Anda di halaman 1dari 4

1 tuliskan biosintesis hormone androgen dan estrogen?

Hormon steroid dihasilkan adrenal, ovarium, testis, plasenta, dan pada tingkat tertentu di
jaringan perifer . Steroid berasal dari kolesterol yang dihasilkan melalui sintesis de novo atau melalui
ambilan dari LDL melalui reseptor LDL. Terdapat sejumlah cadangan kolesterol dalam ester
kolesterol sel-sel steroidogenik. Jika kelenjar penghasil steroid dirangsang, kolesterol ini dibebaskan
melalui stimulasi dan esterase kolesterol, dan sejumlah kolesterol tambahan dihasilkan melalui
stimulasi sintesis kolesterol oleh kelenjar. Namun, dengan berjalannya waktu, ambilan kolesterol
yang ditingkatkan merupakan mekanisme yang utama untuk meningkatkan steroidogenesis.
Kelenjar-kelenjar ini mempunyai konsentrasi reseptor LDL yang tinggi yang akan lebih meningkat
oleh rangsangan steroidogenik seperti hormon tropik. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh
habisnya kolesterol intraselular Penurunan ini juga meningkatkan sintesis kolesterol, yang
selanjutnya mempermudah steroidogenesis. Produksi steroid selelah rangsangan seperti ini dapat
sepuluh kali lebih banyak dari produksi basal. Langkah yang membatasi kecepatan dalam produksi
hormon steroid adalah pembelahan dari kolesterol untuk membentuk pregnenolon melalui kerja
dari suatu enzim pembelah sisi kolesterolP450 sitokrom (P450scc) yang terletak pada membrana
mitokondrial bagian dalam. Enzim ini menggunakan suatu flavoprotein , suatu protein sulfur besi;
NADPH; dan oksigen. Kolesterol dihidroksilasi pada C22 dan kemudian pada CZp dan produk ini
dibelah untuk menghasilkan pregnenolon ditambah isokapraldehid. Aktivitas langkah ini diatur oleh
rangsang tropik utama (ACTH, FSH, LH, CG) pada seluruh jaringan steroidogenik. Kemudian
pregnenolon bergerak ke luar dari mitokondria ke retikulum endoplasmik, yang akan mengalami
serangkaian modifikasi. Gerakan prekursor seperti ini antara mitokondria dan retikulum
endoplasmik dapat dipermudah oleh protein karier sterol atau gerakan pada permukaan membrana.
Dalam zona fasikulata adrenokortikal dan zona retikularis , pregnenolon secara berturutan diubah
menjadi 17-OH-pregnenolone (oleh sitokrom P450c17), 17P-OH-progesteron (oleh kompleks
enzim 3-hidroksisteroid dehidrogenase- 4,5 -isomerase, yang mengubah ikatan ganda 5,0
menjadi -4,5-), dan 11-deoksikortisol (oleh sitokrom P450c21).

Produksi 17-OHpregnerolon dari pregnenolon disebut sebagai lintasan  5 karena ikatan


ganda- 5,6 dilestarikan. Kemudian 11 -deoksikertisal mengalir kembali ke dalam mitokondria di mana
kertisol, produk akhir yang aktif, dibentuk melaiui 11-- hidroksilasi melalui kerja sitokrom P-
150c11. Enzim ini tidak ditemukan dalam gonad, yang tidak menghasilkan kortisol atau aldosteron.
Glomerulosa adrenal menghasilkan progesteron dari pregnenolon meIalui kerja dari 3-
hidroksisteroid dehidrogenase  4,5 isomerase . Hal ini disebut lintasan  4 . Granulosa tidak
memiliki sitokrom P450c17 dan secara unik mengandung suatu P450c 11AS (oksidase metil
kartikosteron I). Progesteron dihidroksilasi pada C21 oleh P450c21 untk menghasilkan 11-
deaksikortikosteron (DOC) dan oleh P450c11AS pada C11 untuk menghasilkan kortikosteron, yang
diubah menjadi aldosteron melalui penambahan dari suatu gugusan aldehid pada posisi 18 melaui
aktivitas dari P45011AS.

Untuk produksi androgen dan estrogen , rantai samping pada posisi 17 dari 17OH-
pregnenolon atau 17-OH-progesteron diangkat oleh aktivitas C17,20- liase (terkandung dalam
sitokrom P45Oc17) untuk masing-masing menghasilkan dehidroepiandrosteron (DHEA) dan
androstenedion. Produksi DHEA merupakan lintasan utama dalam adrenal maupun gonad dan
melebihi produksi dari androstenedion. Langkah selanjutnya, yang menimbulkan produksi dari
estrogen estradiol utama dan androgen testosteron, terjadi di dalam gonad tetapi hanya dalam
jumlah yang kecil di adrenal. Lintasan utama untuk produksi testosteron dalam testis adalah sel-sel
Leydig melalui lintasan  5 dari pregnenolon menjadi DHEA dan androstenediol, sebelum steroid ini
diubah menjadi derivat  4 , androstenedion menjadi testosteron, dan DHEA menjadi
androstenedioi dan kemudian testosteron melalui kerja 17-hidroksisteroid dehidrogenase. Banyak
kerja androgen diperantarai oleh dehidro-testosteron; steroid ini sebagian besar dihasilkan dalam
jaringan target melalui aktivitas dari 5-reduktase, dan sangat sedikit sekali yang dibuat di testis.
Dalam ovarium , sel-sel granulosa tidak mempunyai sitokrom P450c11, P450c17, dan P450c21 dan
karena itu sebagian besar menghasilkan progesteron. Progesteron ini kemudian diambil oleh sel-sel
teka yang berdekatan, yang mengubahnya menjadi androstenedion, yang kemudian kembali ke sel
granulosa, di mana ia diubah menjadi estron oleh kerja dari aromatase. Enzim ini juga mengubah
testosteron menjadi estradiol; konsentrasi dari aromatase dalam sel granulosa sedemikian rupa
sehingga hampir semua testosteron diubah menjadi estradiol dan dilepaskan sedikit testosteron.
Estron dan estradiol dapat juga dihasilkan dari DHEA dan androstenedion dalam jaringan perifer
seperti jaringan adiposa karena adanya aromatase. Jika sudah disintesis, steroid yang baru disintesis
dilepaskan dengan cepat. Tidak seperti pada kelas hormon lain, terdapat sedikit cadangan steroid
oleh kelenjar, dan pelepasan steroid yang meningkat selalu mencerminkan peningkatan sintesis.

2. Tuliskan mekanisme kerja androgen dan estrogen

Setelah hormon steroid di sekresi oleh kelenjar endokrin, 95 - 98% akan berada dalam sirkulasi atau
terikat dengan protein transpor yang spesifik. 2 – 5% sisanya bebas berdifusi ke dalam semua sel.
Setelah berada dalam sel, steroid hanya dapat menghasilkan respon dalam sel yang memiliki
reseptor intraseluler yang spesifik untuk hormon yang bersangkutan. Ikatan antara hormon dengan
reseptor yang spesifik merupakan kunci untuk kerja hormon pada jaringan target. Dengan demikian
maka :

 Reseptor estrogen dapat ditemukan dalam otak dan sel target spesifik untuk reproduksi
wanita seperti uterus dan payudara.

 Folikel rambut pada wajah, jaringan erektil pada penis mengandung reseptor androgen

 Reseptor glukokortikoid dijumpai pada semua sel oleh karena glukokortikoid diperlukan
untuk mengatur fungsi umum seperti metabolisme dan stres

Semua anggauta kelompok utama steroid seks (androgen, progestin dan estrogen) bekerja melalui
rangkaian kerja serupa untuk menghasilkan respon seluler berupa :

1. Pemindahan steroid ke dalam nukleus

2. Pengikatan intra nuklear

3. Mengaktivasi reseptor dari bentuk tidak aktif menjadi aktif

4. Pengikatan kompleks reseptor-steroid ke elemen regulator dalam DNA (desoksiribunukleic


acid)
5. Transkripsi dan sintesis messenger asam ribonukleat (mRNA) yang baru

6. Translasi mRNA dengan sintesis protein baru dalam sel

Mekanisme kerja glukokortikoid dan mineralokortikoid berbeda dengan mekanisme kerja steroid
seks. Keduanya terikat pada reseptor dalam sitoplasma sel. Kompleks reseptor-hormon secara
berturutan dipindahkan ke nukleus dan akan berikatan dengan DNA.

AGONIS dan ANTAGONIS

Potensi hormon steroid tergantung pada :

1. Kombinasi antara afinitas reseptor dengan hormon atau obat tertentu

2. Afinitas kompleks hormon-reseptor terhadap SRE-steroid reseptor element

3. Efisiensi kompleks hormon-reseptor yang sudah aktif dalam mengatur transkripsi gen

Molekul dengan afinitas tinggi terhadap reseptor dan yang kompleks hormon-reseptornya memiliki
afinitas tinggi untuk SRE akan bekerja sebagai AGONIS terhadap senyawa induknya.
Molekul lain dengan afinitas tinggi terhadap reseptor, namun ikatan antara kompleks hormon-
reseptor dengan SRE kurang efisien akan bekerja secara ANTAGONISdengan senyawa induknya.
Tamoksifen adalah senyawa dengan campuran sifat agonis dan antagonis.
Tamoksifen adalah antiestrogen yang bekerja secara antagonis kuat terhadap reseptor estrogen
pada payudara dan agonis pada uterus dan tulang.
Klomifen sitrat dapat digunakan untuk meng induksi ovulasi. Interaksi klomifen sitrat dengan
reseptor estrogen hipofisis dan hipotalamus akan menghasilkan pengikatan reseptor tanpa disertai
dengan stimulasi lanjutan yang efisien dari transkripsi gen yang berhubungan dengan estrogen.
Hipotalamus mengenali keadaan ini sebagai keadaanhipoestrogen sehingga frekuensi denyut GnRH
meningkat. Produksi FSH hipofisis akan di stimulasi dan menyebabkan meningkatkan kadar estrogen
ovarium. Estrogen tersebut akan bekerja secara lokal untuk rekruitmen folikel ovarium agar ber
ovulasi. Saat klomifen dihentikan, reseptor estrogen di hipotalamus siap berikatan kembali dengan
estrogen dan memberikan respon SRE yang sesuai.
Hipotalamus dapat merespon secara normal terhadap kadar estrogen yang tinggi dalam sirkulasi
serta lonjakan LH sehingga terjadi ovulasi.

HORMON STEROID DALAM SIRKULASI

Hormon steroid dalam sirkulasi berada dalam bentuk ikatan dengan protein yang spesifik. Hormon
yang terikat oleh protein tidak menembus membran plasma sel. Hampir 70% testosteron dan
estradiol dalam sirkulasi terikat dengan globulin β yang dikenal sebagai SHBG-sex hormon – binding
globulin. 30% berada dalam ikatan yang longgar dengan albumin dan sebagian kecil ( 1 – 2 % ) dalam
keadaan bebas dan dapat masuk kedalam sel.
Sintesis SHBG akan meningkat pada kehamilan, hiperestrogenemia dan hipertiroidisme. Androgen,
progestin, hormon pertumbuhan dan kortikoid akan menurunkan sintesa SHBG.
Perubahan konsentrasi SHBG akan mempengaruhi jumlah steroid dalam sirkulasi yang bebas dan
tidak terikat sehingga mempengaruhi kerja biologis steroid dengan mengubah jumlah steroid yang
bebas masuk kedalam sel.

Anda mungkin juga menyukai