Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Radiasi Panas dan Ultrasonik pada Pelepasan Fluoride dan Kekerasan

Permukaan Semen Ionomer Kaca

Kosmas Tolidis, Dimitrios Dionysopoulos, Paris Gerasimou, Thrasyvoulos Sfeikos

Abstraksi : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh radiasi panas dan
ultrasonik pada pelepasan fluoride dan kekerasan permukaan dari 3 semen ionomer kaca (GICs).

Metode : Ada 3 kelompok percobaan dari masing-masing semen ionomer kaca; pada kelompok
1, spesimen dibiarkan tanpa dilakukan uji coba; pada kelompok 2, spesimen diradiasi selama 2
menit menggunakan LED; dan pada kelompok 3, ultrasonik diaplikasikan dengan menggunakan
scaler selama 55 detik pada permukaan spesimen. Pengukuran pelepasan fluoride diukur selama
7 hari, 14 hari,dan 28 hari. Kekerasan permukaan yang telah di uji coba menggunakan semen
ionomer kaca telah ditentukan menggunakan metode Vickers. Pengukuran dilakukan selama 24
jam dan 7 hari setelah dilakukan pencampuran. Data analisis statistic di bentuk menggunakan 1-
way ANOVA dan Bonfferoni post hoc test ( ɑ= 0.05 ).

Hasil : Radiasi panas selama waktu pengerasan dapat mengurangi pelepasan fluoride dan
meningkatkan kekerasan permukaan pada semen ionomer kaca ( p<0.05 ). Pengujian
menggunakan ultrasonik juga dapat mengurangi pelepasan fluoride dan meningkatkan kekerasan
permukaan ( p<0.05 ) pada semen ionomer kaca,namun dengan tingkatan yang lebih rendah.

Kesimpulan : Radiasi panas dan uji coba ultrasonik kemungkinan besar merupakan metode yang
bermanfaat untuk restorasi GIC untuk mencapai sifat mekanis yang adekuat.

Kata kunci : Pelepasan fluoride, ionomer kaca, kekerasan mikro, radiasi panas, ultrasonic
Pendahuluan

Semen ionomer kaca ( GIC ) penggunaannya telah dikenal secara luas dalam praktek
bidang kedokteran gigi ( 1 ), disebabkan karena adanya sifat yang menguntungkan seperti
pelepasan fluoride, dimana didalamnya terdapat aktivitas kariogenik ( 2 ), biokompatibilitas yang
baik ( 3 ), dan ikatan kimia pada jaringan gigi ( 4 ). Akan tetapi, mereka ini sensitif terhadap
kelembaban dan memiliki reaksi maturasi yang lambat. Dan juga menyebabkan keterlambatan
dalam pengembangan kekuatan dari suatu material ( 5 ), yang mana nantinya baru akan
didapatkan setelah 3 bulan dari pencampuran semen ( 6 ).

GIC dibentuk oleh reaksi netralisir antara jenis kaca fluor-aluminium-silikat dan larutan
asam polialkenoik, seperti asam poliakrilat atau kopolimer asam malat ( 7 ). Reaksi pengerasan
dimulai setelah tercampurnya bubuk yang mengandung partikel-partikel kaca dengan cairan
asam. Kaca fluor-aluminium-silikat terdegradasi setelah tercampur oleh asam ( 6 ). Proses
penyilangan ini mengandung rekasi yang sangat kompleks dan akan berlanjut selama beberapa
minggu setelah pengerasan awal, dan nantinya akan meningkatkan sifat mekanik GIC.

Dengan tujuan mengatasi kelemahan dari tahap awal pengerasan GIC, maka disarankan
untuk mempercepat proses maturasi,dan menyediakan kekuatan eksternal ( 8- 10 ). Dua metode
telah dilakukan dalam tujuan penelitian ini : penerapan gelombang ultrasonik, serta penerapan
radiasi panas dari LED. Berdasarkan metode tersebut, penelitian sebelumnya melaporkan bahwa
terjadinya peningkatan mekanis ( 11, 12 ), dan meningkatnya daya tahan terhadap degradasi air
dan terjadinya adaptasi yang lebih baik pada dinding kavitas ( 13 ).

Setelah material gelas ionomer dicampurkan dan waktu pengerasan terus berjalan, maka
bagian terkeras dari bahan tersebut akan meningkat dan mencapai titik tertinggi saat reaksi telah
selesai ( 14 ). Bahkan, kekerasan permukaan dan pelepasan fluoride dari GIC dan berubah
sebagai hasil maturasi dari bahan itu ( 15 ). Dan faktanya, kekerasan permukaan serta pelepasan
fluoride dari GIC dapat memperlihatkan tingkat maturasi dari bahan tersebut.

Dengan demikian, tujuan dari penelitian in vitro ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh
dari radiasi panas dan ultrasonic pada pelepasan fluoride serta kekerasan permukaan dari 3
semen ionomer kaca serta bagaimana komposisi dari bahan tersebut dapat mempengaruhi sifat
bahan tersebut. Berikut ini adalah 3 hipotesis ( Ho ) yang juga ikut serta dalam proses penelitian
ini. Ho1 menyatakan bahwa pelepasan fluoride dan kekerasan permukaan yang dilakukan pada
percobaan GIC tidak mempengaruhi aplikasi dari radiasi panas selama waktu pengerasan. Ho2
menyatakan bahwa pelepasan fluoride dan kekerasan permukaan yang dilakukan pada percobaan
GIC juga tidak memberikan pengaruh aplikasi ultrasonik selama waktu pengerasan. Ho3
menyatakan bahwa GIC yang telah dilakukan uji coba memberikan pelepasan fluoride dan sifat
kekerasan permukaan yang sama.

Bahan dan Metode

Bahan

Tiga bahan GIC yang berbeda telah digunakan dalam penelitian ini ( Ketac Fil Plus
Aplicap- KF, Ketac Universal Aplicap- KU, Equia Fil- EF ). Percobaan pada gelas ionomer kaca
ini dibentuk dalam kapsul dan coraknya adalah A3.5. Teknik karakteristik ditunjukkan pada
Tabel I.

Percobaan pada kelompok penelitian

Tigapuluh spesimen pada masing-masing GIC telah dipersiapkan terlebih dahulu.


Spesimen ini memiliki ukuran diameter 7 mm dan ketebalan 2 mm dan telah dipersiapkan untuk
cetakan Teflon., dengan total spesimen berjumlah 90. Terdapat 3 kelompok percobaan pada tiap
bahan semen ionomer kaca. Pada grup 1 ( kelompok control ), setelah dipreparasi spesimen
dibiarkan didalam cetakan tanpa harus dilakukan uji coba lagi. Pada kelompok 2 diatas
permukaan spesimen diradiasi menggunakan LED selama 2 menit ( Elipar S10; 3M ESPE ) pada
standard penyinaran 1,200mW/cm². Suhu tertinggi yang didapatkan setelah dilakukan
penyinaran selama 2 menit adalah 54°7C. Diameter dari perangkat lampu adalah 9mm dan tidak
terdapat jarak antara ujung cahaya dan puncak permukaan selama dilakukan penyinaran. Pada
kelompok 3, ultrasonic diaplikasikan dibagian atas permukaan menggunakan pegangan
ultrasonic dengan flat tip scaler ( lebar 2 mm ) Suprasson P5 Newtron ( Satelec, Acteon Group ).
Parameter dari handpiece itu sendiri memilik frekuensi 36 KHz dengan setting yang paling
maksimum, tanpa ditambahkan semprotan air. Flat tipnya sendiri bergerak secara konsisten
selama 55 detik pada permukaan spesimen.

Preparasi spesimen

Pencampuran bahan semen ionomer kaca untuk preparasi spesimen dilakukan sesuai
petunjuk pabrik dan disimpan pada suhu ruangan( 23± 1°C ). Nantinya kapsul akan dipindahkan
dan diputar dalam mixer ( RotoMix 3M ESPE ). Dan setelah itu, kapsul akan dimuat kedalam
semen dan langsung disuntikkan ke dalam cetakan. Sebelum bahan ditempatkan ke dalam
cetakan, strip polyester diletakkan terlebih dahulu pada lempeng kaca; kemudian cetakan dan
GIC dikemas. Setelah penempatan GIC, strip polyester yang kedua diletakkan diatas GIC untuk
mendapat finishing standard permukaan serta untuk menghilangkan kelebihan material yang ada.
Spesimen ionomer kaca dibiarkan mengeras didalam cetakan dengan penggunaan durasi yang
tepat ( 7 menit untuk KF dan KU serta 5 menit untuk EF dari awal pencampuran ) dan kemudian
dipindahkan seluruhnya.

Pengukuran pelepasan ion fluoride

Pertama, pengukuran pelepasan ion fluoride dibentuk setelah 24 jam waktu pencampuran.
Satu mililiter air dibilas diatas wadah plastic dan setelah itu spesimen tersebut dipindahkan ke
dalam wadah plastic yang baru yang terdapat 4ml air. Kemudian, 0.5 ml ion buffer ( TISAB III;
Thermo Fisher Scientific ) ditambahkan ke dalam larutan. Konsentrasi ion fluoride kemudian
dilihat menggunakan fluoride ion-selektif elektrods ( Orion 9609BNWP, Ionplus Sure- Arus
Fluoride; Thermo Scientific) bersamaan dengan bench top analyzer ( Orion Star™ Series ISE
Meter; Thermo Scientific ) dengan batas deteksi ± 0.01ppm. Semua pengukuran dilakukan pada
suhu ruangan ( 23 ± 1°C ) dan data dikonversikan ke ɥg/Cm₂F. Analisis konsentrasi fluoride
terus dilanjutkan untuk seluruh uji coba yang dilakukan selama 7,14,dan 28 hari.
Tabel I- Teknik Karakteristik dan Bahan yang diuji

Pengukuran kekerasan permukaan

Terdapat delapan belas spesimen dari masing-masing GIC yang telah disiapkan dengan
menggunakan metode yang sama sepperti yang telah dijelaskan sebelumnya untuk pelepasan
fluoride. Dengan tambahan, kelompok percobaan ( n=6 ) sama seperti yang telah disebutkan
diatas. Kekerasan permukaan ditentukan dengan menggunakan metode Vickers ( HMV- 2000;
Shimadzu ) dengan beban 200g dengan tambahan waktu 10 detik. Pengukuran dilakukan selama
24 jam dan 7 hari setelah spesimen disiapkan. Selama waktu percobaan, spesimen direndam
dalam 4mm air dan diperbaharui setiap harinya. Lima lengkungan dibuat diatas permukaan
spesimen GIC, 1 ditengah permukaan dan 1 lagi di kuadran yang lain.
Analistik statistik

Data analisis statistik telah dilakukan oleh SPSS 20.0 dan dengan menggunakan metode
1-way ANOVA. Perbedaan yang ada dalam konsentrasi fluoride telah dideteksi menggunakan
Bonferroni post hoc test ( a=0.05 ). Dipasangkan t-test dan uji nonparametik Wilcoxon yang
telah dilakukan untuk membandingkanpelepasan fluoride secara kumulatif diantara kelompok-
kelompok percobaan ( a=0.05 )

Hasil

Data pelepasan fluoride

Bentuk pelepasan fluoride ( ɥg/cm² ) dari kelompok uji coba masing-masing dilakukan
percobaan GIC selama 28 hari secara terpisah dapat dilihat pada pada gambar 1 A-C. Gambar 2
mengilustrasikan bentuk pelepasan fluoride ( ɥg/cm² ) pada GIC, yang akan dilakukan uji coba
selama 28 hari secara terpisah.

Nilai rata-rata dan standard deviasi dari pelepasan fluoride secara kumulatif dinyatakan
dalam ɥg/cm²F selama uji coba 28 hari dengan menggunakan GIC yang disajikan pada tabel II.
Pada seluruh kelompok uji coba, pelepasan spesimen EF merupakan jumlah yang terbesar dari
ion fluoride ( hamper dua kali lipat dari kelompok iradiasi panas dan ultrasonik ) antara GIC
( p<0.05 ). Pelepasan fluoride KF dan KU tidak ada yang berbeda secara signifikan dalam
keseluruhan uji coba GIC ( p<0.05 ). Reduksi kumulatif pelepasan fluoride dibandingkan
dengan kelompok control ultrasonic : 42.6% untuk KU, 36.5% untuk KF dan 6.6% untuk EF;
pada kelompok radiasi panas : 53.1% untuk KF, 50.0% untuk KU, dan 25.0% untuk EF.
Gbr 1. Bentuk pelepasan fluoride (ɥg/cm²) dari kelompok yang dilakukan uji coba selama 28
hari: ( A ) Ketac Fill Aplicap; ( B ) Ketac Universal Aplicap; ( C ) Equia Fil.
Data kekerasan permukaan

Nilai rata-rata dan standard deviasi pada kekerasan permukaan pada kelompok percobaan
penelitian yang dilakukan selama 24 jam dan 7 hari setelah preparasi spesimen yang di tunjukkan
pada tabel III. Setelah 24 jam, kekerasan permukaan GIC berbeda secara signifikan, terlepas
dari uji coba spesimen selama waktu pengerasan. Untuk lebih khususnya lagi, EF mrnunjukkan
kekerasan permukaan yang tertinggi dalam kelompok control dan ultrasonic yang diikuti oleh
KU dan KF ( p<0.05 ). Akan tetapi, radiasi panas dalam kelompok KU memperlihatkan tingkat
kekerasan permukaan yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan EF ( p<0.05 ).

Di antara kelompok percobaan, kekerasan permukaan tertinggi diteliti pada kelompok


spesimen yang telah diradiasi menggunakan LED, yang diikuti oleh kelompok percobaan
ultrasonic, pada saat kelompok control menunjukkan bagian nilai terendah ( p<0.05 ). Dengan
pengecualian pengamatan pada EF antara radiasi panas serta kelompok ultrasonik dan KF untuk
kelompok kontrol dan ultrasonik, dengan perbedaan kekerasan permukaan tidak jauh berbeda
( p>0.05 ).

Peningkatan kekerasan permukaan ( persen % dari kelompok kontrol ) setelah uji coba
GIC selama waktu pengerasan yang ditunjukkan pada Tabel III. Peningkatan radiasi panas yang
ada pada kelompok tersebut berkisar antara 32.7% dan 71.7% dan untuk kelompok ultrasonik
berkisar antara 12.7% dan 48.4%. Peningkatan tertinggi pada kekerasan permukaan ditunjukkan
oleh KU ( 71.7% pada kelompok radiasi panas ).

Setelah 7 hari, kekerasan permukaan GIC mengalami peningkatan pada seluruh


kelompok percobaan. Pada kelompok kontrol peningkatan kekerasan permukaan berkisar antara
15.9% hingga 57%, pada kelompok radiasi panas terjadi peningkatan yang berkisar antara 10%
hingga 35.4%, dan pada kelompok ultrasonic terjadi peningkatan yang berkisar antara 11.7%
hingga 26%.
Gbr.2-bentuk pelepasan fluoride ( ɥg/cm² ) pada percobaan GIC selama 28 hari : ( A ) kelompok
control; ( B ) kelompok radiasi panas; ( C ) kelompok ultrasonik.

Diskusi

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa pelepasan fluoride dan kekerasan
permukaan GIC yang telah diuji coba tidak dapat dipengaruhi oleh radiasi panas selama waktu
pengerasan. Ini merupakan pernyataan dari studi sebelumnya, yang telah mengevaluasi pengaruh
dari radiasi panas pada pelepasan fluoride ( 15 ) dan kekerasan permukaan ( 8, 14, 16 ) GIC.

Pada seluruh penelitian GIC menunjukkan bahwa pelepasan fluoride setelah


mendapatkan uji coba radiasi panas yang dibandingkan dengan kelompok control. Ini bisa jadi
disebabkan oleh percepatan waktu pengerasan awal pada GIC oleh pengrayh panas dari sinar
lampu LED, yang bisa mengurangi efek penfhancuran dari proses awal pelepasan fluoride
setelah pencampuran.

Penting untuk menyebutkan bahwa panas yang terinduksi-cahaya yang tidak keluar dari
lampu light curing unit merupakan percepatan dari waktu pengerasan.

Setelah dilakukan percobaan radiasi panas pelepasan fluoride pada GIC berkurang.
Dickman dan Arrend ( 17 ) menunjukkan secara kumulatif pelepasan ion fluoride dari 200
hingga 300ɥg/cm² selama satu bulan untuk menyelesaikan demineralisasi dari enamel. Pada
penelitian kelompok radiasi pana KF dan KU pelepasan yang dihasilkan berkisar antara
181.29±17.39 dan 179.88±21.02ɥg/cm²F selama kurun waktu 28 hari.

Hasil pengerasan alami pada GIC menunjukkan peningkatan waktu kekerasan permukaan
( 14 ). Ini bertepatan dengan hasil yang mengungkapkan peningkatan kekerasan permukaan pada
seluruh kelompok uji coba setelah dilakukan pencampuran selama 24 jam dan 7 hari. Akan
tetapi, peningkatan tertinggi pada kekerasan permukaan ada pada kelompok radiasi panas setelah
dilakukan perbandingan pada kelompok control. Hasil penelitian ini telah dijelaskan sebelumnya
( 8,14,16 ). Sebaliknya, penelitian yang terbaru ( 18 ) memberi laporan bahwa tidak ada
pengaruh dari radiasi panas dari LED untuk GIC yang mengarah pada peningkatan ion selama
waktu pengerasan. Perpindahan panas dapat mengurangi material viskositas dan mengarah ke
percepatan reaksi pengerasan ( 14 ).

Analisis statistic mengungkapkan bahwa HO2 belum bisa diaplikasikan. . Ini


menyatakan bahwa pelepasan fluoride dan uji coba kekerasan permukaan GIC- tidak
dipengaruhi oleh penerapan ultrasonik selama waktu pengerasan. Hasil ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya mengenai pelepasan fluoride (19, 20) dan kekerasan permukaan (14, 16).

Dalam penelitian saat ini, pelepasan fluoride secara kumulatif dari GICs yang diuji
mengalami penurunan setelah diaplikasikannya ultrasonik. Percobaan ultrasonik menghasilkan
perpindahan panas menuju specimen GIC, seperti yang telah dijelaskan di atas yang mengarah
pada percepatan tahap awal pengerasan dan sebagai pengurangan pelepasan fluoride.Akibatnya,
penurunan sifat antikariogenik dari bahan semen ionomer kaca dapat terlihat. Sebaliknya,
Thanjal et al menjelaskan bahwa (19), yang difokuskan pada kinetika pelepasan ion fluorida
dari GICs setelah penerapan ultrasonik dan uji coba radiasi panas dapat disimpulkan bahwa
ultrasonic dapat meningkatkan pelepasan fluoride dari GICs. Selain itu, mereka menemukan
bahwa panas dapat mengurangi pelepasan fluoride. Para peneliti berasumsi bahwa induksi
panas dengan uji coba ultrasonik tidak hanya ada pengaruhnya saja dan Rushe dan Towler
telah (20) memberikan penjelasan yang paling mungkin adalah adanya peningkatan reaksi
karena adanya luas permukaan kaca yang lebih besar tersedia untuk reaksi. Meskipun panas
yang disebabkan oleh uji coba ultrasonik bukan merupakan satu-satunya pengaruh yang ada
pada permukaan GIC , hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa pengaruh panas
tampaknya lebih mendominasi dibandingkan dengan efek lainnya.

Berbagai usulan telah dirancang mengenai metode agar gelombang ultrasonik dapat
meningkatkan sifat dari GIC bila diterapkan selama waktu pengerasan (8, 21). Terlebih lagi,
jika ada penambahan energi kinetik dari uji coba gelombang ultrasonik ke GIC untuk
meningkatkan laju reaksi karena adanya peningkatan suhu. Kleverlaan et al (8) mengamati
peningkatan suhu sekitar 13°C untuk spesimen GIC dilakukan menggunakan scaler ultrasonik.
Akan tetapi, O'Brien et al (14) tidak menemukan adanya peningkatan suhu secara signifikan
antara spesimen ionomer kaca yang diuji menggunakan ultrasonik dibandingkan dengan
spesimen kelompok kontrol. Akibatnya para peneliti menyimpulkan bahwa tingkat pengerasan
pada GIC setelah uji coba ultrasonik kurang terpengaruh oleh kenaikan suhu itu sendiri.

Dalam penelitian ini, kekerasan permukaan GIC pun semakin meningkat setelah
dilakukan uji coba ultrasonik tetapi untuk tingkatan yang lebih rendah dibandingkan setelah
diberi perlakuan panas. Hal ini dapat terjadi perbedaan dalam 2 kali uji coba. Fenomena ini
terkait dengan percepatan proses pengaturan karena energi ultrasonik yang diberikan,
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Penelitian sebelumnya mengkonfirmasi data
ini (8, 14, 24, 25) dan melaporkan penurunan dari waktu pengerasan GIC dimulai dari 45 detik
sampai 3 menit setelah uji coba ultrasonik (13, 24, 26). Sebaliknya, Daifalla dan Mobarak (27)
melaporkan bahwa uji coba ultrasonik GIC selama 20 atau 40 detik tidak akan meningkatkan
kekerasan permukaan bahan.

Menurut hasil penelitian ini, HO3 tidak dapat diungkapkan. Ini menyatakan bahwa GICs
diuji menyajikan fluoride rilis dan permukaan sifat kekerasan yang sama. rilis fluoride
mengandung reaksi kompleks dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor intrinsik dan
eksperimental, seperti jenis ticles kaca par- dan asam polyalkenoic, kandungan fluoride yang
melekat, bility solu- dan porositas dari bahan, bubuk / rasio cair yang digunakan dalam
mempersiapkan materi , metode pencampuran, dan jenis media usia stor- (28, 29). Beberapa
faktor tersebut mungkin menjadi alasan bahwa GICs diuji dipamerkan rilis fluoride hubungan
abili- yang berbeda dalam penelitian ini. EF merilis jumlah terbesar dari ion fluoride selama
percobaan antara bahan diselidiki. Namun, setelah 2 hari tingkat rilis fluoride sangat dekat
dengan 2 GICs lain tanpa pengobatan selama pengaturan. Akibatnya, EF mungkin tidak
memiliki kegiatan antikariogenik lebih baik dibandingkan dengan yang lain (30).

Pengujian kekerasan permukaan GIC meningkat secara signifikan dalam24 jam dan 7
hari setelah pencampuran. Perbedaan antara bahan kekerasan permukaan dapat dijelaskan dalam
perbedaan komposisi. Terlebih lagi, peningkatan antara partikel kaca dan matriks dapat
meningkatkan reaksi pengaturan dan hasilnya adalah sebagai sifat mekanik GIC. Selanjutnya,
berbagai ukuran dan bentuk artikel kaca yang tersebar dalam matriks memungkinkan kemasan
lebih efisien dan akibatnya kaca partikel-polyacid matriks terpadu yang lebih tinggi, yang
menyebabkan peningkatan kekerasan bahan (14, 25). Telah ditemukan bahwa serbuk / rasio cair
dan berat molekul, viskositas dan konsentrasi asam polyalkenoic (29, 31).

Kesimpulan

Dalam keterbatasan penelitian in vitro, dapat disimpulkan bahwa iradiasi selama 2 menit dengan
menggunakan LED dapat mengurangi pelepasan fluoride dan meningkatkan kekerasan
permukaan GIC yang telah diuji. Selanjutnya, penerapan tip scaler ultrasonik selama 55 detik
pada permukaan GIC yang telah diuji juga dapat mengurangi pelepasan fluoride dan
meningkatkan kekerasan permukaan bahan, akan tetapi untuk tingkatan yang lebih rendah.
Perbedaan ini utamanya disebabkan oleh adanya perbedaan waktu selama dilakukan uji coba. Di
antara GICs diuji ada perbedaan sewa ulang fluoride; sifat kekerasan permukaan mungkin
karena perbedaan dalam komposisi mereka. radiasi panas dan perawatan ultrasonik mungkin
metode yang berguna untuk restorasi GIC untuk lebih cepat mencapai sifat mekanik awal yang
memadai, yang resmi cru- untuk umur panjang dari restorasi gigi. Namun demikian, kelemahan
dari metode ini adalah pengurangan pelepasan fluoride dari bahan ionomer kaca.

Anda mungkin juga menyukai