Study of The Natural Rubber Compound Making From Coal Briquette Ash
and Palm Shell Charcoal Fillers
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan bahan pengisi alternatif berupa arang
cangkang kelapa sawit dan abu sisa pembakaran briket batubara terhadap karakteristik vulkanisasi kompon
karet dan sifat fisik vulkanisat. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu 1) pembuatan blanket kering
sebagai bahan baku pembuatan kompon, 2) penyiapan bahan pengisi alternatif, dan 3) pembuatan kompon
karet. Penggunaan arang cangkang sawit dan abu briket batubara dicampurkan dengan bahan pengisi karbon
hitam masing-masing sebanyak 20 phr pada pembuatan kompon. Parameter yang diamati berupa mutu
teknis, karakteristik vulkanisasi dan sifat fisik vulkanisat. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahan
pengisi alternatif arang cangkang kelapa sawit (kompon B) mampu menghasilkan vulkanisat dengan sifat fisik
yang lebih baik dibandingkan abu briket batubara (Kompon A). Kompon B dengan kombinasi 20 phr arang
cangkang kelapa sawit dan 20 phr karbon hitam menghasilkan vulkanisat dengan tegangan putus sekitar 134
kg/cm2, perpanjangan putus 710%, bobot jenis 1,143 g/cm3 dan ketahanan kikis sebesar 429 mm3/kg.
Vulkanisat karet kompon A mempunyai nilai kekerasan (47 Shore A) dan ketahanan sobek (21,1 KN/m) yang
lebih besar serta waktu vulkanisasi optimum yang lebih cepat dari kompon arang cangkang kelapa sawit.
Abstract
The purpose of this research was to study the effect of alternative fillers use such as palm shell charcoal and
coal briquette ash to the vulcanization characteristics of rubber compound and physical properties of
vulcanized rubber. This research was carried out in three stages, namely 1) the manufacture of dry blanket as
raw rubber material for the solid compound, 2) preparation of alternative fillers, and 3) the making of rubber
compound. The use of palm shell charcoal and briquette coal ash was mixed with carbon black fillers each
around 20 phr in the compound making. Parameters observed such as technical quality, vulcanization
characteristics and physical properties of vulcanized. The research results generally showed the alternative
fillers palm shell charcoal (compound B) able to produce rubber vulcanized with better physical properties than
coal briquette ash (compound A). Compound B in combination with of 20 phr palm shell charcoal and 20 phr
carbon black produced vulcanized rubber with tensile strength approximately 134 kg/cm2, elongation at break
710%, specific gravity 1.134 g/cm3 and and tear resistance around 429 mm2/kg. Vulcanized rubber of
compound A has hardness values (47 Shore A) and tear resistance (21.1 KN/m) which was larger and the
optimum vulcanization time faster than palm shell charcoal.
1
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 26 No. 1 Tahun 2015 Hal. 1-9
Ukuran partikel karbon hitam sangat bakar batubara dan briket batubara.
bervariasi mulai yang berukuran 22 Sebagai negara penghasil dan pengguna
nanometer (nm) sampai dengan bahan bakar briket batubara yang cukup
berukuran 0,25 mikrometer (µm) besar, potensi limbah berupa abu dari
tergantung dari jenis dan kodenya. pembakaran briket batubara di Indonesia
Bahan pengisi karbon hitam yang sangat berlimpah baik abu dasar (bottom
diproduksi dari minyak mentah ini ash) maupun abu terbang (fly ash).
diperoleh dengan cara mengimpor dari Lestaniani et al (2010) menyatakan
luar negeri. Hal ini akan mengakibatkan bahwa pembakaran batubara di PLTU
adanya ketergantungan impor terutama dan cerobong asap pabrik industri
apabila ingin mengembangkan industri menghasilkan sisa pembakaran berupa
kompon karet menggunakan bahan abu dasar 25 % dan abu terbang 75%.
pengisi karbon hitam. Selain itu, minyak Abu terbang merupakan partikel abu
bumi merupakan sumber energi tak yang terbawa gas buang, sedangkan
terbarukan yang ketersediaannya abu dasar adalah abu yang tertinggal
cenderung menurun. Akibatnya harga dan dikeluarkan dari bawah tungku.
minyak bumi terus meningkat dari tahun Munir (2010) dan Handani (2003)
ke tahun. Peningkatan harga minyak ini sudah melakukan penelitian untuk
juga akan berdampak pada semakin memanfaatkan limbah dari pembakaran
mahalnya harga karbon hitam. batubara sebagai bahan pengisi karet
Oleh karena itu perlu upaya terus alam, tetapi masih sebatas abu terbang.
menerus mencari sumber alternatif untuk Abu dasar yang mencapai 25% dari total
mensubstitusi produk yang berbasis limbah yang dihasilkan cukup potensial
minyak bumi ini, termasuk karbon hitam. untuk dikembangkan sebagai bahan
Salah satunya dengan dengan pengisi kompon karet alam. Penggunaan
memanfaatkan, mengubah atau arang hasil pembuatan asap cair dan
memodifikasi secara fisika dan kimia abu dasar sebagai bahan pengisi
bahan-bahan yang tidak memiliki nilai memerlukan perlakuan (treatment)
ekonomis (Falaah et al, 2013). Industri khusus terlebih dahulu agar kedua
kompon dan barang jadi karet alam limbah ini memiliki sifat fisik yang
memerlukan bahan pengisi alternatif menyerupai karbon hitam terutama
potensial untuk mengurangi ukuran diameter partikel. Perlakuan
ketergantungan terhadap penggunaan sederhana yang dapat diaplikasikan
karbon hitama terutama yang berasal adalah penyaringan sehingga akan
dari limbah industri yang belum diperoleh bahan pengisi dengan
dimanfaatkan secara optimal. Manfaat diameter partikel mendekati karbon
menggunakan sumber yang berasal dari hitam.
limbah industri ini selain lebih murah, Tujuan penelitian ini adalah untuk
juga dapat membantu mengurangi mempelajari pengaruh penggunaan
dampak negatif terhadap lingkungan. bahan pengisi alternatif berupa arang
Limbah industri ini merupakan sumber cangkang kelapa sawit dan abu sisa
pencemaran bagi lingkungan apabila pembakaran briket batubara terhadap
tidak dikelola dengan benar. karakteristik vulkanisasi kompon karet
Industri pembuatan asap dengan dan sifat fisik vulkanisat.
bahan baku berupa cangkang kelapa
sawit menghasilkan limbah berupa arang
yang mencapai 4 ton per hari. Bahan BAHAN DAN METODE
baku dengan dengan jumlah sebesar ini
sangat potensial untuk dimanfaatkan dan Bahan dan Alat
digunakan sebagai bahan pengisi Bahan yang digunakan pada
alternatif pada pembuatan kompon karet penelitian ini adalah lum mangkok yang
alam. Selain limbah arang cangkang diolah menjadi blanket, karbon hitam
kelapa sawit, limbah industri lainnya (N330), arang cangkang kelapa sawit
yang juga cukup potensial dimanfaatkan dari PT. Deorub Global Industry, abu
adalah abu sisa pembakaran bahan briket batubara, asam stearat, parafin
2
Afrizal Vachlepi KAJIAN PEMBUATAN KOMPON KARET ALAM DARI BAHAN PENGISI ABU BRIKET BATUBARA
Didin Suwardin DAN ARANG CANGKANG SAWIT
Peralatan
Peralatan yang digunakan berupa
timbangan analitik, timbangan duduk,
gilingan terbuka (open mill), saringan
ukuran ASTM No.300 mesh dan ASTM
No.400 mesh, oven, kuas, mesin giling
Brabender, mesin creper, dan
Rheometer.
Metode
Kegiatan penelitian ini dilakukan
dalam beberapa tahap, yaitu 1)
pembuatan blanket kering sebagai
bahan baku pembuatan kompon, 2)
penyiapan bahan pengisi alternatif, dan Gambar 1. Diagram alir pembuatan blanket
3) pembuatan kompon karet. Parameter kering
yang diamati meliputi mutu teknis karet
alam (Po, indeks ketahanan Tahap 2. Penyiapan bahan pengisi
plastisitas/PRI, dan viskositas Mooney), alternatif
karakteristik vulkanisasi (S’maksimum, Bahan pengisi alternatif untuk
S’minimum, S’maks-S’min dan waktu substitusi karbon hitam yang digunakan
pemasakan optimum) dan sifat fisik pada penelitian ini terdiri dari dua jenis
vulkanisat terdiri atas kekerasan, yaitu arang cangkang kelapa sawit dan
tagangan putus, perpanjangan putus, abu briket batubara. Untuk arang
bobot jenis, ketahanan abrasi, uji cangkang kelapa sawit terlebih dahulu
pampatan, dan ketahan sobek. Data digiling menggunakan mesin penggiling
yang dihasilkan dari hasil pengujian merek Brabender sampai menjadi halus.
dianalisa secara deskriptif. Sedangkan
untuk mutu teknis karet akan
dibandingkan dengan SNI No.1903-2011
tentang Standard Indonesian Rubber
(SIR) untuk jenis mutu SIR 20.
3
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 26 No. 1 Tahun 2015 Hal. 1-9
4
Afrizal Vachlepi KAJIAN PEMBUATAN KOMPON KARET ALAM DARI BAHAN PENGISI ABU BRIKET BATUBARA
Didin Suwardin DAN ARANG CANGKANG SAWIT
Kg-cm
Tabel 2. Mutu teknis sampel karet mentah 0,5
untuk pembuatan kompon.
0
Karet SNI SIR Modulus Modulus Modulus
Parameter Satuan torsi (S’) torsi (S’) torsi S’maks
mentah 20*)
maksimum minimum – S’min
Plastisitas
awal (Po), - 43 30 Karakteristik Vulkanisasi Kompon
min Kompon A Kompon B
Plasticity
retention
% 86 40 Gambar 4. Karakteristik vulkanisasi masing-
index
(PRI), min masing kompon.
Viskositas
- 88 -
Mooney Sedangkan waktu matang optimum
*) Sumber : Badan Standarisasi Nasional (2011) (t90) menunjukkan waktu yang diperlukan
untuk mencapai tingkat kematangan
Karakteristik vulkanisasi kompon karet 90%, semakin cepat semakin baik
Proses vulkanisasi kompon karet selama waktu pravulkanisasi cukup
merupakan suatu reaksi kimiawi yang proporsional (Alam dan Honggokusumo,
bersifat tidak dapat balik (irreversible) 1998).
melalui pembentukan ikatan silang oleh
bahan pemvulkanisasi pada rantai Tabel 3. Waktu pemasakan optimum
molekul karet. Hasil pengujian Karakteristik Kompon Kompon
karakteristik vulkanisasi memberikan Satuan
vulkanisasi A B
informasi tentang derajat/tingkat Waktu
vulkanisasi kompon karet (Cifriadi, 2013). menit :
pemasakan 22:41 23:09
detik
Hasil analisa karakteristik vulkanisasi optimum (t90)
kompon karet dari kedua kompon
disajikan pada Gambar 4 dan waktu Waktu pemasakan optimum yang
pemasakan optimum ditampilkan pada paling cepat adalah kompon A selama
Tabel 3. Secara umum, nilai parameter 22 menit 41 detik. Dengan demikian
karakteristik vulkanisasi kompon B yang berarti waktu vulkanisasi sampai kompon
menggunakan bahan pengisi berupa menjadi masak optimum kompon A lebih
arang cangkang kelapa sawit dan karbon cepat dibandingkan kompon B yang
lebih tinggi dibandingkan kompon A (abu memerlukan waktu sekitar 23 menit 9
briket batubara dan karbon hitam) detik. Waktu vulkanisasi yang lebih cepat
(Gambar 4). ini sangat diperlukan untuk proses
Modulus torsi kompon B yang produksi yang banyak (massal)
menggunakan bahan pengisi arang kaitannya dengan efisiensi waktu dan
cangkang kelapa sawit dan karbon hitam penggunaan energi. Kompon A dengan
secara umum lebih besar dibandingkan bahan pengisi berupa abu briket
kompon A dengan bahan pengisi abu batubara mempunyai waktu masak yang
briket batubara dan karbon hitam. Nilai cepat sehingga lebih efisien apabila akan
modulus torsi kompon A dan kompon B diproduksi secara masal.
berturut-turut 1,31 kg-cm dan 1,42 kg-
cm. Modulus torsi memberikan informasi
tingkat kerapatan ikatan silang yang
terbentuk selama proses vulkanisasi
berlangsung.
5
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 26 No. 1 Tahun 2015 Hal. 1-9
6
Afrizal Vachlepi KAJIAN PEMBUATAN KOMPON KARET ALAM DARI BAHAN PENGISI ABU BRIKET BATUBARA
Didin Suwardin DAN ARANG CANGKANG SAWIT
mengindikasikan bahwa kompon karet kekuatan pada pada vulkanisat karet (Li
dengan bahan pengisi arang cangkang et al, 2008) dan sifat mekanis yang lebih
kelapa sawit lebih elastis lebih baik (Rattanasom et al, 2009).
dibandingkan abu batubara. Elastisitas Ketahanan sobek adalah besarnya
yang lebih baik ini menunjukkan bahwa tenaga yang dibutuhkan untuk menarik
kompon karet tersebut mempunyai vulkanisat karet alam sampai putus
ikatan silang yang lebih banyak. Nuyah (Basseri, 2008). Dengan demikian berarti
(2011) menyatakan bahwa perpanjangan semakin besar nilai ketahanan sobek
putus adalah pertambahan panjang maka semakin besar tenaga yang
suatu potongan uji bila diregangkan dibutuhkan untuk menarik karet alam
dengan persentase dari panjang hingga putus. Hal ini mengindikasikan
potongan uji sebelum diregangkan. bahwa kompon yang menggunakan
Perpanjangan putus merupakan salah bahan pengisi arang cangkang kelapa
satu sifat fisika barang jadi karet, untuk sawit memiliki ketahanan yang lebih baik
mengetahui sifat elastisitas dari produk dibandingkan abu briket batubara.
karet.
Bobot jenis atau densitas vulkanisat Tabel 5. Persyaratan mutu sol sepatu dari
karet kompon B (1,143 gr/cm3) lebih karet.
tinggi dibandingkan kompon A (1,076 Jenis uji Satuan Syarat Sumber
gr/cm3). Nilai bobot jenis yang besar min. BSN
Tegangan putus kg/cm2
menunjukkan vulkanisat kompon B 150 (1987)
memiliki tekstur yang lebih padat Perpanjangan min. BSN
-
dibandingkan kompon A. Tetapi untuk putus 200% (1987)
produk tertentu yang memerlukan bobot shore 70 – BSN
Kekerasan
yang ringan, bahan pengisi alternatif A 75 (1987)
Perpanjangan maks. BSN
yang berasal dari abu briket batubara -
tetap 10% (1987)
lebih tepat digunakan. Ketahanan BSN
Hasil uji ketahanan abrasi diperoleh N/mm min. 5
sobek (2009)
informasi bahwa vulkanisat kompon B maks. BSN
dengan bahan pengisi arang cangkang Bobot jenis gr/cm3
1,300 (2009)
kelapa sawit lebih tahan terhadap abrasi maks. BSN
Ketahanan kikis mm3
dibandingkan kompon. Hal ini dapat 250 (2009)
dilihat dari nilai ketahanan kikis kompon Sumber : BSN (1987 dan 2009)
B sebesar 429,0 mm3/kg lebih rendah
dari kompon A yang sebesar 485,1 Berdasarkan Tabel 4 diketahui
mm3/kg. Data ini memberikan gambaran bahwa perpanjangan putus, ketahanan
bahwa kombinasi bahan pengisi arang sobek dan bobot jenis kedua kompon
cangkang kelapa sawit dengan karbon memenuhi persyaratan mutu SNI
hitam dapat menjadi pilihan untuk No.0111-2009 (Tabel 5) untuk diolah
memproduksi barang jadi karet yang menjadi sol sepatu karet. Tetapi untuk
tahan abrasi seperti sol sepatu. kekerasan, tegangan putus, dan
Sama seperti ketahanan abrasi, nilai ketahanan kikis kedua kompon masih
ketahanan sobek kompon B juga lebih belum memenuhi standar mutu yang
rendah dibandingkan kompon A. Nilai dipersyaratkan. Untuk memenuhi
ketahanan sobek kompon A dan dan persyaratan mutu yang belum sesuai
kompon B berturut-turut 21,1 kN/m dan dapat dilakukan dengan merekayasa
18,6 kN/m. Tingginya ketahanan sobek komposisi dan formulasi masing-masing
kompon A yang menggunakan bahan bahan kimia dalam pembuatan kompon
pengisi abu briket batubara dan karbon karet.
ini diduga terjadi karena kandungan Demikian juga untuk memproduksi
siilika yang terkandung dalam abu briket barang jadi karet tertentu yang
batubara. Bahan pengisi karbon hitam memerlukan persyaratan mutu tersendiri.
dan silika termasuk dalam bahan pengisi Cifriadi dan Falaah (2013) menyatakan
bersifat penguat dan akan memberikan bahwa dalam pembuatan barang jadi
7
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 26 No. 1 Tahun 2015 Hal. 1-9
8
Afrizal Vachlepi KAJIAN PEMBUATAN KOMPON KARET ALAM DARI BAHAN PENGISI ABU BRIKET BATUBARA
Didin Suwardin DAN ARANG CANGKANG SAWIT