PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isolasi sosial atau menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami
ketidak mampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan
lingkungan disekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku menarik diri
sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana
pasien melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan
berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (Isolasi Diri)
termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri semakin
banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan social dan
emosional dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998). Dalam membina hubungan
social, individu berada dalam rentang respon yang adaptif sampai dengan
maladaptive. Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-
norma social dan kebudayaan yang berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan
respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat
diterima oleh norma-norma sosial dan budaya.
Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering kali terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik diri sehingga
melalui pendekatan proses keperawatan yang komperhensif penulis berusaha
memberikan asuhan keperawatan yang semaksimal mungkin kepada pasien dengan
masalah keperawatan utama menarik diri : Isolasi Sosial. Menurut pengajar
departemen psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Surjo Dharmono,
penelitian organisasi kesehatan Dunia (WHO) di berbagai Negara menunjukan
sebesar 20-30 % pasien yang dating ke pelayanan kesehatan dasar menunjukan gejala
gangguan jiwa. Bentuk yang paling sering adalah kecemasan dan depresi.
Dari segi kehidupan sosial kultural, interaksi social adalah merupakan hal
yang utama dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai dampak adanya menarik diri :
isolasi sosial akan menjadi suatu masalah besar dalam fenomena kehidupan, yaitu
terganggunya komunikasi yang merupakan suatu elemen penting dalam mengadakan
hubungan dengan orang lain atau lingkungan disekitarnya (Capertino, 1997)
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Isolasi Sosial ?
2. Bagaimana Faktor Predisposisi dan Presipitasi pada Isolasi social?
3. Apa saja Tanda dan Gejala pada Isolasi Sosial ?
4. Bagaimana Patopsikologi Isolasi Sosial ?
5. Bagaimana pohon masalah pada Isolasi Sosial ?
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan Isolasi Sosial ?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Mengetahui dan menambah wawasan tentang masalah Isolasi Sosial sehingga dapat
membuat rencana asuhan keperawatan
b. Tujuan Khusus
Setelah memahami kasus ini diharapkan penulis dan pembaca mampu :
1. Mengetahui definisi Isolasi Sosial
2. Mengetahui faktor predisposisi Isolasi Sosial
3. Mengetahui Faktor presipitasi masalah isolasi sosial
4. Mengetahui tanda dan gejala pada Isolasi Sosial
5. Mengetahui rentang respon hubungan sosial pada Isolasi Sosial
6. Mengetahui pohon masalah pada Isolasi Sosial
7. Mengetahui dan memahami Asuhan Keperawatan pada klien dengan Isolasi Sosial
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes, 2000 dalam Direja,
2011). Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang
lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan.Ia
mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang
dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak
sanggup membagi pengamatan dengan orang lain (Balitbang, 2007 dalam Fitria,
2012). Adapun kerusakan interaksi sosial merupakan upaya menghindari suatu
hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubngan akrab
dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien
mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang
dimanifestasi dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup
berbagi pengalaman (Balitbang, 2007 dalam Direja, 2011). Isolasi sosial adalah
suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan
sikap yang negatif dan mengancam (Towsend, 1998 dalam Kusumawati &
Hartono, 2011). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa isolasi
sosial merupakan suatu keadaan dimana seorang individu tidak mampu membina
suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa tidak mempunyai
kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran, dan kegagalan.
B. Faktor Predisposisi
Direja (2011) menyatakan ada beberapa faktor predisposisi penyebab isolasi sosial,
meliputi :
a. Faktor perkembangan
Sistem keluarga yang terganggu dapat berperan dalam perkembangan
respons sosial maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa individu yang
mengalami masalah ini adalah orang yang tidak berhasil memisahkan
dirinya dari orang tua. Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada
tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam
hubungan sosial (Fitria, 2012).
b. Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam ganggguan hubungan. Hal ini
akibat dari transisi ; norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap
orang lain; atau tidak menghargai anggota masyarakat yang kurang
produktif, seperti lanjut usia (lansia), orang cacat dan penderita penyakit
kronis. Isolasi dapat terjadi karena norma-norma yang salah dianut oleh
keluarga, dimana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia
lanjut, berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari
lingkungan sosialnya (Fitria, 2012)
c. Faktor Biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi
terjadinya hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia
yang mengalami masalah dalam hubungan social memiliki struktur yang
abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk
sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal (Fitria, 2012)
C. Faktor Presipitasi
Beberapa faktor presipitasi isolasi sosial menurut Direja (2011) dan Fitria
(2012) meliputi ;
a. Faktor eksternal
Stres yang ditimbulkan karena menurunnya stabilitas unit keluarga
seperti perceraian, berpisah dari orang yang berarti, kehilangan pasangan
pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh, dan dirawat di rumah sakit
atau di penjara.
b. Faktor internal
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya seperti tuntutan untuk
berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan.
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala isolasi sosial menurut Direja (2011) dan Fitria (2012)
meliputi ;
a. Kurang spontan
b. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
c. Ekspresi wajah kurang berseri
d. Tidak merawat diri dan tidak memeperhatikan kebersihan diri
e. Tidak ada atau kurang sadar terhadap komunikasi verbal
f. Mengisolasi diri
g. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
h. Aktivitas menurun
i. Kurang energi
j. Rendah diri
k. Asupan makanan dan minuman terganggu
l. Postur tubuh berubah
E. Rentang Respon Hubungan Sosial
Adaptif Maladaptif
• Saling ketergantungan
G. Masalah Keperawatan
1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah
3. Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran
4. Defisit perawatan diri
5. Risiko perilaku kekerasan
H. Intervensi
Diagnosa 1 : Isolasi Sosial
Tuk 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan ditandai wajah
cerah, tersenyum, mau berkenalan, ada kontak mata
- Beri salam terapeutik
- Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan
- Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
- Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
- Buat kontak interaksi yang jelas
- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
DI RUANG BERRY
I. IDENTITAS KLIEN
Informan :
Klien masuk ke RSKD Duren Sawit karena saat dipanti klien merasa kesal terhadap teman yang
menyuruhnya , klien membanting pintu dan marah marah, bicara dengan nada tinggi, setelah itu
klien masuk RSKD Duren Sawit ruang delima
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Penolakan
Tindakan Kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik,aniaya seksual, penolakan , kekerasan
dalam keluarga dan tindakan criminal dalam hidupnya
Masalah Keperawatan
1) Resiko perilaku kekerasan
Masalah Keperawatan
Tidak Ada Masalah Keperawatan
IV. FISIK
1) Tanda Vital : TD : 110/70 MMHg N : 83 X/Menit S : 36,0 P : 18
X/Menit
2) Ukur : TB : 150 CM BB: 50 KG
3) Keluhan Fisik : Ya Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan saat ini tidak ada keluhan pada anggota badannya, telinga klien
tampak kotor, Rambut tampak kotor dan berketombe
Masalah Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
V. PSIKOSOSIAL
1) Genogram
keterangan :
: Laki-Laki meninggal
: Perempuan Meninggal
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
Klien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara, klien tidak tinggal satu rumah dengan
saudaranya dikarenakan sudaranya tinggal di luar kota
2) Konsep Diri
a. Gambaran diri : klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubiuhnya karena
menurut dia semua itu titipan allah dan harus di syukuri
b. Identitas : klien mengatakan merasa senang dengan identitasnya sebagai
perempuan
c. Peran : klien mengatakan merasa bosan di RSKD Duren Sawit karena tidak
bisa melakukan tugas sehari-hari yang biiasa dilakukan
d. Ideal diri : klien berharap cepat pulang dari RSKD Duren Sawit dani
menjalankannya perannya di panti
e. Harga diri : klien mengatakan malu masuk RSKD Duren Sawit dan merasa
tidak berguna
Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan :
Isolasi sosial
4) Spiritual
a. Nilai dan keyakinanma
Klien mengatakan dirinya beragama islam, dan mengatakan sakit yang di deritanya
merupakan ujian dari Allah SWT
b. Kegiatan ibadah
Selama di RSKD Duren Sawit klien tidak pernah melaksanakan sholat lima waktu
dan tidak pernah mengaji
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
: Cepat : Keras : Gagap : inkoheren
3. Aktivitas Motorik
n
4. Alam perasaan
n
b
Sedih Ketakutan Putus asa Kawatir Gembira berlebihan
Jelaskan : saat melakukan pengkajian klien mengatakan saat ini dirinya merasa baik.
Lebih baik dari sebelumnya .
5. Afek
Jelaskan : saat dilakukan pengkajian respon pasien sesuai dengan yang di bicarakan
Defensif curiga
Jelaskan : saat di lakukan wawancara dan berbincang kontak mata kurang dan klien hanya
berbicara apabila kita memulai dulu pembicaraan .
7. Persepsi
Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan : saat di wawancara / ditanyakan mengenai salah satu data klien menjawabnya
berbeda topik dari satu topic yang lain dan tidak sampai pada tujuan .
9. isi piker
Jelaskan : tidak ada masalah pada isi piker klien saat dilakukan pengajian
Waham
Jelaskan : saat dilakukan pengkajian tidak ditemukan masalah disonientasi realita ( waktu ,
tempat ,hari) karena saat ditanya siang / malam , klien menjawab siang,saat ditanya hari klien
menyebutkan dengan benar .
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan : daya ingat jangka panjang dan pendek klien baik , terbukti klien dapat
mengingat kejadian masa lalu dan masih mengingat ketika klien di panti .
Jelaskan : saat dilakukan pengkajian klien mampu berhitung dengan baik dan benar saat
ditanya 20-10 klien menjawab 10 .benar
Jelaskan : klien mampu membuat keputusan ketika ditanya makan dulu atau cuci tangan dulu
, klien menjawab cuci tangan dulu .
Jelaskan : saat dilakukan pengkajian klien menyangkal penyakit nya dan klien mengatakan di
bawa kesini sebab orang lain yang membuatnya marah-marah .
1. Makan
Bantuan bantuan total makan sendiri
2. BAB/BAK
Bantuan minimal bantuan total mandiri
Jelaskan : klien mengatakan makan dan BAK ,BAB sendiri tanpa bantuan makan 3x/ hari
bab 1x/hari BAK 4x/hari .
3. Mandi
Bantu minimal bantuan total mandiri
4. Berpakaian / berhias
Bantuan minimal bantuan total
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang : klien tidur siang dari jam 13:00 – 14: 00
Tidur malam : klien tidur malam dan jam 22:00 – 05:00
Kegiatan sebelum dan sesudah tidur : klien mengatakan kegiatan sebelum tidur
adalah membaca doa
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan ya tidak
Perawatan lanjut
System pendukungan
8. Kegiatan didalam rumah ya tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapian rumah
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
9. Kegiatan diluar rumah ya tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan : klien minum obat dibantu , klien mengatakan klien tinggal dipanti dan
selama dipanti klien mengatakan menjadi buruh cuci , mencuci pakaian dan
mengurus kerapin panti .
Masalah keperawatan : tida ada masalah keperawatan .
Penyakit jiwa
Faktor Predisposisi
Koping
Lainnya :
saat di lakukan pengkajian klien mengatakan tidak tau tentang gejala penyakit jiwa
dan tidak tau tentang penyakitnya .
Olanzapine 2 x 10 mg
Clozapine 1 x25 mg
Data Masalah
DS : Isolasi Sosial
Klien mengatakan merasa malu dan mlaas saat
berhubungan dengan oranglain
Klien mengatakan takut untuk memulai pembicaraan
DO :
Klien tampak menyendiri
Klien tampak tidur dipojokan sendiri
Klien tidak mau bercakap cakap dan berinteraksi
dengan oranglain
Klien tampak diam
Klien tampak menghindar dari teman temannya
Kontak mata kurang
DS : Harga Diri Rendah
Klien mengatakan malu masuk RSKD Duren Sawit
dan merasa tidak berguna
Klien mengatakan bosan di RSKD karena tidak bisa
menjalankkan kegiatan seperti biasanya
DO :
Klien tampak sering menundukan kepala nya
Kontak mata kurang
DS : Deficit Perawatan Diri
Klien mengatakan malas mandi
DO :
Telinga klien tampak kotor , terdapat kotoran telinga
Rambut klien tampak kotor dan lengket
DS : Resiko Perilaku Kekerasan
Klien mengatakan masuk ke RSKD Duren Sawit
karena saat dipanti klien kesal dengan temannya klien
membanting pintu dan marah marah
Klien mengatakan yang menyebabkan klien masuk
RSKD Duren Sawit karena orang lain
DO :
Klien tampak kesal
Saat berbicara membahas temannya klien tampak
berbicara dengan kesal dan menggerutu
XIV. BAGAN POHON MASALAH
1. Isolasasi Sosial
2. Harga Diri Rendah
3. Defisit Perawatan Diri
4. Resiko Perilaku Kekerasa
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
2. Setelah 1x interaksi
klien dapat 2.1. Tanyakan pada klien Mendiskusikan
menyebutkan tentang: tingkat
Tujuan Khusus 2 : kemampuan
minimal satu Orang yang tinggal
Klien mampu penyebab isolasi serumah, teman klien seperti
menyebutkan sosial dari: sekamar klien. menilai realitas
penyebab Diri sendiri Orang yang paling dan mengontrol
isolasi sosial Orang lain dekat dengan diri.
Lingkungan klien/di ruang
perawatan
Apa yang membuat
klien dapat dekat
dengan orang
tersebut.
Orang yang tidak
dekat dengan klien
di rumah/ di ruang
perawat
Apa yang membuat
klien dekat dengan
orang tersebut
Upaya yang sudah
dilakukan agar
dekat dengan orang
lain.
A. Proses Keperawaan
1. Kondisi Klien
Ds :
klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
Do :
klien menyendiri
Klien tidak mau bercakap-cakap /berinteraksi dengan orang lain
Klien tampak tidur dipojokan sendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan
Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang ain
Khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian mempunyai
teman/hubungan dengan orang lain
Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
Masukkan kegiatan berkenalan dengan orang lain dalam jadwal kegiatan
harian klien
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina huungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
c. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain/mempunyai teman
d. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain/tidak mempunyai teman
e. Mengajarkan klien cara berkenalan dengan 1 orang perawat
f. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
B. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamu’alaikum…. Selamat pagi mba Y
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan mba Y hari ini? Oh.. jadi mba Y merasa bosan disini
terus. Masih ingat dengan saya? Kemarin kita berbincang-bincang
c. Kontrak
Baiklah mba Y bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenal penyebab
mba Y menyendiri, keuntungan dan kerugian kalo tidak mempunyai teman
serta belajar cara berkenalan dengan 1 orang perawat
d. Waktu
Berapa lama mba Y mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
e. Tempat
mba Y mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana
f. Fase Kerja
Dengan siapa mba Y tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan mba
Y? apa yang menyebabkan mba Y dekat dengan orang tersebut? Siapa anggota
keluarga dan teman yang tidak dekat dengan mba Y? apa yang membuat mba
Y tidak dekat dengan orang lain?apa saja kegiatan yang mba Y lakukan
bersama keluarga? Bagaimana dengan teman-teman yang lain? Apakah ada
pengalaman yang tidak menyenangkan kita bergaul dengan orang lain? Apa
yang menghambat mbak Y dalam berteman/bercakap-cakap dengan orang
lain? Menurut mbak apa keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah..
bener. Kita mempunyai teman untuk bercakap-cakap. Apalagi mbak? (sampai
klien menyebutkan beberapa) Nah.. kalo kerugian kita tidak mempunyai
teman apa mbak? Yaa.. apalagi? (sampai menyebutkan beberapa). Jadi
banyak juga ruginya tidak mempunyai teman yaa.. kalau begitu mba Y mau
belajar berteman dengan orang lain? Nah… untuk memulainya sekarang mba
Y latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini mba Y, untuk
berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita sukai. Contohnya : nama saya nurfitiri nilam asri , senang
dipanggl nilam. Selanjutnya mba Y menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya : nama ibu siapa? Senang dipanggil apa? Ayo mba Y
coba perkenalan!! Misalnya saya belum kenal dengan mba. Coba mba Y
berkenalan dengan saya. Yaa.. bagus sekali mba.. setelah berkenalan dengan
mba Y selanjutnya mba Y bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan mba Y bicara. Misalnya tentang hobi, cuaca, pekerjaan, dsb.
2. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif
Bagaimana perasaan mba Y setelah kita berbincang-bincang? Nah.. sekarang
coba ulangi dan sebutkan apa yang sudah kita bicarakan tadi
b. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah mba Y, dalam 1 hari mau berapa kali mba latihan bercakap-cakap
dengan teman? 2x ya mba? Baiklah, jam berapa mba Y akan latihan? Ini ada
jadwal kegatan , kita isi jam 11:00 Wib dan 15:00 Wib kegiatan mba Y adalah
bercakap-cakap dengan tean sekamar. Jika mba Y melakukannya secara
mandiri, maka mba menuliskan M, jika mba melakukkanya dibantu/diingatkan
oleh keluarga atau teman maka mba buat B. jika mba Y tidak melakukannya
maka mba Y tulit T. apakah mba mengerti? Coba mba Y ulangi? Nah… bagus
mba Y.
c. Kontrak yang akan Datang
Topik
Baiklah mba Y bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang dan
latihan bercakap-cakap dengan 2 orang perawat. Apakah mba Y
bersedia?
Waktu
Mba Y mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 Wib?
Tempat
Mba Y maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
diruang tamu? Baiklah, sampai jumpa besok ya mba Y..
wassalamu’alaikum
STRATEGI PELAKSANAAN ( SP 2 )
ISOLASI SOSIAL
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien :
DS : - klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
DO : - klien tampak menyendiri di pojokan
- Klien tampak memisahkan diri dari kerumunan teman-teman yang lain
- Klien tampak sering menunduk
2. Diagnose keperawatan : Isolasi Sosial
3. Tujuan :
Umum : klien tampak berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain
Khusus : klien dapat memperaktikan cara berkenalan dengan dua orang perawat/
orang lain
4. Tindakan keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Memberikan kesempatan pada pasien cara berkenalan dengan dua orang
perawat
c. Menganjurkan pasien melakukan kegiatan dalam jadwal harian
B. Proses pelaksanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum…. Selamat pagi mba Y
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mba Y hari ini ? masih ingat dengan suster ?
Nama suster siapa ? kemaren kita berbicara tentang apa ?
c. Kontrak
- Topik dan tujuan
Baiklah sesuai dengan kontrak kita kemaren hari ini kita akan latihan
bagaimana berkenalan dan bercakap-cakap dengan dua orang perawat.
Tujuannya agar mba Y semakin banyak teman. Apakah mba Y bersedia ?
- Waktu
Berapa mba Y mau berbincang-bincang? Bagaimana kalua 15 menit ?
- Tempat
Mba Y mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalua diruang
makan ?
2. Fase kerja
Baiklah hari ini saya datang bersama dua orang perawat yaitu teman saya yang
juga praktek di ruang berry. Mba Y bisa memulai berkenalan… apakah mba Y
masih ingat bagaimana cara bekenalan ( beri pujian jika pasien masih ingat. Jika
pasien lupa bantu pasien mengingat kembali cara berkenalan ) nah silahkan mba Y
mulai ( fasilitas perkenalan antara pasien dengan perawat lain ) wah bagus sekali
mba Y, selain nama, alamat, hobby apakah ada yang lain mba Y ketahui tentang
suster C dan D ? ( bantu pasien mengembangkan topik pembicaraan ) wah bagus
sekali, mba Y…
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan mba Y setelah kita berkenalan dan bercakapa-cakap
dengan suster C dan D ?
b. Evaluasi objektif
Coba sebutkan kembali bagaimana caranya berkenalan ?
c. Rencana tindak lanjut
Baiklah mba Y bagaimana kalua di tambah lagi jadwal kegiatan mba Y yaitu
jadwal kegiatan bercakap-cakap ketika sedang berkumpul dengan teman,
berapa kali mba mau latihan bercakap-cakap dengan teman ? dua kali ya mba
Y ? baiklah jam berapa mba akan latihan ? ohh mba Y mau jam 11.00 dan
14.00, baik kalua begitu
d. Kontrak yang akan datang
- Topik
Baiklah mba Y bagaimana kalua nanti jam 14.00 kita berbincang-bincang
dan latihan bercakap-cakap dengan dua orang perawat atau lebih, apakah
mba Y bersedia ?
- Waktu
Mba Y mau jamberapa ? bagaimana kalua jam 19.00
- Tempat
Mba Y maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang makan ? baik kalau begitu sampai jumpa lagi, wassalamualaikum
STRATEGI PELAKSANAAN ( SP 3)
ISOLASI SOSIAL
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS : - klien mengatakan masih malas untuk berinteraksi dengan orang lain
- Klien mengatakan takut untuk memulai interaksi dengan orang lain
B. Proses pelaksanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum mba Y ? selamat pagi
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mba Y hari ini ? masih ingat dengan saya ? apakah masih
ada perasaan kesepian ? kemarin kita berbicara / berbincang-bincang tentang
apa ?
c. Kontrak
- Topik dan tujuan
Baiklah sesuai dengan kontak kita yang kemaren hari ini saya akan
mendampingi mba berkenalan/ bercakap-cakap dengan perawat lebih
daridua orang serta bercakap-cakap dengan teman sekamar saat
melakukan kegiatan harian. Apaah ibu bersedia? Tujuannya agar mba
mengenal dengan teman sekamarnya untuk berinteraksi
- Waktu
Berapa lama mba Y mau berbincang-bincang dimana ? bagaimana kalau
20 menit?
- Tempat
Mba Y mau berbincang-bincang dimana ? bagaimana kalau di ruang
makan ?
2. Fase kerja
Baiklah mba Y bagaimana kalau kita menuju kamar mba Y bertemu teman
sekamar serta saya membawa teman saya lima orang untuk ajak ibu bercakap-
cakap dan berkenalan. Apakah mba Y sudah siap bergabung dengan banyak
orang ?nah mba Y, sesampainya mba Y disana langsung bersalaman dan
memperkenalkan diri seperti yang sudah kita pelajari mba bersikap biasa saja
dan yaki bahwa orang-orang di sana senang dengan kedatangan mba Y
baiklah mba Y kita berangat sekarang yaa. ( selanjutnya perawat mendampingi
pasien di kegiatan keempat sampai dengan selesai )
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif
Bagaimana perasaan mba Y setelah kita bekenalan dengan teman sekamar
mba Y dan lima orang teman saya? Coba mba Y sebutkan kembali cara
berkenalan dengan banyak orang?
b. Rencana tindak lanjut
Baiklah mba Y selanjutnya mba Y bisa menambah orang yang mba Y
kenal. Atau mba Y bisa ikut kegiatan menolong membawa nasi teman
sekamar untuk dimakan oleh teman-teman mba Y lalu jangan lupa
kegiatan yang sudah mba Y lakukan dimasukan kedalam jadwal kegiatan
harian. Jam berapa mba Y akan berlatih ? baiklah pada siang jam 11.00
dan sore jam 15.00
c. Kontak yang akan datang
- Topik
Baiklah mba Y bagaimana kalau besok saya akan mendampingi mba Y
dalam melakukan berbincang-bincang saat mengambil makan siang.
Apakah mba bersedia ? tujunya agar mba lebih percaya diri lagi untuk
memulai percakapan dengan orang lain
- Waktu
Mba Y mau jam berapa ? bagaiamana kalau jam 11.00 siang ?
- Tempat
Mba Y mau dimana kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau diruang
makan ? baik mba Y kalau begitu , sampai jumpa besok.
Waalaikumsalam.
Catatan Keperawatan
IMPLEMENTASI EVALUASI
Jam : 13.30 WIB S:
Ds : - Klien mengatakan mau berkenalan
- Klien mengatakan malas berinteraksi dengan suster
dengan orang lain - Klien mengatakan penyebab
Do : menyendirinya adalah karena klien
- Klien tampak menyendiri di pojokan malas berhubungan dengan orang
- Klien tidak mau bercakap-cakap / lain, merasa takut dan malu
berinteraksi - Klien mengatakan keuntungan
dengan orang lain mempunyai teman yaitu bisa bercerita
- Klien tampak menunduk dan kerugian tidak mempunyai teman
- Kontak mata kurang yaitu kesepian dan tidak ada teman
- Komunikasi Koheren tapi lambat dan pelan bicara
Dx : Isolasi Sosial O:
Tindakan Keperawatan - Komunikasi koheren tapi lambat dan
1. Membina hubungan saling percaya pelan
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi - Kontak mata kurang
social klien - Klien tidak mau memulai
3. Berdiskusi dengan klien tentang pembicaraan
keuntungan berinteraksi dengan orang - Klien tampak sering menunduk
lain / mempunyai teman A:
4. Berdiskusi dengan klien tentang - ISolasi Sosial
kerugian tidak berinteraksi dengan P :
orang lain / tidak mempunyai teman - Lakukan cara berkenalan dengan 1
5. Mengajarkan klien cara berkenalan orang perawat sesuai jadwal kegiatan
dengan satu orang perawat harian pagi jam 11.00 sore jam 16.00
6. Menganjurkan klien memasukan
kegiatan berbincang dengan orang
lain dalam kegiatan harian
Rencana Tindak Lanjut :
- Evaluasi kegiatan bercakap-cakap
dengan orang lain, beri pujian
- Lanjut Sp 2 Isolasi Sosial (
berkenalan dengan 2 orang perawat)
- Masukan dalam jadwal kegiatan
harian
CATATAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Jam : 09.30 WIB S:
Ds : - Klien mengatakan ngantuk dan tidak
- klien mengatakan malas berinteraksi dengan mau berkenalan
orang lain - Klien mengatakan mau berkenalan
- klien mengatakan masih malu untuk setelah makan siang
memulai O:
berkenalan - Klien tampak lesu
Do : - Bicara koheren tapi pelan dan lambat
- kontak mata kurang - Klien tampak sering menunduk
- klien tampak sering menunduk A : Isolasi Sosial
- komunikasi koheren tapi pelan dan lambat P:
Dx : Isolasi Sosial - Lakukan cara berkenalan dengan dua
Tindakan Keperawatan : orang perawat sesuai jadwal kegiatan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian harian pagi jam 11.00 siang jam
klien 13.00 dan sore jam 16.00
2. Memberikan kesempatan pada pasien
untuk memulai cara berkenalan
dengan dua orang perawat
3. Menganjurkan klien memasukan
kedalam jadwal kegiatan harian
Rencana Tindak Lanjut :
- Ulangi Sp 2 Isolasi Sosial (
berkenalan dengan 2 orang perawat)
- Masukan dalam jadwal kegiatan
harian klien
CACATAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Jam : 09:30 Wib S : klien mengatakan mau berkenalan dengan
Do : orang lain
Klien mengatakan malas berinteraksi dengan
orang lain O : klien mampu memulai cara berkenalan
Do : dengan orang lan.
Klien sering terlihat menunduk Klien tampak kooperatif.
Kontak mata kurang Komunikasi koheren tapi pelan dan lambat
Komunikasi koheren, tapi pelan dan
lambat A : isolasi sosial
Rencana tindakan
1. Lanjut sp 4 isolasi sosial
2. Masukan kedalam jadwal kegiatan
harian pasien