midstream pada Pria


a. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan
muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong
kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan
air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering.
Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut.
Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan
selesai.
b. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung
penis dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke
tempat sampah.
c. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi
sekali lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang
kering. Buang kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.
d. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang
beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar
berikutnya ke dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.
e. Setelah selesai, tutup kembali wadah urine dengan rapat dan bersihkan
dinding luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita
pada wadah tersebut dan kirim segera ke laboratorium menggunakan DTM.

Hasil Pengamatan
 Didapatkan urin mid stream dengan teknik yang tepat

Pembahasan
Dari praktikum yang dapat dibahas adalah urim mid stream adalah urine pancaran
tengah (midsteam), dimana aliran pertama urin dibuang dan aliran urin selanjutnya
ditampung dalam wadah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urin
habis. Uine aliran pertama berfungsi menyiram sel sel dan mikroba dari luar uretra agar
tidak mencemari spesimen urin.

Referensi :
Sinaga, Hotman. 2011. Urinalisis. Palembang: Multi Sarana
Tanggal :14 oktober 2017

Praktikum ke :V

Pokok Bahasan : Pengambilan Swab Faring

Metode : manual (sederhana)

Prinsip : Swab faring yang didapat dari faring, dengan memasukkan

lidi kapas kedalam faring sampai menyentuh dinding belakang faring dan tonsil tanpa
menyentuh bagian mulut lain.

Alat :

 Spatula lidah

 Lidi kapas

Bahan : Swab faring

Reagensia :-

Prosedur :

1. Siapkan alat yang akan digunakan


2. Pasien diminta untuk duduk
3. Pasien diminta untuk membuka mulut
4. Lidah ditekan dengan spatula lidah
5. Masukkan kapas (swab) yang sudah dibasahi dengan saline steril hingga menyentuh
dinding belakang faring
6. Usap ke kiri dan kanan dinding belakang faring dan tonsil lalu tarik keluar dengan
hati - hati, tanpa menyentuh bagian mulut lain
7. Masukkan lidi kapas ke dalam media transport

Hasil Pengamatan
 Di dapat kan faring swab

Pembahasan
Faring adalah saluran berbentuk seperti tabung kerucut yang dimulai dari bagian
belakang hidung dan rongga mulut sampai dengan bagian sebelum bagian trakea atau
batang tenggorok dan esopagus(tabung yang terhubung ke lambung).

\X. Referensi : file:///storage/emulated/download/url-1.htm

Anda mungkin juga menyukai