PENDAHULUAN
1
2
dengan 255 juta barel minyak yang dapat mensubsidi 30% dari pemakaian minyak
bumi. Limbah biomassa dapat dikonversi menjadi biobriket dan biopelet melalui
teknologi sederhana yang murah dan cocok untuk menjadi dikelola oleh
masyarakat kecil atau perusahaan swasta. (Suhartini dkk, 2011).
Beberapa jenis sampah biomassa yang bisa dimanfaatkan menjadi biopelet
seperti limbah kulit durian, tongkol jagung, dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke
tahun pasti bertambah produksinya karena peningkatan lahan pertanian, dari
setiap hasil panen diperkirakan hasil panen (rendemen) yang dihasilkan sekitar
60%, sementara 40% dalam bentuk limbah. Tongkol jagung memiliki sifat mudah
dibakar karena memiliki kandungan serat yang sangat besar yaitu 29,89%
(Hamidi, dkk., 2011), selain itu menurut Faiz, dkk., (2015), dari Data Biro Pusat
Statistik Indonesia (BPS) tahun 2015 menunjukkan bahwa produksi jagung secara
keseluruhan di Indonesia sekitar 19.612.435 ton jagung per tahun. Total potensi
tongkol jagung di Indonesia mencapai 14.967.211 ton per tahun, untuk data di
Sumatera Selatan, menunjukan produksi jagung di Sumatera Selatan pada tahun
2015 adalah sebesar 289.007 ton, pada 2014 sebesar 191.974 ton dan pada tahun
2013 sebesar 167.457 ton, ini menunjukan bahwa potensi limbah jagung baik di
indonesia maupun di Sumatera Selatan begitu besar, sehingga memungkinkan
untuk dimanfaatkan sebagai sumber bioenergi yaitu biopelet dari tongkol jagung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan limbah padat
tongkol jagung dapat digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan produk
energi dan juga dapat dijadikan referensi pengembangan sumber energi
terbarukan.
1.5 Relevansi
Keterkaitan hasil penelitian terhadap bidang keilmuan teknik kimia yang
terdapat dalam tugas akhir ini yaitu adanya proses teknologi konversi biomassa
menjadi bahan bakar. Secara umum untuk memperoleh hal tersebut diperlukan
4