Anda di halaman 1dari 14

PAPER EKONOMI PEMBANGUNAN

“PERUBAHAN TEKNOLOGI DALAM PEMBANGUNAN”

SAP 7

Anggota Kelompok :

1. Ari Purwanti (1707512099)


2. Anggun Kandia Ananda (1707512132)
3. Anak Agung Diah Pradnya Dewi (1707512136)
4. Ni Made Ayu Widya Novitasari (1707512142)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi mengandung pengertian adanya kenaikan dalam
efesiensi teknis, yang dapat didefinisikan sebagai kemampuan memproduksi lebih
banyakoutput dengan jumlahinput yang sama atau memproduksi kwantitasoutput
denganinput yang lebih sedikit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum
perkembangan teknologi akan mengakibatkan peningkatan produktivitas tenaga kerja,
produktivitas modal, maupun produktivitas total. Pengalaman di negara-negara industri
menunjukan bahwa sains dan teknologi merupakan sumber utama dan faktor
penggerakalam pembangunan ekonomi, khususnya dari sudut pertumbuhan dengan tolok
ukur hasil produksi perkapita. Pertumbuhan ekonomi berkaitan langsung dengan kenaikan
produktivitas dan kenaikan produktivitas sangat dipengaruhi oleh tingkat perubahan
teknologi. Implementasi teknologi pada sistem produksi di negara berkembang mengarah
kepada dualisme ekonomi, yaitu menggunakan sektor modern dan padat modal (capital-
intensive) yang efisien disatu sisi, dan di sisi lain menggunakan sektor tradisional dan padat
karya(labor-intensive) yang tidak efisien. Kombinasi dan interaksi antara kedua faktor
dinamika tersebut membawa dampak yang luas terhadap seluruh kegiatan ekonomi
masyarakat. Pengalaman menunjukan bahwa metode sistem produksi dan transpalasi
proses dari negara-negara maju tidak selalu mengalami keberhasilan baik dalam
peningkatan produktivitas maupun penyebaran keuntungan (benefit) ke semua kelas social.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan landasan pembangunan ?
2. Bagaimana efisiensi teknis dan intensitas faktor ?
3. Bagaimana teknologi padat karya dan padat modal ?
4. Bagaimana teknologi maju dan transfer teknologi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dan landasan pembangunan


2. Untuk mengetahui efisiensi teknis dan intensitas faktor
3. Untuk mengetahui teknologi padat karya dan padat modal
4. Untuk mengetahui teknologi maju dan transfer teknologi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Landasan Pembangunan


2.1.1 Pengertian Pembangunan
Pada hakekatnya, pengertian pembangunan secara umum pada hakekatnya
adalah proses perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik
berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai pengertian pembangunan, para ahli
memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah
pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah
yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum
ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan
perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan pengertian pembangunan menurut
beberapa ahli . Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai
“Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas
dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.
Sedangkan Pembangunaan adalah suatu rangkaian gerak perubahan menuju arah
kemajuan, perubahan tersebut direncanakan berdasarkan norma-norma tertentu.
Pembangunan juga berartikan sebagai rangkaian usaha dan kegiatan yang dimaksudkan
untuk mencapai keadaan lepas landas, atau mungkin keadaan yang penuh dengan
dorongan kearah kematangan. (Sadono Sukirno: 2006; 53)
Portes (1976) mendefinisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial
dan budaya. Sama halnya dengan Portes, menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa
pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan
budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.
Sedangkan dalam pengertian ekonomi murni, pembangunan adalah suatu usaha proses
yang menyebabkan pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
(Sukirno, 1995 : 13).
Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan
masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro
(nasional) dan mikro. Makna penting dari pembangunan adalah adanya

3
kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi. Sebagaimana
dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah semua proses perubahan
yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana (Riyadi dan Deddy
Supriyadi Bratakusumah, 2005).
2.1.2 Landasan Pembangunan

Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara memberikan keyakinan bagi bangsa
Indonesia bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai, bila didasarkan atas keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan, dengan
sesama manusia maupun dengan alam. Oleh sebab itu, manusia, masyarakat, dan
lingkungan hidup memiliki hubungan timbal balik yang harus selalu dibina dan
dikembangkan agar tetap dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan yang
dinamis. Keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan, didekati dari sudut
pengaruh manusia kepada sumber alam. Jumlah penduduk dan penyebaran penduduk
menimbulkan tekanan kepada sumber alam, sehingga merusak lingkungan .

Menurut Emil Salim, Hakekat pembangunan Indonesia adalah pembangunan


manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Ini
berarti bahwa pembangunan mencakup:
1. Kemajuan lahiriah seperti pangan, sandang, perumahan, dan lain-lain
2. Kemajuan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, rasa keadilan, rasa sehat;
3. Kemajuan yang meliputi seluruh rakyat sebagaimana tercermin dalam
perbaikan hidup berkeadilan sosial .
Sedangkan hakekat membangun manusia Indonesia yang utuh, berarti membangun
manusia yang memiliki ciri-ciri:
1. Keselarasan manusia dengan Tuhan Maha Pencipta;
2. Keselarasan hubungan individu dengan masyarakat;
3. Keselarasan hubungan manusia dengan lingkungan alam. Keselarasan,
keseimbangan, dan keserasian antara diri manusia dengan Tuhan,
masyarakat dan lingkungan adalah ciri-ciri utama yang ingin dibangun
dalam diri Manusia dan Masyarakat Indonesia.
Maka segala barang material dan nonmaterial yang dibangun baru mencapai
sasarannya, apabila secara fungsional segalanya ini mendorong terwujudnya ciri-ciri
Manusia Indonesia yang utuh tersebut. Maka konsep pembangunan di tanah air kita
Indonesia, yang kita ikhtiarkan ialah “pembangunan dengan pengembangan

4
lingkungan”, bukan “pembangunan berhadapan dengan pengembangan lingkungan”,
bukan pula “pembangunan di sana, pengembangan lingkungan disini” .
Sebagai landasan konstitusionil, di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) pada alinea ke-4 yang
berbunyi:
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.
Ketentuan tersebut melandasi pembangunan dan perlindungan lingkungan hidup di
Indonesia serta menegaskan “kewajiban negara” untuk melindungi segenap sumber-
sumber insani Indonesia dalam lingkungan hidup Indonesia guna kebahagiaan seluruh
rakyat Indonesia, dan segenap umat manusia.
Kemudian, berdasarkan ketentuan dasar tersebut maka dirumuskan, di dalam Pasal
33 ayat (3) UUD NRI sebagai berikut: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”. Rumusan tersebut memberikan “hak penguasaan” kepada negara
atas seluruh sumberdaya alam Indonesia dan memberikan “kewajiban kepada negara”
untuk menggunakannya bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat . Kemakmuran rakyat
tersebut harus dapat dinikmati generasi masa kini dan generasi mendatang secara
berkelanjutan.
Berdasarkan hal tersebut, pembangunan yang harus dilaksanakan secara konsisten
di negara Indonesia adalah pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup, yang kemudian ditegaskan dalam pertimbangan UUPLH, yaitu:
”Bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan
kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan
5
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berdasarkan
kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan
kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan.”
”Perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan
mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang
guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup”
2.2 Efisiensi Teknis dan Intensitas Faktor

Sesungguhnya perbaikan teknologi berarti kenaikan ekonomi teknis,yaitu seperti yang


di kemukakan di atas dapat di hasilkannya lebih banyak output dengan menfunakan input
tertentu(yang sama ) atau menghasilkan jumblah output yang sama dengan memakai input yang
lebih sedikit .

Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan teknologi yang menghasilkan efesiensi


teknis tersebut dapat dilakukan dengan gambar 13.1 berikut :

Keterangan :

Perbaikan teknologi menunjukan bahwa jumblah output tertentu dapat dihasilkan


dengan input yang lebih sedikit.Grafik ini memperlihatkan golongan gabungan dari berbagai
input yang perlu untuk membuat sejumblah unit output tertentu ,pertama sebelum perubahan
dan kemudian setelahnya.Dalama contoh sederhana ini lebih sedikit tenaga kerja /atau lebih
sedikit modal yang di butuhkan setelah perubahan itu.perhatikan lah bahwa kedua garis
6
lengkung (isoquant) mewakili sejumblah output yang sama .Dalam hal ini waktu dan
(karenanya ) jumblah input minimum yang di perlukan telah berubah antar kedua isoquant di
atas.

Perubahan teknologi biasanya menghemat tenaga kerja dan/modal dalam proporsi yang
berlainan satu dengan lainnya .Sungguhpun dalam kedaan yang jarang sekali adakalanya juga
bersifat “netral “ dalam arti penghematan tersebut sama besar proporsinya antara tenaga kerja
dan modal yang digunakan .Dengan demekian menurut Lazimnya perubahan Teknologi itu
lebih “condong “kearah salah satu factor produksi dan lebih “jauh “ dari faktor produksi
lainnya.Namun demikian diantara keduanya ini ,yang lebih sering kali dan kebanyakannya
ditemukan adalah teknologi yang menghemat tenaga kerja atau teknologi padata modal,dan
ini terutama dihasilkan oleh Negara Negara maju karena pada dasaranya mereka mengalami
relative kekurangan tenaga kerja di bandingkan dengan permodalan.sehingga dengan
pemakaian teknologi yang demikian itu akan dapat dihasilkan sejumblah produksi dengan
biaya produksi yang relatif lebih rendah .

Mengenai kemungkinan perubahan bentuk teknologi itu dari sudut intensitas


penggunaan faktor dapat dilihat dalam gambar 13.2 berikut ini :

7
Keterangan :

Jika tingkat upah dan bunga (yaitu harga faktor )tetap konstan ,maka perubahan
teknologi “netral “ menyatakan bahwa rasio modal /tenaga kerja yang optimal tetap konstan
.Di panel a ,rasio modal/tenaga kerja untuk di titik A dab B dalah sama ,karena kedua titik itu
terletak pada garis yang sama dari titik asal ,namun dari proporsi faktor yang optimal bisa
berubah .Di panel b ,sifat perubahan teknologi membawa kearah rasio modal/tenaga kerja yang
lebih tinggi setelah pembaruan, seperti yang di perlihatkan oleh titik B, daripada sebelumnya
(titik A). Di panel c, sebuah rasio modal/tenaga kerja optimal setelah pembaruan. Jika modal
menjadi lebih mahal, apakah pembaruan teknologi panel c akan menghambat modal lebih
banyak atau menghambat tenaga kerja lebih sedikit daripada jika di asumsikan menurut harga
faktor konsta seperti yang di gambarkan. Misalkan kita menduga input (katakanlah modal)
akan jadi mahal, apakah hal itu akan mempengaruhi teknologi yang condong ke faktor yang
berlawanan? Hal ini dapat digambarkan dengan grafik yang di sesuaikan dengan perubahan
tersebut.

Sesungguhnya karena di negara-negara berkembang tenaga kerja berlimpah dan relatif


murah sedangkan modal langka dan relatif mahal maka sewajarnyalah teknologi yang di
gunakan adalah yang bersifat menghemat modal dan padat karya. Namun yang sering kali di
temui dan di kembangkan adalah teknologi yang menghemat tenaga kerja dan bersifat padat
modal. Sebagai pertimbangan ekonomi adanya pembaruan dan pembangunan dengan lebih
mengandalkan padat teknologi yang menghemat tenaga kerja dan bersifat padat modal
diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Teknik-teknik yang intensif-modal satu-satunya diketahui atau yang tersedia,


khususnya pada Negara-negara maju. Mencari meneliti dan menemukan teknik-teknik
yang inensif-tenaga kerja untuk di terapkan di Negara berkembang adalah mahal dan
memerlukan jangka waktu yang lama.

b. Barang modal impor di maksudkan untuk menghemat tenaga kerja yang mahal dengan
menggunakan modal yang relative lebih murah, menurut harga-harga faktor produksi
relative yang terjadi di luar negeri. Merancang kembali teknologi yang baru dan sesuai
dengan kondisi yang terdapat di Negara berkembang adalah mahal. Dan jika di berikan
subsidi atas investasi local, masuknya pinjaman luar negeri, dan upah minimum
keahlian khusus, maka Negara miskin mungkin dapat menciptakan secara buatana

8
modal yang murah dan tenaga kerja mahal yang menyerupai kondisi yang terdapat di
Negara maju yang mengekspor mesin-mesin.

c. Bila investasi asing sebagai unsur penting dan dimasukkan ke dalam negeri maka
lazimnya ia membawa teknologinya sendiri. Lagipula mendisain kembali produk dan
proses produksi untuk kondisi setempat mungkin lebih mahal daripada mengadaptasi
teknologi yang ada yang telah terjamin keandalannya.

d. Tenaga kerja yang berlimpah mungkin bukan tenaga kerja yang murah maupun yang
sesuai. Seperti kita ketahui tenaga kerja itu tidaklah homogen. Jika keahlian hilang atau
produktifitas rendah tingkat upah yang rendah mungkin tidak sama dengan ongkos
tnaga kerja yang rendah. Jadi disini teknik menghemat tenaga kerja hanya akan menjadi
rasional pada kondisi yang sesuai.

e. Ongkos modal selama umur mesin bisa di ramalkan, sedangkna ongkos tenaga kerja
dalam longkungan polotik yang belum stabil tidak bisa di ramalkan. Oleh sebab itu,
Negara sering kali segan untuk mengambil resiko dan perusahaan swasta lebih suka
memilih teknik produksi yang intensif-modal, sesungguhnya teknik tersebut pada
awalnya relative lebih mahal.

2.3 Teknologi Padat Karya dan Padat Modal

Sebagai dasar pertimbangan dan alasan yang biasanya dikemukakan adalah bahwa
untuk mendukung dan membenarkan pemakaian teknologi padat karya ada bermacam-macam,
yang utama di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Ciri khas negara berkembang adalah melimpahnya tenaga kerja yang
menganggur. Hanya dengan menggunakan teknik padat karya maka
kesempatan kerja lebih luas akan dapat diberikan kepada tenaga kerja yang
menganggur atau yang setenah menganggur itu.
b. Bila pekerjaan meningkat melalui teknik padat karya, maka teknik ini akan
lebilh memeratakan pendapatan nasional yang tercipta secara meluas ke seluruh
masyarakat. Ini mperlancar jalan bagi suatu struktur kehidupan masyarakat
yang lebih adil dan lebih merata
c. Negara berkembang mengalami keadaan sangat kekurangan modal dan sumber
tenaga kewiraswastaan. Penggunaan teknik padat karya akan lebih cocok untuk
menyalurkan penggunaan sumber langka ini pada jalur yang lebih penting dan
lebih sesuai.

9
d. Teknik padat karya pada dasarnya adalah rendah kadar impornya, yaitu teknik
ini memerlukan alat dan peralatan lebih sederhana yang tidak perlu diimpor dari
luar negeri, sehingga devisa dapat terhemat begitu banyak dengan
penggunaannya.
e. Teknik padat karya sangat diperlukan untuk melawan tekanan inflasioner pada
perekonomi an yang sedang berkembang. Teknik ini dengan cepat akan
meningkatkan penawaran barang-barang yang dapat dikonsumsi dan karenanya
akan dapat meniadakan atau mengurangi bahaya inflasi
f. Teknik padat karya biasanya kebanyakan digunakan di desa-desa dan kota-kota
kecil. Hal ini akan meniadakan perlunya pembangunan gedung dan jaminan
sosial yang besar bagi para pekerja yang dipekerjakan. Ini berarti penghematan
besar dalam pengeluaran pemerintah dan masyarakat untuk overhead sosial
pada tahap awal pembangunan sehingga akan dapat dimanfaatkan untuk
proyek-proyek lainnya yang lebih penting.
g. Metode teknik padat karya, karena disebarkan ke berbagai desa dan kota kecil,
akan memberikan manfaat semua keuntungan yang mungkin timbul akibat
desentralisasi dan menghindarkan dampak negatif sistem pabrik yang besar-
besar.
h. Timbulnya monopoli, oligopoli dan konsentrasi kekuatan ekonomi pada
beberapa gelintir manusia juga dapat dihindarkan, yang biasanya timbul pada
usaha skala besar yang menggunakan teknologi padat modal.
Namun demikian, terdapat berbagai pandangan yang mengemukakan
pembangunan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi khususnya dalam
berhadapan dengan keterbelakangan yang mencolok sebagian besar tergantung pada
penggunaan teknologi modern yang padat modal dalam skala yang seluas mungkin.
Dalam hubungan ini argumen atau alasan yang mendukung pandangan tersebut
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Perusahaan yang menggunakan teknik padat modal mendatangkan pendapatan
yang sebagian besar jatuh ke tangan pengusaha dan hanya sebagian kecil yang
jatun pada penerima upah. Karena kecenderungan menabung di pihak
pengusaha adalah lebih tinggi, maka tabungan akan cenderung meningkat dan
lebih banyak lagi bagian dari tabungan tersebut digunakan untuk investasi.
Dengan demikian laju pertumbuhan ekonomi dan proses pembangunan akan
menjadi terpacu dan dapat berjalan dengan lebih pesat.
10
b. Sebagai akibat wajar dari hal itu kita dapat mengatakan bahwa laju pertumbuhan
ekonomi akan jauh lebih cepat di bawah teknik padat modal ketimbang di
bawah teknik padat karya, maka dalam jangka panjang akan dapat tersedia
lapangan pekerjaan yang lebih banyak kepada tenaga kerja yang mencari kerja
atau yang menganggur
c. Di kebanyakan negara berkembang laju pertumbuhan penduduk sangat tinggi
dan kalau rasio modal tenaga kerja tidak naik, maka output per kapita juga tidak
akan naik, ini cenderung memperkecil tingkat akumulasi modal. Karenanya
penggunaan teknik padat modal sering kali sangat diperlukan untuk menaikkan
tempo pembangunan.
d. Selanjutnya negara miskin-modal sulit untuk tidak menggunakan
(mengandalkan) modal lewat penyusutan. Karenanya negara berkembang
dalam kondisi tertentu perlu memilih teknik produksi yang sangat padat modal
yang tidak cepat menjadi usang. Dengan demikian hanya sedikit saja produksi
barang modal yang perlu diganti dalam jangka pendek di masa depan dan lebih
banyak dana yang digunakan untuk pembentukan modal selanjutnya.
e. Proses produksi padat modal kebanyakannya lebih menguntungkan daripada
teknik padat karya karena dengan teknik tersebut produktivitas naik lebih cepat
dibandingkan dengan biaya. Ini karena teknik padat modal memungkinkan
ekonomi produksi skala besar yang dapat menimbulkan efisiensi dan ekonomis
internal maupun eksternal.
f. Dalam kenyataannya penggunaan teknik padat-modal dapat menghasilkan
produksi barang yang bermutu dan menekan biaya. Biaya rendah berarti harga
rendah dan memberikan dasar bagi peningkatan standar hidup yang cepat di
kemudian hari. Dalam hubungan ini Prof. Hirschman berpendapat bahwa
persyaratan ketat tentang standar kualitas tinggi dampaknya sering kali tidak
sebagaimana biasanya diduga, justru merupakan unsur yang mendukung,
ketimbang menolak, dipergunakannya teknik produksi jenis ini di negara
berkembang.
g. Teknik padat modal mempunyai dampak positif yang menjangkau jauh ke
dalam proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa proyek padat-modal tertentu
mempunyai pengaruh positif total yang lebih besar pada perekonomian
ketimbang sejumlah besar proyek padatkarya.

11
h. Hirschman selanjutnya berpendapat bahwa teknik padat-modal mendorong
mempertinggi keterampilan dan efisiensi serta membantu dalam latihan
manajemen dalam pelaksanaan tugas-tugas yang tidak lazim dan kadangkala
mungkin sedikit tidak sesuai. Karenanya dalam hal ini teknik padat-modal
mempunyai khasiat ganda yaitu mempertinggi efisiensi dan meningkatkan
koordinasi dalam organisasi usaha.
2.4 Teknologi Maju dan Transfer Teknologi
Terdapat tiga kategori teknologi menurut penggolongannya yang lazim digunakan
akhir-akhir ini di berbagai Negara, termasuk Negara-negara berkembang yaitu :
1. Teknologi yang bersifat maju (advanced technology) atau yang bersifat canggih
(sophisticated technology) yaitu suatu teknologi yang dipersiapkan untuk menghadapi
persoalan yang besar untuk suatu bangsa dalam perkembangan masa depan. Misalnya
: teknologi yang menyangkut sumber energi dan mineral, nuklir, dan beberapa aspek
pokok dalam bidang teknologi angkasa, laut dan darat
2. Teknologi yang bersifat adaptif (adaptive technology) yaitu suatu tekologi yang
bersumber pada penelitian dan pengembangan teknologi di Negara-negara maju yang
disesuaikan dengan pertimbangan keadaan masyarakat agar dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya
3. Teknologi yang bersifat protektif (protective technology) yaitu suatu tekologi yang
memiliki kemampuan melindungi atau bersifat protektif dalam menghadapi masalah
suatu bangsa

Dalam kenyataan sehari-hari terdapat persaingan diantara ketiga kategori teknologi itu,
khususnya mengenai alokasi anggaran baik dari pemerintah maupun dunia swasta yang
menyangkut penggunaan dana dan sumber daya manusia yang berupa tenaga ilmuan dan ahli
profesional.Mengenai transfer teknologi atau pengalihan teknologi dapat dikemukakan bahwa
banyak kalangan industri di Negara berkembang sendiri seakan-akan proses transfer teknologi
ini merupakan faedah yang melekat pada proyek-proyek besar dan kompleks yang
diselenggarakan perusahaan multinasional. Pengalihan teknologi Ini mempunya arti yag
relative terbatas yaitu yang semata-mata menyangkut penerapan teknik dalam proses produksi
dan konstruksi mengenai proyek-proyek yang sifatnya memang kompleks serta melibatkan
dana investasi yang cukup besar. Cara pemindahan teknologi dapat melalui berbagai saluran
yang paling penting adalah melalui pemerintah, badan internasional, perusahaan , perorangan
dan universitas.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembangunan secara umum pada hakekatnya adalah proses perubahan yang terus
menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu. Maka
konsep pembangunan di tanah air kita Indonesia, yang kita ikhtiarkan ialah “pembangunan
dengan pengembangan lingkungan”, bukan “pembangunan berhadapan dengan
pengembangan lingkungan”, bukan pula “pembangunan di sana, pengembangan
lingkungan disini”. Sebagai landasan konstitusionil, di dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) pada alinea ke-4.
Kemudian, berdasarkan ketentuan dasar tersebut maka dirumuskan, di dalam Pasal 33 ayat
(3) UUD NRI. Perubahan teknologi biasanya menghemat tenaga kerja dan/modal dalam
proporsi yang berlainan satu dengan lainnya. Dengan demikian menurut Lazimnya
perubahan Teknologi itu lebih “condong “kearah salah satu factor produksi dan lebih “jauh
“ dari faktor produksi lainnya. Namun demikian diantara keduanya ini ,yang lebih sering
kali dan kebanyakannya ditemukan adalah teknologi yang menghemat tenaga kerja atau
teknologi padat modal,dan ini terutama dihasilkan oleh Negara Negara maju karena pada
dasaranya mereka mengalami relative kekurangan tenaga kerja di bandingkan dengan
permodalan.sehingga dengan pemakaian teknologi yang demikian itu akan dapat
dihasilkan sejumblah produksi dengan biaya produksi yang relatif lebih rendah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Djojohadikusumo, Sumitro.. “Perkembangan Pemikiran Ekonomi dan Teori Ekonomi


Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan” . Jakarta : PT.Pustaka LP3ES Indonesia, Anggota
IKAPI. 1994

Kamaluddin, Rustian. “Pengantar Ekonomi Pembangunan”. Jakarta : Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi UI. 1999

https://newberkeley.wordpress.com/2010/07/02/landasan-pembangunan-berkelanjutan/

http://digilib.unila.ac.id/982/8/BAB%20II.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai