Anda di halaman 1dari 24

BAB XI

PEMETAAN GEOLOGI

11.1. Tinjauan Umum

Salah satu pekerjaan yang pokok bagi seorang geologiwan


adalah membuat peta geologi. Peta geologi diartikan sebagai bentuk
ungkapan data geologi suatu daerah atau wilayah yang ketelitiannya
didasarkan pada skala petanya. Peta geologi tersebut menggambarkan
atau memberikan informasi segala hal mengenai keadaan geologi
wilayah tersebut antara lain sebaran, jenis, dan sifat batuan, umur,
stratigrafi, struktur, fisiografi, sumberdaya alam dan energi. Ada beberapa
cara penggambaran informasi tersebut antara lain dengan warna, simbol
dan corak atau gabungan dari ketiganya. Nilai dari suatu peta geologi
sangat tergantung pada si pemeta, seperti ketelitiannya di lapangan,
pengetahuan dasar ilmu geologi, dan tentunya pengalamannya. Peta
geologi dapat dipergunakan untuk bermacam keperluan, sehingga
pembuatannya harus disesuaikan dengan keperluan tersebut. Walaupun
pada dasarnya semua peta geologi adalah sama, tetapi untuk tiap-tiap
macam peta mempunyai penekanan-penekanan tertentu sesuai dengan
tujuan atau keperluan pembuatan peta tersebut.
Karena kompleksnya pekerjaan pembuatan peta geologi tersebut
maka selain dituntut pengetahuan dasar geologi, diperlukan juga
managemen pengumpulan data di lapangan. Hal ini dimaksudkan agar
pekerjaan di lapangan dapat dilakukan seefisien mungkin dengan waktu
sesingkat mungkin dan biaya yang sekecil mungkin.
11.2. Pengertian

Pemetaan adalah suatu kegiatan pengumpulan data lapangan,


yang memindahkan keadaan sesuangguhnya dilapangan (‘fakta’) keatas
kertas gambar atau kedalam peta dasar yang tersedia, yaitu dengan
menggambarkan penyebaran dan merekonstruksi kondisi alamiah
tertentu secara meruang, yang dinyatakan dengan titik, garis, symbol dan
warna.
Pelaksanaan pekerjaan pemetaan dapat dilakukan secara
langsung di lapangan dan dengan bantuan interpretasi dan analisa foto
udara (‘citra’).
Skala yang dipilih, tergantung dari ketelitian dan tujuan.
Berdasarkan atas ketelitian yang diinginkan harus disesuaikan dengan
besar kecilnya skala, makin teliti data yang diinginkan, makin besar
skala yang dipakai, sehingga dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok
peta:
 Peta detail,
 Peta Semi detail
 Peta pendahuluan.
Pemetaan secara langsung di lapangan pada umumnya dapat
dilakukan dengan 2 cara,yaitu :
1. Cara Pengukuran Lapangan
2. Cara plotting pada peta dasar.

Pemetaan dengan cara Pengukuran:

Teknik pemetaan ini, didukung oleh peralatan atau pesawat ukur,


yang mendeteksi, mengambil dan memindahkan data ukur kedalam
daftar tabulasi dan dengan menggambarkan langsung titik, garis, bidang
dan ruang dan juga data laing yang sehubungan dengan kebutuhan
keatas kertas gambar. Peralatan yang sering dipakai dalam pengukuran,
adalah kompas geologi, theodolite, WP, dan Plane Table.
1. Pemakaian Kompas dalam Pengukuran/ Pemetaan,
Cara pemetaan dengan memakai kompas, biasanya dilakukan pada
daerah yang tidak meemiliki peta dasar, yang dilaksanakan pada
pemetaan pendahuluan. Sebagaimana Pemetaan dengan
menggunakan peralatan lainnya, maka cara pemetaan dengan
menggunakan kompas geologi; adalah dengan membuat lintasan-
lintasan, dimana tiap-tiap lintasan dihubungkan satu sama lain
secara teratur maupun dengan random. Lintasan dapat dilakukan
dengan cara membuat Polygon tertutup maupun dengan Polygon
terbuka secara teratur dan tidak beraturan.

Lintasan Polygon :
Litasan polygon adalah suatu lintasan pengukuran yang dibuat
berdasarkan kondisi lapangan :
Lintasan terbuka, adalah suatu pengambilan litasan pengukuran yang
dimulai dari titik awal yang diikatkan dengan titik pasti dan lintasan
pengukuran diakhiri dengan tidak kembali ketitik awal berupa titik akhir
yang terikat dengan titik pasti maupun titik lepas.
Lintasan Tertutup, adalah suatu pengukuran, dimana titik akhir
pengukuran berimpit dengan dengan titik awal pengukuran yang terikat
dengan titik pasti.
Detail pengukuran dapat dilakukan dengan membuat jarring-
jaring pengukuran secara random membentuk garis sarang laba-laba,
maupun dengan Grid.
Pengukuran/ Pemetaan detail dengan cara grid.

Pemetaan/ pengukuran detail lapangan dengan tata cara


membuat grid, adalah cara pemetaan yang didahului dengan
mengadakan orientasi lapangan, untuk menentukan arah memanjang
dan lebar bidang tanah yang akan dipetakan, apabila bentuk bidang
tanah telah diketahui melalui gambar peta sketsa, pertama-tama dibuat
Base Line memanjang membagi dua bidang memanjang bidang tanah.
Base line ini adalah patokan untuk membuat garis-garis berikutnya yang
diperlukan dalam analisis suatu keadaan tertentu, garis-garis berikutnya
dibuat sejajar dan melintang base line (disebut, cross line) dengan
interval tertentu sesuai dengan akurasi kebutuhan analisis.

11.3 Pemakaian Kompas Geologi

Dikenal beberapa macam/tipe kompas geologi, antara lain tipe


kompas brunton, yang dilengkapi dengan pengukur sudut vertical yang
disebut sebagai clinometer, tipe compass tersebut dilengkap dengan :
 Compass needle (Jarum Magnet)
 Graduate Circle Lingkaran pembagian derajat)
 Valve yang dilengkapi dengan Cermin dan jendela intip (Sighting
windows) dan axial line, Folding sight,
 Sighting arm, Peep sight,
 Clinometer
 Bull’s eyes dan clinometer level.
Gambar 11.1 Kompas dan bagian-bagiannya
Jarum Magnet
Jarum magnet pada compass adalah sebuah batangan besi
yang disatukan dengan batangan magnit bagian tengahnya terletak
diatas jarum tegak, apabila dalam keadaan setimbang, jarum akan
bergerak dengan bebas diaatas jarum tegak (Pivot Needle), ujung jarum
akan diam searah dengan kutub utara magnet bumi, ujung jarum utara
ditandai dengan noktah kuning, dilengkapi pula dengan cincin
penyeimbang berat yang dapat digeser-geser untuk mengimbangi
penyimpangan arah inklinasi, agar supaya jarum kompas dapat bergerak
bebas tanpa menyentuh kaca penutup kompas

Lingkaran Pembagian Derajat


Pembagian skala derajat pada kompas, adalah bagian komas
berupa lempengan linggkaran diluar ujung jarum kompas, terdiri dari :
 Pembagian skala 00 – 3600,
Kedudukan N (utara) pada kompas adalah kedudukan 0 0 berimp[it
dengan 3600, Kedudukan S (selatan) pelurus N, adalah kedudukan
1800, dan kedudukan E (timur) adalah kedudukan 90 0, kedudukan W
(barat) adalah kedudukan 2700. Posisi pembacaan arah N - E - S -
W - N pada kompas, ditulis kebalikan arah perputaran jarum jam.

 Pembagian skala 00 – 900,


 Skala Pembagian 00 – 900, mempunyai system pembacaan dengan
kwadran. Kwadran 00 – 900; adallah sekala pembacaan kwadran N –
E dan S – E , N – W dan S – W, berarti angka 0 0, terletak pada
pembacaan E (timur) dan W (barat). Tulisan arah N – E – S – W –
N, terbaca terbalik arah perputaran jarum jam.
Klinometer
Sebuah kompas geologi, harus selalu dilengkapi dengan
seperangkat alat clinometer, yang mengukur besarnya sudut kemiringan
(sudut vertical), untuk mengukur kedudukan sudut vertical suatu garis
atau bidang, yang dilengkapi dengan gelembung penyeimbang (‘nivo
tabung’) diletakkan sedemikian rupa sehingga kedudukan garis horizontal
clinometer sejajar dengan arah garis memanjang compass, titik
pembacaan tegak lurus garis tersebut, skala pembacaan kemiringan
dengan satuan derajat (..o) dan (%), alat penyetel manual klinometer
terletak pada bagian belakang kompas. Beberapa jenis kompas, memiliki
alat klinometer yang dapat berputar sendiri yang dikontrol oleh gaya
berat.

Pengarah
Pengarah pada kompas, terdiri dari pengarah depan dan
pengarah belakang, Pengarah depan berupa lengan yang dapat ditekuk
muka-belakang secara bebas yang dilengkapi pada ujungnya dengan
‘Peep Sight’.
Pengarah belakang, berupa lempengan cermin yang juga
berfungsi sebagai penutup kompas, yang dilengkapi dengan ‘Sighting
windows’, ’axial line’ dan ’folding sight’.

11.3.1 Menentukan Arah Dengan Kompas

Pada dasarnya penentuan arah dengan memakai kompas, dapat


dilakukan dengan memakai semua jenis kompas, dalam hal ini akan
dibahas pemakaian kompas yang mempunyai pembagian derajat 0 o –
360o. Tata cara pemakaian dengan baik agar supaya diperoleh suatu nilai
pengukuran yang bermutu tinggi, dan anjuran agar supaya mengikuti tata
tertib pemakaian kompas sebagai berikut :
1. Keluarkan kompas dari sarungnya, dan periksalah dengan baik
kelincahan gerak jarum kompas dengan posisi gelembung udara nivo
(‘bull’s eye level’) berada tepat ditengah lingkaran merah. Apakah
tidak ada hambatan gerak jarum kompas oleh karena bersentuhan
dengan gelas penutup.
2. Apabila kompas dalam keadaan sulit untuk bergerak bebas, jangan
langsung dibuka sendiri gelas penutup kompas (berkonsultasikan
dengan asisten / teknisi).
3. Apabila sudah seimbang sempurna, peganglah kompas pada posisi
kompas diletakkan diatas telapak tangan dan dilengketkan pada
perut agar supaya tidak mudah goyah sambil meluruskan pengarah
ke objek dengan tetap mempertahankan posisi gelembung ditengah-
tengah nivo.
4. ‘Sighting arm’ (‘lengan pengarah’) dibuka horizontal dan ‘peep sight’
ditegakkan dan diarahkan ke objek, dalam keadaan kompas tetap
seimbang.
5. Setel cermin pengarah sehingga titik objek terlihat pada cermin
masuk ke lobang pengarah dan terletak pada garis poros cermin
sambil tetap mempertahankan kompas (perhatikan gelembung udara
pada nivo, harus tetap berada ditengah lingkaran)
6. Pembacaan dilakukan apabila jarum sudah diam.
7. Catat nilai / angka yang ditunjuk pada kertas blanko yang disiapkan
(table berikut)
8. Posisi kompas dapat pula dengan meletakkan kompas sejajar atau
setinggi dengan posisi mata, kedudukan kompas terbalik dimana
‘sighting arm’ pada posisi belakang dekat dengan mata dan didepan
valve dibuka kurang lebih 45o sehingga pembacaan nilai arah
kompas tampak pada bayangan cermin.
11.3. 2 Menentukan sudut kemiringan permukaan tanah dan lereng
dengan klinometer.

1. Harap diperhatikan, Posisi pengukur dan objek harus dalam keadaan


tetap, tidak bergeser, letakkan kompas sejajar mata pada posisi
kompas dimiringkan dengan nivo tabung pada posisi atas dan peep
sight didepan mata.
2. Tekuk cermin kompas kira-kira 45
3. Arahkan kompas ke objek melalui lobang intip ‘peep sight’ dan
‘sighting windows’

4. Setel klinometer dengan cara memutar alat penyetel klinometer


dibelakang kompas, sehingga bayangan nivo tabung klinometer
seimbang yang nampak pada cermin.
5. Tetapkan pembacaan lepaskan tangan pada alat penyetel klinometer,
pembacaan nilai kemiringan lereng dapat dibaca dengan terlebih
dahulu menurunkan kompas dari sejajar dengan mata ke posisi
terletak depan perut agar supaya pembacaan dapat seakurat
mungkin.
6. Catat hasil pembacaan angka / nilai pada table tersedia (lihat table
dibawah).

11.3.3 Pengukuran Kedudukan Unsur Struktur Geologi Dengan


Meggunakan Kompas Geologi

Pengukuran Kedudukkan unsur struktur geologi, terutama


kedudukan struktur bidang perlapisan batuan sedimen, kedudukan
bidang foliasi, kedudukan bidang kekar, kedudukan bidang sesar, secara
praktis dilakukan dengan cara mengukur jurus (’strike’) dan kemiringan
(’dip’), yaitu:
1. Tentukan lebih dahulu permukaan singkapan batuan dengan memilih
yang masih utuh dan rata permukaannya, atau yang belum
dipengaruhi pelapukan dan erosi.
2. Letakkan kompas yang sudah dalam keadaan terbuka secara
langsung pada permukaan kedudukan struktur bidang singkapan
batuan terpilih, dengan menempelkan sisi bertuliskan E pada dasar
kompas sambil mempertahankan kesetimbangan kedudukan
horizontal kompas yang dapat dilihat pada posisi gelembung air
dalam lingkaran merah pada nivo bundar,
3. Baca dan catatlah nilai/angka jurus (’strike’)yang ditujuk oleh ujung
jarum kompas yang bernoktah kuning.
4. Berikan tandaa garis jurus (’strike’) pada permukaan bidang
singkapan batuan yang diukur,
5. Letakkan kompas dengan posisi tegak (kompas dalam keadaan
terbuka penuh), perhatikan posisi klinometer, Nivo atau sisi
bertuliskan E harus terletak di atas dan skala nnonius klinometer
atau sisi bertuliskan W terletak dibawah, sumbu memanjang
kompas letakkan tegak lurus dengan garis jurus (strike) yang
digambar pada permukaan bidang singkapan batuan tadi,
6. Setel Klinometer dengan memutar stelan klinometer pada bagian
belakang kompas higga fgelembing air pada nivo tabung tepat
berada ditengah atara 2 garis merah. Pertahan posisi kompas
sampai selesai pembacaan nilai/ angka kemiringan (’dip’),
7. Baca dan catatlah nilai / angka dip secara akurat dengan
memperhatikan skala nonius klinometer,
8. Pencatatan kedudukan unsur struktur batuan pada singkapan apabila
memakai kompas tipe pembacaan sudut azimuth horizontal 0o –
360o ditulis : N 160oE/30o. Dengan mengingat apabila menggunakan
kompas dengan pembagian derajat 0o – 90o berarti pembacaan
angka sudut azimuth horizontal dimulai dari Utara ( N ) dan dari
Selatan ( S ), sehingga penulisan nilai / angka kedudukan bidang
unsur struktur singkapan batuan ditulis N30oE/25oNW, dapat juga
dibaca dengan mengacu azimuth Selatan yang ditulis S60 oW/25oNE
9. Pengukuran kedudukan unsur struktur singkapan batuan dapat juga
dilakukan dari jarak jauh, yang dilakukan apabila singkapan batuan
tidak dapat didekati disebabkan terletak diseberang sungai, petunjuk
pelaksanaan cara ini akan diterangkan secara langsung pada saat
dituntun langsung dilapanngan.
UNIV. HASANUDDIN
FAKULTAS
Proyek : Hari / Tgl :
Lokasi : Diukur oleh :
Tujuan : Disetujui
oleh :

No. Arah/Azimuth Slope(..0) Jarak Jarak Ket.


0
Sta. (.. ) Lap.(m) Hor.(m)
Sketsa :

2. PEMETAAN MENGGUNAKAN PETA DASAR


Cara lain pelaksanaan pemetaan, dapat dilakukan denagn
pemetaan secara langsung di lapangan dengan menentukan titik-titik
pengamatan yang kemudian titik-titik pengamatan tersebut, di plotkan
kedalam peta dasar atau folio udara. Setiap data unsur yang diamati di
plotkan keatas kertas peta berupa simbol-simbol titik, garis, arsiran dan
penawaran. Titik-titik pengamatan yang telah ditentukan dinyatakan
sebagai Penentuan Titik Lokasi Pengamatan.
Pelaksanaan pemetaan secara langsung, akan menghasilkan
peta lapangan yang
akan dipergunakan untuk melakukan analisis data dan interprestasi, yang
dapat dipergunakan dalam berbagai tujuan aplikasi, sehingga akurasi /
mutu suatu penelitian akan sangat tergantung pada kecermatan dan
ketetapan pemindahan data lapangan dan ketetapan penentuan lokasi
pengamatan kedalam peta dasar. Ketidak cermatan didalam ploting data
lapangan kedalam peta dasar akan memberikan kesalahan dalam
interprestasi.
Cara pelaksanaan pemetaan dengan penentuan titik lokasi
pengamatan, dilakukan dengan menggunakan peta topografi sebagai
peta dasar, dan didukung oleh instrument kompas geologi, GPS serta
peralatan tulis dan gambar secara langsung di lapangan.

PETA TOPOGRAFI
Peta topografi adalah suatu peta yang menggambarkan kondisi
bentuk, penyebaran dan dimensi permukaan bumi, yang pada umumnya
memuat, unsur-unsur relief, drainage dan culture, dilengkapi dengan
judul peta, nomor lembar peta, petunjuk arah utara peta, skala peta, grid
koordinat peta, peta tunjuk atau index to adjoining sheet, tahun
pembuatan peta, legenda, pembuatan peta dan keterangan lain.
Kegunaan daripada peta topografi, terutama untuk alat navigasi,
penelitian dan perencanaan dan pemantauan. Berdasarkan pada tata
cara penggambaran relief, ada empat jenis peta topografi, antara lain :
Peta Topografi Kontur, Peta Topografi Hachures, Peta Topografi Tinting,
Peta Topografi Shading. Jenis peta topografi yang dipergunakan untuk
penelitian dan pekerjaan bersifat teknis adalah Peta Topografi Kontur
yaitu peta yang menggambarkan relief sebagai garis-garis kontur.

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik


ketinggian sama pada peta topografi, memiliki bersifat :
 Garis kontur mewakili suatu nilai ketinggian tertentu
 Setiap kelipatan 5 atau 10 daripada garis kontur digambarkan
dengan garis yang lebih tebal yang disebut Kontur Indek.
 Garis kontur yang sangat renggang atau tanpa garis kontur,
menunjukkan dataran, garis kontur yang rapat – sangat rapat
menunjukkan lereng terjal – sangat terjal.
 Garis kontur tidak akan saling berpotongan, dalam keadaan
ekstrim pada relief berlerang sangat curam, tegak dan lereng
menggantung boleh garis kontur digambarkan berimpit.
 Garis kontur tidak berpotongan, tidak bercabang, jika membulat
menutup kedalam, menunjukkan bukit atau cekungan (apabila
pada garis kontur paling dalam dilengkapi dengan arsiran / sisir)
 Garis kontur yang berpotongan dengan sungai, akan meruncing
membentuk huruf V, dimana arah runcingannya searah dengan
atau menunjukkan arah hulu sungai.
 Garis kontur selalu berakhir pada tepi peta.
Jarak antara 2 garis kontur yang berdekatan disebut Interval Kontur.
Peta topografi kontur yang baik harus dilengkapi dengan :
1. PETUNJUK ARAH UTARA
Petunjuk arah, biasanya digambarkan dengan garis anak panah,
terdiri dari garis arah utara magnetic, utara sebenarnya dilengkapi
dengan nilai sudut deklinasi, setiap zona wilayah mempunyai nilai
deklinasi tertentu, disebut magnetic declination yang berguna untuk
menyelesaikan arah utara magnetic kompas dengan arah sebenarnya
yang tegambar pada peta dasar. Gambar petunjuk arah pada peta
topografi diletakkan pada bagian bawah kiri, biasanya tertulis :

Approximate mean declination 1943.


For center of sheet
Annual magnetic change 31 increase
GN
MN GN : Grid
North
MN :
Magnetic North

Sudut yang
dibantuk antara
GN dan MN =
besarnya deklinasi
2. SKALA PETA
Pada umumnya skala ini dituliskan dibagian bawah peta topografi,
terdiri dari :
1. Skala system fractional, contoh : 1 inch : 1 mile
Skala system grafis, contoh :
2. Skala system RF (Representative Fractional), contoh : 1 : 50.000
Skala peta yang biasanya tersedia adalah skala :
Skala 1 : 25.000
Skala 1 : 50.000
Skala 1 : 100.000
Skala 1 : 200.000
Skala 1 : 250.000
Skala 1 : 500.000
Skala 1 : 1000.000
Peta topografi yang sekarang sering dipergunakan adalah Peta Rupa
Bumi, skala 1 : 50.000, yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL,
dibuat pada tahun 1988.
3. NOMOR LEMBAR PETA DAN NAMA GEOGRAFI
Peta topografi dilengkapi dengan nomor lembar peta yang tertulis
pada bagian bagian kanan atas bidang gambar peta, berfungsi sebagi
nomor urut peta, yang dapat dipakai untuk mencari lembar lainnya
yang berdekatan, sedangkan nama peta adalah nama peta yang
diambil dari nama geografi (nama kampung) yang paling dikenali yang
masuk dalam peta topografi bersangkutan. Untuk kepentingan
pencarian lembar peta, sebaiknya dipergunakan buku Bladwijzer.
4. LEGENDA / KETERANGAN
Simbol-simbol titik, garis, nomor, huruf, arsiran warna yang tertulis /
tergambar dalam bidang peta dijelaskan pada ruang luar blok gambar /
bagian bawah peta, yang ditulis berurutan, dari atas kebawah.
5. PETA TUNJUK (INDEX TO ADJOINING SHEETS)
Peta tunjuk digambarkan sebagai garis-garis bidang grid yang
dilengkapi dengan nilai koordinat, terletak pada bagian kiri bawah, yang
berguna untuk mencari peta lebar peta yang berdekatan, Peta yang
bersangkutan di tandai dengan arsir.

PENENTUAN TITIK LOKASI PENGAMATAN


Beberapa cara yang dapat diterapkan untuk menentukan titik
pngamatan di lapangan dan pengeplotannya keatas peta dasar, antara
lain :
1. Orientasi Medan, yaitu memperhatikan jenis, bentuk dan
orientasi keadaan bentang alam lapangan yang ada disekitar titik
lokasi pengamatan, kemudian sesuaikan dengan yang tergambar
pada peta dasar, misalnya apakah titik lokasi berada sekitar
persimpangan jalan, perpotongan antara jalan dan sungai, pada
kelokan sungai dan seterusnya. Biasanya akan timbul perbedaan
bentuk lapangan dan di peta dasar, hal tersebut sering terjadi,
namun demikian diperlukan suatu kecermatan pengamatan
dengan melakukan pengamatan secara berulang-ulang dan
menyeluruh.
2. Dengan cara membuat garis arah dengan menggunakan kompas
pada 2 atau lebih tempat (biasanya puncak gunung) yang
dikenali namanya. Perpotongan gambar garis-garis arah pada

peta tersebut menunjukkan kedudukan lokasi pengamatan


3. Dengan mengkombinasikan cara orientasi medan dan garis arah
kompas, misalnya jika kedudukan lokasi pengamatan terletak
pada tepi jalan atau sungai atau di atas lereng yang diketahui
ketinggian tempat pengamatan kita, maka perpotongan garis
arah dan jalan, sungai atau garis kontur tempat kedudukan
adalah titik lokasi pengamatan.
4. Penentuan Lokasi Titik Pengamatan dengan menggunakan GPS
Penggunaan GPS, akan dijelaskan secara praktis.

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (‘GPS’)


GPS, adalah suatu alat elektronik yang berfungsi untuk
menentukan kedudukan suatu titik diatas permukaan bumi atau di udara,
yang menggunakan sarana beberapa buah satelit tertentu yang akan
mengirim pesan penting,

misalnya : Saya adalah


satelit #X, posisi saya berada
pada Y, dan berada pada waktu Z. secara singkat receiver GPS anda
akan membaca pesan dan mengamankan data ephemeris dan almanac
untuk digunakan secara berkelanjutan.
Untuk menentukan letak posisi pada ruang dan waktu yang akurat,
diperlukan minimal 3 atau lebih satelit, sehingga GPS anda akan dapat
menentukan posisi latitude dan longitude yang disebut sebagai posisi fix
2D, dengan 4 atau lebih satelit receiver satelit akan dapat menentukan
posisi fix 3D, termasuk latitude / longitude dan altitude. Dengan
mengupdating posisi anda secara berkelanjutan, receiver GPS dapat
pula menentukan secara akurat kecepatan dan arah travel (traverse).
Contoh Table Pencatatan GPS Lembar ke :
KOP
Nama Proyek : Hari / Tgl :
Tujuan Orientasi : Diukur oleh :
Lokasi / Daerah : Diperiksa oleh :
GPS, Merk :…….. Tipe : …………..
No.Tkt Kordinat ttk Alt Bearing Jarak Jam Akurasi Keterang
0
Long Lat (m) (… ) (m)

(..0) (...0)

Sketsa :

Anda mungkin juga menyukai