Disusun oleh :
Kelompok 14
Reguler Denpasar
Ekonomi Pembangunan
UNIVERSITAS UDAYANA
COVER.............................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1Mengetahui apa saja subjek dan objek pajak
1.3.2Mengetahui bagaimana mekanisme PPN
1.3.3Mengetahui bagaimana pajak penjualan atas barang mewah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Subjek dan Objek Pajak
2.2 Mekanisme PPN
2.3 Pajak Penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan Pajak Penjualan atas barang mewah
merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi barang atau jasa. Pajak PPN
dikenakan terhadap jalur distribusi dan jalur produksi. Sedangkan Pajak Penjualan
atas barang mewah merupakan pajak dikenakan atas konsumsi barang yang
tergolong mewah. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah merupakan satu kesatuan. Artinya, pajak penjualan atas barang mewah
tidak dapat berdiri sendiri, yakni pengenaan pajak penjualan atas barang mewah
selalu bersamaan pengenaannya dengan pajak pertambahan nilai. Namun pajak
pertambahan nilai pengenaannya dapat terpisah dari pajak penjualan atas barang
mewah.
Penerimaan pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan
atas barang mewah berkaitan dengan kondisi ekonomi yang berlaku, seperti
produksi nasional (PDB) dan pertumbuhannya, tingkat harga umum dan
perubahannya serta nilai tukar rupiah terhadap valuta asing. Faktor faktor tersebut
menentukan penerimaan PPN dan PPnBM melalui pengaruhnya pada nilai
transaksi penyerahan barang dan jasa yang merupakan objek PPN dan PPnBM.
PPN dikenakan atas transaksi penyerahan barang dan jasa kena pajak tarif
10%, sedangkan atas ekspor tarifnya 0%. Sementara itu, penyerahan barang yang
tergolong mewah merupakan objek PPnBM yang tarifnya diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 1994 tanggal 28 Desember 1994 sebagaimana telah
diubah dengan peraturan pemerintah Nomor 20 Tahun 1996 tanggal 19 Februari
1996. Peraturan pemerintah tersebut mengatur bahwa tarif PPnBM adalah 20%,
25%, dan 35% untuk objek kendaraan bermotor adalah 10%, 20% dan 35%.
Selanjutnya dalam rangka meningkatkan penerimaan PPN dan PPnBM
dalam tahun anggaran 1998/1999 telah dilaksanakan kebijaksanaan pengenaan
PPN dan PPnBM atas mobil nasional, pengenaan PPN dan PPnBM atas jasa
sertifikasi, pencabutan pemberian fasilitas impor atas barang modal dalam rangka
usaha penyediaan tenaga listrik swasta, pencabutan fasilitas PPN atas impor
kendaraan taksi, serta pengurangan jumlah barang kena pajak yang atas
penyerahannya diberikan fasilitas PPN ditanggung pemerintah.
Upaya peningkatan PPN dan PPnBM dilakukan upaya peningkatan
penyuluhan dan pelayanan kepada wajib pajak, konfirmasi faktor pajak, uji silang
antara data PPN dengan data PPh, pemeriksaan sederhana lapangan terhadap
pengusaha yang tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan menjadi
pengusaha kena pajak (PKP) serta PKP yang SPT masanya memenuhi kriteria
pemeriksaan sederhana lapangan. Kebijaksanaan tersebut didukung oleh
pelaksanaan pemeriksaan kantor, dengan meneliti SPT PPN dan dokumen
dokumen pendukungnya untuk mengetahui apakah wajib pajak yang
bersangkutan masih memiliki kewajiban PPN.
Dalam perkembangannya, penerimaan PPN dan PPnBM senantiasa
meningkat dari tahun ke tahun. Dalam empat tahun pertama pelaksanaan Repelita
VI, penerimaan PPN dan PPnBM mengalami pertumbuhan rata rata 14,0% per
tahun. Dalam tahun anggaran 1998/1999, penerimaan PPN dan PPnBM
direncanakan 18,1% lebih tinggi bila dibandingkan dengan perkiraan realisasi
tahun anggaran 1997/1998. Dalam tahun tersebut peran penerimaan PPN dan
PPnBM terhadap penerimaan perpajakan adalah 39,7%.
Menurut undang undang yang termasuk dalam barang mewah dan wajib
pajak PPnBM adalah barang yang tergolong dalam kategori berikut :
1. Harga Jual : nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta
penjual karena adanya barang kena pajak (BKP).
2. Biaya penggantian : nilai berupa uang termasuk semua biaya
penyerahan, ekspor jasa kena pajak (JKP) atau ekspor BKP tidak
berwujud dan tidak termasuk dalam PPN.
3. Nilai impor : nilai berupa uang yang diambil dari bea masuk, pungutan
lain yang sudah terkena pajak dan cukai impor BKP.
4. Nilai ekspor : nilai berupa uang termasuk semua biaya yang dipungut
oleh pihak eksportir.
5. Nilai lainnya : nilai berupa uang dengan jumlah yang ditetapkan
sebagai DPP sesuai keputusan menteri keuangan.
Contoh Soal :
Bapak Ahmad merupakan seorang pengusaha di bidang produksi film,
pada suatu saat beliau membeli sebuah mobil sport mewah dengan harga
Rp.900.000.000-, berdasarkan DPP mobil tersebut terkena tarif PPnBM
sebesar 40%. Lalu, berapakah nilai uang yang harus dibayarkan Bapak
Ahmad untuk membawa masuk mobilnya ke Indonesia ?
Jawab :
= Rp.54.000.000
Berarti total harga mobil yang harus dibayarkan Bapak Ahmad adalah :
DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/perhitungan-ppnbm