Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Diabetes Mellitus (DM) dikenal sebagai penyakit kencing manis atau
penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula dalam darah melebihi 150 mg/dl, dimana batas normal gula darah adalah 70-
150 mg/dl, sebagai akibat adanya gangguan system metabolisme dalam tubuh, dimana
organ pancreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh
(Ernawati, 2013).

Penyakit diabetes merupakan penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup


penderita hingga mengakibatkan kematian. Pengobatan yang dilakukan dalam jangka
waktu panjang dan secara terus menerus akan berdampak pada finansial pasien diabetes
mellitus tersebut, karena biaya pengobatan diabetes mellitus membutuhkan biaya yang
besar (Ernawati,2013).

Maka dari itu, pemerintah membuat program untuk masyarakat yang terkena
Diabetes Mellitus dengan mencoba menggunakan pengobatan secara herbal atau
tradisional. Yang pastinya lebih menghemat finansial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian penyakit Diabetes Mellitus?
2. Apa nama tanaman herbal dan nama latin untuk pengobatan Diabetes Mellitus?
3. Apa saja bagian yang digunakan untuk pengobatan dan cara mendapatkan
ekstraknya?
4. Apa saja kandungan tanaman untuk pengobatan Diabetes Mellitus?
5. Bagaimana mekanisme kerja tanaman herbal tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami penyakit Diabetes Mellitus.
2. Untuk mengetahui jenis nama tanaman dan nama latin tanaman herbal.
3. Untuk mengetahui bagian yang digunakan dan cara mendapatkan ekstraknya.
4. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam tanaman herbal.
5. Agar dapat memahami mekanisme kerja tanaman herbal tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Penyakit Diabetes Mellitus


Penyakit Diabetes Mellitus (DM) dikenal sebagai penyakit kencing manis atau
penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah melebihi 150 mg/dl, dimana batas normal
gula darah adalah 70-150 mg/dl, sebagai akibat adanya gangguan system
metabolisme dalam tubuh, dimana organ pancreas tidak mampu memproduksi
hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh (Ernawati, 2013).

Diabetes masih menjadi masalah global. Penyakit ini merupakan salah satu
penyebab kematian terbanyak ketiga setelah penyakit kanker dan kardiovakular
pada penduduk dengan rentang usia 30-70 tahun. Diabetes Melitus (DM) terdiri
dari 2 tipe yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2 yang mana DM tipe 2 ini adalah tipe
yang paling sering ditemukan yaitu 90-95% dari semua kasus diabetes yang ada.
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa angka insidensi dan
prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia akan cenderung meningkat. World
Organization Health (WHO) menyatakan, prevalensi DM meningkat dengan
cepat pada dekade terakhir, sampai lebih dari 40%. Peningkatan prevalensi
obesitas lebih 60% dalam periode yang sama, berhubungan erat dengan
perkembangan DM tipe 2 (Ernawati, 2013).
Menurut Ernawati (2013), saat ini pemerintah Indonesia menganjurkan
masyarakat untuk mengkonsumsi obat berbahan tradisional karena mengingat efek
sampingnya yang rendah. Sedangkan menurut Sari (2013), ada beberapa faktor
yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih pengobatan yaitu tingkat
pendidikan, motivasi diri dan sosial ekonomi. Tingkat pendidikan yang rendah
berdampak pada pengetahuan seseorang dalam masalah kesehatan khususnya
pengobatan DM. Umumnya orang yang berpendidikan tinggi akan lebih memilih
menggunakan obat medis dan tradisional dibandingkan dengan obat medis saja.
Selain itu, motivasi diri juga mempengaruhi orang dalam memilih pengobatan.
Motivasi diri yang rendah dalam pengobatan medis mengakibatkan orang
cenderung lebih memilih pengobatan tradisional. Rendahnya status ekonomi juga
menjadi penyebab orang dalam memilih pengobatan tradisional, karena
pengobatan tradisional lebih murah dibandingkan dengan obat medis.
Terdapat banyak jenis tanaman herbal atau tradisional untuk pengobatan
penyakit Diabetes Mellitus. Seperti daun Salam dan daun Insulin.

2
2.2Nama Tanaman Herbal
1. Daun Salam (Syzygium polyanthum)
Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan tanaman yang
secara luas digunakan sebagai salah satu bumbu masakan dan secara
tradisional digunakan dalam tatalaksana diabetes di Indonesia.6
Tanaman ini tumbuh di wilayah iklim tropis dan subtropis, termasuk di
Asia Tenggara dan Cina. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah
atau pun pegunungan, di Indonesia pohon ini kebanyakan tumbuh di
pegunungan, tetap ada juga yang ditanam orang untuk pelengkap
bumbu masak. Daun Salam memiliki banyak manfaat yaitu mengobati
kencing manis, kolesterol tinggi, hipertensi, diare, dan gastritis.
Klasifikasi :
• Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
• Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan p dengan pembuluh)
• Super Divisi: Spermatophyta (Mampu menghasilkan biji)
• Divisi: Magnoliophyta (Memiliki kemampuan berbunga)
• Kelas: Magnoliopsida (memiliki keping dua atau dikotil)
• Ordo: Myrtales
• Famili: Myrtaceae (dari suku jambu-jambuan)
• Genus: Syzygium
• Spesies: Syzygium polyanthum Wigh Walp

2. Daun Insulin ( Tithonia diversifolia)


Tanaman daun insulin memiliki nama ilmiah Tithonia
diversifolia. Tanaman ini berasal dari meksiko. Nama lokal untuk
tanaman ini yaitu rondo semoyo, kembang bulan, kayu paik, kipait dan
harsaga. Sebagian masyarakat menyebutnya tanaman paitan karena
tangan akan terasa pahit jika memegang daun tanaman ini. Tanaman
ini jarang sekali dibudidayakan dengan sengaja melainkan hanya
digunakan sebagai tanaman pagar. Tanaman ini juga banyak tumbuh
liar di pinggir sungai atau pekarangan. Tanaman yang dikenal sebagai
Mexican Sunflowe ini memiliki ciri berdaun menjari, batang berkayu
dengan tinggi 1 meter dan memiliki bunga berwarna kuning
menyerupai bunga matahari. Tanaman daun insulin ini memang masih
kurang dikenal oleh masyarakat.
Klasifikasi :

 Kingdom : Plantae
 Sub Kingdom :Viridiplantae
 Infra Kingdom : Straptophyta
 Super divisi : Embryophyta

3
 Divisi : Tracheophyta
 Sub Divisi : Spermatophytina
 Kelas : Magnoliopsida
 Super Ordo : Asteranae
 Ordo : Asterales
 Famili : Asteraceae
 Genus : Tithonia Desf. Ex juss.
 Spesies : Tithonia Diversifolia

2.3Bagian Tanaman yang Digunakan dan Cara Ekstraknya

1. Daun Salam
Bagian yang digunakan untuk membuat ekstrak daun salam terdapat
pada daunnya sendiri. Dengan cara :
 Bahan :
- 7- 15 lembar daun salam segar yang telah di cuci bersih.
- 3 gelas air atau setara dengan 600 ml
 Cara membuat :
- Cuci daun salam dengan air yang mengalir hingga bersih
- Rebus daun salam segar dan air sebanyak 3 gelas hingga tersari menjadi 1
gelas
- Dinginkan dan saring
- Minum ramuan 2 kali sehari sebelum makan. Masing- masing sebanyak 1
gelas
2. Daun Insulin

Cara membuat jamu daun insulin sangatlah mudah,. Ekstraknya diambil dari
daunnya itu sendiri. Yaitu dengan cara :

1. Ambil 10 lembar daun insulin (bisa daun segar ataupun daun yang sudah kering)

2. Rebus dalam 4 gelas air

3. Biarkan rebusan sampai tersisa 3 gelas

4. Diminum saat hangat atau dingin. Ampas sisa rebusan dapat direbus kembali
hingga warna bening.

Untuk penyembuhan jamu daun insulin dapat konsumsi 3x sehari (setiap


minum 1 gelas). Jika gula darah sudah turun frekuensi konsumsi jamu bisa dikurangi
menjadi 2x sehari dan 1x sehari. Rutin memeriksakan kadar gula darah sangat penting
dilakukan untuk mengontrol gula darah. Pengobatan diabetes mellitus dengan jamu
daun insulin juga harus dibarengi dengan diet gula.

4
2.4. Kandungan yang Terdapat Dalam Tanaman

1. Daun Salam

Didalam tanaman daun salam terdapat beberapa kandungan yang


sangat bermanfaat bagi penyembuhan penyakit Diabetes Mellitus. Analisis
fitokimia menunjukkan kandungan minyak esensial, tanin, flavonoid dan
terpenoid dari daun salam. Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa
fenol yang diduga dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Di dalam Daun Salam terdapat kandungan minyak esensial, tanin,


fenol - flavonoid dan terpenoid. Senyawa Fenol-Flavonoid merupakan
senyawa yang dapat menurunkan kadar gula darah sehingga Daun Salam
diduga memiliki efek anti diabetes.

2.Daun Insulin

Kandungan senyawa aktif seperti fructooligosakarida, fenol,


chlorogenic, dan flavonoid dari daun insulin (Smallanthus sonchifolius) yang
mampu menurunkan kadar glukosa darah. Oleh karena itu, daun insulin atau
daun yacon dapat digunakan sebagai obat alternatif dalam pengobatan
antidiabetes karena berperan dalam penurunan kadar glukosa darah.

Yakon memiliki kandungan fruktosa yang terdiri dari 35% fruktosa


bebas dan 25% fruktosa terikat. Nah, kandungan fruktosa inilah yang berguna
untuk penderita diabetes karena diketahui mampu mencegah dari
hiperglikemia atau melonjaknya kadar gula darah.

2.5 Mekanisme Tanaman Herbal

1. Daun Salam

Pada tahun 2011, Aljamal melakukan penelitian terhadap 65 pasien


Diabetes Mellitus tipe 2. Pasien tetap mengkonsumsi diet rutin dan obat anti
DM secara rutin dengan suplementasi 2 gr bubuk daun salam selama 4
minggu. Hasil yang didapatkan adalah tarjadi penurunan kadar gula darah,
kolesterol total, LDL dan Trigeliserida disertai Peningkatan HDL. Didalam
daun salam terdapat senyawa polifenol yang memiliki efek pada sensitifitas
insulin, uptake glukosa dan antioksidan sehingga diduga dapat menurunkan
kadar glukosa dalam darah. Senyawa ini banyak ditemukan pada buah-buahan,
sayuran dan kebanyakan herbal.

 Flavonoid
Terutama dalam bentuk glikosidanya. Glikosida flavonoid bertindak
sebagai penangkap radikal hidroksil sehingga dapat mencegah aksi
diabetogenik. Pada kasus ini pasien menderita DM tipe II yang dapat

5
diakibatkan oleh kerusakan sel sehingga produksi insulin menurun.
Flavonoid disini berfungsi untuk melindungi sel dari paparan radikal
bebas sehingga menghambat progress kerusakan sel.
 Tanin
Tanin membentuk komplek dengan protein di jonjot-jonjot usus
sehingga menghambat absorbsi glukosa dan lemak.

2.Daun Insulin

Mekanisme antidiabetes dari yakon ini diduga berasal dari kandungan


yang terdapat didalamnya. Kandungan-Kandungan senyawa antidiabetes
dalam Daun Yakon (Smallanthus sonchifolius) :

 Senyawa Sonchifolin, Polimatin B, Uvedalin dan Enhidrin, dimana


senyawa-senyawa dalam tanaman Yakon tersebut memiliki manfaat
sebagai antidiabetesmelalui dua mekanisme, yaitu menghambat proses
glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glikogenolisis merupakan proses
pemecahan glikogen dalam hati menghasilkan glukosa, sedangkan
glukoneogenesis merupakan proses sintesis glukosa dari produk non-
karbohidrat yaitu piruvat, laktat, alanin, maupun asam amino lainnya.
Dengan penghambatan proses glikogenolisis dan glukoneogenesis
maka terjadi penghambatan pembentukan glukosa dalam tubuh.
 Senyawa antioksidan asam chlorogenic, asam cafeic, dan asam
ferulic.Senyawa antioksidan ini memiliki manfaat sebagai penghambat
radikal bebas yang merusak organ tubuh termasuk pankreas. Asam
Chlorogenic dalam daun Yakon memiliki manfaat untuk menangkal
radikal bebas yang dilepaskan oleh agen-agen pengoksidasi seperti
strepzotocin dan oksigen reaktif yang terbentuk akibat hiperglikemia
pada penderita diabetes.
 Daun Yakon juga mengandung senyawa melampolide. Suatu
sesquiterpen lakton yang memiliki manfaat menghambat pembentukan
nitric oxide (NO). NO merupakan gas radikal bebas yang mudah larut
dan berumur pendek. Pembentukan NO yang berlebih dapat merusak
sel beta pankreas dengan mekanisme dimulai dari nekrosis sel dan
diakhiri dengan apoptosis. Dengan adanya kandungan senyawa
melampolide dalam ekstrak daun yakon, maka pembentukan radikal
bebas NO yang berlebihan dapat dihambat untuk mencegah kerusakan
sel beta pankreas, ini berarti senyawa sesquiterpen lakton melampolide
juga memiliki mekanisme sebagai antioksidan untuk melindungi sel
beta pankreas dalam terapi diabetes mellitus.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi tanaman herbal daun salam dan daun insulin mempunyai manfaat sangat besar
untuk penyembuhan penyakit Diabetes Mellitus. Karena mengingat efek samping yang
sangat rendah untuk tubuh, penderita Diabetes Mellitus di anjurkan untuk mengkonsumsi
ekstrak daun salam dan daun insulin yang terbukti dapat membantu menurunkan kadar gula
dalam darah.

7
Daftar Pustaka

Bagian Farmakologi.Jurnal Penelitian Universitas Sriwijaya Fakultas Kedokteran;


(2016), 4 Mei 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Volume 1, Issue 1, Agustus 2016, hal
85-94

Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tadulako Palu- Indonesia; (2015), 4 Mei
2018

Anda mungkin juga menyukai