Anda di halaman 1dari 16

FLORA DI RONGGA MULUT

1. GRAM POSITIF COCCUS

A. Genus Streptococcus

Gram positif cocci dalam rantai, non-motil, biasanya permukaan fibril, kadang-
kadang berkapsul, anaerob fakultatif, hemolisis variabel tetapi α-hemolisis yang
paling umum, media selektif: mitis salivarius agar (MSA)

1. Kelompok Mutans

Spesies Utama : Streptococcus mutans serotypes c, e, f; S. sobrinus serotypes d, g;


S. cricetus serotype a; S. rattus serotype b; S. ferrus; S. macacae; S. downei
serotype h.

Karakteristik kultur : tinggi, cembung, koloni buram, menghasilkan berlimpah


polisakarida ekstraseluler dalam media yang mengandung sukrosa, selektif media
MSA + bacitracin agar.

Situs intraoral utama dan infeksi: permukaan gigi, karies gigi.

2. Kelompok Salivarius

Spesies Utama : S. salivarius; S. Vestibularis

Karakteristik kultur: Besar, koloni berlendir pada MSA karena produksi fructans
ekstraseluler (polimer fruktosa dengan struktur levan). S. vestibularis tidak
menghasilkan polisakarida ekstraseluler dari sukrosa, mereka menghasilkan
urease dan hidrogen peroksida, yang menurunkan pH dan berkontribusi terhadap
sistem saliva peroksidase masing-masing.

Situs intraoral utama dan infeksi: dorsum lidah dan air liur; S. vestibularis
terutama berada di mukosa vestibular (maka nama), bukan bakteri pathogen
utama.

3. Kelompok Anginosus

Spesies Utama : S.constellatus; S. intermedius; S. Anginosus

Karakteristik kultur: karbon dioksida-dependent, bentuk kecil, koloni tidak patuh


pada MSA

Situs intraoral utama dan infeksi: celah gingiva, infeksi dentoalveolar dan
endodontik.

1
4. Kelompok Mitis

Spesies Utama : Streptococcus mitis, S. sanguitis, S. gordonii. S. oralis, S. crista.

Karakteristik kultur: karbon dioksida-dependent, bentuk kecil, tidak patuh


(S.oralis dan S. mitis) koloni di MSA.

Situs intraoral utama dan infeksi: biofilm plak terutama gigi, lidah dan pipi; karies
gigi, endokarditis infektif (kecuali S. mitis)

5. Streptococcus Anaerob

Spesies Utama : Peptostreptococcus anaerobius, Micromonas micros(Previosly P.


micros); Finegoldia magnus (previously P. magnus) andPeptoniphilus
asaccharolyticus (Previosly P. asaccharolyticus); group acronym GPAC – Gram-
positive anaerobic cocci.

Karakteristik kultur: anaerob ketat, tumbuh lambat, biasanya non-hemolitik.

Situs intraoral utama dan infeksi: gigi, terutama karies dentin, dan abses
periodontal dentoalveolar dalam budaya campuran.

6. Kelompok Stomatococcus

Spesies Utama : stomatococcus (Formerly micrococcus)mucilagenosus.

Karakteristik kultur: koagulase-negatif, membentuk koloni besar patuh terhadap


permukaan agar darah, anaerob fakultatif.

Situs intraoral utama dan infeksi: lidah terutama, celah gingiva, bukan patogen
oportunis utama.

7. Staphylococcus

Staphylococcus adalah gram-positif coccus, tetapi tidak seperti rantai


streptococcus, mereka diatur dalam kelompok yang berkarakteristik seperti
anggur. Staphylococcus genus berisi lebih dari 15 spesies differents, yang berikut
ini sangat penting dalam medis: S. aurens, S. epidermidis, S. saprophyticus.

staphylococcus menyebabkan infeksi umum dan tidak umum, seperti abses dari
banyak organ, endokarditis, gastroenteritis (keracunan makanan) dan toxic shock
syndrome. mereka tidak jarang diisolasi dari rongga mulut. Proporsi yang lebih

2
tinggi dari S. aureus ditemukan dalam air liur subyek sehat yang lebih tua dari 70
tahun

Antibiotik dalam rongga mulut

Antibiotik β-laktam adalah antibiotik yang paling awal ditemukan dan


dikembangkan. Yang termasuk antibiotik β-laktam, antara lain: penisilin,
sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor enzim β-laktamase. Senyawa
yang berbeda-beda ini sama-sama memiliki cincin β-laktam. Spektrum kerja
antibiotik β-laktam yang mencakup mikroba Gram negatif dan Gram positif,
bervariasi bergantung pada masing-masing senyawa. Ada antibiotik β-laktam yang
berspektrum luas terhadap mikroba Gram positif dan Gram negatif, ada pula yang
hanya bekerja terhadap Gram negatif atau Gram positif saja dan beberapa hanya
baik digunakan untuk mikroba tertentu.

Karakteristik Dasar

Golongan β-laktam termasuk obat-obat bakterisidal (membunuh


mikroorganisme). Golongan ini menghambat pembentukan dinding sel bakteri
dengan mengganggu sintesis peptidoglikan. Enzim-enzim pada bakteri yang
dipengaruhi oleh β-laktam disebut penicillin-binding proteins (PBPs). Terdapat
bermacam-macam PBPs yang dibedakan menurut fungsi, kuantitas dan afinitas
terhadap β-laktam.

Pada prinsipnya, sebagian besar efek β-laktam melawan perkembangan


bakteri yang membangun dinding sel mereka secara intensif. Di sisi lain, β-laktam
tidak begitu efektif melawan mikroba yang dinding selnya tidak memiliki
peptidoglikan (Chlamydia, mycoplasmata, rickettsiae, mycobacteria).

Farmakodinamik

Golongan β-laktam termasuk dalam kelompok antibiotik time-dependent


(bergantung pada waktu), dimana antibiotik ini membunuh lebih baik saat
konsentrasi konstan berada di atas konsentrasi hambat minimum (KHM). Laju
dan tingkat penghambatan relatif konstan saat konsentrasinya sekitar empat kali

3
KHM dari mikroorganisme, sehingga tujuan terapi adalah untuk mempertahankan
keadaan ini selama mungkin pada tempat infeksi saat interval dosis. Puncak
konsentrasi pada obat-obat golongan β-laktam tidak terlalu penting. Pada infeksi
sedang, konsentrasi yang cukup untuk mengobati infeksi yaitu bila melampaui
40–50 % KHM pada interval pemberian. Durasi optimum dimana konsentrasi
antibiotik tetap berada di atas KHM belum diketahui.

Maka dari itu, penggunaan antibiotik β-laktam dengan dosis normal atau
lebih tinggi tetapi belum bertahan dalam waktu yang cukup lama, tidak akan
menghasilkan efek terapi yang diinginkan. Pada umumnya dosis obat berbanding
lurus dengan konsentrasi obat dalam plasma, dan konsentrasi dalam plasma
berbanding lurus juga dengan efek yang dihasilkan. Sedangkan untuk obat
golongan β-laktam hal ini tidak berlaku, karena walaupun dosis obat berbanding
lurus dengan konsentrasi obat dalam plasma, tetapi efek yang dihasilkan obat
golongan β-laktam tidak berbanding lurus dengan konsentasi di dalam plasma.
Hal ini dikarenakan obat-obat golongan β-laktam baru akan menghasilkan efek
yang diinginkan ketika kita menggunakan obat tersebut dengan dosis normal
(tertentu) dengan waktu (durasi) penggunaan yang cukup lama (tertentu).

Farmakokinetik

Sebagian besar golongan β-laktam tidak tahan terhadap asam dan terurai
oleh asam lambung. Absorbsi β-laktam pada saluran pencernaan terbatas.
Sebagian besar sediaan β-laktam adalah sediaan parenteral. Esterifikasi dari obat
asli terkadang diperlukan untuk memfasilitasi absorbsi. β-laktam yang
teresterifikasi sebaiknya diberikan bersama makanan.

Golongan β-laktam sebagian besar tersebar di ekstraselular. Penetrasi β-


laktam pada membran biologis dan penetrasi intraselulernya terbatas, terkadang
hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian dosis yang lebih tinggi.

Sebagian besar golongan β-laktam dieksresikan lewat ginjal, kecuali


oxacillin, cefoperazon, ceftriaxon.

4
Waktu paruh golongan β-laktam lebih singkat yaitu berkisar antara 2–2,5
jam. Ceftriaxon memiliki waktu paruh yang lebih panjang yaitu sekitar 8 jam
dalam sekali pemberian.

KLASIFIKASI ANTIBIOTIKA

Klasifikasi antibiotika dan kemoterapetika yang sering dianjurkan dan


digunakan adalah berdasarkan bagaimana kerja antibiotika tersebut terhadap
kuman, yakni antibiotika yang bersifat primer bakteriostatik dan antibiotika yang
bersifat primer bakterisid. Yang termasuk bakteriostatik di sini
misalnya sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim,
linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain-lain. Obat-obat
bakteriostatik bekerja dengan mencegah pertumbuhan kuman, tidak
membunuhnya, sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan
tubuh. Sedangkan antibiotika yang bakterisid, yang secara aktif membasmi kuman
meliputi misalnya penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar),
kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain.
Pembagian lain juga sering dikemukakan berdasarkan makanisme atau tempat
kerja antibiotika tersebut pada
kuman, yakni :
1. Antibiotika yang bekerja menghambat sintesis dinding sel kuman,
termasuk di sini adalah basitrasin, sefalosporin, sikloserin, penisilin,
ristosetin dan lain-lain.
2. Antibiotika yang merubah permeabilitas membran sel atau mekanisme
transport aktif sel. Yang termasuk di sini adalah amfoterisin, kolistin,
imidazol, nistatin dan polimiksin.

3. Antibiotika yang bekerja dengan menghambat sintesis protein, yakni


kloramfenikol, eritromisin (makrolida), linkomisin, tetrasiklin dan
aminogliosida.

4. Antibiotika yang bekerja melalui penghambatan sintesis asam nukleat,


yakni asam nalidiksat, novobiosin, pirimetamin, rifampisin, sulfanomida
dan trimetoprim.

5
Secara garis besar, jenis-jenis antibiotika dan kemoterapetika yang ada paling
tidak akan mencakup jenis-jenis berikut ini :

Golongan penisilin.

Golongan penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan mengganggu


sintesis dinding sel. Antibiotika pinisilin mempunyai ciri khas secara kimiawi
adanya nukleus asam amino-penisilinat, yang terdiri dari cincin tiazolidin dan
cincin betalaktam. Spektrum kuman terutama untuk kuman koki Gram positif.
Beberapa golongan penisilin ini juga aktif terhadap kuman Gram negatif.
Golongan penisilin masih dapat terbagi menjadi beberapa kelompok, yakni:

 Penisilin yang rusak oleh enzim penisilinase, tetapi spektrum anti kuman
terhadap Gram positif paling kuat. Termasuk di sini adalah Penisilin G
(benzil penisilin) dan derivatnya yakni penisilin prokain dan
penisilin benzatin, dan penisilin V (fenoksimetil penisilin). Penisilin G dan
penisilin prokain rusak oleh asam lambung sehingga tidak bisa diberikan
secara oral, sedangkan penisilin V dapat diberikan secara oral.
Spektrum antimikroba di mana penisilin golongan ini masih merupakan
pilihan utama meliputi infeksi-infeksi streptokokus beta hemolitikus grup
A, pneumokokus, meningokokus, gonokokus, Streptococcus viridans,
Staphyloccocus, pyoneges (yang tidak memproduksi penisilinase),
Bacillus anthracis, Clostridia, Corynebacterium diphteriae, Treponema
pallidum, Leptospirae dan Actinomycetes sp.
 Penisilin yang tidak rusak oleh enzime penisilinase, termasuk di sini
adalah kloksasilin, flukloksasilin, dikloksasilin, oksasilin, nafsilin dan
metisilin, sehingga hanya digunakan untuk kuman-kuman yang
memproduksi enzim penisilinase.

 Penisilin dengan spektrum luas terhadap kuman Gram positif dan Gram
negatif, tetapi rusak oleh enzim penisilinase. Termasuk di sini adalah
ampisilin dan amoksisilin. Kombinasi obat ini dengan bahan-
bahan penghambat enzim penisiline, seperti asam klavulanat atau

6
sulbaktam, dapat memperluas spektrum terhadap kuman-kuman penghasil
enzim penisilinase.

 Penisilin antipseudomonas (antipseudomonal penisilin). Penisilin ini


termasuk karbenisilin, tikarsilin, meklosilin dan piperasilin diindikasikan
khusus untuk kuman-kuman Pseudomonas aeruginosa.

Golongan sefalosporin.

Golongan ini hampir sama dengan penisilin oleh karena mempunyai cincin
beta laktam. Secara umum aktif terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif,
tetapi spektrum anti kuman dari masing-masing antibiotika sangat beragam,
terbagi menjadi 3 kelompok, yakni:

1. Generasi pertama yang paling aktif terhadap kuman Gram positif secara in
vitro. Termasuk di sini misalnya sefalotin, sefaleksin, sefazolin, sefradin.
Generasi pertama kurang aktif terhadap kuman Gram negatif.
2. Generasi kedua agak kurang aktif terhadap kuman Gram positif tetapi
lebih aktif terhadap kuman Gram negatif, termasuk di sini misalnya
sefamandol dan sefaklor.

3. Generasi ketiga lebih aktif lagi terhadap kuman Gram negatif, termasuk
Enterobacteriaceae dan kadang-kadang peudomonas. Termasuk di sini
adalah sefoksitin (termasuk suatu antibiotika sefamisin), sefotaksim
dan moksalatam.

Golongan amfenikol

Golongan ini mencakup senyawa induk kloramfenikol maupun derivat-


derivatnya yakni kloramfenikol palmitat, natrium suksinat dan tiamfenikol.
Antibiotika ini aktif terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif
maupun ricketsia, klamidia, spirokaeta dan mikoplasma. Karena toksisitasnya
terhadap sumsum tulang, terutama anemia aplastika, maka kloramfenikol hanya
dipakai untuk infeksi S. typhi dan H. influenzae.

7
Golongan tetrasiklin

Merupakan antibiotika spektrum luas bersifat bakteriostatik untuk kuman


Gram positif dan Gram negatif, tetapi indikasi pemakaiannya sudah sangat
terbatas oleh karena masalah resistensi, namun demikian antibiotika ini
masih merupakan pilihan utama untuk infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
klamidia, riketsia, dan mikoplasma. Mungkin juga efektif terhadap N.
meningitidis, N. gonorhoeae dan H. influenzae., termasuk di sini adalah
tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin, metasiklin dan
demeklosiklin.

Golongan aminoglikosida

Golongan antibiotika yang bersifat bakterisid dan terutama aktif untuk


kuman Gram negatif. Beberapa mungkin aktif terhadap Gram positif.
Streptomisin dan kanamisin juga aktif terhadap kuman TBC. Termasuk di
sini adalah amikasin, gentamisin, kanamisin, streptomisin, neomisin, metilmisin
dan tobramisin, antibiotika ini punya sifat khas toksisitas berupa nefrotoksik,
ototoksik dan neurotoksik.

Golongan makrolida

Golongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum


antikuman, sehingga merupakan alternatif untuk pasien-pasien yang alergi
penisilin. Bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Aktif secara
invitro terhadap kuman-kuman Gram positif, Gram negatif, mikoplasma,
klamidia, riketsia dan aktinomisetes. Selain sebagai alternatif penisilin,
eritromisin juga merupakan pilihan utama untuk infeksi pneumonia atipik
(disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae) dan penyakit Legionnaires
(disebabkan Legionella pneumophilla) termasuk dalam golongan makrolida selain
eritromisin juga roksitromisin, spiramisin, josamisin, rosaramisin, oleandomisin
dan trioleandomisin.

8
Golongan linkosamid.

Termasuk di sini adalah linkomisin dan klindamisin, aktif terhadap kuman


Gram positif termasuk stafilokokus yang resisten terhadap penisilin. Juga aktif
terhadap kuman anaerob, misalnya bakteroides. Sering dipakai sebagai alternatif
penisilin antistafilokokus pada infeksi tulang dan sendi serta infeksi-infeksi
abdominal. Sayangnya, pemakaiannya sering diikuti dengan superinfeksi C.
difficile, dalam bentuk kolitis pseudomembranosa yang fatal.

Golongan polipeptida.

Antibiotika golongan ini meliputi polimiksin A, B, C, D dan E. Merupakan


kelompok antibiotika yang terdiri dari rangkaian polipeptida dan secara selektif
aktif terhadap kuman Gram negatif, misalnya psedudomonas maupun kuman-
kuman koliform yang lain. Toksisitas polimiksin membatasi pemakaiannya,
terutama dalam bentuk neurotoksisitas dan nefrotoksisitas. Mungkin dapat
berperan lebih penting kembali dengan meningkatnya infeksi pseudomonas dan
enterobakteri yang resisten terhadap obat-obat lain.

Golongan antimikobakterium

Golongan antibiotika dan kemoterapetika ini aktif terhadap kuman


mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya
rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-lain.

Golongan sulfonamida dan trimetropim

Kepentingan sulfonamida dalam kemoterapi infeksi banyak menurun


karena masalah resistensi. Tetapi beberapa mungkin masih aktif terhadap bentuk-
bentuk infeksi tertentu misalnya sulfisoksazol untuk infeksi dan infeksi
saluran kencing. Kombinasi sulfamektoksazol dan trimetoprim untuk infeksi
saluran kencing, salmonelosis, kuman bronkitis, prostatitis. Spektrum kuman
mencakup kuman-kuman Gram positif dan Gram negatif.

9
Golongan kuinolon

Merupakan kemoterapetika sintetis yang akhir-akhir ini mulai populer


dengan spektrum antikuman yang luas terutama untuk kuman-kuman Gram
negatif dan Gram positif, enterobakteriaceae dan pseudomonas. Terutama dipakai
untuk infeksi-infeksi nosokomial. Termasuk di sini adalah asam nalidiksat,
norfloksasin, ofloksasin, pefloksasin dan lain-lain.

Golongan lain-lain

Masih banyak jenis-jenis antibiotika dan kemoterapetika lain yang tidak


tercakup dalam kelompok yang disebutkan di atas. Misalnya saja vankomisin,
spektinomisin, basitrasin, metronidazol, dan lain-lain. Informasi
mengenai pemakaian dan sifat masing-masing dapat dicari dari sumber pustaka
baku. Vankomisin terutama aktif untuk Gram positif, terutama untuk S. areus, S.
epidermidis, S. pneumoniae. Juga merupakan pilihan untuk infeksi
stafilokokus yang resisten terhadap metisilin. Tetapi karena toksisitasnya, maka
vankomisin hanya dianjurkan kalau antibiotika lain tidak lagi efektif.

KUMAN DAN RELASINYA DENGAN ANTIBIOTIKA

Kuman-kuman penyebab infeksi secara umum dapat dikategorikan secara besar


sebagai berikut:

Kuman Gram positif

Kuman Gram positif dibedakan menjadi dua kelompok, yakni kuman aerob dan
kuman anaerob.

Kuman Gram positif aerob: meliputi kuman-kuman koken (streptokokus,


stafilokokus), basilus (saprofit), spiral (treponema dan leptospira), batang
(korinebakteria) dan lain-lain. Jadi secara sederhana kuman-kuman yang

10
sering dihadapi dalam praktek dari golongan ini misalnya kuman stafilokokus,
streptokokus. Untuk kuman-kuman Gram positif aerob ini, antibiotika pilihan
utama adalah penisilin spektrum sempit (asalkan tidak ada resistensi
karena produksi enzim penilisinase). Penisilin spektrum luas, eritromisin,
sefalosporin, mempunyai aktifitas antikuman terhadap golongan Gram positif
aerob, tetapi tidak sekuat penisilin spektrum sempit di atas. Contoh yang
gampang adalah infeksi saluran nafas oleh streptokokus maupun infeksi-infeksi
piogenik dengan pernanahan.

Kuman Gram positif anaerob: yang paling penting di sini kemungkinan adalah
kuman-kuman batang positif, yakni klostridia, misalnya C. tetani, C. botulinum,
C. gas gangren dan lain-lain. Untuk kuman-kuman ini penisilin dengan spektrum
sempit tetap merupakan obat pilihan utama, juga metronidazol.

Kuman Gram negatif

Kuman gram negatif juga terbagi menjadi kuman yang bersifat aerob dan anaerob.

Gram negatif aerob: termasuk koken (N. gonorrhoeae, N. meningitidis atau


pnemokokus), kuman-kuman enterik (E. coli, klebsiela dan enterobakter),
salmonela, sigela, vibrio, pseudomonas, hemofilus dan lain-lain. Untuk kuman-
kuman kelompok ini, pilihan antibiotik dapat berupa penisilin spektrum luas,
tetrasiklin, kloramfenikol, sefalosporin dan lain-lain. Sebagai contoh, antibiotik
pilihan untuk kuman vibrio adalah tetrasiklin, untuk salmonela
adalah kloramfenikol, untuk hemofilus adalah kloramfenikol.

Gram negatif anaerob: yang termasuk di sini yang penting adalah golongan
bakteroides dan fusobakterium. Linkomisin dan klindamisin, beberapa
sefalosporin, metronidazol, kombinasi amoksisilin dengan asam
klavulanat. Pembagian kuman penyebab infeksi ini sangat disederhanakan, oleh
karena spektrum kuman penyebab infeksi pada masing-masing organ tubuh atau
lokasi tubuh masih sangat bervariasi. Sehingga dalam prakteknya jenis
infeksi, kuman spesifik penyebabnya harus dicari dan dipertimbangkan termasuk

11
spektrum kepekaan kuman pada umumnya yang menentukan antibiotika pilihan
untuk infeksi yang bersangkutan.

ADMINISTRASI ANTIBIOTIK

Jika pasien telah didiagnosa mengalami infeksi dan jenis antibiotika

sebagai terapinya telah ditentukan, maka antibiotika tersebut harus

diadministrasikan dengan tepat. Administrasi antibiotika mencakup penentuan

dosis, rute administrasi, dan kombinasi terapi.

Tabel 4. Farmakologi antibiotika yang umum digunakan

Obat Rute Dosis Gambaran (hr) Level serumEfek


penggunaa dewasa khusus (µg) dansamping
n dosis utama
Penicillin G IM/IV 600.000- - 0,5 7,0 Alergi
1.200.000
U q 4h
Penicillin V PO 500 mg q- 3,0 2,0 Alergi
ld (250 mg PO)
Oxacillin IM/IV 500-1000 Resistensi 0,5 11,0 Alergi
mg q4-6 hpenicillin (500 mg PO)
Dicloxacillin PO 250-500 Resistensi 0,5 14,0 Alergi
mg q6h penicillin (500 mg PO)
Ampicillin PO,IM 250-500 Penggunaan 0,7 2,4 Alergi
mg q6h yang (250 mg PO)
berlawanan
proteus
(indole
negatif)
Amoxicillin PO 250-500 - 1,0 4,7 (250 mgAlergi
mg q6-8h PO)
Cefazoline IM,IV 250-1000 Farmakokineti 1,8 38 Alergi
mg q8h k baik (500 mg IM)
Cefalexine PO 500-1000 Sefalosforin 0,7 8 Alergi
mg q6h oral (250 mg PO)
Cefoxitin IM/IV 500-2000 Penggunaan 0,7 24 Alergi
mg q6h untuk anaerob (1000 mg
IM)

12
Cefaclor PO 250-1000 Sefalosforin 0,7 18(500mgPO Alergi
mg q6h oral )
Obat Rute Dosis Gambaran (hr) Level serumEfek
penggunaa dewasa khusus (µg) dansamping
n dosis utama
Erythromycin PO/IV 500 mgInfeksi positif5 1,0 GI
q6h gram+ ringan 250 mg PO)
Clindamycin PO.IM/ 150-450 Antibiotika 4 2,5 Diare
IV mg q6h anaerob (150 mg PO) (20%)
Metronidazol PO 1000mg ,Antibiotika 8 11,5 (500 mgNausea
250-500 anaerob PO)
mg tid
Vancomycin IV (PO) 500 mgInfeksi gram +6 30 Plebitis
q6h yang berat (500 mg IV)
(PO untuk
Clostridium
difficile)
Tetracycline PO,IV 500 mg- - 3 GI
q6h (250 mg PO)
Doxycycline PO,IV 100 mg- 18,5 2,4 GI
q12h x2, (100 mg PO)
50 mg bid
Chloramphen PO,IV 250-750 - 2,5 4 Anemia
icol mg q6h (500 mg PO) aplastik
PO
Trimethoprim PO 400 mgSpektrum luas1,0 TMP 2 Alergi
SMX
Sulfamethoxa 1 tab bid Bakterisidal SMX 60
zole Antibiotik oral (1 tab)
Ciprofloxacin PO 250 mgSpektrum luas 3,3 1,5 Infeksi
q12h Bakterisidal (250 mg PO) sekunder
Sumber : Oral and maxillofacial infections. , R.G, Goldberg M.H, Hupp J.R . 4th
4

ed. Philadelphia: W.B Saunders Company;p.114.

Dosis yang tepat. Tujuan dari semua terapi obat-obatan yaitu bagaimana

mengaplikasikan obat untuk menghasilkan efek yang diinginkan tanpa

menyebabkan cedera bagi host. Prosedur laboratorium sangat membantu seorang

dokter dalam menghitung dosis obat yang tepat. Dari laboratorium dapat

13
diperoleh informasi yang tepat mengenai penentuan konsentrasi penghambat

minimum (minimum inhibitory concentration = MIC) dari suatu antibiotika untuk

bakteri spesifik. Antibiotika yang telah umum digunakan MIC-nya telah

ditentukan. Untuk penggunaan terapeutik, konsentrasi tertinggi antibiotika pada

titik infeksi seharusnya tiga hingga empat kali MIC.

Interval waktu yang tepat. Setiap antibiotika memiliki waktu paruh

plasma tertentu (t1/2), di mana setengah dari dosis obat yang diabsorbsi telah

diekskresikan. Interval dosis yang umum untuk penggunaan terapeutik yaitu

empat kali dari t1/2.

Rute administrasi yang tepat. Pada kasus tertentu, hanya administrasi

parenteral yang dapat menghasilkan level serum yang adekuat bagi antibiotika.

Telah terbukti bahwa konsentrasi plasma tertinggi antibiotika lebih cepat

diperoleh melalui administrasi intravena (IV) dibandingkan dengan injeksi

intramuscular (IM). Administrasi antibiotika melalui intravena merupakan metode

yang optimal untuk mencapai level yang adekuat dalam jaringan selama prosedur

pembedahan.

Konsistensi obat dalam rute administrasi. Jika menangani infeksi yang

parah, maka administrasi parenteral merupakan metode yang paling tepat

digunakan. Hal yang cukup penting agar menjaga level plasma tertinggi

antibiotika selama periode tertentu untuk mencapai penetrasi jaringan maksimum

dan efek menghancurkan bakteri yang efektif. Bakteri biasanya belum musnah

seluruhnya hingga antibiotika diberikan selama 5 hingga 6 hari. Jika infeksi yang

terjadi cukup ringan dan tidak membutuhkan terapi parenteral, maka pencapaian

level plasma teringgi melalui terapi oral dapat dianggap cukup.

14
Kombinasi terapi antibiotika. Hasil yang umum dari terapi kombinasi

antibiotika yaitu paparan spektrum yang luas yang dapat menekan flora normal

host dan meningkatkan kemungkinan timbulnya resistensi bakteri. Meski

demikian, terdapat beberapa situasi di mana penggunaan kombinasi antibiotika

diindikasikan. Situasi yang utama yaitu ketika spektrum antibiotika perlu

ditingkatkan pada pasien dengan sepsis akibat penyebab yang tidak diketahui.

Situasi yang kedua yaitu jika diperlukan peningkatan efek bakterisida untuk

melawan organisme spesifik.

Tabel 5. Antibiotika untuk infeksi oral dan fasial

Antibiotik Dengan Dosis dewasa Dosis untuk anak Gram+ Gram+ Gram-
makanan aerob anaerob anaerob
Penicillin Ya 250/500 mg qid 25-50 mg/kg/hr Ya Ya ya/tidak
Dibagi 3 dosis
Amoxicillin Ya 250/600 mg tid 25-5- mg/kg/hr Ya Ya Ya/tidak
Dibagi 3 dosis
Augmentin Ya 875mg bid/ 50090 mg/kg/hr Ya Ya ya
tid Dibagi 2 dosis
Cefaclor Ya 250 mg tid 20-40 mg/kg/hr Ya Tidak Ya/tidak
Dibagi 3 dosis
Cefuroxime Ya 250-500 mg bid 20-30 mg/kg/hr Ya Ya ya
Dibagi 2 dosis
Erythromycin Tidak 400 mg qid 20-4- mg/kg/hr Ya Tidak tidak
stearate Dibagi 2 dosis
Azithromycin Ya 500 mg diikuti10 mg/kg/hr diikuti 5Ya Ya/tidak Tidak
250 mg pada harimg/kg/hr pada hari
ke 2-5 ke 2-5
Clindamycin Ya 150-450 mg q 6h 10-30 mg/kg/hr Ya Ya Ya
Dibagi 3-4 dosis
Metronidazole Ya 250-500 mg tid 34-50 mg/kg/hr Tidak Ya Ya
Doxycyline Ya 200 mg dibagi 2> 8 th, 4 mg/kg/hrTidak Ya Ya
dosis pada haridibagi 2 dosis
pertama kemudiandiberikan per oral
100 mg/hr pada hari pertama
kemudian 2mg/kg/hr
Antibiotik Dengan Dosis dewasa Dosis untuk anak Gram+ Gram+ Gram-
makanan aerob anaerob anaerob

15
Minocycline Tidak 200 mg diikuti> 8th, 4 mg/kg/hr perTidak Ya Ya
100 mg q 12 h oral/ IV kemudian 2
mg/kg/hr q 12 h
Vancomycin Ya 125 mg q 6h 40mg/kg/hr dibagi 4Ya Ya Ya
dosis
Clarythomycin Ya 250-500 mg q 8-7,5 mg/kg/ 12 jam Ya Ya/tidak Ya/tidak
12 hr
Cefalexin Ya 250-500 mg qid - Ya tidak tidak
Sumber : Infections and antibiotic administration.Thales RT, In: Koerner KR.

Manual of minor oral surgery. . p. 273.

16

Anda mungkin juga menyukai