Anda di halaman 1dari 11

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS TERAPI BEKAM BASAH PADA TITIK

UMMU MUGHITS DAN TITIK AL AKHDA’AIN, AL KAHIL, AL KATIFAIN


TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN DENGAN
NYERI KEPALA

Restu Hayu Annisa Haq1) S. Dwi Sulisetyawati2) Galih Priambodo3)


1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
3)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Nyeri kepala adalah perasaan tidak menyenangkan di seluruh bagian kepala yang
merupakan gejala dari timbulnya penyakit atau kombinasi dari beberapa gejala
penyakit. Terapi bekam basah merupakan tindakan pengeluaran darah kotor dari
dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan cara ditusuk lalu dihisap
menggunakan cup. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas terapi
bekam basah pada pada titik ummu mughits dan titik al akhda’ain, al kahil, al
katifain terhadap intensitas nyeri pada pasien nyeri kepala.
Desain penelitian ini menggunakan quasy-experiment dengan pre test and post
test non equivalent control group. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah
consecutive sampling dengan jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 34
orang di Rumah Pengobatan Ikhlas Karanganyar pada Bulan Mei-Juni 2017. Hasil
uji Mann Whitney menunjukkan hasil Sig.(2-tailed) sebanyak 0,001 (p value ˂
0,05) maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat efektifitas
perbedaan terapi bekam basah pada titik ummu mughits dan titik al akhda’ain, al
kahil dan al katifain terhadap intensitas nyeri pada pasien dengan nyeri kepala.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terapi bekam basah pada
titik ummu mughits lebih efektif daripada titik al akhda’ain, al kahil dan al
katifain. Rekomendasi penelitian ini sebagai tindakan keperawatan komplementer
dalam penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan pada pasien dengan nyeri kepala.

Kata kunci: nyeri kepala, terapi bekam basah, titik ummu mughits dan titik al
akhda’ain, al kaahil, al katifain

Asus 1
ABSTRACT

Headache is uncomfortable sensation in all parts of the head. It is a symptom of


the onset of disease or a combination of some symptoms of the diseases. Wet
cupping therapy is an intervention to discharge dirty blood from body through
skin surfaces by piercing the intended areas and then drawing the blood with
cups. The objective of this research is to investigate the effectiveness of the wet
cupping therapy on the ummu mughits point and al akhda’ain, al kahil, and al
katifain points toward the pain intensity of headache patients.
This research used the quasi experimental research method with pre test and post
test non equivalent control group design. Consecutive sampling technique was
used to determine its samples. The samples consisted of 34 respondents who
underwent medication at Ikhlas Medication House of Karanganyar in May -June
2017.
The result of the Mann Whitney’s Test shows that the Sig.(2-tailed) or p-value was
0.001 which was less than 0.05, meaning that H0 was rejected. Thus, there was a
difference of effectiveness of the wet cupping therapy on the ummu mughits point
and al akhda’ain, al kahil and al katifain points toward the pain intensity of
headache patients.
In conclusion, the wet cupping therapy on the ummu mughits point was more
effective than the wet cupping therapy on the al akhda’ain, al kahil and al katifain
points. The wet cupping therapy is therefore recommended to be used a
complementary therapy for pain management to headache patients.

Keywords : Headache, wet cupping therapy, ummu mughits point and al


akhda’ain, al kahil, and al katifain points

PENDAHULUAN riwayat penyakit kepala selama hidupnya


(International Association for Study of
Nyeri kepala adalah perasaan tidak Pain, 2011).
menyenangkan di seluruh bagian kepala
(Sjahrir, 2008). Secara umum nyeri Nyeri kepala menurut International
merupakan keadaan yang tidak Headache Society diklasifikasikan menjadi
menyenangkan akibat adanya rangsangan nyeri kepala primer dan sekunder.
fisik atau mental yang terjadi secara alami Penelitian berbasis Internasional Headache
yang bersifat subyektif maupun persona Society untuk Migren dan Tension Type
(Potter & Perry, 2009). Menurut World Headache (TTH) dan penelitian Headache
Health Organization (WHO) (2011) in General dimana Chronic Daily
menyatakan sebanyak 50-75% orang Headache mengungkapkan persentase
dewasa usia 18-65 tahun di dunia populasi orang dewasa dengan gangguan
mengalami sakit kepala selama setahun nyeri kepala 46% , 11% Migren, 42%
terakhir. Sebanyak 50% populasi dunia Tension Type Headache dan 3% untuk
mengalami nyeri kepala setiap tahun dan Chronic daily headache (Jensen & Stovner,
lebih dari 90% penduduk dunia mempunyai 2008). Berdasarkan hasil penelitian

Asus 2
multisenter berbasis rumah sakit pada 5 dilakukan terapi bekam basah. Berdasarkan
rumah sakit di Indonesia, didapatkan hasil dari penelitian Harisman (2012)
prevalensi penderita nyeri kepala sebagai mengungkapkan bahwa ada pengaruh
berikut: Migren tanpa aura 10%, Migren antara terapi bekam basah terhadap
dengan aura 1,8%, Episodik Tension type penurunan nyeri kepala penderita hipertensi
Headache 31%, Chronic Tension type dengan penurunan skala nyeri kepala
Headache (CTTH) 24%, Cluster Headache sebesar 1,75. Hal yang serupa juga
0.5%, Mixed Headache 14% (Sjahrir, dikemukakan Yanti (2011) dalam
2008). penelitiannya yang berjudul pengaruh terapi
Penatalaksanaan non farmakologis bekam terhadap perubahan skala nyeri pada
meliputi terapi komplementer atau terapi pasien dengan nyeri kepala di Klinik Afiat
alternatif, terapi komplementer yang dapat tahun 2011 dimana didalamnya
digunakan untuk mengurangi nyeri menurut diungkapkan bahwa titik pembekaman
Widyatuti (2008) salah satunya yaitu terapi dilakukan pada titik ummu mughits dengan
cupping (bekam). Rasulullah mengajarkan hasil menyatakan adanya penurunan
kepada umatnya mengenai obat dan cara bermakna level nyeri pasien dengan sakit
pengobatan salah satunya adalah Hijamah kepala sesudah bekam. Penelitian tentang
(bekam) sebagaimana dalam HR. Bukhari, pembekaman pada titik al akhda’ain, al
Rasulullah SAW bersabda: “Obat itu kahil, dan al katifain juga dilakukan oleh
terdapat pada tiga hal, pada sayatan Hartiti & Samiasih (2013) dengan hasil
pembekam, atau meminum madu, atau alat adanya pengaruh bekam basah terhadap
penyetrikaan (sundutan api), dan aku kualitas hidup sosial humaniora pasien
melarang umatku dari penyetrikaan.”. Al- migren dengan nilai p-value 0.000.
Hijamah berasal dari bahasa arab, dari asal Berdasarkan fenomena diatas,
kata al-hijmu yang berarti pekerjaan yakni peneliti tertarik melakukan penelitian
menghisap atau menyedot. Terapi bekam dengan membandingkan pembekaman pada
basah (hijamah rothbah atau hijamah titik ummu mughits dengan melakukan
damamiyah) diawali dengan bekam kering pembekaman pada titik al akhda’ain, al
dahulu, kemudian permukaan kulit disayat kahil, dan al katifain untuk mengetahui
menggunakan lanset (jarum tajam), perbedaan intensitas nyeri bila diperlakukan
kemudian di sekitarnya dihisap lagi untuk dengan perbedaan titik pembekaman.
mengeluarkan sisa-sisa toksik dari tubuh Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
(Sugiyo, 2011). Hisapan dan sayatan akibat efektifitas terapi bekam basah pada pada
bekam membuat nyeri ringan sehingga titik ummu mughits dan titik alakhda’ain, al
menstimulasi pelepasan zat endorphin dan kaahil, al katifain terhadap intensitas nyeri
enfekalin yang berperan mengurangi pada pasien nyeri kepala.
kepekaan terhadap nyeri atau kedua zat
tersebut lebih dikenal sebagai zat pengatur METODOLOGI PENELITIAN
kegembiraan internal (Sharaf,2012). Penelitian ini mengunakan quasy-
Beberapa peneliti baru – baru ini experiment dengan pre test and post test
meneliti tentang pengaruh terapi bekam non equivalent control group. Design
terhadap perubahan nyeri kepala penelitian ini peneliti melakukan penilaian
diantaranya Astuti (2012) yang dalam nyeri pada kelompok kontrol sebelum dan
penelitiannya mengungkapkan rata-rata sesudah dilakukan terapi bekam basah pada
responden mengalami penurunan nyeri titik al akhda’ain, al kahil, dan al katifain
kepala sampai skala ringan setelah dan melakukan penilaian nyeri pada

Asus 3
kelompok intervensi sebelum dan sesudah 36-45 tahun 10 29,4
dilakukan terapi bekam basah pada titik 46-55 tahun 13 38,2
56-65 tahun 2 5,9
ummu mughits. Populasi dalam penelitian >65 tahun 4 11,8
ini adalah semua responden nyeri kepala Total 34 100,0
yang berada di Rumah Pengobatan Ikhlas. Tabel 2 menunjukkan usia 46-55
Besarnya sampel dalam penelitian ini tahun merupakan usia tertinggi terjadi
sebanyak 34 responden dengan teknik pada kasus nyeri kepala yaitu sebanyak
pengambilan sampel menggunakan 38,2 %.
consecutive sampling. Alat pengumpulan
data pada penelitian ini berupa lembar 3. Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah
observasi skala nyeri Numerik Rate Scale Terapi Bekam Basah pada Titik
(NRS). Ummu Mughits (Kelompok
Dalam penelitian ini digunaan uji Intervensi) dan Titik Al Akhda’ain, Al
Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan kaahil, dan Al katifain (Kelompok
sebelum dan sesudah pada kelompok Kontrol)
intervensi dan perbedaan sebelum dan Tabel 3. Hasil Pengukuran Skala Nyeri
sesudah pada kelompok kontrol. Sedangkan Sebelum dan Sesudah Terapi Bekam
untuk mengetahui perbedaan antara Basah pada Titik Ummu Mughits
kelompok intervensi dengan kelompok (Kelompok Intervensi) dan Titik Al
kontrol digunakan Uji Mann Whitney. Uji Akhda’ain, Al kaahil, dan Al katifain
Mann Whitney jika P value (Sig.)< 0,05 (Kelompok Kontrol)
maka H0 ditolak, sedangkan apabila P Mea
N Min Max
value (Sig.)> 0,05 maka H0 di terima n
Interv
(Sujarweni, 2015). ensi
Pre 17 3,65 3 4
Post 17 2,00 1 3
HASIL PENELITIAN Kontr
Karakteristik Sampel Penelitian Pre 17 3,35 2 4
ol
Post 17 2,59 1 3
1. Jenis Kelamin reponden Tabel 3. menunjukkan bahwa
Tabel 1. Karakteristik Responden pada Titik Ummu Mughits (kelompok
Menurut Jenis Kelamin (n=34) intervensi), rata-rata skala nyeri
Klasifikasi
jenis kelamin
Frekuensi % sebelum diberikan terapi bekam basah
Laki-laki 16 47,1 3,65 dan setelah diberikan terapi
Perempuan 18 52,9 bekam basah didapatkan 2,00. Pada
Total 34 100,0 Titik Al Akhda’ain, Al kaahil, dan Al
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan katifain (kelompok kontrol) nilai rata-
sebagian besar responden berjenis rata skala nyeri sebelum diberikan
kelamin perempuan sebanyak 52,9 % terapi bekam basah 3,35 dan setelah
merupakan jenis kelamin terbanyak diberikan terapi bekam basah 2,5.
yang mengalami nyeri kepala. Minimal level nyeri sebelum dilakukan
pembekaman pada kelompok intervensi
2. Usia Responden adalah 3 (nyeri sedang) dan minimal
Tabel 2. Karakteristik Responden level nyeri setelah dilakukan terapi
Menurut Usia (n=34) bekam basah sebanyak 1 (tidak nyeri).
Klasifikasi umur
Frekuensi % Sedangkan level nyeri sebelum
responden
26-35 tahun 5 14,7 dilakukan pembekaman pada kelompok

Asus 4
kontrol memiliki nilai minimal 2 (nyeri maka H0 ditolak dan H1 diterima,
ringan) dan maksimal level nyeri artinya terdapat pengaruh terapi bekam
setelah dilakukan pembekaman bernilai basah pada Titik Al Akhda’ain, Al
1 (tidak nyeri). kaahil, dan Al katifain terhadap
intensitas skala nyeri pada pasien nyeri
kepala.
Hasil Perbandingan 3. Perbandingan Efektifitas Nyeri
Sesudah Dilakukan Terapi Bekam
1. Perbandingan Efektifitas Skala Nyeri
Basah Pada Titik Ummu Mughits
Sebelum Dan Sesudah Terapi Bekam
(Kelompok Intervensi) dan Titik Al
Basah Pada Titik Ummu Mughits
Akhda’ain, Al kaahil, dan Al katifain
(Kelompok Intervensi)
(Kelompok Kontrol)
Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok
Tabel 6. Hasil Uji Mann Whitney
Intervensi
Mean Sig.(2-
Kelompok N Z Sig.(2-tailed) Variabel Kelompok N
Rank tailed)
Intervensi 17 -3,714 0,000
Nyeri
Intervensi 17 12,79
sesudah 0,001
Kontrol 17 22,21
Tabel 4. pada Titik Ummu Tabel 4.7 Analisis data uji Mann
Mughits (kelompok intervensi) hasil Whitney menunjukkan hasil Sig.(2-
analisa uji wilcoxon menunjukkan nilai tailed) sebanyak 0,001 (p value ˂ 0,05)
sig (2-tailed) 0,000 sehingga P value < maka H0 ditolak, sehingga dapat
0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, disimpulkan bahwa terdapat efektifitas
artinya terdapat pengaruh terapi bekam perbedaan terapi bekam basah pada titik
basah pada Titik Ummu Mughits ummu mughits dan titik al akhda’ain, al
terhadap intensitas skala nyeri pada kahil dan al katifain terhadap intensitas
pasien nyeri kepala. nyeri pada pasien dengan nyeri kepala.
2. Perbandingan Efektifitas Skala Nyeri Peringkat rata-rata perbandingan
Sebelum Dan Sesudah Terapi Bekam efektifitas skala nyeri sesudah diberikan
Basah Pada Titik Al Akhda’ain, Al terapi bekam basah pada Titik Ummu
kaahil, dan Al katifain (Kelompok Mughits (kelompok intervensi) 12,79
Kontrol) lebih rendah dibandingkan rata- rata
nyeri sesudah pada Titik Al Akhda’ain,
Tabel 5. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Al kaahil, dan Al katifain (kelompok
Kontrol kontrol) 22,21. Hal tersebut
menunjukkan semakin rendah nilai rata-
Sig.(2- rata maka semakin efektif dalam proses
Kelompok N Z
tailed)
Kontrol
17 -3,606 0,000
pembekaman karena skala nyeri semakin
menurun menunjukkan semakin
membaik intensitas nyerinya.
Tabel 5. pada Titik Al
Akhda’ain, Al kaahil, dan Al katifain PEMBAHASAN
(kelompok kontrol) hasil analisa uji Jenis kelamin
wilcoxon menunjukkan nilai sig (2-
tailed) 0,000 sehingga P value < 0,05

Asus 5
Hasil penelitian menunjukkan tubuh mengalami penurunan fungsi salah
bahwa jenis kelamin responden perempuan satunya kehilangan elastisitas pada arteri
sebanyak 52,9 % merupakan jenis kelamin yang mampu menyebabkan meningkatnya
terbanyak yang mengalami nyeri kepala. tekanan darah di kepala sehingga aliran
Kondisi ini sesuai dengan Yanti (2011) darah berkurang yang menyebabkan
dengan jumlah perempuan sebanyak 68,8% terhambatnya oksigen yang akhirnya
serta Yang et al (2010) pada penelitiannya mengalami nyeri kepala. Hal yang sama
dengan hasil episodic migraine perempuan juga diungkapkan oleh (Boru, et al, 2010)
sebanyak 87,1% sedangkan chronic bahwa wanita yang mengalami
episodic perempuan 76,3. premenopouse (umur >40 tahun) mulai
kehilangan sedikit demi sedikit hormone
Peneliti berpendapat bahwa jenis estrogen yang menyebabkan berkurangnya
kelamin perempuan lebih banyak elastisitas pembuluh darah.
mengalami serangan nyeri kepala
dikarenakan perempuan setiap bulannya Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah
mengalami menstruasi dan wanita juga Terapi Bekam Basah pada Titik Ummu
mengalami kehamilan yang mengeluarkan Mughits (Kelompok Intervensi) dan Titik
darah lebih banyak sehingga dapat Al Akhda’ain, Al kaahil, dan Al katifain
mempengaruhi perubahan hormone (Kelompok Kontrol)
estrogen dalam tubuh. Hal ini sependapat
dengan Ojini, et al., (2007) pada Rata-rata skala nyeri sebelum
penelitiannya bahwa kejadian nyeri kepala diberikan terapi bekam basah pada Titik
lebih banyak ditemukan pada perempuan Ummu Mughits (kelompok intervensi)
karena adanya faktor hormonal sebesar 3,65 dan setelah diberikan terapi
(hormonally-driven) yaitu hormon bekam basah didapatkan 2,00. Hasil
esterogen. penelitian ini didukung oleh Yanti (2011)
yang menyatakan rata- rata level nyeri
Usia pasien sebelum dibekam adalah 4,5 dan
rata-rata level nyeri pasien sesudah
Usia termasuk dalam salah satu dibekam adalah 2,69. Sedangkan nilai rata-
factor yang dapat mempengaruhi kesehatan rata skala nyeri sebelum dilakukan
seseorang. Pada hasil penelitian ini pembekaman pada kelompok kontrol
didapatkan usia 46-55 tahun merupakan sebesar 3,35 dan nilai rata-rata setelah
tingkat usia tertinggi terjadi kasus nyeri dilakukan pembekaman yaitu 2,59. Hasil
kepala yaitu sebanyak 38,2 %. Hasil tersebut juga dikemukakan hal yang sama
penelitian yang sama pada Silberstein S, et pada penelitian Harisman (2012) yang
al (2008) juga mengungkapkan bahwa menyatakan nyeri kepala yang paling
serangan nyeri kepala migrein pertama banyak dialami oleh responden dengan rata-
kebanyakan dialami pada 3 dekade pertama rata 6,4286 sedangkan rata-rata nyeri
kehidupan dan angka kejadian tertinggi kepala setelah dibekam 4,6786. Penelitian
didapatkan pada usia produktif, yaitu pada Purnama, dkk (2012) didapatkan bahwa
rentang usia 25-55 tahun. Biasanya rerata skala nyeri sebelum terapi bekam
penderita nyeri kepala juga memiliki pada pasien cephalgia adalah 5,9, rerata
riwayat penyakit tersebut pada keluarganya. skala nyeri sesudah terapi bekam pada
pasien cephalgia adalah 1,8 maka dari itu
Peneliti berpendapat bahwa seiring
kesimpulannya terapi bekam efektif
bertambahnya usia organ-organ dalam

Asus 6
terhadap penurunan nyeri pada pasien bekam basah mampu megeluarkan zat – zat
cephalgia. penyebab nyeri dalam arti lain zat – zat
yang terbentuk karena kematian atau
peradangan jaringan, seperti bradikinin dan
histamine. Pegeluaran zat –zat ini bukan
hanya berperan mengurangi rasa nyeri
tetapi juga mengurangi peradangan yang
timbul dibagian tubuh yang sakit. Zat
histamine merupakan salah satu mediator
peradangan yang berperan memperluas
Hasil Perbandingan pembuluh darah (Sharaf, 2012).
Perbandingan Efektifitas Skala Nyeri Peneliti berpendapat bahwa pasien
Sebelum Dan Sesudah Terapi Bekam yang mengalami nyeri kepala merasakan
Basah Pada Titik Ummu Mughits ketegangan didaerah kepala dan salah satu
(Kelompok Intervensi) penyebabnya karena peredaran darah diotak
Hasil penelitian melalui asisten tidak lancar. Dilakukan pembekaman pada
peneliti melakukan terapi bekam basah titik Ummu Mughits karena titik pucuk
pada titik Ummu Mughits, skala nyeri kepala tersebut merupakan titik yang
sebelum dan sesudah dilakukan terapi langsung di daerah kepala dimana lebih
bekam basah berdasarkan uji statistik dekat dengan bagian otak. Persepsi yang
dengan uji wilcoxon2 kelompok sama juga dikemukaan oleh Purnama, dkk
berpasangan didapatkan nilai sig (2-tailed) (2012) bahwa tubuh kita mempunyai zat
0.000. Hal serupa juga diperoleh pada anti nyeri alami yaitu neuropeptida
penelitian Yanti (2011) dengan nilai sig (2- endorgenic morphin atau biasa disebut
tailed) adalah 0,000 (p< 0,05). Hasil analisa endorphin, dan enpekhalin. Enfekalin
pada penelitian ini menunjukan P value < diproduksi dalam adrenal yang letaknya
0.05 maka H0 ditolak sehingga terdapat diujung atas dari ginjal sedangkan
pengaruh terapi bekam basah pada titik endorphin dibuat didalam kelenjar pituitary
Ummu Mughits terhadap intensitas nyeri yang letaknya didasar otak. Keduanya
pada pasien nyeri kepala. adalah sejenis morfin alami yang tidak
hanya bekerja diotak dan saraf tetapi
Sel-sel syaraf penghantar nyeri keduanya juga beredar bersama aliran
mempunyai reseptor pada ujungnya yang darah. Selain itu, menurut Sharaf (2012)
menyebabkan impuls nyeri dihantarkan ke bekam basah mampu mengendalikan
sumsum tulang belakang dan otak. serotonin sehingga ia juga mencegah
Reseptor-reseptor ini sangat khusus dan terjadinya penyempitan arteri karatoid
memulai impuls yang merespon perubahan internal dan juga bisa mengeluarkan unsur-
fisik dan kimia tubuh. Stimulus pada unsur kalsium dari otot-otot pembuluh
jaringan akan merangsang nosiseptor darah otak, sehingga tidak terjadi
melepaskan zat-zat kimia, yang terdiri dari penyempitan pada pembuluh internal dan
prostaglandin, histamin, bradikinin, tidak terjadi peregangan pada pembuluh
substansi p, dan enzim proteolitik. Zat-zat eksternal, maka dari itu bekam mampu
kimia ini akan mensensitivasi ujung syaraf mencegah terjadinya sakit kepala.
dan menyampaikan impuls ke otak
(Corwin, 2009). Saat dilakukan terapi Perbandingan Efektifitas Skala Nyeri
Sebelum Dan Sesudah Terapi Bekam

Asus 7
Basah Pada Titik Al Akhda’ain, Al Peneliti berpendapat bahwa pasien
kaahil, dan Al katifain (Kelompok yang mengalami nyeri kepala juga
Kontrol) mengalami ketegangan otot di leher
selanjutnya menjalar kebagian depan dan
Hasil penelitian melalui asisten dapat menjalar ke bahu sehingga perlu
peneliti melakukan terapi bekam basah dilakukan pembekaman pada titik titik Al
pada titik Al Akhda’ain, Al Kaahil, dan Al Akhda’ain, Al Kaahil, dan Al Katifain
Katifain, skala nyeri sebelum dan sesudah dimana titik tersebut dekat dengan spinal
dilakukan terapi bekam basah berdasarkan cord (salah satu dari jaras nyeri) yang dapat
uji statistik dengan uji wilcoxon 2 menstimulasi keluarnya zat nitrit oksida
kelompok berpasangan didapatkan nilai sig sehingga membuat pembuluh darah
(2-tailed) 0.000. Seperti halnya dengan menjadi elastis dan akhirnya merasa
dengan uji t (paired t-test) pada penelitian nyaman dan mengurangi rasa nyeri. Hal ini
Harisman (2012) yang menunjukkan sama persepsinya dengan Sharaf (2012)
korelasi antara dua variabel dengan yang menyatakan cedera atau peradangan
signifikasi sebesar 0,03 sehingga terdapat yang terjadi penyayatan saat bekam basah
pengaruh terapi bekam basah pada titik Al pada tubuh menyebabkan terbentuknya zat
Akhda’ain, Al Kaahil, dan Al Katifain nitrit oksida. Zat ini memiliki beberapa
terhadap intensitas nyeri pada pasien nyeri fungsi, diantaranya: melebarkan pembuluh
kepala. darah, mengirimkan zat penenang alami
seperti endorphin dan enfekalin, dan
Terjadinya peningkatan tekanan
meningkatkan suplai nutrisi melalui
darah dalam intracranial yang
pembuluh darah kapiler dan arteri ke
menyebabkan pergeseran jaringan di dalam
cranium sehingga timbullah respon nyeri seluruh jaringan tubuh.
yang dirasakan responden (Harisman, Perbandingan Efektifitas Nyeri Sesudah
2012). Terapi bekam basah, dimana setelah Dilakukan Terapi Bekam Basah
penghisapan kulit akan dilanjutkan dengan PadaTitik Ummu Mughits (Kelompok
mengeluarkan darah, maka suhu kulit Intervensi) dan Titik Al Akhda’ain, Al
diarea lokal akan meningkat. Hal ini kaahil, dan Al katifain (Kelompok
disertai dengan dilatasi kapier, peningkatan Kontrol)
permeabilitas pembuluh darah, sehingga
menghasilkan perbaikan metabolisme. Hasil penelitian berdasarkan uji
Secara tradisional, proses ini statistik dengan uji Mann- Whitney
mengakibatkan perbaikan sirkulasi darah, menunjukkan terdapat perbedaan yang
membuang statis darah, dan meredakan bermakna antara skala nyeri sesudah pada
nyeri. Dibawah efek penghisapan dan Titik Ummu Mughits (kelompok intervensi)
penarikan kulit karena tekanan negative, dan Titik Al Akhda’ain, Al kaahil, dan Al
akan terjadi proses penekanan titik-titik katifain (kelompok kontrol) dengan hasil
tepat dibawah kulit disepanjang meridian. Sig. (2-tailed) sebanyak 0,001 (p value ˂
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 0,05). Peringkat rata-rata perbandingan
efek terapi tidak hanya mengenai bagian efektifitas skala nyeri sesudah diberikan
permukaan kulit yang dibekam saja, tetapi terapi bekam basah pada Titik Ummu
bisa menembus kedalam jaringan di Mughits (kelompok intervensi) 12,79 lebih
bawahnya (Umar Wadda’A, 2008). rendah dibandingkan rata- rata nyeri
sesudah pada Titik Al Akhda’ain, Al kaahil,
dan Al katifain (kelompok kontrol) 22,21.

Asus 8
Hal tersebut menunjukkan semakin rendah mioglobin. Jaringan disekitarnya sangat
nilai rata-rata maka semakin efektif dalam istimewa karena banyak mengandung mast
proses pembekaman karena skala nyeri sel dan kelenjar limfe, kapiler, dan venula
semakin menurun menunjukkan semakin halus yang merupakan sel untuk pertahanan
membaik intensitas nyerinya. Terapi bekam tubuh serta banyak ditemukan bundle dan
basah pada titik ummu mughits pleksus saraf. Dengan demikian, titik-titik
menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam tadi sangat sensitif dengan rangsangan
mengatasi nyeri kepala dibandingkan yang bekam. Titik meridian merupakan suatu
dilakukan terapi bekam basah pada titik Al system menyerupai saluran atau jala-jala
Akhda’ain, Al Kahil, Al Katifain, hal ini dalam tubuh manusia yang terletak
dikarenakan zat anti nyeri bekerja lebih membujur dan melintang pada tubuh, baik
berpusat didaerah kepala yang banyak di permukaan tubuh maupun dalam tubuh
megandung serabut syaraf dengan manusia. Dengan adanya saluran ini, maka
menstransmisikan sinyal rasa nyeri ke otak bagian tubuh yang satu dengan yang
atau bisa dikatakan bahwa pembekaman lainnya akan terhubung. Misalnya antara
pada titik Ummu Mughits (bagian kepala) permukaan tubuh dengan organ tubuh,
melakukan trasmisi rasa nyeri lebih cepat antara organ dengan organ, antara organ
ke otak dibandingkan dibekam pada titik Al dengan jaringan penunjang (limfe, fascia,
Akhda’ain, Al Kahil, Al Katifain. otot, syaraf, dll), dan diantara jaringan
penunjang satu dengan yang lainnya. Proses
Berdasarkan hal diatas, sesuai penyembuhan terjadi apabila bekam
dengan teori (Guyton & Hall, 2007) bahwa dilakukan pada titik-titik tadi akan terjadi
Tubuh kita mempunyai zat anti nyeri alami pelepasan zat neurokimia seperti endorphin
yaitu neuropeptida endorgenic morphin yang bisa mengurangi nyeri. Nyeri ini akan
atau biasa disebut endorphin, dan hilang disertai dengan peningkatan oksigen
enkephalin. Enkefalin diproduksi dalam dan aliran darah dari titik yang dibekam
adrenal yang letaknya di ujung atas dari tadi sehingga dapat menyebabkan otot
ginjal sedangkan endorphin dibuat di dalam menjadi rileks (Umar Wadda’A, 2008).
kelenjar pituitary (pituitary glands) yang
letaknya di dasar otak. Keduanya adalah SIMPULAN DAN SARAN
sejenis morfin alami. Selain bekerja di otak
dan saraf, keduanya beredar bersama aliran Berdasarkan penelitian yang telah
darah. dilakukan di Rumah Pengobatan Ikhlas
Karanganyar, dapat disimpulkan hasil
Bekam adalah cara pengobatan penelitian bahwa adanya perbedaan yang
dengan membekam titik-titik permukaan bermakna antara skala nyeri sesudah pada
kulit, salah satunya titik-titik bekam Nabi titik ummu mughits dan titik al akhda’ain,
(Prophet Potent Point) dan titik meridian. al kaahil, dan al katifain dengan hasil
Titik bekam nabi mengandung kumpulan Sig.(2-tailed) sebanyak 0,001. Rata-rata
syaraf dan motor-neuron dan pembuluh perbandingan efektifitas skala nyeri
darah mikrovaskuler. Titik ini juga disebut sesudah diberikan terapi bekam basah pada
motor pont yang terletak pada perlekatan Titik Ummu Mughits 12,79 lebih rendah
otot – syaraf (neuromuscular dibandingkan rata- rata nyeri sesudah pada
attachements). Otot-otot dengan titik tadi Titik Al Akhda’ain, Al kaahil, dan Al
mempunyai keistimewaan karena katifain 22,21. Berdasarkan hasil penelitian
mengandung banyak mitokondria, banyak ini, diharapkan menjadi acuan untuk
pembuluh darah, dan mengandung banyak penelitian selanjutnya mengenai

Asus 9
penatalaksanaan keperawatan komplemeter Medical Students of The University
(terapi bekam basah) terhadap intensitas of Lagos Nigeria. Chepalgia Journal.
nyeri dengan menambah variabel yang 29; 472-477.
lebih luas dan berbeda. Potter, A.P., & Perry, A. (2010).
Fundamental Keperawatan. Ed 7.
DAFTAR PUSTAKA Elsevier Inc.
Purnama, dkk. (2012). Efektivitas Terapi
Astuti Desi D. (2012). Pengaruh Terapi
Bekam terhadap Penurunan Nyeri
Bekam Basah (Wet Cupping
pada Pasien Cephalgia di Rumah
Therapy) terhadap Penurunan
Bekam Al-Kahiil Tegal Besar
Frekuensi Serangan & Skala Nyeri
Kabupaten Jember. Fakultas Ilmu
pada Penderita Migrain di Klinik
Kesehatan Universitas
Bekam Jetis Malang. Skripsi
Muhammadiyah Jember. The
Keperawatan.Universitas
Indonesian Journal of Health
Muhammadiyah Malang. Malang.
Science. Vol 3. No 1.
Boru, U.T., Kocer, A., Sur, H., Tutkan, H.
Sharaf, Ahmad Razak. (2012). Penyakit
and Atli, H. 2005. Prevalence and
dan Terapi Bekamnya Dasar-Dasar
Characteristicsof Migraine in Women
Ilmiah Terapi Bekam. Surakarta:
of Reproductive Age in Istanbul,
Thibbia.
Turkey: A Population Based Survey.
Sjahrir, H. (2008). Nyeri Kepala dan
Tohoku Journal of Experimental
Vertigo.Yogyakarta: Pustaka
Medical, 206(1), 51-59.
Cendekia Press.
Corwin, E, J. (2009). Handbook Of
Sugiyo. (2011). Pengobatan dengan Bekam
Pathophysiology.3rd Ed. Jakarta :
menurut Sunnah Nabi SAW dan
EGC.
Meridian. Surakarta : Pustaka AL
Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi
Fauzi
Kedokteran. Edisi II. Jakarta: EGC
Sujarweni, W. (2015). SPSS untuk
Harisman Muhammad U. (2012). Pengaruh
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Terapi Bekam Basah terhadap Nyeri
Baru.
Kepala pada Penderita Hipertensi di
Umar W.A. (2008). Sembuh dengan Satu
Klinik Bekam Desa Gonilan
Titik. Al Qowam: Solo.
Kartasura Sukoharjo. Skripsi
Widyatuti. (2008). Terapi Komplementer
Kesehatan. Universitas
Dalam Keperawatan. Jurnal
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Keperawatan Indonesia. Vol 12. No
Hartiti & Samiasih. (2013). Bekam Basah
1: 53-57.
Meningkatkan Kualitas Hidup Sosial
World Health Organization. (2011). Atlas of
Humaniora Pasien Migren. Jurnal
Headache Disorders and Resources
Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1,
in the World.
No. 2; 150-155
Yang et al. (2010). International Headache
International Association for the Study of
Society. Validation of the headache
Pain. (2011). IASP taxonomy. IASP
impact test (HIT-6TM) across episodic
website.
and chronic migraine.Chepalgia an
Jensen, R., Stovner, L,J., (2008).
International Journal of Headache.
Epidemiology and Comorbidity of
31 (3), 357-367.
Headache. Lancet Neurol 7:354-61.
Yanti Rahmatul F. (2011). Pengaruh Terapi
Ojini, et al. (2007). Prevalence and Clinical
Bekam Terhadap Perubahan Skala
Characteristics of Headache in

Asus 10
Nyeri pada Pasien dengan nyeri Skripsi Kedokteran. Universitas Islam
Kepala di Klinik Afiat Tahun 2011. Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Asus 11

Anda mungkin juga menyukai