PENDAHULUAN
Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah
yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya
nafkah dari orang lain. Lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat
dihindari dari usia manusia sebagai makhluk hidup yang terbatas oleh suatu
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran
darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan
ditemukan pada lansia. Pada lansia hipertensi menjadi faktor utama payah jantung
dan penyakit jantung koroner. Lebih dari separuh kematian di atas usia 60 tahun
hipertensi.
diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena
angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya
hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono,
2001). Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi
dan 10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan
hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya
beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya
pengobatannya.
normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95
usia dan jenis kelamin diajukan oleh Kaplan (1985) sebagai berikut : pria yang
berusia < 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darah pada waktu berbaring
130/90 mmHg atau lebih, sedangkan yang berusia > 45 tahun dinyatakan
hipertensi jika tekanan darahnya 145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang
mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau lebih dinyatakan hipertensi (Slamet
Suyono, 2001).
Berdasarkan latar belakang di atas dan pengkajian yang telah kami
lakukan di Posyandu lansia Dsn. Beiji. Kami menemukan kasus yang sama,
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
hipertensi.
2. Tujuan Khusus
VI,Tanjung Anom.
1.5 Metode Penulisan
masalah yang terjadi yang didapat pada saat melaksanakan asuhan keperawatan.
1. Wawancara
Yaitu melakukan tanya jawab langsung ke klien, perawat dan dokter serta
tim
kesehatanlainnya.
3. Studi kepustakaan
4. Studi dokumentasi
pemeriksaan klien.
Daftar pustaka
BAB 2
KONSEP MEDIS
2.1 Pengertian
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet
Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari
tekanan sistolik standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah
refleksi dari kardiak out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal. Menurut
Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir
konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa
sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg. Institut Nasional Jantung, Paru, dan Darah
kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau
Hipertensi merupakan gejala yang paling sering ditemui pada orang lanjut
usia dan menjadi faktor risiko utama insiden penyakit kardiovaskular. Karenanya,
kontrol tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang lanjut usia. Jose
Roesma, dari divisi nefrologi ilmu penyakit dalam FKUI-RSUPN dr. Cipto
2.2 Etiologi
perubahan-perubahan pada :
a. Faktor keturunan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi .
b. Ciri perseorangan
c. Kebiasaan hidup
3. Stress
4. Merokok
5. Minum alkohol
Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya
berupa: sakit kepala, pusing, mudah marah (emosi meningkat) susah tidur, rasa
2.4 Klasifikasi
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik
terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
penyebabnya
berat
2.5. Patofisiologi
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
keadaan hipertensi.
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
pencegahan antara lain: diet rendah lemak, diet rendah garam, hindari makan
dan terkontrol, jauhi merokok, berhenti minum kopi, turunkan berat badan ke arah
yang ideal, hindari stress, hindari penyerta seperti DM dan kolesterol tinggi.
a. Hemoglobin / hematocrit
anemia.
hipertensi
jantung
h. EKG: Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
2.8 Penatalaksanaan
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini
meliputi:
5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
c. Edukasi Psikologis
1. Tehnik Biofeedback
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
2. Tehnik relaksasi
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita
dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur
hidup penderita.
Blood Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada
pada penderita.
Pengobatannya meliputi:
1. Step 1
inhibitor.
2. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan, Diganti jenis
lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis lain, dapat berupa
vasodilator.
3. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3
jenis lain
4. Step 4
TINJAUAN KASUS
kesehatan hanya pada Tn.H. Hasil pelaksanan asuhan keperawatan gerontik ini
3.1 Pengkajian
A. Data Biografi
Nama : Tn.H
Agama : Islam
TB/BB : 168 cm / 80 kg
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Menurut teori udjianti palpitasi adanya denyut jantung atau adanya penyakit
jantung.
Sedangkan dari hasil pengkajian klien tidak ada terdapat penyakit jantung
4.2 Diagnosa
mengenal hipertensi, dengan tanda, tekanan darah rendah, nadi cepat, sianosis,
tidak ada nyeri dada. Sedangkan pada kasus tanda-tanda pada diagnose tersebut
tidak ada.
4.3 Intervensi
Dengan tinjauan teoritis namun masih ada rencana keperawatan yang tidak
skunder hipertensi :
terjadinya nyeri
4.4 Implementasi
4.5 Evaluasi
mengerti hipertens
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus keperawatan pada Tn.H dengan hipertensi maka penulis
a) Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan,
sedangkan hasil pengkajian yang penulis dapatkan pada Tn.H adalah Tn.H
Mengatakan pening/sakit dibagian kepala masih 1hari ini, lemas, keluarga tidak
resiko tinggi terhadap ketidak patuhan b/d ketidak mampuan keluarga mengenal
hipertensi
selama 3x1jam :
terjadinya nyeri
telah disusun
e) Evaluasi tindakan yang dilakukan perawatan dalam memberikan asuhan
5.2 Saran
Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia. Trans Info media: Jakarta.
Ma’rifatul Lilik, Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha ilmu: Jogjakarta.