Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan

tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa.

Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung

seperti benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah radius ulna dan

dapat juga berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada

tangan atau kaki sehingga menyebabkan tangan atau kaki tersebut patah

(Jong, 2004).

Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari pada yang

dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya

meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrim.

Meskipun tulang patah namun jaringan disekitarnya juga dapat terpengaruh

yang dapat mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan

sendi, dislokasi sendi, rupture tendon, kerusakan saraf dan kerusakan

pembuluh darah (Brunner & Suddarth. 2001).

Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang

banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia.

Bahkan WHO telah menetapkan dekade ini (2002-2012) menjadi Dekade

1
Tulang dan Persendian. Penyebab fraktur terbanyak adalah karena kecelakaan

lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas ini, selain menyebabkan fraktur, menurut

WHO, juga menyebabkan kematian 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana

sebagian besar korbannya adalah remaja atau dewasa muda.

Fraktur lebih sering terjadi pada orang laki-laki dari pada perempuan

dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga,

pekerjaan atau kecelakaan. Sedangkan pada usila diperkirakan cenderung

lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis

yang terkait dengan perubahan hormon. Data rekam medis Rumah Sakit

Umum Dr. Pirngadi Medan Mencatat prevalensi pertahunnya untuk

penganganan bedah angka kejadian fraktur lebih tinggi dibandingkan dengan

penyakit lainnya (Lukman, 2009).

Berbagai masalah keperawatan yang sering muncul pada Fraktur

adalah nyeri, resiko Tinggi terjadinya infeksi. Peran perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan harus secara efektif dan efisien. Untuk itulah perlu ada

pembekalan khusus bagi perawat khususnya Medikal Bedah dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus fraktur

(Jitiwiyono, 2010).

Dari data diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini

menjadi Karya Tulis Ilmiah Keperawatan Medikal Bedah serta mencoba

menerapkan proses keperawatan yang baik untuk mencapai hasil yang

optimal.

2
B. RUANG LINGKUP

Sesuai dengan judul Karya Tulis Ilmiah ini yaitu Asuhan Keperawatan

Gangguan Sistem Muskuloskeletal Post Skeletal Traksi Pada pasien Open

Fraktur Femur Dextra Diruang Rawat Bedah Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi

Medan. Penulis membatasi hanya pada Asuhan Keperawatan saja meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi atau gambaran secara nyata tentang

penerapan Asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur dan

pemasangan Skeletal Traksi.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien Open Fraktur

Femur Post Skeletal Traksi secara sistematis.

b. Menegakkan diagnosa keperawatan terhadap pasien Open Fraktur

Femur Post Skeletal Traksi serta dapat memprioritaskan masalah

tersebut.

c. Melaksanakan rencana tindakan keperawatan berdasarkan prioritas

masalah sesuai dengan kebutuhan pasien.

3
d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan

yang telah ditetapkan.

e. Mengevaluasi hasil yang telah dicapai berdasarkan tujuan yang telah

ditetapkan.

D. METODE PENULISAN

Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode ilmiah

yang bersifat pendekatan secara langsung kepada pasien. Tekhnik yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan mempelajari buku-buku atau karangan-karangan ilmiah

yang berhubungan dengan judul karya tulis ilmiah ini.

2. Studi Kasus

Dengan mempelajari status pasien untuk memperoleh gambaran secara

nyata pada pasien Open Fraktur Femur Post Skeletal Traksi yang

meliputi :

a. Observasi yaitu penulis melakukan pengamatan langsung pada

pasien Open Fraktur Femur Post Skeletal Traksi.

b. Wawancara yaitu penulis melakukan Tanya jawab kepada pasien,

keluarga pasien, pegawai ruangan data dari catatan atau hasil

pemeriksaan yang dilakukan perawatan pada pasien.

4
3. Studi Dokumentasi

yaitu memperoleh data dari catatan atau hasil pemeriksaan yang

dilakukan perawatan pada pasien.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematikan penulisan karya tulis ini terdiri dari 5 bab dengan

penjabaran sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, Yaitu latar belakang, ruang lingkup, tujuan

penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS, Tinjauan Teoritis Medis Meliputi

defenisi, etiologi, Tanda dan gejala, anatomi dan fisiologi,

Manifestasi klinis, Patofisiologi, pemeriksaan diagnostik dan

penatalaksanaan.

Tinjauan Teoritis Keperawatan Meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB III : TINJAUAN KASUS, yang meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB IV : PEMBAHASAN, Membahas kesenjangan yang ditemukan

pada Tinjauan Teoritis Medis dengan Tinjauan Kasus yang

meliputi Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Perencanaan,

Implementasi dan tahap evaluasi.

5
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN, Kesimpulan yaitu jawaban tujuan

penulisan dan sebagai inti BAB Pembahasan. Saran yaitu

tanggapan dari butir kesimpulan yang berupa kesenjangan dari

pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai