RINGKASAN MATERI
Ubin-ubin tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Sudut-sudut yang
bersesuaianpun sama besar. Dalam matematika, dua atau lebih benda yang memiliki
bentuk dan ukuran yang sama disebut benda yang kongruen.
Jadi, Dua atau lebih bangun dikatakan kongruen jika bangun-bangun tersebut
memiliki bentuk dan ukuran yang sama serta sudut-sudut yang bersesuain sama
besar.
Perhatikan contoh soal yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenan bangun
datar pada kehidupan sehari-hari berikut;
1. Sebuah model kebun mempunyai lebar 8 cm dan panjang 60 cm. jika lebar kebun
sebenarnya 40 m. Tentukan panjang kebun sebenarnya!
Penyelesaian :
Diketahui :
Lebar pada model (lm) = 8 cm
Panjang pada model (pm) = 60 cm
Lebar sebenarnya (ls) = 40 m
Jadi, lebar karton yang tidak tertutup oleh foto di bagian bawah adalah 8 cm
LATIHAN KOMPETENSI
3 cm
D C H G
S R Y X
Jajargenjang PQRS dan jajargenjang VWXY kongruen. Jika panjang PQ= 15 cm, panjang
VY= 4 cm, SPQ = 1000. Tentukan :
a. Panjang SP d. VWX
b. Panjang VW e. PSR
c. Panjang WX f. YVW
Berbentuk apakah atap rumah tersebut? Atap rumah umumnya berbentuk segitiga.
1. Kesebangunan Pada segitiga
Syarat- syarat untuk membuktikan kesebangunan pada segitiga memiliki
keistimewaan tersendiri.
Syarat kesebangunan pada segitiga adalah sebagai berikut:
No Unsur-unsur yang diketahui pada segitiga Syarat kesebangunan
1. Sisi,sisi,sisi (s,s,s)
Perbandingan sisi-sisi yang
4 cm 5 cm 8 cm 10 cm bersesuaian sama
3 cm 6 cm
600 600
bersesuaian sama besar
600 600
600 600
2 cm 4 cm
memiliki perbandingan yang
sama dan sudut bersesuaian
750 750
3 cm 6 cm yang diapit sama besar.
3. Menentukan salah satu panjang sisi pada dua segitiga yang sebangun
Dengan menggunakan perbandingan sisi yang bersesuaian pada dua segitiga sebangun
dapat ditentukan salah satu sisi segitiga yang belum diketahui.
BC2 = AC2+AB2
C C C
D D D
A B A B A B
AC2 = CD x CB AB2 = BD x BC AD2 = DB x DC
LATIHAN KOMPETENSI
6 cm 13 cm 10 cm
500 5 cm
0 0
3 cm 10 cm 50 50
(i) (ii) (iii)
C D G 750 H
J
13 cm 13 cm 13 cm
0
40
0 0
A 75 65 B I
E F K 13 cm L
a
12 cm
9 cm 6 cm
X 10 cm
A B
12 cm 16 cm
Gambar trapesium tersebut menunjukkan dua trapesium yang sebangun. Maka nilai
k adalah …..
a. 12 cm
b. 16 cm
c. 18 cm
d. 24 cm
9. Jika diketahui panjang BD = 4 cm, dan BC= 9 cm. maka panjang AD adalah….
a. √45 C
b. √36 D
c. √25
d. √20 A B
10. Pada gambar berikut, BC // DE. Panjang AD= 8 cm, BD= 4 cm, dan DE= 6 cm. Maka
panjang BC adalah …. C
a. 9 cm
b. 10 cm E
c. 12 cm 6 cm
d. 18 cm
A cm D 4 cm B
2. Seorang anak yang tingginya 140 cm berdiri pada jarak 3 m dari sebuah tiang
lampu. Jika panjang bayangan anak itu oleh sinar lampu adalah 2 m, maka
berapakah tinggi tiang lampu tersebut!
3. Sebuah foto diletakkan dalam pigura berukuran 40 cm x 60 cm. foto tersebut
sebangun dengan pigura dan diletakkan dengan posisi berdiri. Bagian kanan, kiri
dan atas pigura masih sisa 5 cm. Tentukan bagian bawah pigura yang tersisa!
B C
Tentukan panjang AC!
A B
RINGKASAN MATERI
A. TABUNG
1. Unsur-unsur Tabung
Tabung (silinder) adalah bangun ruang sisi lengkung yang
memiliki bidang alas dan bidang atas berbentuk lingkaran yang
t
sejajar dan kongruen.
r Tabung memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a. Sisi alas dan sisi atas yang berbentuk lingkaran
b. Tinggi tabung (t) yaitu jarak dari bidang alas tabung dengan bidang atap tabung
c. Jari-jari tabung (r) yaitu jari-jari lingkaran pada alas dan atap tabung
d. Diameter tabung (d) yaitu dua kali jari-jari lingkaran pada alas dan atap tabung
e. Selimut tabung yaitu sisi lengkung tabung berbentuk segiempat yang
menyelimuti tabung
f. Jaring-jaring tabung, terdiri dari :
1. Bidang atap tabung
1
2. Bidang selimut tabung
2 3. Bidang alas tabung
5. Volume Tabung
Pada dasarnya tabung merupakan prisma karena bidang alas dan bidang atas tabung
sejajar dan kongruen sehingga volume tabung = volume prisma = luas alas x tinggi
LATIHAN KOMPETENSI
4. Volume kerucut
Pada dasarnya, kerucut merupakan limas karena memiliki titik puncak sehingga
1
volume kerucut sama dengan volume limas yaitu 3 x luas alas x tinggi .
𝟏
Volume kerucut = x luas alas x tinggi
𝟑
𝟏
= 𝟑 x π r2 x t
LATIHAN KOMPETENSI
a. Jari-jari ( r )
b. Panjang garis pelukis (s)
c. Luas permukaan kerucut
5. Sebuah tempat air berbentuk kerucut berisi penuh air. Jika diemeter alasnya 12 cm
dan volumenya 200cm2 . Tentukan kedalaman air dalam wadah tersebut!
r = jari-jari
3. Volume bola
𝟒
Volume bola = π r3
𝟑
22
Keterangan :π= /3, 14
7
r = jari-jari
RINGKASAN MATERI
A. PENGERTIAN STATISTIKA
Statistika adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari cara
mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisa data untuk mengambil
kesimpulan/keputusan berdasarkan data-data yang diperoleh tersebut.
Data adalah sesuatu yang dapat memberikan gambaran tentang suatu
kejadian atau masalah. Berdasarkan jenisnya data dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1) Data kualitatif yaitu data yang berupa kategori/cirri/sifat. Contohnya pekerjaan,
hobi, dan suku bangsa
2) Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka/ bilangan. Contohnya umur, tinggi,
berat, panjang dan suhu.
Populasi adalah himpunan dari seluruh objek yang mempunyai karakteristik
(sifat) yang sama untuk dijadikan sasaran penilitian. Sampel adalah bagian dari
populasi yang benar-benar diambil datanya untuk dijadikan dasar dalam penarikan
kesimpulan. Contoh :
Populasi Siswa kelas IX SMPN 1 Nanggung
Sampel 3 anak dari masing-masing kelas, diteliti tingkat kehadirannya.
80
Banyaknya buku
60
40
20
0
senin selasa rabu kamis jum'at
Hari
b. Diagram Garis
Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data yang
menggambarkan perkembangan data dari waktu ke waktu.
Perhatikan contoh berikut :
Hasil panen padi desa Suka MAkmur pada kurun waktu 2006-2012 adalah
sebagai berikut: (dalam satuan ton)
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Hasil 10 8 10 12 14 18 20
Diagram garis data tersebut adalah :
10
5
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tahun
C. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data suatu lingkaran yang terbagi menjadi
beberapa juring dengan besar sudut pusat yang sebanding dengan banyaknya
data. Besar sudut pada juring dihitung dengan rumus:
𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝑨
A= 𝒙 𝟑𝟔𝟎𝟎
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂
Putih
Ungu
Merah
Kuning
Biru
Hijau
LATIHAN KOMPETENSI
Modus (Mo)= 7
Median (Md) =7 (Setelah data diurutkan data menjadi)
4 5 5 6 7 7 7 8 8 9
7+7
Median = =7
2
6+3+7+6+8+7+5+6+5 53
b. Mean (Me) = = =5,88
9 9
Modus (Mo)= 6
Median =6
2. Nilai rata-rata ulangan Matematika dari 19 siswa adalah 65. Jika nilai Hilma
digabungkan dalam kelompok itu, nilai rata-ratanya menjadi 66. Berapakah nilai
ulangan Matematika Hilma?
Penyelesaian :
Misal nilai hilma = x
Jumlah nilai ulangan sekarang = 19 x 65 + x = 1235 +x
Banyak data sekarang = 19+1 = 20
1235+𝑥
Mean terakhir = 20
1235+𝑥
66 = 20
66 x 20 = 1235 +x
1320 = 1235 + x
X = 1320-1235 = 85
Jadi, nilai ulangan Matematika Hilma adalah 85
LATIHAN KOMPETENSI
Q1 = 2 Q2 = 6 Q3= 8
Jangkauan interkuartil = Q3 - Q1 = 8-2 = 6
1
Jangkauan semi interkuartil = 2 x 6 =3
LATIHAN KOMPETENSI
30
20
10
0
A B C D
JENIS SAPI
3. Nilai rata-rata Matematika dalam suatu kelas 72, sedangkan nilai rata-rata siswa pria
69 dan nilai rata-rata siswa wanita 74. Jika banyaknya siswa dalam kelas 40 orang
tentukan masing-masing jumlah siswa pria dan wanita.
4. Perhatikan tabel frekuensi di bawah ini:
Berat badan (Kg) Frekuensi
42 7
48 3
50 2
57 4
60 3
63 3
65 1
Dari data tersebut, tentukan:
a. Mean
b. Modus
c. Median
d. Banyak orang yang berat badannya di bawah rata-rata
e. Banyak orang yang berat badannya di atas rata-rata
5. Tentukan jangkauan, kuartil, Jangkauan Interkuartil dan Jangkauan semi interkuartil
dari data-data berikut:
a. 3,5,1,4,2,7,9,6,6,8,7
b. 2,3,3,8,8,9,7,6,5,7,7,4
c. 3,2,3,5,6,6,7,8,9,2,6,7,7
RINGKASAN MATERI
AS AS AS AS
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
5 5 5 5
6 6 6 6
7 7 7 7
8 8 8 8
9 9 9 9
10 10 10 10
J J J J
Q Q Q Q
K K K K
n (S ) = 52
2. Peluang
Peluang munculnya suatu kejadian adalah perbandingan antara banyaknya kejadian
yang diamati dengan banyaknya kejadian yang mungkin. Dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : P(A) = Peluang kejadian A
𝒏 (𝑨)
P(A) = n(A) = banyaknya muncul kejadian A
𝒏 (𝑺)
b. A= {(4,5),(5,4)}
n(A)=2
𝑛 (𝐴) 2 1
P(A) = 𝑛 (𝑆) = 36 =18
0 ≤P(A) ≤ 1
Sehingga nilai peluang berkisar antara 0 sampai 1.
Jika P(A) = 0 maka disebut kemustahilan (hal-hal yang mustahil). Seperti; ada
bilangan prima genap selain 2.
Jika P(A) =1 maka disebut kepastian (hal-hal yang pasti terjadi). Seperti; semua
manusia akan mati.
LATIHAN KOMPETENSI
5. Dari seperangkat kartu bridge diambil sebuah kartu secara acak, peluang terambil
kartu bukan AS adalah ….
1 4 6 12
a. b. 13 c. 13 d. 13
13
6. Dalam sebuah kantong terdapat 16 kelereng biru, 8 kelereng merah dan 6 kelereng
hijau. Jika satu kelereng diambil secara acak, maka peluang terambilnya kelereng
hijau adalah ….
1 4 6 12
a. b. 13 c. 13 d. 13
13
7. Dari 480 kali percobaan pelemparan sebuah dadu, frekuensi harapan muncul mata
dadu yang merupakan faktor prima dari 12 adalah ….
a. 80 b. 100 c. 120 d. 160
8. Dua buah dadu dilempar secara bersamaan sebanyak 36 kali. Frekuensi harapan
muncul mata dadu berjumlah 6 adalah ….
a. 2 b. 5 c. 6 d. 12
9. Dalam suatu pertandingan tinju peluang Oscar kalah adalah 0,35. Maka peluang
menangnya adalah …..
a. 0,88 b. 0,65 c. 0,37 d. 0,1
Salamah, Umi. Berlogika dengan MATEMATIKA untuk kelas IX SMP dan MTs. Solo:
Platinum.2012.
Pertiwi, Galuh, dkk. Matematika untuk SMP/MTS semester gasal kelas IX. Solo: Usaha
Makmur Sola. 2012.
Agus, Nuniek Avianti. Mudah Belajar Matematika 3: untuk kelas IX SMP/MTs.Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008
Sukirno, dkk. Buku Panduan Belajar Matematika untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Tegar.
2012.