Anda di halaman 1dari 6

ADAKAH HUBUNGANNYA ANTARA ILMU POLITIK DENGAN KEPERAWATAN ?

A. Pengertian Keperawatan Pada dasarnya,


inti dari keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain di mana
asuhan keperawatan tersebut diberikan kepada individu, keluarga, kelompok, serta
masyarakat. Sedangkan tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, serta pemulihan kesehatan. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa keperawatan merupakan profesi yang mempunyai tujuan untuk
kesejahteraan umat manusia. Dalam menjalankan keperawatan digunakan ilmu dan seni
serta menggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah yang dijadikan sebagai
pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan profesional. Asuhan keperawatan
adalah faktor penting dalam survival klien dan dalam aspek-aspek pemeliharaan,
rehabilitatif, dan preventif perawatan kesehatan. Berikut ini adalah pengertian dan definisi
keperawatan: 1. American Nurses Association Keperawatan adalah diagnosis dan terapi
respon manusia terhadap masalah - masalah kesehatan yang sifatnya aktual atau potensial
2. International Council Of Nurses Keperawatan adalah fungsi yang unik membantu
individu yang sakit atau sehat, dengan penampilan kegiatan yang berhubungan dengan
kesehatan atau penyembuhan (meninggal dengan damai), hingga individu dapat merawat
kesehatannya sendiri apabila memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan 3. Lokakarya
Keperawatan, Januari 1983 Keperawatan adalah suatu bentuk pelyanan di bidang
kesehatan yang didasari ilmu dan kita keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,
paguyuban dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat, sejak lahir sampai meninggal.
Pelayanan berupa bantuan diberikan karena kelemahan fisik, keterbatasan pengetahuan dan
kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan hidup mandiri memenuhi kebutuhan fisik
sehari - hari. 4. Virginia Henderson Keperawatan adalah membantu individu - baik dalam
keadaan sakit maupun sehat - melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna
mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai,
yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan,
kemauan, atau pengetahuan untuk itu. 5. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
Keperawatan adalah suatu ilmu yang berbeda dari ilmu profesi kesehatan lain serta
kesesuaian penerapan ilmu tersebut dalam bidang keperawatan. 6. Nursalam, 8;2003
Keperawatan adalah model pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, spikis,
sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. 7. Chity; 1997 Keperawatan
merupakan pelayanan profesional yang bersifat humanism, holism, dan care 8. Robert
Priharjo; 1995 Keperawatan merUpakan suatu bentuk asuhan yang ditujukan untuk
kehidupan orang lain B. Sejarah dan Prinsip Aktifitas Keperawatan di Area Politik Menurut
sejarah, keterlibatan perawat dalam politik terbatas. Walaupun secara individu, seperti
florence nightingale, lilian wald, margaret sanger, dan lavinia dock telah mempengaruhi
dalam pembuatan keputusan di bidang seperti sanitasi, nutrisi, dan keluarga berencana,
keluarga kurang dihargai sebagai kelompok (Hall- Long, 1995). Akan tetapi gerakan
wanita telah memberikan inspirasi pada perawat masalah perawatan kesehatan. Selain itu
dengan banyaknya lulusan berpendidikan tinggi masuk sebagai anggota profesi, mereka
membawa keperawatan kedalam aktivitas dan kegiatan di kampus universitas. Pada tahun
1974, ANA membentuk the nurses coalition in poltics (N-CAP), yang menjadi komite aksi
politik (political action commitee (PAC) pertama bagi perawat. Organisasi ini, yang
kemudian dikenal sebagai ANA-PAC, merupakan komite aksi politik utama yang mencari
dukungan bagi kandidat yang ingin ke dalam kantor federal (mason, 1990). Kekuatan
politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan seseorang untuk
memihak kepada pemerintah untuk memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tesebut
membentuk hasil yang diinginkan (Rogge, 1987 ). Dahulu, perawat merasa tidak nyaman
dengan politik karena mayoritas perawat adalah wanita dan politik merupakan dominasi
laki-laki. Perawat juga tidak menyadari preseden historis yang ditetap oleh perawat dalam
arena politik, dan karena mereka tidak pada secara politik, perawat kurang mendapatkan
pendidikan politik untuk memenangkan kompetensi dalam berpolitik (Mason dan Talbott,
1995; mason, 1990). Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih
besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi profesional dan tempat perawatan
kesehatan (stanhope dan belcher, 1993). Organisasi keperawatan telah memperkerjakan
seseorang yang mampu melobi untuk mendorong terbentuknya legislasi negara bagian dan
U.S Congress untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan. K Kalisch dan kalisch
(1982) menuliskan bahwa ANA “bekerja untuk meningkatkan standar kesehatan dan
ketersediaan pelayanan perawatan kesehatan bagi semua orang; mendorong standar
keperawatan yang tinggi, menstimulasi dan meningkatkan pengembangan perawat
profesional dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan umum. Tujuan ini tidak
dibatasai oleh pertimbangan kenegaraan, ras, keturunan, gaya hidup, warna kulit, seks dan
usia.. “ ANA memperkerjakan seorang perawat terdaftar dalam melakukan lobi setingkat
federal, dan organisai keperawatan negara bagian juga memperkerjakan seseorang yang
mampu melobi dan spesialis legislasi unutk bekerja pada isu-isu keperawatan di negara
bagian dan membantu upaya federal. Akhirnya, ahli melobi yang bekerja atas nama
perawat diperkerjakan di washington DC, oleh kelompok minat profesional seperti
American Federation Of Teachers, NLN, American College Of Nurse-midwives,
American Public Health Assosiation, dan AACN. Kelompok ini bertujuan untuk
menghilangkan kendala finansial dari perawatan kesehatan, meningkatkan asuhan
keperawatan yang tersedia, meningkatkan penghargaan ekonomi untuk perawatan dan
memperluas peran perawat profesional (Aiken, 1982). Selain itu, perawat secara individu
dapat mempengaruhi keputusan politik pada semua tingkat pemerintahan dan organisasi
keperawatan menggabungkan semua upaya seperti nursing’s Agenda for health care reform
(Tri-council, 1991) akan secara kritis menerapkan pengaruh perawat dalam proses politik
sedini mungkin (Hall-long, 1995). Strategi spesifik mencakup pengintegrasian peraturan
publik kedalam kurikulum keperawatan, sosialisai dini dan berpartisipasi dalam organisasi
profesi, memperluas lingkungan tempat praktik klinik, dan menjalankan tempat pelayan
kesehatan di masyarakat. Jika perawat menjadi mahasiswa yang serius dalam
memperhatikan kebutuhan sosial, menjadi aktivis dalam mempengaruhi perataura untuk
memenuhi kebutuhan dan menjadi kontributor waktu dan uang yang terbuka bagi
keperawatan dan organisasi mereka dan menjadi kandidat untuk bekerja bagi asuahan
kesehatan yang baik secara universsal, maka masa depan akan menjadi cemerlang. Ada
banyak hal yang dapat dilakukan seorang perawat dalam berperan secara aktif maupun
pasif dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki dalam bidang politik
hingga talenta yang harus dimiliki mengenai “Sense of Politic”. Dalam wilkipedia
Indonesia disebutkan bahwa seseorang dapat mengikuti dan berhak menjadi insane politik
dengan mengikuti suatu partai politik , mengikuti ormas atau LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat). Maka dari hal tersebut seseorang berkewajiban untuk melakukan hak dan
kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun
secara baik oleh UUD dan perundangan hukum yang berlaku. Dari hal tersebut, perawat
yang merupakan bagian dari insan perpolitikan di Indonesia juga berhak dan berkewajiban
ikut serta dan mengambil sebuah kekuasaan demi terwujudnya regulasi profesi
keperawatan yang nyata. Juga terlihat bahwa perawat dapat memperjuangkan banyak hal
terkait dengan umat maupun nasib perawat itu sendiri. C. Pentingnya Politik Bagi
Keperawatan di Indonesia Pentingnya dunia politik bagi profesi keperawatan adalah
bahwasanya dunia politik bukanlah dunia yang asing, namun terjun dan berjuang
bersamanya mungkin akan terasa asing bagi profesi keperawatan. Hal ini ditunjukkan
belum adanya keterwakilan seorang perawat dalam kancah perpolitikan Indonesia. Tidak
dipungkiri lagi bahwa seorang perawat juga rakyat Indonesia yang juga memiliki hak pilih
dan tentunya telah melakukan haknya untuk memilih wakil-wakilnya sebagai anggota
legislative namun seakan tidak ada satu pun suara yang menyuarakan hati nurani profesi
keperawatan. Tentunya hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena profesi kita pun
membutuhkan penyampaian aspirasi yang patut untuk didengar dan diselesaikannya
permasalahan yang ada, yang tentunya akan membawa kesejahteraan rakyat seluruh profesi
keperawatan. Sulitnya menjadikan RUU Keperawatan seringkali dikaitkan dengan tidak
adanya keterwakilan seorang perawat di badan legislative sana. Menjadi bagian dari dunia
perpolitikan di Indonesia, diharapkan seorang perawat mampu mewakili banyaknya
aspirasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di profesi keperawatan salah satunya
seperti yang disebutkan diatas yaitu mengenai bagaimana meregulasi pendidikan
keperawatan yang hasil akhirnya diharapkan tercapainya kualitas perawat bisa
dipertanggung jawabkan. Regulasi pendidikan akan menjadikan tidak bermunculnya
institusi pendidikan keperawatan yang hanya mencari untung, politik uang, dan institusi
yang tidak melakukan penjaminan mutu akan output perawat yang di luluskan setiap
periodenya. Dengan regulasi pendidikan keperawatan, semua menjadi terstandarisasi,
profesi keperawatan yang mempunyai nilai tawar, nilai jual, dan menjadi profesi yang
dipertimbangkan. Regulasi kewenangan perawat di lahan klinik tidak kalah pentingnya
dengan regulasi pendidikan, di mana regulasi pendidikan merupakan bagaimana kita
melakukan persiapan yang matang sebelum membuat dan memulai (perencanaan), di mana
kita melakukan pembangunan fondasi yang kokoh dan system yang mensupport akan
terbentuknya generasi perawat-perawat yang siap tempur. Regulasi kewenangan perawat
di lahan klinik akan menjadikan profesi keperawatan semakin mantap dalam langkahnya.
Kewenangan perawat yang mandiri, terstruktur dan ranah yang jelas akan menjadikan
perawat semakin professional dan proporsional sesuai dengan tanggung jawab yang harus
dipenuhi. Selain itu, dalam regulasi kewenangan ini di harapkan tidak terjadi adanya
overlap dan salah satu yang paling penting adalah menghindari terjadinya malpraktik yang
kemungkinan dapat terjadi. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang perawat
sehingga mampu terjun ke dunia politik. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah
mendukung salah satu partai politik. Partai politik ini akan menjadi motor penggerak
pembawa di kancah perpolitikan Indonesia. Banyak partai yang menawarkan posisi
legislative, ada partai yang melakukan pengkaderan dari awal yang mampu menyiapkan
calon-calon legislative dari embrio yang akan diberikan suntikan ideology dari partai
tersebut, ada juga partai yang memberikan kesempatan kepada siapa saja yang siap untuk
berjuang bersama-sama mendukung partainya dan menjadi calon legislative. DAFTAR
PUSTAKA Aminullah, S, 2000, Peranan Legislator Dalam Upaya Meningkatkan
Pembiayaan Kesehatan di Indonesia Aminullah, S,2005, Peranan Anggota Muda IAKMI
dalam Mendorong Lahirnya Visi Baru Kesehatan Indonesia untuk mempercepat
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Aminullah, S,2005, Komitmen Politik Oleh ”Aktor-
Aktor” Politik Guna Mewujudukan Indonesia Sehat 2010 Efendy,Nasrul. 1998. Dasar-
dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat . Jakarta: EGC. Entjang, Indan. 2000. Ilmu
Kesehatan Masyarakat, PT. Citra Aditya Bakti : Bandung. http://pcim-rusia.org/dinamika-
politik-harus-membangun-kesehatan-bangsa/, akses tgl 25/06/2013. http://arfandisade-
as.blogspot.com/2012/08/politik-kesehatan.html
http://catatanrifki.blogspot.com/2012/12/politik-dan-kesehatan-imu-sosial-dan.html\
http://fujihusada.blogspot.com/p/pengantar-tentang-kebijakan-kesehatan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Definisi_Budaya http://duniabaca.com/definisi-
budaya-pengertian-kebudayaan.html#cara
http://www.teguhsantoso.com/2011/04/pengertian-dan-definisi-politik.html
http://roudhzmee.wordpress.com/2009/01/01/pengertian-ilmu-politik-politik-dan-konsep-
dasar-ilmu-politik/
http://carapedia.com/pengertian_definisi_politik_menurut_para_ahli_info483.html
http://sosialcorner.com/buruknya-pelayanan-kesehatan-sebuah-anomali-pelayanan-sosial-
di-indonesia . http://www.masbied.com/2011/09/09/pengaruh-sosial-budaya-terhadap-
pelayanan-kesehatan/ Kleden, Ignas.1987. Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan. Jakarta:
LP3 Es. Notoatmodjo Soekidjo, 1990, Pengantar Perilaku Kesehatan, FKM-UI, Jakarta.
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta Soerjono Soekanto.
1990. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press Syafrudin dkk, 2009. Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Wahid, I.M. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Salemba Medika. Wahyuningsih, Puji Heni, dkk. 2009. Dasar – Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat dalam Kebidanan. Fitramaya, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai