Area pabrik PT. Lotte Chemical Titan Nusantara dibagi menjadi dua
area, yaitu sebagai berikut:
1. Area 1
Area ini terdiri dari unit utilitas dan unit core common yang berfungsi
sebagai unit pendukung proses utama atau proses polimerisasi sampai finishing.
Unit Utilitas meliputi beberapa bagian seperti Jetty, Sea Water Intake
(SWI), Ethylene Storage Unit (ESU), Butene Sphere, Treated Cooling Water
(TCW), Potable Unit, Waste Water Treatment, Instrument and Plant Air, Steam
Generation, Fuel Oil Storage, Plant Flare and Vent, LPG Storage, Nitrogen
29
2. Area 2
Area 2 ini terdiri dari Train 1 dan Train 2, yang merupakan area proses
utama untuk menghasilkan polyethylene. Train 1 dan Train 2 meliputi
Prepolymerization Unit (PPU), Polymerization Unit (PU), Additive and
Pelletizing Unit (APU), Product Store and Bagging Unit (PBU). Train 1
menghasilkan produk polyethylene berupa high density polyethylene (HDPE)
dengan menggunakan katalis Ziegler dan Train 2 menghasilkan produk
polyethylene jenis HDPE dengan menggunakan katalis Kromium
3. Area 3
Area 3 (Train 3) meliputi Sistem Utiliti Train 3 yang merupakan area
proses utama untuk menghasilkan polyethylene meliputi Polymerization Unit
(PU), Additive and Pelletizing Unit (APU), dan Product Storage and Bagging
Unit (PBU). Train 3 tidak dilakukan proses Prepolymerization Unit (PPU) karena
katalis yang digunakan langsung di injeksikan ke dalam reaktor utama. Train 3
memproduksi Linear Low Density P olyethylene (LLDPE) dengan katalis
Sylopole.
Pabrik PT.Lotte Chemical Titan Nusantara dilengkapi dengan bangunan-
bangunan pendukung kegiatan pabrik seperti Operation Unit, Bangunan Kantor
(Administrasi), Control Building, Training Center, Workshop ,Engineering dan
Maintenance, Technical Servis dan Quality Control, dan lain-lain. Bangunan satu
dengan yang lain terpisah oleh jalan membentuk blok-blok sehingga letaknya
cukup teratur dan rapi. Untuk sistem pemipaannya disusun di pipe rack, demikian
juga untuk kabel-kabel disusun dalam cable rack. Bangunan selain area produksi
terletak dibagian depan, sedangkan unit produksi terbagi atas blok - blok sesuai
dengan pembagian area proses dan utilitas
30
Ethylene (C2H4)
Ethylene liquid dari Jetty sebelum ditransfer ke train disimpan dahulu
dalam Ethylene Storage Tank (7-T-350). Ethylene tersebut disimpan dalam tangki
storange dalam bentuk cair dengan suhu –103 0C dan tekanan 40-80 m Barg.
Untuk menjaga suhu dan tekanan tersebut, pada tangki ethylene dilengkapi dengan
sistem refrigerasi. Sistem refrigerasi ini disebut sistem Boil Off Gas (BOG)
Kapasitas tangki penyimpanan ethylene adalah 12.000 ton dan hanya
diisi sekitar 8000 ton ethylene. Pada Ethylene Storage Tank dilengkapi dengan
Ethylene Vaporizer yang berfungsi untuk mengubah Ethylene Liquid menjadi
Ethylene Vapor sebelum ditransfer ke Train. Ethylene dalam fase uap di suplai
langsung dari Cina dan ethylene tersebut tidak disimpan terlebih dahulu tetapi
langsung mengalami proses pemurnian yang selanjutnya digunakan dalam proses.
Spesifikasi Ethylene:
1. Rumus molekul : C2H4
2. Berat molekul : 28,05 gr/grmol
3. Fase/ warna : gas/ tak berwarna
4. Titik leleh/ titik didih : -169 0C / -103,9 0C
5. Density (0 0C, 1 atm) : 0,0783 lb/cuft
33
Butene-1
Butene (C4H8), digunakan sebagai pengatur densitas pada proses
polimerisasi. Densitas polimer diatur dengan ratio Butene terhadap Ethylene (R
C4/C2). Apabila Butene terlalu tinggi, maka densitas polimer akan turun, dan
sebaliknya. Kebutuhan butena di import dari luar Indonesia dengan menggunakan
kapal tanker berkapasitas rata – rata sebesar 850-1000 ton dengan debit 3.552.500
m3/jam. Butene disimpan dalam Butene Storange Tank (7-T-240) dengan kapasitas
6.126 ton dan hanya diisi sekitar 4.084 ton dengan suhu 26-30 0C dalam bentuk
cairan pada tekanan 2,5-3 barg. Tangki penyimpanan butene bagian luarnya
diisolasi untuk menjaga kondisi butene dalam tangki serta untuk proteksi
kebakaran. Spesifikasi Butene-1:
1. Rumus molekul : CH2 = CHCHCH3
2. Berat molekul : 56,10 gr/grmol
3. Fase/ warna : gas/ tak berwarna
4. Titik leleh/ titik didih : -145 0C / -10 0C
5. Spesific gravity : 0,6
Hidrogen (H2)
Hidrogen (H2) digunakan sebagai pengatur melt index (MI) pada unit
polimerisasi. Melt Index diatur oleh ratio hidrogen terhadap ethylene (R H2/C2).
Hidrogen berbanding lurus dengan Melt Index, semakin banyak hidrogen yang
ditambahkan maka Melt Index akan naik dan sebaliknya.
Kebutuhan gas hidrogen dipasok oleh PT United Air Product (UAP)
±51,48 m3/jam dan PT Air Liquid Indonesia (ALINDO) ± 72,548 m 3/jam melalui
pipa dengan diameter 6 inci. Untuk kebutuhan proses, gas hidrogen langsung
ditransfer tanpa di simpan terlebih dahulu dalam tangki penyimpanan. Berikut
spesifikasi Hidrogen :
1. Rumus molekul : H2
2. Berat molekul : 2,016 gr/grmol
3. Fase/ warna : gas/ tak berwarna
4. Titik leleh/ titik didih : -259,1 0C / -252,7 0C
5. Density (0 0C, 1 atm) : 0,0111 lb/cuft
6. Spesific gravity : 0,07
7. Kelarutan dalam 100 bagian : Air dingin = 2,1 cc
Air panas = 0,85 cc
Tabel 6. Komposisi Hidrogen
Komposisi % Volume
H2 min 98
O2 maks 0,67
CO maks 0,33
CO2 maks 0,33
H2O maks 0,67
Sumber : Training Material PT Lotte Chemical Titan Nusantara
Nitrogen (N2)
Digunakan sebagai gas inert yang ditambahkan dalam reaktor dan sebagai
sistem conveying. Berikut sifat fisik dari Nitrogen:
Wujud : gas
Kenampakan : tidak berwarna
Tekanan : 3,5 barg (Low Pressure Nitrogen)
7 barg (Medium Pressure Nitrogen)
35
Katalis
PT. Lotte Chemical Titan Nusantara menggunakan 3 jenis katalis, yaitu
katalis Ziegler-Natta (Train 1), katalis Chromium (Train 2), dan katalis Sylopol
(Train 3). Katalis Ziegler-Natta dan katalis Sylopol merupakan campuran dari
Ti[OR]Cl2, Mg[OR]Cl, MgCl2, BuMgCl. Katalis Ziegler-Natta merupakan katalis
yang dibuat sendiri oleh PT. Lotte Chemical Titan Nusantara sedangkan katalis
Chromium dan Sylopol dibeli dari luar negeri dalam kondisi siap pakai.
Solvent (normal-Hexane)
Berfungsi sebagai media terjadinya reaksi antara C2H4 dengan katalis
yang digunakan pada saat pembuatan prepolimerisasi sebagai pelarut pada unit
prepolimerisasi. Berikut sifat fisik dari solvent n-heksane:
Wujud : cair
Kenampakan : tidak berwarna
Kemurnian : p.a 99%
Zat Additive
Berguna sebagai bahan pembantu yang menentukan spesifikasi polimer
yang terdiri dari banyak jenis campuran pada powder sebelum diektruksi untuk
menambah kualitas dan pembedaan produk berdasarkan pengaplikasian produk.
A. Area 1
Area ini terdiri dari unit utilitas dan unit katalis (IBL dan Core Common)
yang berfungsi sebagai unit pendukung proses utama atau proses polimerisasi
sampai finishing.
Core Common
Pada unit Core Common, terdiri dari 5 unit yaitu Unit Penyimpanan
Reagen (Reagent Storage Unit / RSU), Unit Preparasi Katalis (Catalyst
Preparation Unit /CPU), Unit Aktifasi Katalis (Catalyst Activation Unit /CAU),
36
Unit Pemurnian Pelarut (Solvent Recovery Unit /SRU) dan Unit Pemurnian
Umpan (Feed Purification Unit /FPU)
b. Penghilangan air
Air merupakan racun bagi katalis. Air dapat berasal dari pelarut baru (fresh
solvent) atau dari operasi peralatan pada CPU dan PPU. Penghilangan air
dilakukan dengan proses distilasi.
Di unit ini, bahan baku utama ethylene dan butane dibebaskan dan
dikeringkan dari kandungan sulfur, asethylene, karbon monoksida, karbon
dioksida, oksigen dan air sebelum masuk reaktor polimerisasi. Karena kemurnian
bahan baku sangat berpengaruh terhadap reaksi polimerisasi dari produk yang
dihasilkan.
Ethylene yang berasal dari jetty dicampur dengan ethylene dari tangki
penyimpanan yang kemudian suhunya dinaikkan untuk menguapkan ethylene
yang akan digunakan pada proses menggunakan vaporizer. Sebelum ethylene
ditransfer untuk proses, terlebih dahulu dihilangkan impuritasnnya (berupa sulfur)
di dalam sulfur absorber dengan menggunakan solid catalyst zinc oxide. Adsorbsi
sulfur ini dilakukan untuk mencegah poisoning pada katalis palladium yang
41
B. Area 2
Area 2 ini terdiri dari Train 1 dan Train 2 yang merupakan area proses
utama untuk menghasilkan polyethylene. Area 2 ini meliputi Prepolymerization
Unit (PPU), Polymerization Unit (PU), Additive and Pelletizing Unit (APU),
Product Store and Bagging Unit (PBU). Train 1 menghasilkan produk polietilen
High Density Polyethylene (HDPE) dengan menggunakan katalis Ziegler,
sedangkan Train 2 menghasilkan produk polietilen jenis HDPE saja dengan
menggunakan katalis Kromium.
1. Unit Prepolimerisasi
Unit prepolimerisasi bertujuan untuk membentuk sejumlah kecil polimer
di sekitar katalis, hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa partikel katalis
dengan aktivasi tinggi tidak masuk ke reaktor utama, karena dapat mengakibatkan
local hot spot, pembentukan gel dan untuk mengatur distribusi penyebaran katalis
dalam reaktor fluidised bed. Efek yang lain adalah untuk membatasi kecepatan
akses monomer ke katalis selama polimerisasi di reaktor. Hasil akhir dari reaktor
prepolimerisasi adalah powder prepoli yang akan digunakan dalam pembuatan
polietilen di reaktor polimerisasi.
42
b. Tahap Reaksi
Setelah charging selesai maka ethylene dan hidrogen dimasukkan secara
kontinyu dengan flow rate 400 kg/jam. Penambahan hidrogen (H2)
berdasarkan kontrol rasio dari etilene. Ethylene dan Hidrogen masuk melalui
submerge dip pipe. Tekanan awal reaksi 0,2 barg dan temperature inisiasi 50
°C. Temperatur reaksi dijaga pada suhu 68 °C dengan tekanan reaksi sekitar
1-1,5 barg. Prepolimer yang terbentuk mengandung 10 gr prepoli katalis
berbentuk slurry. Reaksi per batch berlangsung selama 8 jam.
c. Tahap Pengeringan
Setelah tahap reaksi selesai, prepolimer slurry dialirkan ke Prepolymer Dryer
(R-300) dengan membuka blow down reaktor preplimerisasi (R-200), dan
powder prepolimer akan turun ke Prepolymer Dryer secara gravitasi.
Perubahan prepolimer dari slurry menjadi bubuk kering akan membuat
prepolimer lebih simpel dan efisien dalam mengontrol rasio prepolimer yang
akan digunakan di reaktor utama. R-300 dilengkapi dengan jacket pada
dinding dryer dengan pengaduk tipe helical dengan diameter 1,8 m.
Untuk mengurangi kandungan solvent, dialirkan nitrogen panas bersuhu 70°C
dan tekanan 7 barg dengan flow rate 960 m3/ jam yang masuk dari bagian
bawah Prepolymer Dryer (R-300). Lewatnya nitrogen panas pada slurry
prepolimer menyebabkan solvent menguap dan terbawa keluar dari bagian
atas Prepolymer Dryer (R-300), yang kemudian akan dikompresi oleh Drying
Loop Compressor (C-300) menuju Separator Drum (D-301). Nitrogen panas
akan menuju ke Solvent Condenser (E-304). Vapor solvent yang terbawa akan
terkondensasi dan akan terpisah di Cyclone Separator (S-304). Nitrogen akan
44
d. Tahap Penyimpanan
Setelah ± 8 jam maka proses pengeringan selesai dan menghasilkan
prepolimer powder yang kemudian ditansfer oleh Blower (C-310) dengan
tekanan 0,5 barg menuju Prepolymer silo cyclone (S-310) untuk memisahkan
nitrogen dari prepolimer powder. Selanjutnya prepolimer powder masuk ke
Prepolimer silo (D-310). Dari Prepolimer silo (D-310) prepolimer powder
ditransfer oleh Blower (C-320) dengan tekanan 0,37 barg menuju Vibrating
Screen (S-320) yang mempunyai multi screen dengan 3 buah screen dengan
ukuran 32 mesh, 64 mesh dan 100 mesh, yang berfungsi untuk memisahkan
powder dengan fines dan agglom. Selanjutnya powder mengalami pemisahan
dengan gas pada Cyclone Separator (S-330). Dari Cyclone Separator (S-330)
powder ditransfer menuju Powder Reciever (D-330) dan kemudian ditranfer
menuju Intermediate Hopper (D-340) dan selanjutnya ke Powder Primary
Feeder Hopper (D-345) kemudian menuju line injeksi Secondary Feer
Hopper (D-350) ke reaktor utama (R-400). Prepolimer diinjeksikan menuju
reaktor utama dengan bantuan Nitrogen High Pressure (NHP) dengan
tekanan 30 barg yang berfungsi sebagai gas carrier.
2. Unit Polimerisasi
Polimerisasi dilakukan dalam Fluidized Bed Reactor (R-400) yang
mereaksikan etilena, hidrogen, nitrogen, butena dan prepolimer powder. Etilena,
45
Gambar 2.16. Flowsheet Proses pada Unit Polimerisasi dan Degassing System
Sumber : Material Training PT. LCTN.2016
47
4. Unit Bagging
Pellet dari unit additive dan pelletisasi (APU) di transfer ke
Homogenisasi Silo (H-101) dengan menggunakan Blower (C-101) dengan tekanan
0,5 bar. Dalam Homogenasasi Silo (H-101) pellet diblending selama 3 jam dengan
menggunakan Blower (C-102) dengan tekanan 1 bar yang bertujuan untuk
mencampur grade dari pellet. Pellet yang telah dihomogenisasi kemudian
ditransfer ke Bagging Silo (H-103) dengan menggunakan Blower (C-104) dengan
tekanan 0,5 bar. Selanjutnya pellet ditransfer ke Bagging machine package dengan
Rotary Valve (V-107). Bagging machine akan mengepak pellet dalam kantong-
50
C. Area 3
Area 3 (Train 3) meliputi Sistem Utiliti Train 3 yang merupakan area
proses utama untuk menghasilkan polyethylene meliputi Polymerization Unit
(PU), Additive and Pelletizing Unit (APU), dan Product Storage and Bagging
Unit (PBU). Train 3 tidak dilakukan proses Prepolymerization Unit (PPU) karena
katalis yang digunakan langsung di injeksikan ke dalam reaktor utama. Train 3
memproduksi Linear Low Density P olyethylene (LLDPE) dengan katalis
Sylopole.
Produk yang dihasilkan oleh PT. Lotte Chemical Titan Nusantara adalah:
Polietilen
Lotte Chemical Titan menghasilkan berbagai jenis produk Polietilena,
terdiri dari Polietilena masa jenis tinggi (HDPE), Polietilena masa jenis rendah
(LDPE), dan Polietilena linier masa jenis rendah (LLDPE) dengan total kapasitas
produksi terpasang sebanyak 1,105 KTA PE yang fasilitas produksinya berada di
Malaysia dan Indonesia.
c. Kualitas Produk
PT Lotte Chemical Titan Nusantara menghasilkan produk yang dapat
digunakan untuk berbagai aplikasi. Berdasarkan kualitas produk yang
dihasilkan, polietilena dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Prime
Merupakan produk yang mempunyai kualitas yang sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan pemesan.
2. Near Prime
52
2.2.2.4. Utilitas
PT. Lotte Chemical Titan Nusantara memiliki Area 1 yang meliputi unit
utilitas. Unit utilitas merupakan unit yang menunjang kelangsungan proses di
dalam suatu pabrik seperti air , listrik, udara dan steam.
Proses Pengolahan Air Laut menjadi Air Kebutuhan Plant dan Rumah
Tangga
Proses pada unit ini dimulai dengan air laut masuk ke area SWI melalui
suction yang terletak 300-400 m dari pantai untuk mencegah pasir masuk dalam
suction, sebelum dipompa masuk ke dalam area pengolahan air laut disaring
terlebih dahulu dengan Bar Screen (7-S-101) untuk menghilangkan sampah
dengan ukuran >10 cm. Kemudian dilanjutkan Travelling Screen (7-S-102) untuk
menyaring sampah yang lolos dari Bar Screen. Untuk menghilangkan sampah di
Travelling Screen menggunakan menggunakan prinsip back wash.
Air laut yang telah disaring di pompa oleh Sea Water Pump (7-P-101)
yang didesain vertikal dengan kapasitas laju alir 8000 – 10.000 m3/jam. Ada 2
buah pompa centrifugal lift pump yang tersedia tapi hanya satu yang dioperasikan
53
sementara yang satu stand by. Air laut sebelum masuk ke Sea Water Intake System
diinjeksikan dengan Sodium Hipoclorid (NaOCl) sebanyak 3 ppm dengan flow
sekitar 10 m3/ jam dengan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam
Sea Water Intake Line. Air Laut kemudian digunakan sebagai pendingin TCW di
Plate Heat Exchanger (8-E-101) dan umpan pada Unit desalinasi yang
selanjutnya digunakan sebagai umpan boiler dan sebagian lagi untuk make up di
TCW tank. Bagian-bagian pelengkap dari SWI meliputi :
- Stop log, sebagai penahan ombak
- Bar screen, sebagai penyaring sampah-sampah yang berukuran besar
- Traveling screen, sebagai penahan sampah yang tidak tersaring di Bar
screen dan mengeluarkannya dengan bantuan pompa (7-P-102 A / B)
- Suction chamber, sebagai tempat penyedia air suction pompa.
dengan Cooling Water Return dari proses. Tekanan dari TCW dijaga 1,2 bar
dengan laju alir 2400 m3/jam per unit.
Dari Plate Heat Exchanger (8-E- 101 A - E) air kemudian disimpan di
Cooling Water Storage Tank (8-T-101) dengan kapasitas 4400 m3. Namun
sebelum air dimasukkan ke Cooling Water Storage Tank ditambahkan bahan
kimia NALCO untuk mengontrol kualitas dair sistem Circuit Coling Water dan
mencegah pembentukan scale, corosi dan fouling serta pertumbuhan mikroba
dalam CW system. PT. Lotte Chemical Titan Nusantara mengunakan produk dari
NALCO untuk Chemical Treatment. Chemical Treatment yang digunakan yaitu :
N-90 = melindungi TCW line dari korosi .
N-7330 = untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
N-8330 = diinjeksikan untuk mengontrol Fe yang terkandung dalam TCW line.
Parameter Range
pH air 8-9
Corrosiom inhibitor residual (NO2) 650-750 ppm
Turbidimeter < 5 NTU
Total Bakteri 103 koloni/m3
Total Fe < 1 ppm
(Sumber : Material Training PT PENI, 1998)
kondensat ditambah make up dari unit desalinasi. Air umpan boiler harus
memenuhi karakteristik seperti pada tabel berikut:
Air umpan boiler dipompa ke boiler melalui Boiler Feed Water Pump. Air
umpan di injeksi dengan dua chemical agent, yaitu :
a. Phosphate sebagai inibitor korosi, diinjeksikan pada Section Line Boiler Feed
Water Pump.
b. Sulfite sebagai pengikat oksigen, diinjeksikan pada dischange line Boiler Feed
Water Pump.
57
mencegah masuknya partikel solid ke boiler. Pada deaerator ini ditambah make up
dari air unit desalinasi sebagai umpan boiler. Steam yang dihasilkan dari steam
generator ini ada 2 macam yaitu low steam dan medium steam. Medium steam di
distribusikan secara langsung dari boiler pada teakanan 7 barg, sedangkan low
pressure steam di distribusikan dari medium pressure steam setelah tekanannya
diturunkan manjadi 3,5 barg. Medium steam berfungsi untuk media evaporasi di
unit desalinasi dan untuk proses polimerisasi. Sedangkan low steam digunakan
untuk media pemanas di kolom destilasi dan striping di Solvent Recovery Unit dan
sebagai pemanas aliran hexane pada unit prepolimerisasi.
5. Instrument Air
Fungsi dari Instrument Air adalah menyuplai kebutuhan udara
bertekanan. Kebutuhan udara instrument setiap jam sekitar 17.490 Nm3. Di PT.
Lotte Chemical Titan Nusantara, kebutuhan udara dapat dipenuhi oleh empat buah
kompresor yang mempunyai tipe screw compressor. Kompresor dengan tipe
screw tersebut mempunyai keuntungan dapat menghasilkan pressure yang lebih
tinggi dan kandungan compressed air yang lebih banyak, dengan cara
memberikan pelumasan pada bagian screw yang berputar dengan oli atau minyak
pelumas sehingga screw tersebut berjalan dengan cepat. Screw compressor
tersebut digerakkan oleh motor dengan daya 175 kW. Udara yang terkompresi
kemudian disimpan di tempat penampungan sementara yaitu surge drum. Dalam
surge drum ini terdapat tiga tahap pemurnian udara dari kandungan minyak, debu
dan air.
Udara bertekanan ini dipakai sebagai penggerak utama equipment
instrument seperti ROV dan PV, aktivasi katalis, regenerasi FPU.
Peralatan utama untuk instrument air:
a. Instrument air pre filter jenis catridge untuk menyaring udara dari debu
b. Instrument air after filter untuk menyaring udara dari kandungan air.
c. Instrument air dryer jenis desiccant untuk mengeringkan udara.
d. Instrument air surge drum untuk menampung udara tekan sebelum ke area
proses.
Kapasitas dari kompresor yang dihasilkan adalah 21.400 Nm3/jam pada
tekanan 7 barg, temperatur ambient dan kandungan minyak 1 ppm (maximal).
59
travo. Tiap-tiap trafo tersebut di gunakan untuk mensuplai lisrik di Train I, Train
II ,Train III, Core common, Utility, Office, Pelletizing Unit dan Bagging Unit.
kemudian di pak dalam drum dan dikirim ke Pusat Pengendaliaan Limbah Industri
(PPLI).
c. Aerated Lagoon
Aerated lagoon adalah tempat pengolahan limbah cair yang terakhir
sebelum dibuang ke laut bersama dengan sea water return. Air limbah di aerated
lagoon ini berasal dari CPI Separator dan foul water treatment. Pada aerated
lagoon terjadi proses aerasi dengan menggunakan bantuan 2 buah lagoon aerator
berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara luar sebagai makanan bakteri
aerob, sehingga dengan banyaknya oksigen yang disuplai oleh aerator maka
bakteri aerob akan berkembang lebih banyak dan menjadi lebih efektif untuk
menguraikan kandungan BOD/COD serta bahan berbahaya lainnya sehingga air
yang dibuang ke laut memenuhi kualitas standart air limbah yang tidak mencemari
laut. Setelah melalui proses aerasi, air akan dipompa ke outfall oleh Sludge
Circulating Pump.
Sebelum menuju ke outfall air akan melewati disinfektor yang berfungsi
untuk membunuh mikroorganisme yang terbawa, sehingga air yang dibuang ke
laut benar-benar aman untuk lingkungan. Air olahan dari aerated lagoon dibuang
ke laut dengan kapasitas 51,7 m3 /hari pada musim kemarau dan 121,6 m3 /hari
pada musim hujan. Karakteristik air limbah yang memenuhi standart kualitas
adalah seperti pada tabel berikut :
62
Incinerator Unit
Incinerator adalah alat yang berfungsi sebagai tempat pengolahan atau
pembakaran limbah padat. Inecerator di desain untuk membakar 125 kg/jam
material padat dan biasanya dioperasikan 8 jam/hari.
Umpan yang masuk ke inecerator adalah sebagai berikut :
Oil separator sludge 30 ton/tahun
Waste polyethylene 20 ton/tahun
63