Meskipun pemilihan presiden masih akan diadakan pada bulan April 2019, para
pendukung kedua kandidat sejak pengumuman kedua nama pasangan telah secara
agresif memulai kampanye terutama di media sosial. Pemilih dari kelompok usia
generasi milenial menjadi target potensial karena jumlah populasi mereka yang
signifikan dan merebaknya penggunaan media sosial mereka.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 oleh Pusat Penelitian Alvara Indonesia
menunjukkan bahwa generasi milenial Indonesia memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan milenial Amerika. Milenial Indonesia memanfaatkan sumber
digital untuk mengetahui dan memahami politik dengan mengandalkan kanal
Twitter, Facebook, YouTube, Instagram, dan LINE (alih-alih WhatsApp) untuk
membentuk persepsi mereka tentang politik. Kandidat presiden yang bersaing
yang mempraktekkan politik secara teoretis sekarang perlu mengatasi fenomena
politik baru ini untuk mencapai kesuksesan.
PEMIKIRAN PRAGMATIS
Perspektif para milenial Indonesia adalah, apakah merangkul politik bermanfaat
untuk kebutuhan mendesak serta kreativitas dan imajinasi inovatif mereka.
Idealisme dalam politik, yang berarti komitmen penuh terhadap ideologi politik
mulai dari haluan kiri, Islami, atau liberal, bukanlah perspektif umum di kalangan
politik milenial. Kelompok milenial mempertimbangkan politik berdasarkan dampak
nyata dan langsung bagi mereka.
SIGNIFIKANSI AGAMA
Hasil survei The Pew Research Center mendapati, kelompok milenial Afrika-
Amerika lebih religius daripada rekan-rekan mereka. Survei ini menarik karena
mencerminkan kecenderungan umum generasi milenial Indonesia. Muslim milenial
Indonesia melestarikan dan memiliki komitmen yang mendalam terhadap doktrin
Islam mereka.