SAP 8
KELOMPOK 3 :
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah Negara tidak akan pernah lepas dari berbagai macam masalah yang
pastinya berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada Negara – Negara yang
memiliki jumlah penduduk tinggi seperti Indonesia. Masalah perekonomian sudah
tidak lazim lagi di Indonesia salah satunya adalah masalah ekonomi terkait inflasi.
Masalah tersebut mewujudkan beberapa efek buruk yang bersifat ekonomi, politik
dan sosial yang sangat membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah
tersebut agar tidak menghambat langkah Negara Indonesia untuk menjadi Negara
yang lebih maju.
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga – harga
secara umum dan terus menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Selain itu
terdapat juga deflasi yang merupakan kebalikan dari inflasi. Deflasi merupakan
penurunan harga barang dan jasa secara umum. Hal ini dapat menyebabkan kelesuan
dalam dunia ekonomi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Jenis – Jenis dari Inflasi
Penentuan tingkat keparahan inflasi tidak bisa hanya dari sudut laju inflasi saja,
tanpa mempertimbangkan siapa - siapa yang menanggung beban atau yang
memperoleh keuntungan dari inflasi tersebut.
Perbedaan dari kedua proses inflasi ini terletak pada urutan dari kenaikan
harga. Dalam demand inflation kenaikan harga barang akhir ( output ) mendahului
kenaikan harga barang – barang input dan harga – harga faktor produksi ( upah dan
sebagainya ). Sebaliknya, dalam cost inflation kita melihat kenaikan harga barang –
barang input dan harga – harga faktor produksi mendahului kenaikan harga barang –
barang akhir ( output ).
Kedua macam inflasi ini jarang sekali dijumpai dalam praktek dalam bentuk
yang murni. Pada umumnya, inflasi yang terjadi adalah kombinasi dari kedua macam
inflasi tersebut, dan seringkali keduanya saling memperkuat satu sama lain.
4
c. Berdasarkan Asal dari Inflasi
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri ( domestic inflation )
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panenan
gagal dan sebagainya.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri ( imported inflation )
Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena
kenaikan harga – harga ( yaitu inflasi ) di luar negeri atau di Negara –
Negara langganan berdagang kita.
“ Penularan “ inflasi dari luar negeri ke dalam negeri bisa pula lewat kenaikan
harga barang – barang ekspor, dan saluran – salurannya hanya sedikit berbeda dengan
penularan lewat kenaikan harga barang – barang impor. Penularan inflasi dari luar
negeri ke dalam negeri ini jelas lebih mudah terjadi pada Negara-negara yang
perekonomiannya terbuka, yaitu sektor perdagangan luar negerinya penting. Namun
beberapa jauh penularan tersebut terjadi juga tergantung kepada kebijaksanaan
pemerintah yang diambil. Dengan kebijaksanaan – kebijaksanaan moneter dan
perpajakan tertentu pemerintah bisa menetralisir kecenderungan inflasi yang berasal
dari luar negeri tersebut. (dikutip dari Buku Ekonomi Moneter edisi 3 oleh Boediono)
Inflasi ini bisa terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat
terhadap suatu barang. Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari
suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa
yang tersedia di pasaran. Karena keinginan yang terlalu berlebihan itu, permintaan
menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan
harga menjadi naik.
5
2. Inflasi Karena Bertambahnya Uang yang Beredar (Quantity Theory Inflation)
Inflasi ini disebabkan karena adanya dorongan kenaikan biaya produksi dalam
jangka waktu tertentu secara terus menerus. Secara umum inflasi kenaikan biaya
produksi ini disebabkan karena desakan biaya faktor produksi yang terus naik.
6
2.3.2 Sebab Terjadinya Deflasi
1. Menurunnya Jumlah Uang Yang Beredar Di Masyarakat
Seperti yang kita tahu, jika konsumen mempunyai sifat alami yang mudah
bosan, jadi ketika sudah bosan dan tidak tertarik, maka permintaan barang akan
menurun, selain itu konsumen lebih memilih uangnya di Bank dalam jangka panjang
atau untuk menyiapkan masa depan. Secara otomatis permintaan barang akan
mengalami penurunan yang besar.
7
2.4 Kebijaksanaan Mengatasi Inflasi
A. Kebijakan Moneter
2. Kebijakan Diskonto
Melalui kebijakan ini, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara
(SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang terjual, jumlah uang
beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi.
8
B. Kebijakan Fiskal
Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif
pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi.
Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa,
sehingga harga dapat turun.
C. Kebijakan Lainnya
9
2. Menetapkan Harga Maksimum untuk Beberapa Jenis Barang
Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga inflasi
dapat dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus realistis. Kalau penetapan itu tidak
realistis, dapat berakibat terjadi pasar gelap (black market).
10
BAB III
PENUTUP
Dari analisa dan pembahasan pada bab – bab sebelumnya dapat kita
simpulkan bahwa inflasi adalah kecenderungan dari harga – harga untuk naik secara
umum dan terus – menerus. Sedangkan deflasi adalah suatu gejala ekonomi yang
menunjukan penurunan harga penjualan pasar akibat kemerosotan ekonomi. Adapun
jenis-jenis inflasi yaitu berdasarkan tingkat keparahan inflasi, penyebab terjadinya
inflasi, dan asal dari inflasi. Sebab terjadinya inflasi karena beberapa faktor yaitu
inflasi karena permintaan (demand pull inflation), inflasi karena bertambahnya uang
yang beredar (quantity theory inflation), inflasi karena kenaikan biaya produksi (cost
push inflation), inflasi campuran (mixed inflation), dan inflasi karena struktural
ekonomi yang kaku (structural theory inflation). Sedangkan sebab terjadinya deflasi
yaitu menurunnya jumlah uang yang beredar di masyarakat, naiknya jumlah barang di
pasar, dan permintaan barang menurun. Dan kebijaksanaan yang digunakan untuk
mengatasi inflasi yaitu kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan lainnya.
Kebijakan moneter yang meliputi kebijakan penetapan persediaan kas, kebijakan
diskonto, dan kebijakan operasi pasar terbuka. Kebijakan fiskal yang meliputi
menghemat pengeluaran pemerintah dan menaikkan tarif pajak. Serta kebijakan
lainnya yang meliputi meningkatkan produksi & menambah jumlah barang di pasar
dan menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Boediono 2001, Edisi 3, Cetakan ke sebelas, seri sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi
No.5 Ekonomi Moneter, BPFE UGM.Yogyakarta
https://www.jurnal.id/id/blog
12