Anda di halaman 1dari 12

PAPER EKONOMI MONETER

SAP 8

KELOMPOK 3 :

1. NI PUTU ERWINA DANARESTI (1707512124)

2. PUTU KRISLIANI (1707512127)

3. ANGGUN KANDIA ANANDA (1707512132)

4. ANAK AGUNG DIAH PRADNYA DEWI (1707512136)

5. NI MADE AYU WIDYA NOVITASARI (1707512142)

PROGRAM NON REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebuah Negara tidak akan pernah lepas dari berbagai macam masalah yang
pastinya berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada Negara – Negara yang
memiliki jumlah penduduk tinggi seperti Indonesia. Masalah perekonomian sudah
tidak lazim lagi di Indonesia salah satunya adalah masalah ekonomi terkait inflasi.
Masalah tersebut mewujudkan beberapa efek buruk yang bersifat ekonomi, politik
dan sosial yang sangat membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah
tersebut agar tidak menghambat langkah Negara Indonesia untuk menjadi Negara
yang lebih maju.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga – harga
secara umum dan terus menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Selain itu
terdapat juga deflasi yang merupakan kebalikan dari inflasi. Deflasi merupakan
penurunan harga barang dan jasa secara umum. Hal ini dapat menyebabkan kelesuan
dalam dunia ekonomi.

1.2 Tujuan Penulisan Paper

a. Untuk mengetahui pengertian inflasi dan deflasi


b. Untuk mengetahui jenis – jenis dari inflasi
c. Untuk mengetahui sebab – sebab terjadinya inflasi dan deflasi
d. Untuk mengetahui kebijaksanaan mengatasi inflasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inflasi dan Deflasi

2.1.1 Pengertian Inflasi

Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga – harga


untuk naik secara umum dan terus – menerus. Kenaikan harga dari satu atau
dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas
pada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga barang – barang
lain. Kenaikan harga – harga karena, misalnya, musiman, menjelang hari –
hari besar, atau yang terjadi sekali saja tidak disebut inflasi dan tidak dianggap
sebagai masalah atau “penyakit” ekonomi dan tidak memerlukan
kebijaksanaan khusus untuk menanggulanginya. (dikutip dari Buku Ekonomi
Moneter Edisi 3 oleh Boediono)

2.1.2 Pengertian Deflasi

Deflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang menunjukan penurunan


harga penjualan pasar akibat kemerosotan ekonomi. Deflasi dapat dikatakan
suatu gejala ekonomi yang berbahaya, seperti halnya inflasi, karena terus
meningkatkan situasi labil terhadap faktor subjek ekonomi secara psikologi.
Pada deflasi, jumlah uang yang beredar dalam masyarakat terlalu sedikit,
sedangkan barang dan jasa tersedia secara berlimpah sehingga kenaikan
secara tajam nilai mata uang dan peningkatan peranan uang tidak dapat
dihindarkan. Dalam keadaan deflasi, para penjual merasa tidak aman untuk
menahan persediaan barangnya terlalu lama, karena khawatir tingkat bunga
akan terus menurun. Sebaliknya, pihak pembeli akan bersikap menunggu
dengan harapan harga akan lebih turun lagi. ( dikutip dari makalah.co.id)

3
2.2 Jenis – Jenis dari Inflasi

Ada berbagai cara untuk menggolongkan macam – macam inflasi, dan


penggolongkan yang akan dipilih tergantung pada tujuan kita.

a. Berdasarkan Tingkat Keparahan Inflasi


1. Inflasi ringan ( dibawah 10% setahun )
2. Inflasi sedang ( antara 10 – 30% setahun )
3. Inflasi berat ( antara 30 – 100% setahun )
4. Hipertensi ( diatas 100% setahun )

Penentuan tingkat keparahan inflasi tidak bisa hanya dari sudut laju inflasi saja,
tanpa mempertimbangkan siapa - siapa yang menanggung beban atau yang
memperoleh keuntungan dari inflasi tersebut.

b. Berdasarkan Penyebab Terjadinya Inflasi


1. Inflasi timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu
kuat. Inflasi semacam ini disebut demand inflation.
2. Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi. Ini disebut cost
inflation.

Perbedaan dari kedua proses inflasi ini terletak pada urutan dari kenaikan
harga. Dalam demand inflation kenaikan harga barang akhir ( output ) mendahului
kenaikan harga barang – barang input dan harga – harga faktor produksi ( upah dan
sebagainya ). Sebaliknya, dalam cost inflation kita melihat kenaikan harga barang –
barang input dan harga – harga faktor produksi mendahului kenaikan harga barang –
barang akhir ( output ).

Kedua macam inflasi ini jarang sekali dijumpai dalam praktek dalam bentuk
yang murni. Pada umumnya, inflasi yang terjadi adalah kombinasi dari kedua macam
inflasi tersebut, dan seringkali keduanya saling memperkuat satu sama lain.

4
c. Berdasarkan Asal dari Inflasi
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri ( domestic inflation )
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panenan
gagal dan sebagainya.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri ( imported inflation )
Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena
kenaikan harga – harga ( yaitu inflasi ) di luar negeri atau di Negara –
Negara langganan berdagang kita.

“ Penularan “ inflasi dari luar negeri ke dalam negeri bisa pula lewat kenaikan
harga barang – barang ekspor, dan saluran – salurannya hanya sedikit berbeda dengan
penularan lewat kenaikan harga barang – barang impor. Penularan inflasi dari luar
negeri ke dalam negeri ini jelas lebih mudah terjadi pada Negara-negara yang
perekonomiannya terbuka, yaitu sektor perdagangan luar negerinya penting. Namun
beberapa jauh penularan tersebut terjadi juga tergantung kepada kebijaksanaan
pemerintah yang diambil. Dengan kebijaksanaan – kebijaksanaan moneter dan
perpajakan tertentu pemerintah bisa menetralisir kecenderungan inflasi yang berasal
dari luar negeri tersebut. (dikutip dari Buku Ekonomi Moneter edisi 3 oleh Boediono)

2.3 Sebab – Sebab Terjadinya Infasi dan Deflasi


2.3.1 Sebab Terjadinya Inflasi
1. Inflasi Karena Permintaan (Demand Pull inflation)

Inflasi ini bisa terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat
terhadap suatu barang. Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari
suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa
yang tersedia di pasaran. Karena keinginan yang terlalu berlebihan itu, permintaan
menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan
harga menjadi naik.

5
2. Inflasi Karena Bertambahnya Uang yang Beredar (Quantity Theory Inflation)

Inflasi disebabkan karena bertambahnya uang yang beredar dikemukakan oleh


kaum klasik yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara jumlah uang yang
beredar dengan harga-harga. Apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang yang
beredar lebih besar dua kali lipat, maka harga barang pun menjadi lebih mahal dua
kali lipat.

3. Inflasi Karena Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation)

Inflasi ini disebabkan karena adanya dorongan kenaikan biaya produksi dalam
jangka waktu tertentu secara terus menerus. Secara umum inflasi kenaikan biaya
produksi ini disebabkan karena desakan biaya faktor produksi yang terus naik.

4. Inflasi Campuran (Mixed Inflation)

Inflasi campuran ini terjadi karena adanya kenaikan penawaran dan


permintaan. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan
permintaan. Ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, kemudian
mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara itu,
pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak ada.
Keadaan yang tidak seimbang ini akan menyebabkan harga barang dan jasa menjadi
naik. Inflasi jenis ini akan sangat sulit diatasi atau dikendalikan ketika kenaikan
supply akan suatu barang atau jasa lebih tinggi atau setidaknya setara dengan
permintaan.

5. Inflasi Karena Struktural Ekonomi yang Kaku (Structural Theory Inflation)

Menjelaskan penyebab inflasi dari segi struktural ekonomi yang kaku.


Produsen tidak bisa mencegah dengan cepat kenaikan permintaan yang diakibatkan
oleh pertumbuhan penduduk. Akhirnya permintaan sulit dipenuhi saat ada
pertumbuhan jumlah penduduk.

6
2.3.2 Sebab Terjadinya Deflasi
1. Menurunnya Jumlah Uang Yang Beredar Di Masyarakat

Sedikitnya jumlah uang yang beredar di masyarakat menjadi penyebab


pertama. Ini dapat terjadi karena banyak orang yang tergiur atas hasil yang besar atau
bunga yang tinggi di Bank. Mereka memanfaatkan peluang tersebut dengan cara
menabungkan uangnya ke dalam Bank.

2. Naiknya Jumlah Barang Di Pasar

Produsen yang terus melakukan produksi tidak mempunyai orientasi atau


perhitungan yang tepat, mereka menganggap jika jumlah permintaan masyarakat
meningkat maka barang yang diminta banyak, hal ini memang benar. Kita harus
memikirkan terlebih dulu apakah permintaan barang ini akan terus berjalan bahkan
meningkat. Banyak produsen salah disini, sehingga ketika permintaan masyarakat
akan barang turun mereka bingung karena masih banyak barang yang belum terjual,
secara otomatis harga barang akan turun karena jumlahnya yang banyak sedangkan
permintaan menurun.

3. Permintaan Barang Menurun

Seperti yang kita tahu, jika konsumen mempunyai sifat alami yang mudah
bosan, jadi ketika sudah bosan dan tidak tertarik, maka permintaan barang akan
menurun, selain itu konsumen lebih memilih uangnya di Bank dalam jangka panjang
atau untuk menyiapkan masa depan. Secara otomatis permintaan barang akan
mengalami penurunan yang besar.

7
2.4 Kebijaksanaan Mengatasi Inflasi
A. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah segala bentuk kebijakan yang diambil pemerintah


di bidang moneter (keuangan) yang tujuannya untuk menjaga kestabilan moneter agar
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan moneter meliputi.

1. Kebijakan Penetapan Persediaan Kas

Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang


beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan
persediaan uang kas pada bank-bank. Dengan mengurangi jumlah uang beredar,
inflasi dapat ditekan.

2. Kebijakan Diskonto

Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto


dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya adalah agar masyarakat
terdorong untuk menabung. Dengan demikian, diharapkan jumlah uang yang beredar
dapat berkurang sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.

3. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Melalui kebijakan ini, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara
(SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang terjual, jumlah uang
beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi.

8
B. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan


pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan
fiskal antara lain sebagai berikut :

1. Menghemat Pengeluaran Pemerintah

Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran,


sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat
menurunkan harga.

2. Menaikkan Tarif Pajak

Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif
pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi.
Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa,
sehingga harga dapat turun.

C. Kebijakan Lainnya

Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah menerapkan


kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Tetapi selain kebijakan moneter dan fiskal,
pemerintah masih mempunyai cara lain. Cara lain dalam mengendalikan inflasi
adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan Produksi & Menambah Jumlah Barang di Pasar

Untuk menambah jumlah barang, pemerintah dapat mengeluarkan perintah


untuk meningkatkan produksi. Hal itu dapat ditempuh dengan memberi premi atau
subsidi pada perusahaan yang dapat memenuhi target tertentu. Selain itu, untuk
menambah jumlah barang yang beredar, pemerintah juga dapat melonggarkan keran
impor. Misalnya, dengan menurunkan bea masuk barang impor.

9
2. Menetapkan Harga Maksimum untuk Beberapa Jenis Barang

Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga inflasi
dapat dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus realistis. Kalau penetapan itu tidak
realistis, dapat berakibat terjadi pasar gelap (black market).

10
BAB III

PENUTUP

Dari analisa dan pembahasan pada bab – bab sebelumnya dapat kita
simpulkan bahwa inflasi adalah kecenderungan dari harga – harga untuk naik secara
umum dan terus – menerus. Sedangkan deflasi adalah suatu gejala ekonomi yang
menunjukan penurunan harga penjualan pasar akibat kemerosotan ekonomi. Adapun
jenis-jenis inflasi yaitu berdasarkan tingkat keparahan inflasi, penyebab terjadinya
inflasi, dan asal dari inflasi. Sebab terjadinya inflasi karena beberapa faktor yaitu
inflasi karena permintaan (demand pull inflation), inflasi karena bertambahnya uang
yang beredar (quantity theory inflation), inflasi karena kenaikan biaya produksi (cost
push inflation), inflasi campuran (mixed inflation), dan inflasi karena struktural
ekonomi yang kaku (structural theory inflation). Sedangkan sebab terjadinya deflasi
yaitu menurunnya jumlah uang yang beredar di masyarakat, naiknya jumlah barang di
pasar, dan permintaan barang menurun. Dan kebijaksanaan yang digunakan untuk
mengatasi inflasi yaitu kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan lainnya.
Kebijakan moneter yang meliputi kebijakan penetapan persediaan kas, kebijakan
diskonto, dan kebijakan operasi pasar terbuka. Kebijakan fiskal yang meliputi
menghemat pengeluaran pemerintah dan menaikkan tarif pajak. Serta kebijakan
lainnya yang meliputi meningkatkan produksi & menambah jumlah barang di pasar
dan menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Boediono 2001, Edisi 3, Cetakan ke sebelas, seri sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi
No.5 Ekonomi Moneter, BPFE UGM.Yogyakarta

https://www.jurnal.id/id/blog

12

Anda mungkin juga menyukai