BAB I
PENDAHULUAN
bahasa yang sangat penting karena bahasa merupakan fenomena social yang
tidak dapat dipisahkan dari keberadaan masyarakat itu sendiri. Bahasa sangat
Inggris digunakan dengan jangkauan distribusi yang sangat luas sebagai bahasa
dan tehnologi yang penuh dengan komunikasi dalam bahasa Inggris, diperlukan
jika kiranya di katakan bahwa sumber daya manusia Indonesia yang ideal adalah
masih kurang memuaskan, dimana para siswa sudah belajar bahasa Inggris dari
SD, tetapi sebagian besar mereka masih kurang mampu dalam berbicara bahasa
Inggris dengan baik. Selain itu suasana belajar yang tidak menyenangkan juga
masalah yang menghadang dalam pembelajaran bahasa Inggris. Jika dilihat dari
2
input prestasi siswa ketika masuk pada umumnya di sekolah belum mampu
berbahasa Inggris dengan baik, maka dalam pembelajaran bahasa Inggris harus
konsep kegiatan belajarnya. Dengan kata lain pengajaran itu sendiri mengandung
kegiatan-kegiatan yang menjadikan anak itu belajar dan pengajaran yang baik
tentu akan melihat kondisi dan berbagai aspek yang ada pada diri peserta belajar
dengan sebaik-baiknya.
dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada mata pelajaran bahasa Inggris.
Tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SMA adalah untuk membekali siswa dapat
reading, dan writing, serta dapat berkomunikasi secara lisan dan tertulis sesuai
pembelajaran yang kurang tepat, alat evaluasi yang kurang baik ataupun materi
yang diberikan kurang sesuai dengan tingkat berfikir siswa. Upaya untuk
(1995:37) “ strategi pembelajaran merupakan suatu pola umum kegiatan guru dan
antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru memiliki tugas untuk
memilih strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan
dan mampu memotivasi siswa dalam kegiatan belajar demi tercapainya tujuan
pendidikan.
media belajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Media mengajar
kepada siswanya. Media pembelajaran yang tepat akan membuat siswa lebih
termotivasi, lebih aktif, dan lebih mudah mencerna ilmu pengetahuan yang
belajar siswa dalam bidang studi Bahasa Inggris masih kurang. Hal itu terlihat
ketika proses belajar mengajar berlangsung, ada perilaku siswa yang tidak sesuai
dengan proses pembelajaran sehingga saat ada tugas yang diberikan oleh guru
siswa tidak bisa mengerjakkannya. Selama ini dalam proses belajar mengajar guru
4
dan memahami berbagai materi yang diajarkan tanpa adanya suasana atau model
mengingat dan memahami materi yang diajarkan. Akibatnya, minat belajar siswa
menjadi lemah, siswa cenderung merasa bosan dan jenuh dengan suasana
sehingga hasil belajar yang diperoleh menjadi rendah. Untuk mengatasi hal
kreatif dan menikmati suasana pembelajara yang tidak kaku dan membosankan.
Dengan demikian pemanfaatan media pohon pintar ini diharapkan dapat menjadi
meningkatkan minat belajar siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 2 Sigli pada
1. Minat belajar siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 2 Sigli pada mata pelajaran
strategi yang sering digunakan adalah ceramah dan pemberian tugas sehingga
siswa kelas X MIA 1 pada materi Pronoun melalui pemanfaatan media pohon
1. Bagi siswa, penelitian ini dapat mengembangkan daya kreatifitas dan berfikir
2. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
dalam memahami materi yang akan disampaikan kepada siswa. Tidak mampunya
dan fasilitator yang baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rahmanto, (dalam
media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kebutuhan anak didiknya.
Pemanfaatan media pembelajaran yang tepat akan menjadikan siswa antusias dan
memahamii materi yang disampaikan guru juga akan lebih baik, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Indra, (2009) “media adalah suatu alat yang dipakai
yang kompleks, tetapi juga bentuk sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan
guru, objek nyata, kunjungan keluar kelas. Menurut, Trianto (2009:234) media
informasi ilmu pengetahuan kepada siswa melalui indera penglihatan, perasa dan
melihat bakat dan kemampuan siswanya yang berbeda-beda, yang mana setiap
cemerlang, sebagian siswa lebih cepat belajar melalui media visual, sebagian
melalui media audio, sebagian lebih senang melalui media cetak, yang lain
mengemukakan bahwa:
media pembelajaran diharapkan dapat bermanfaat, antara lain: (1) bahan
yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat
verbalistik; (2) metode pembelajaran lebih bervariasi; (3) siswa menjadi
lebih aktif melakukan beragam aktifitas; (4) pembelajaran lebih menraik;
dan (5) mengatasi keterbatasan ruang.
mungkin dialami secara langsung di dalam kelas. Misalnya objeknya terlalu besar,
9
dasar yang benar, kongkrit dan realistis. Media membangkitkan motivasi dan
harus sesuai dengan kebutuhan dan materi yang akan di ajarkan. Seorang guru
baik mampu menggunakan media secara tepat dan benar. Memiliki kemampuan
dasar tentang penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu guru dalam
sangat baik, karena hal itu akan membantu mengembangkan pola fikir siswa
media pengajaran yang perlu diikuti yaitu (1) persiapan, (2) pelaksanaan
Langkah ini dilakukan sebelum menggunakan media. Ada beberapa hal yang perlu
pelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan, kemudian
yang dimaksud, tetapkan apakah media tersebut digunakan secara individual atau
10
kelompok, dan atur tatanannya, agar peserta dapat melihat, dan mendengar pesan-
pesan pengajarannya dengan baik. (2) Pelaksanaan (penyajian). Satu hal yang
(3) Tindak Lanjut. Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman peserta
melalui media tersebut. Selanjutnya, pada beberapa media yang dilengkapi dengan
alat evaluasi, maka langkah ini dimaksudkan pula untuk melihat tercapai atau
terlibat, dan memahami sesuatu. Sementara minat belajar siswa dapat dimaknai
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Minat siswa terhadap suatu hal yang
mereka dengar dan lihat dapat bergantung pada dua faktor, yang pertama
pemahaman siswa terhadap apa yang disampaikan dapat terwujud dengan baik,
kedua adalah faktor dari dalam diri siswa itu sendiri (Sudjana, 1989:39).
Minat siswa terhadap suatu materi pembelajaran merupakan suatu hal yang
harus mendapatkan perhatian khusus oleh guru, untuk itu guru harus berupaya
dengan maksimal agar siswa dapat memiliki minat yang cukup baik. Tinggi atau
11
rendahnya minat belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh
memanfaatkan pohon baik yang tersedia secara alami di alam maupun yang
sengaja dibuat oleh guru untuk menggantungkan berbagai macam huruf atau
benda sehingga menarik minat peserta didik untuk belajar. Dalam hal ini, media
pohon pintar yang dimanfaatkan oleh guru yaitu pohon yang tumbuh secara alami
pohon pintar dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas X MIA 1 pada materi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1 Pengajuan
Proposal
2 Penyusunan
Rancangan
3 Penelitian
4 Pelaksanaan Siklus
I
5 Analisis Siklus I
6 Pelaksanaan Siklus
II
7 Analisis Siklus II
8 Penulisan hasil
Penelitian
data hasil penelitian berupa kata-kata dan dipaparkan sesuai dengan kejadian yang
terjadi di lapangan dan analisis secara induktif. Menurut Moleong (2007: 8-13)
instrument, (2) Analisis data induktif, (3) Hasil penelitian bersifat deskriptif, (4)
Adanya batas permasalahan data yang ditentukan oleh penelitian, (5) Kriteria
khusus yang diperlukan untuk keabsahan data. Oleh karena penelitian ini
direncanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 fase utama yaitu
(Arikunto, 1997:83)
penganalisa, penafsiran data dan sebagai pelapor hasil. Oleh karena itu untuk
mengurangi kerumitan yang dialami oleh peneliti maka kehadiran pengamat dapat
membantu dalam mengunpulkan data, analisis data, dan refleksi serta membantu
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 yang
berjumlah 23 orang siswa. Data yang di kumpulkan dari siswa meliputi data test
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh.”
didik setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
1. Hasil belajar
Untuk mengetahui tes hasil belajar peserta didik dalam kegiatan belajar
P=
keterangan:
P = angka persentase
Nilai ketuntasan belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah 65.
Sedangkan kriteria hasil adalah jika ≥ 80% peserta didik mendapatkan nilai ≥
2. Hasil Observasi
dengan skor maksimal dan dikalikan 100% secara sistematis dapat ditulis
sebagai berikut :
PS =
16
3. 7 Tahap-Tahap Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini berupa siklus spiral yang meliputi kegiatan
dengan mengajar materi yang telah ditetapkan. Materi yang diajarkan pada
mengamati dan melihat secara langsung objek penelitian yang dilakukan sehingga
pengaruh tindakan terkait, yang berorientasi pada masa yang akan datang dan
refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan guna mengetahui tindakan apa
yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya, jika memang masih kurang maka
seperti yang dikemukakan oleh Usman dkk (2008:23) yaitu ” jika kriteria proses
atau hasil observasi telah mencapai skor ≥ 80% maka proses dikatakan berhasil.
Sedangkan kriteria hasil dapat dikatakan berhasil adalah jika ≥ 85% siswa
BAB IV
ini adalah memberikan tes awal yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan prasyarat yang dimiliki oleh peserta didik pada materi Pronoun.
Pelaksanaan tes awal disajikan dalam bentuk soal isian yang terdiri dari 5 soal
18
dengan mengalokasikan waktu selama 30 menit. Tes awal diikuti oleh seluruh
peserta didik kelas X MIA 1 yang berjumlah 23 orang. Adapun persentase hasil
tes awal ini berdasarkan skor tertinggi sampai dengan skor terendah dapat dilihat
Jumlah 23 100
atau hanya 13 orang siswa yang nilainya mencapai KKM (65). Sedangkan 10
a. Perencanaan Tindakan.
Pada kegiatan perencanaan peneliti telah menyiapkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Lembaran observasi
19
orang teman sejawat guru mata pelajaran bahasa Inggris bertindak sebagai
pengamat. Jumlah peserta didik yang mengikuti pada saat pelaksanaan tindakan
adalah sebanyak 23 orang peserta didik. Adapun materi yang akan dipaparkan
1. Tahap Awal
2. Tahap Inti
20
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mengorganisasikan peserta didik kedalam
kalimat yang benar yang ditulis di karton berbentuk buah di pohon pintar, guru
meminta setiap siswa dalam satu kelompok untuk mengambil karton menurut
nomor dan menyusun kalimat dari pohon kemudian berdiskusi secara kelompok,
serta menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri dengan hasil kerja yang
diperoleh, dan memanggil salah satu anggota dari setiap kelompok, untuk
3. Tahap Akhir
Tes akhir tindakan dilaksanakan pada hari yang sama dengan pelaksanaan
pembelajaran pada tindakan yaitu pada hari kamis tanggal 22 September 2015.
Pelaksanaan tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi telah dipelajari. Tes ini diikuti oleh sebanyak 23 orang peserta
21
didik dengan pengawasan oleh peneliti dan 2 orang pengamat. Adapun hasil tes
Jumlah 23 100
73,91% atau 17 orang siswa. Sedangkan 6 siswa atau 26,87% belum mencapai
ketuntasan. Jumlah siswa yang mencapai nilai tuntas sudah meningkat namun
belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu 80% siswa harus memperoleh
nilai diatas KKM (65) maka perlu kiranya dilakukan siklus kedua.
d. Hasil Observasi
bahwa kegiatan pembelajaran belum terlaksana sepenuhnya dengan baik. Hal ini
terlihat dari beberapa peserta didik tidak aktif melaksanakan tugas yang
nasehat.
teman sejawat guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Observasi yang dilakukan
meliputi aktivitas peneliti sebagai guru dan juga aktivitas peserta didik selama
orang pengamat terhadap aktivitas peneliti dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
diperoleh jumlah skor 43, dengan demikian diperoleh persentase adalah 78,18 %.
Observasi yang dilakukan oleh pengamat II, diperoleh jumlah skor 41, dengan
rata-rata adalah 76,36%. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat I
dan II, maka persentase observasi guru pada pelaksanaan siklus I dalam kategori
cukup. Adapun hasil observasi pengamatan terhadap kegiatan peserta didik pada
Tabel 4.4 Hasil Observasi Pengamatan Terhadap Kegiatan peserta didik Siklus I
No Pengamat Skor Persentase (%)
1 Pengamat I 42 76,36
2 Pengamat II 42 76,36
Rata-rata 42 76,36
peserta didik, diperoleh jumlah skor 42, dengan demikian diperoleh persentase
adalah 76,36%. Observasi yang dilakukan oleh pengamat II, diperoleh skor 42,
observasi yang dilakukan oleh 2 orang pengamat terhadap kegiatan peserta didik
dilakukan oleh pengamat I dan II, maka persentase aktivitas peserta didik pada
e. Refleksi
Pelaksanaan refleksi dalam pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk
oleh Usman dkk (2008:23) yaitu “Jika hasil observasi telah mencapai skor ≥ 80%.
Sedangkan kriteria hasil adalah jika ≥ 80% siswa mendapat skor ≥ 65 pada tes
akhir tindakan.”
Pelaksanaan penelitian yang telah penulis lakukan pada pelaksanaan
tindakan siklus I menunjukkan bahwa dari segi hasil, peserta didik yang tidak
orang (73,91%) artinya belum memenuhi kriteria hasil yang telah dikemukakan di
atas. Disamping itu ditinjau dari hasil observasi terhadap kegiatan guru yang
didik yang dilakukan oleh pengamat I diperoleh persentase adalah 76,36% dan
yang dilakukan oleh pengamat I dan II terhadap kegiatan guru dan peserta didik
(observasi) yang dilakukan oleh pengamat I dan II terhadap kegiatan guru dan
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I belum berhasil dan masih
pengulangan siklus agar segala kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada
siklus I dapat teratasi. Siklus II dilakukan selain untuk tetap menjaga agar peserta
pemahaman peserta didik pada materi Pronoun jauh lebih baik dari tindakan
pemecahan masalah peserta didik, maka pembelajaran pada siklus II juga harus
memberikan LKS kepada peserta didik dengan soal-soal yang sedikit berbeda.
Selain LKS, peneliti juga mempersiapkan RPP untuk tindakan siklus II yang tidak
jauh berbeda dengan tindakan siklus I. Demikian halnya juga dengan soal tes
akhir tindakan, peneliti mencoba memberikan soal yang sedikit berbeda tetapi
sebagai berikut:
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Jumlah peserta didik yang hadir
merupakan materi yang sama pada tindakan siklus I yaitu materil Pronoun. Waktu
yang dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir.
memberikan gambaran umum tentang hasil tes akhir tindakan siklus I, kemudian
menjelaskan harapan agar materi dapat dikuasai dengan baik. Selanjutnya peneliti
peserta didik akan materi yang telah diberikan. Peneliti meminta peserta didik
26
untuk mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS secara individu. Menurut
peningkatan, peserta didik tampak lebih serius dari sebelumnya. Peserta didik juga
mulai berani mengajukan pertanyaan kepada peneliti jika ada masalah LKS yang
belum dipahami.
Hal ini menunjukan bahwa tampak bahwa peserta didik mulai termotivasi
dalam belajar dan juga pamahaman peserta didik tentang masalah yang diberikan
mengalami peningkatan.
Tahap akhir dilaksanakan setelah semua kegiatan selesai. Dalam tahap ini
peserta didik jika masih ada masalah yang belum dipahami. Kerena tidak ada
Seperti pada tes akhir tindakan siklus I, pelaksanaan tes akhir tindakan
yaitu pada hari Kamis tanggal 29 September 2015. Tes akhir tindakan ini diikuti
oleh sebanyak 23 orang peserta didik dengan pengawasan dari peneliti dan 2
motivasi kepada peserta didik dan memberitahukan agar tes akhir tindakan ini
dikerjakan secara individual. Alokasi waktu untuk pelaksanaan tes akhir tindakan
ini adalah sebanyak 40 menit dengan jumlah soal sebanyak 5 soal isian. Adapun
hasil tes akhir tindakan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Jumlah 23 100
20 siswa (86,96%) yang berarti sudah ada peningkatan. Maka dapat disimpulkan
bahwa pada siklus II tingkat keberhasilan siswa sudah mencapai 80% maka dapat
d. Hasil Observasi
pembelajaran telah terlaksana dengan baik dan peserta didik termotivasi dan aktif
diharapkan.
Pada tindakan siklus II observasi juga dilakukan oleh dua orang pengamat
lembaran observasi yang telah disediakan sebelumnya. Hasil observasi dari dua
28
orang pengamat terhadap aktivitas peneliti sebagai guru dapat dilihat pada tabel
diperoleh jumlah skor 49, dengan demikian diperoleh persentase adalah 89,09%.
Observasi yang dilakukan oleh pengamat II, diperoleh jumlah skor 47, dengan
rata-rata adalah 87,27%. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat I
dan II, maka persentase observasi guru pada pelaksanaan siklus II dalam kategori
baik. Adapun hasil observasi pengamatan terhadap kegiatan peserta didik pada
diperoleh jumlah skor 48, dengan demikian diperoleh persentase adalah 87,27%.
Observasi yang dilakukan oleh pengamat II, diperoleh skor 49, dengan demikian
88,18%. Dari hasil pengamatan (observasi) yang dilakukan oleh pengamat I dan
II, maka persentase aktivitas peserta didik pada pelaksanaan siklus II termasuk
e. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan pada akhir tindakan. Tujuan
penelitian ini ditinjau dari dua segi yaitu segi proses (hasil observasi) dan segi
hasil (hasil pelaksanaan tes akhir tindakan). Adapun kriteria keberhasilan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seperti dikemukakan oleh Usman dkk
(2008:23) yaitu “Jika hasil observasi telah mencapai skor ≥ 80%. Sedangkan
kriteria hasil adalah jika ≥ 80% siswa mendapat skor ≥ 65 pada tes akhir
tindakan.”
Dari hasil pelaksanaan penelitian yang telah penulis laksanakan pada
20 siswa (86,96%) yang berarti sudah ada peningkatan. Ditinjau dari segi hasil
Hasil observasi terhadap kegiatan siswa yang dilakukan oleh pengamat I diperoleh
Berdasarkan hasil pelaksanaan tes, dan hasil observasi, maka dapat disimpulkan
30
bahwa pelaksanaan tindakan siklus II sudah berhasil. Hal ini karena hasil siswa
yang mendapat skor ≥ 65 telah mencapai 86,96%, hasil observasi telah tercapai
87,73%.
3.2 Pembahasan Hasil Penelitian.
pintar untuk melihat peserta didik belajar secara mandiri. Untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik, peneliti memberikan tes awal tentang materi
yang diberikan dalam tindakan adalah mengenai Pronoun dengan media pohon
pintar. Tes akhir tindakan siklus I dilaksanakan pada hari yang sama dengan
pelaksanaan tindakan. Dari hasil tes akhir tindakan siklus I diperoleh peserta didik
yang tidak mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) berjumlah 6 orang
berjumlah 17 orang (73,91%). Dari segi hasil penelitian dapat dikatakan belum
tuntas, sehingga harus dilakukan siklus II. Hasil observasi terhadap aktivitas
peneliti pada tindakan siklus I mencapai skor 76,36% dan hasil observasi terhadap
dikatakan baik, namun karena kriteria hasil belum mencapai 80%, maka peneliti
yang diberikan masih sama dengan siklus I yaitu materi Pronoun dengan media
pohon pintar. Namun, untuk soal-soal tes akhir tindakan peneliti mengubah sedikit
soal agak berbeda tapi masih sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil tes akhir
(86,96%) yang berarti sudah ada peningkatan. Dari segi kriteria hasil yang
ditetapkan dalam penelitian ini, maka kriteria hasil telah tercapai. Hasil observasi
terhadap aktivitas peneliti pada tindakan siklus II mencapai skor 87,27% dan hasil
kriteria hasil dan proses penelitian tindakan siklus II yang ditetapkan, kriterianya
pelaksanaan tindakan, tes akhir tindakan, dan observasi, hasil catatan lapangan
yang baik dari peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan peserta didik
hasil belajar peserta didik dalam mempelajari materi Pronoun. Guru dapat
menggunakan media pohon pintar untuk meningkatkan minat belajar peserta didik
32
dalam memahami materi pelajaran, sehingga hasil belajar peserta didik lebih
maksimal.
BAB V
PENUTUP
simpulan dan saran. Adapun simpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I siswa yang mencapai nilai tuntas
adalah sebesar 73,91% yaitu 17 siswa dari 23 siswa. Sedangkan 6 siswa atau
yang dilakukan oleh pengamat I dan II terhadap kegiatan guru dan peserta
pohon pintar karena menurut mereka penggunaan media pohon pintar akan
saran bahwa guru hendaknya menerapkan media pohon pintar sesuai dengan
materi yang diajarkan. Untuk meningkatkan minat belajar siswa sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat pula, selain daripada itu hendaknya dapat
DAFTAR PUSTAKA