Anda di halaman 1dari 2

concrete steel atau rebar dalam bahasa Inggris ini menambah daya lentur pada beton, sehingga tahan

terhadap beban
statis maupun beban dinamis. Tanpa besi beton, maka beton bangunan akan lebih mudah retak saat akibat
guncangan-guncangan kecil saat kendaraan melintasinya atau lebih mudah patah saat terjadi gempa bumi.
Keunggulan menggunakan Besi Beton:

1. Membantu memberikan pondasi terhadap suatu bangunan agar semakin kuat dan tegak sesuai konstruksi.

2. Dapat bertahan dalam temperatur tinggi, sehingga cocok untuk bangunan bertingkat (high rised building).

3. Setelah menjadi bangunan, biaya perawatannya cukup rendah, sehingga efisiensi yang didapat cukup tinggi.

4. Memiliki kekuatan struktur yang tinggi, sehingga setelah selesai dibangun, sangat sulit untuk dihancurkan
kembali.

Hingga saat ditulis, Besi beton atau Besi Tulang Beton (BTB) terdiri dari dua jenis:

1. Besi Beton Polos (plain rebar). Besi beton ini memilliki permukaan yang mulus dan licin. Penampangnyapun
berbentuk bundar mulus. Besi beton kurang memiliki daya ikat dengan coran beton. Besi beton polos lebih
mudah ditemukan dan dijual secara eceran. Besi beton polos bersifat lentur dan mudah dibengkokkan serta
memiliki ketahanan tekan minimal 240 Mpa. Harganya lebih murah dibandingkan besi beton ulir. Besi beton
polos biasanya digunakan untuk membungkus dan mengikat beberapa batang besi beton ulir dalam satu
konstruksi beton.

2. Besi Beton Ulir (deformed rebar). Besi beton ulir memiliki tonjolan-tonjolan seperti sirip pada sepanjang
permukaannya, sehingga memiliki daya ikat tinggi dengan coran beton. Bentuk sirip-sirip ini berbeda untuk
setiap produsennya. Besi beton ini hanya dijual dalam volume besar oleh distributor kepada kontraktor. Besi
beton ulir kurang lentur dan sulit dibengkokkan sehingga sulit pemasangannya. Daya tahan tekan minimal besi
beton ulir adalah 400 Mpa.

Biasanya besi beton memiliki panjang standar 12 meter. Diameter besi beton yang umum digunakan adalah 8 mm
dan 10 mm. Namun yang terjadi di lapangan, besi beton yang ada memiliki penampang yang sedikit lebih kecil dari
yang tertera pada tulisan marking pada permukaan besi beton. Jika masih dalam batas toleransi 0,1 mm, maka besi
beton tersebut masih masuk ke dalam standar SNI.
Jumlah penggunaan dan ukuran diameter besi beton adalah berbanding lurus dengan dimensi coran beton. Hal ini
distandarisasi dalam SNI 2052:2014 tentang Baja Tulangan Beton yang dipakai pada konstruksi beton. Semakin
besar dimensi konstruksi beton, makin besar pula diameter dan jumlah besi beton yang dipergunakan.
Sayangnya hal ini tidak ditaati oleh para kontraktor. Besi beton yang tidak sesuai standar kerap kali digunakan
dalam rangka menghemat, menekan biaya demi keuntungan yang lebih besar. Ukuran besi beton yang tidak sesuai
standar ini dikenal dengan sebutan besi banci. Besi banci memiliki ukuran yang lebih kecil dari standar mutu SNI
yang ditetapkan.
Mungkin pada awal bangunan tersebut selesai dibangun, tidak kelihatan terjadi apa-apa. Tetapi setelah berjalan
beberapa lama atau mendapatkan beban yang besar, barulah kelihatan retakan dan kerusakan pada struktur
konstruksi beton. Hal ini dapat membahayakan penghuni atau pengguna bangunan tersebut, karena runtuhnya
bangunan (bencana konstruksi) dapat terjadi setiap saat.

Anda mungkin juga menyukai