Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH

PENGETAHUAN BAHAN AGROINDUSTRI


RESUME KARAKTERISTIK RESPIRASI

Disusun oleh :
Atikah Yulianti (181710301057 / TIP A)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Respirasi
A. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah proses pembebasan energi kimia di dalam tubuh
organisme melalui reaksi oksidasi (penambahan oksigen) pada molekul
organik. Dari peristiwa tersebut akan dihasilkan energi dalam bentuk Adenosin
Trifosfat (ATP) dan CO2 serta H2O.
Respirasi juga bisa diartikan sebagai proses reduksi, oksidasi, dan
dekomposisi, baik menggunakan oksigen maupun tidak dari senyawa organik
kompleks menjadi senyawa lebih sederhana dan dalam proses tersebut
dibebaskan sejumlah energi. Sebagian reaksi respirasi berlangsung dalam
mitokondria dan sebagian yang lain terjadi di sitoplasma.
B. Jenis- Jenis Respirasi
1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan peristiwa pembakaran zat makanan
menggunakan oksigen dari pernapasan untuk menghasilkan energi dalam
bentuk ATP. Selanjutnya, ATP digunakan untuk memenuhi proses hidup
yang selalu memerlukan energi. Respirasi aerob disebut juga pernapasan,
dan terjadi di paru-paru. Sedangkan, pada tingkat sel respirasi terjadi pada
organel mitokondria.
Pada respirasi ini, bahan makanan seperti senyawa karbohidrat,
lemak atau protein dioksidasi sempurna menjadi karbondioksida dan air.
Pada reaksi di atas, substrat yang dioksidasi sempurna adalah glukosa.
Oksigen diperlukan sebagai akseptor elektron terakhir pada rantai transpor
elektron di mitokondria.
Secara singkat reaksi yang terjadi pada respirasi aerob adalah
sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 38ATP
Respirasi aerob terjadi dalam empat tahap, yaitu glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron.
Gambar 1. Tahapan Respirasi Aerob
Glikolisis.
Glikolisis adalah reaksi tahap pertama secara aerob yang
berlangsung di mitokondria. Glikolisis ini terjadi pada saat sel memecah
molekul glukosa yang mengandung 6 atom C menjadi 2 molekul asam
piruvat yang mengandung 3 atom C yang melalui dua rangkaian reaksi.
Peristiwa glikolisis menunjukkan perubahan dari glukosa, kemudian makin
berkurang kekomplekan molekulnya dan berakhir sebagai molekul asam
piruvat. Produk penting glikolisis adalah: 2 molekul asam piruvat, 2
molekul NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi, 2 molekul ATP
dari 1 molekul glukosa.

Gambar 2. Tahapan Glikolisis


Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif terjadi di dalam mitokondria. Pada tahap
ini asam piruvat (3 atom C) diubah menjadi aetil koenzim A (2 atom C).
Pada tahap 1, molekul piruvat melepaskan elektron (oksidasi) membentuk
CO2 dan molekul berkarbon 2. Pada tahap 2, NAD+ menerima elektron
(reduksi) menjadi NADH + H+. Pada tahap 3, molekul berkarbon 2
dioksidasi dan mengikat Ko-A (koenzim A) sehinggal terbentuk asetil Ko-
A. hasil akhir tahapan ini adalah asetil koenzim A, CO2, dan 2 NADH.

Gambar 3. Tahapan Dekarboksilasi oksidatif


Siklus Krebs
Siklus krebs terjadi di dalam mitokondria. Siklus ini disebut juga
siklus asam sitrat. Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam
piruvat yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma
masuk ke mitokondria. Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam
mitokondria. Siklus krebs mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan
NADH, FADH2, ATP serta membentuk kembali oksaloasetat.
Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs selanjutnya. Dalam siklus
krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.

Gambar 4. Siklus Krebs


Transfer Elektron
Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria. Pada
sistem transfer elektron, NADH dan FADH2 masing-masing menghasilkan
rata-rata 3 ATP dan 2 ATP. Sebanyak 2 NADH hasil glikolisis dan 2
NADH hasil dekarboksilasi oksidatif masing-masing menghasilkan 6 ATP.
Sementara itu, 6 NADH dan 2 FADH2 hasil siklus krebs masing-masing
menghasilkan 18 ATP dan 4 ATP. Jasi sistem transfer elektron
menghasilkan 34 ATP.

Gambar 5. Tahapan Transfer Elektron


2. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak memerlukan
oksigen atau O2. Respirasi anaerob terjadi di bagian sitoplasma yang
bertujuan untuk mengurangi senyawa organik. Respirasi anaerob
menghasilkan sejumlah energy yang lebih kecil yaitu 2 ATP. Proses
respirasi anaerob didapati pada reaksi fermentasi dan pernapasan intra
molekul. Respirasi anaerob glukosa dipecah secara tidak sempurna
menjadi komponen H2O dan CO2. Di respirasi anaerob, hydrogen
bergabung bersama sejumlah komponen yaitu Asam Piruvat. Asetaldehida
yang selanjutnya membentuk asam laktat dan etanol. Dengan demikian
respirasi anaerob dapat disebut sebagai fermentasi atau peragian, dan pada
umumnya respirasi ini terjadi pada tumbuhan, fungi, dan bakteri.
 Fermentasi asam laktat:
C6H12O6 (glukosa) + 2 ADP + 2 fosfat → 2 asam laktat + 2 ATP
Gambar 6. Tahapan Fermentasi Asam Laktat
 Fermentasi alkohol:
C6H12O6 (glukosa) + 2 ADP + 2 fosfat → 2 C2H5OH (etanol) + 2 CO2 + 2 ATP

Gambar 7. Tahapan Fermentasi Alkohol


Contoh:
1. Nyeri Otot dan Asam Laktat
Selama olahraga yang intens, otot-otot kita menggunakan oksigen
untuk menghasilkan ATP lebih cepat daripada yang bisa diberikan dari
pernapasan. Ketika ini terjadi, sel-sel otot dapat melakukan glikolisis yang
lebih cepat daripada mereka dapat memasok oksigen ke rantai transpor
elektron mitokondria. Hasilnya adalah fermentasi asam laktat terjadi di
dalam sel setelah olahraga yang lama, asam laktat yang terbentuk dapat
membuat otot sakit.
2. Ragi dan Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol seperti anggur dan wiski biasanya diproduksi
oleh pembotolan ragi – yang melakukan fermentasi alkohol – dengan
larutan gula dan senyawa penyedap lainnya. Ragi dapat menggunakan
karbohidrat kompleks termasuk yang ditemukan dalam kentang, anggur,
jagung, dan banyak biji-bijian lainnya, sebagai sumber gula. Menempatkan
ragi dan sumber bahan bakarnya dalam botol kedap udara memastikan
bahwa tidak akan ada cukup oksigen di sekitar untuk mengganggu respirasi
anaerob yang menghasilkan alkohol.
Mikroba yang berperan pada Respirasi Anerob
A. Fermentasi alkohol dilakukan oleh yeasts, jamur dan bakteri. Ini proses
dua langka, dimana piruvat dari jalur EMP, atau dari jalur ED
seperti Zymomonas, melakukan dekarboksilasi pertama menjadi
asetaldehida, NAD+ kemudian terbentuk selama reduksi asetaldehida
menjadi etanol.
B. Fermentasi asam laktat yang dilakukan oleh sejumlah bakteri, seperti
Streptococcus, Lactobacillus, Lactococcus dan Leuconostoc, serta
beberapa jamur, alga dan protozoa, turunan piruvat, adalah akseptor
elektron dan membentuk laktat. Ada dua bentuk fermentasi ini yakni:
 Fermentasi homolaktis dilakukan oleh bakteri seperti Lactobacillus
acidophilus dan Lactobacillus casei, yang mereduksi semua piruvat
yang dihasilkan pada proses glikolisis menjadi asam laktat.
 Fermentasi heterolaktis menghasilkan produk lainnya dan asam
laktat. Organisme yang melakukan ini seperti Leuconostoc
mesenteroides dan Lactobacillus brevis.
C. Fermentasi asam campuran yang dilakukan oleh E. coli dan bakteri
fakultatif anaerob. Produknya meliputi laktat, asetat, dan etanol.
Beberapa organisme memiliki kemampuan untuk mereduksi piruvat
menjadi hidrogen dan CO2.
D. Fermentasi 2,3-Butanediol dilakukan oleh Enterobacter, Erwinia,
Klebsiella dan Serratia. Sama seperti fermentasi campuran asam,
namun menghasilkan butanadiol, netanol dan asam.
E. Fermentasi asam propionat dilakukan oleh beberapa bakteri d usus,
seperti Propionibacterium dan sejenisnya, beberapa terlibat dalam
produk komersil Swiss-keju dan vitamin B12 (cobalamin). Propionat
yang terbentuk dari piruvat yang melalui jalur methylmalonyl CoA,
dimana piruvat terkarboksilasi menjadi oksaloasetat, dan kemudian
direduksi menjadi propionat melalui malate, fumarate dan suksinate.
F. Fermentasi asam butirat dilakukan oleh spesies Clostridium. Bakteri ini
memproduksi aseton, butanol, propanol, alkohol dan asam lainnya.
Bakteri ini juga memfermentasi asam amino dan senyawa nitrogen
lainnya, serta karbohidrat.
Perbedaan Glukosa dan Fruktosa
A. Glukosa
1. Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat
terpenting. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan
awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa,
terutama pada industri pangan.
2. Rumus molekulnya adalah C6H12O6. D-glukosa adalah isomer yang
paling dominan di alam dibandingkan dengan L-glukosa.
3. Glukosa juga digunakan untuk mensintesis beberapa disakarida dan
polisakarida.
4. Dapat diperoleh dengan hidrolisis karbohidrat termasuk gula meja
(sukrosa), maltosa, selulosa, glikogen dll.
5. Glukosa yang telah dihasilkan diurai menjadi glikogen dalam tubuh.
Glikogen adalah hasil akhir dari formasi glukosa yang disimpan oleh sel
dan juga hati dalam bentuk cadangan energi.
6. Glukosa disebut juga dengan gula darah karena setelah masuk ke dalam
tubuh, kandungan gula dari makanan akan dibawa oleh darah. Gula
darah ini berhubungan dengan enzim glukokinase atau heksokinase
pada saat proses metabolisme tubuh. Keberadaan gula darah ini
selanjutnya akan merangsang hormon insulin. Hormon insulin akan
dilepaskan ke darah oleh organ bernama pankreas untuk jadi pengantar
gula darah masuk dalam sel-sel otot dan sel-sel hati untuk disimpan.
7. Keunggulan dari glukosa adalah tidak meningkatkan trigliserida atau
lemak dalam darah.
8. Golongan biji-bijian lebih banyak mengandung glukosa ketimbang
fruktosa. Contohnya adalah roti, makanan ringan seperti keripik dan
kerupuk, oatmeal instan, sereal, granola, dan pasta.
9. Glukosa tidak meningkatkan trigliserida atau lemak dalam darah.

B. Fruktosa
1. Fruktosa adalah gula keto sederhana lebih dikenal sebagai gula
buah karena banyak terdapat pada buah-buahan. Fruktosa menimbulkan
rasa yang lebih manis ketimbang jenis gula lainnya. Sumber alami
fruktosa lainnya juga terdapat pada madu dan sayuran, juga biasa
ditambahkan ke minuman soda dan minuman beraroma buah.
2. Rumus molekulnya adalah C6H12O6. D-fruktosa adalah isomer yang
paling dominan di alam dibandingkan dengan L-fruktosa.
3. Fruktosa berbeda dengan jenis gula lainnya karena memiliki jalur
metabolisme yang berbeda. Fruktosa ini bukanlah sumber energi yang
disukai otot dan otak. Sebab, fruktosa hanya dimetabolisme di hati oleh
enzim fruktokinase dan bersifat lipogenik, yaitu memproduksi lemak
untuk tubuh.
4. Fruktosa meningkatkan trigliserida atau lemak dalam darah
5. Fruktosa tidak akan dialirkan ke dalam darah, sehingga membuat kadar
gula darah stabil. Fruktosa akan masuk ke dalam hati dan diproses di
dalam hati.
6. Keberadaan fruktosa juga tidak merangsang produksi hormon leptin
yang bertugas mengatur asupan dan pengeluaran energi.
7. Fruktosa tidak akan merangsang produksi insulin layaknya glukosa. Itu
sebabnya fruktosa yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat
mengendalikan kadar gula darah. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran
sebab fruktosa lebih menambahkan asupan lemak dibandingkan
karbohidrat lainnya.
8. Gula yang paling reaktif dan larut dalam air dibandingkan dengan gula
alami lainnya.
9. Fruktosa merupakan salah satu jenis dari monosakarida yg memiliki rasa
sangat manis, dan digunakan dalam industri makanan dan minuman.

Perbedaan Pati dan Selulosa


Pengertian Pati
Pati adalah salah satu jenis polimer glukosa yang dibentuk oleh kombinasi
molekul glukosa yang mengikuti lintasan yang sama dan tidak mengubah jalurnya,
mereka tersedia dalam bentuk biji-bijian dan merupakan jenis karbohidrat paling
melimpah yang tersedia di tumbuhan dan tubuh manusia. Peran utama mereka
adalah untuk menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat karena itu
menguntungkan bagi manusia dan tumbuhan. Biasanya sekitar 1000 molekul
glukosa diperlukan untuk membentuk molekul pati tunggal yang menghadap ke
arah yang sama seperti yang lainnya. Pati mengandung amilosa dan amilopektin di
dalamnya atau dengan kata lain kita dapat mengatakan bahwa amilosa dan
amilopektin adalah bagian dari pati. 70-80% pati memiliki amilopektin, dan hanya
20-30% pati memiliki amilosa dalam strukturnya.
Amilosa merupakan polisakarida, polimer yang tersusun
dari glukosa sebagai monomernya. Tiap-tiap monomer terhubung dengan ikatan α-
1,4-glikosidik. Amilosa merupakan polimer tidak bercabang yang bersama-sama
dengan amilopektin menjadi komponen penyusun pati. Dalam masakan, amilosa
memberi efek "keras" atau "pera" bagi pati atau tepung.
Amilopektin merupakan polisakarida yang tersusun dari monomer α-
glukosa (baca: alfa glukosa). Amilopektin merupakan molekul berukuran besar dan
mudah ditemukan karena menjadi satu dari dua senyawa penyusun pati, bersama-
sama dengan amilosa. Walaupun tersusun dari monomer yang sama, amilopektin
berbeda dari amilosa, sebagaimana terlihat dari karakteristik fisiknya. Secara
struktural, amilopektin terbentuk dari rantai glukosa yang terikat dengan ikatan 1,6-
glikosidik, sama dengan amilosa. Namun, pada amilopektin terbentuk cabang-
cabang (di setiap 20 mata rantai glukosa) dengan ikatan 1,4-glikosidik. Amilopektin
tidak larut dalam air.
Pengertian Selulosa
Selulosa ditemukan pada tahun 1838 dari materi tumbuhan dan digunakan
untuk menghasilkan termoplastik untuk pertama kalinya dan karena itu memiliki
banyak aplikasi. Selulosa disintesis secara kimia untuk pertama kalinya pada akhir
abad ke-20 dan merupakan komponen penting dalam tanaman dan dinding sel. Ini
memiliki lebih banyak aplikasi dalam tumbuhan dan benda-benda daripada
manusia. Selulosa digunakan untuk menghasilkan kertas dan dapat dikonversi ke
berbagai produk seperti rayon. Untuk penggunaannya di industri diperoleh dari
kapas dan kayu. Dibutuhkan sekitar 500 molekul glukosa untuk membentuk satu
molekul selulosa, ini tidak memiliki pengaturan yang tepat dan biasanya
menyimpang pada sudut 180 derajat dari sumbunya. Karena pola ini, ikatan
hidrogen di antara mereka terjadi yang menarik molekul hidrogen dan oksigen.
Oleh karena itu lebih kuat daripada molekul pati karena ikatannya meskipun
ukurannya lebih kecil.
Perbedaan :
1. Keduanya memiliki jenis monomer yang berbeda. Pati menggunakan monomer
glukosa sementara selulosa menggunakan monomer b-glukosa.
2. Dibutuhkan sekitar 200-1000 molekul glukosa untuk membentuk satu molekul
pati sementara dibutuhkan 500 molekul glukosa untuk membentuk satu molekul
pati.
3. Sifat rantai dalam pati adalah amilosa yang digulung bersama-sama dengan cara
bercabang sedangkan amilopektin dirangkai bersama dan lebih panjang
ukurannya. Untuk selulosa, rantai panjang dan tidak bercabang.
4. Ada ikatan hidrogen antara molekul selulosa sementara itu tidak terjadi pada
pati.
5. Molekul selulosa lebih kaku dari molekul pati. Peran utama pati adalah
menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat sedangkan peran utama selulosa
adalah membentuk struktur spesifik tanaman.
6. Pati kebanyakan ditemukan di tubuh manusia dan makanan sedangkan selulosa
banyak ditemukan pada tumbuhan.
7. Pati kebanyakan ditemukan dalam bentuk granular sementara selulosa sebagian
besar ditemukan dalam keadaan berserat.

Anda mungkin juga menyukai