Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN

A. PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur dari kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang
dimaksud dalam Pancasila dan UUD 1945.

Program pokok Puskesmas seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri


Kesehatan no 75 tahun 2014, merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya termasuk didalamnya program kesehatan
lingkungan.

Program kesehatan lingkungan sebagai salah satu program pokok Puskesmas


bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan yang
mendukung terciptanya kualitas hidup yang sehat dan bahagia.

Prevalensi penyakit DBD di kecamatan penjaringan kota Administrasi Jakarta


Utara sepanjang tahun 2015 sebesar 172 kasus dengan tidak ada korban
meninggal , menurun 407 kasus atau sebesar 70,29 % jika dibandingkan dgn TH
2014 yang bejumlah 579 kasus, TH 2013 (564 kasus), TH 2012 (332), TH 2011
(320) dan TH 2010 (527 kasus).

Upaya pengendalian Vektor & TP2 Pestisida sesuai dokumen SKPD TH 2015
diantaranya ; Binwasdal DBD/ PSN, Peningkatan Teknis Koordinator Jumantik,
koordinasi PSN Tk Puskesmas, Air bersih merupakan sumber kehidupan manusia,
untuk itu kwantitas dan kualitas sangatlah memegang peranan didalam
penyediaannya bagi masyarakat luas. Guna memantau kondisi kualitas air bersih &
air minum maka dilakukan pemeriksaan sampel yang bersumber dari PAM maupun
Hidran Umum & Air isi ulang, sebagai uji petik yang merupakan pelengkap / buffer
dari pengawasan yang dilakukan oleh puskesmas.

Disamping itu pengawasan kesehatan lingkungan terhadap perusahaan industri


yang ada di Jakarta Utara juga sangat penting, guna memantau seberapa jauh
kualitas kesling perusahaan tersebut, agar dampak yang negatif terhadap kesehatan
masyarakat dapat diminimalkan.

1/7
Penyakit diare di kota Jakarta Utara masih menduduki 3 penyakit besar yang
dilaporkan. Sebagaimana diketahui penyakit diare merupakan penyakit berbasis
lingkungan yang penularannya melalui mata rantai seperti kualitas air, kualitas
makanan, keberadaan serangga & tikus.

Guna menekan angka penyakit diare tersebut salah satunya adalah memutuskan
mata rantai penularan melalui kualitas makanan (Food borne desease), yang ada di
Tempat pengolahan m Tempat – tempat umum adalah tempat dimana
berkumpulnya manusia dari berbagai tempat dalam melakukan aktifitasnya.
Mengingat hal tersebut maka tempat umum tersebut perlu diawasi kesehatan
lingkungannya agar memenuhi persyaratan kesehatan, agar tidak menjadi media
penularan penyakit menular.akanan, seperti; Restoran / rumah makan, Jasaboga dan
makanan jajanan di sekolah.

Mengatasi permasalahan penyakit berbasis lingkungan, maka peningkatan


akses Sanitasi Dasar di Jakarta Utara sangatlah penting.

Mengingat masih terdapatnya sekitar 20% RW kumuh (kategori berat, sedang &
ringan) dari 68 RW yang ada di kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, serta
pencapaian akses sanitasi dasar dalam lima (5) pilar STBM yang masih rendah.

Beratnya tantangan yang harus dihadapi oleh petugas puskesmas sebagai pelaksana
kegiatan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan akses sanitasi dasar di
RW-RW tersebut, maka diperlukan pembekalan wawasan maupun teknis tentan
STBM ini. Adapun peraturan yang menjadi anutan serta perlindungan terhadap
kesehatan masyarakat yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 TH 2004 Tentang
STBM, Surat Edaran Edaran Menkes No. 132/2013 Tetang Pelaksanaan STBM, PP
No. 66 TH 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan

B. LATAR BELAKANG

Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi pembangunan sumber daya
manusia yang produktf secara sosial dan ekonomis.

2/7
Sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan no 75 tahun 2014
tentang Puskesmas, Program kesehatan Lingkungan merupakan program yang
harus diselenggarakan dan dibina di Puskesmas. Legalitas yang mengatur suatu
kegiatan di kesehatan lingkungan adalah :

1. Undang Undang No.36 Th 2009 tentang Kesehatan

2. Undang Undang No. 7 Th 1996 tentang Pangan

3. Undang Undang No. 12 Th 2008 tentang Pemerintahan Daerah

4. Undang Undang No. 4 Th 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

5. Peraturan Pemerintah No. 25 Th 2000 Tentang Pemerintah propinsi

6. Permenkes RI No. 942 Th 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi makanan


Jajanan.

7. Permenkes RI No. 1096 Th 2011 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi


Jasaboga

8. Permenkes RI No. 1098 Th 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah


makan & Restoran

9. Permenkes RI No. 907 Th 2002 tentang Syarat2 dan pengawasan Air Minum

10. Permenkes RI No. 829 Th 1999 tentang Persyaratan kesehatan perumahan

11. SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 13 Th 2004 tentang Sertifikat Laik
Sehat bagi usaha depo air minum

12. SK Ka Dinas Kesehatn Prop DKI Jakarta No. 2066 Th 2002 tentang
Penyerahan wewenang pengurusan perizinan sarana kesehatan tertentu
kepada kepala sudin kesehatan masyarakat kotamadya.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Tujuan Umum : Mewujudkan lingkungan hidup yang lebih sehat melalui


pengembangan sistem kesehatan berbasis Lingkungan, untuk menggerakan
pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Tujuan Khusus :

a. Agar sasaran mengetahui tahapan dan jadwal kegiatan program kesehatan


lingkungan yang sudah direncanakan Puskesmas.

3/7
b. Mendapat masukan / umpan balik dari masyarakat, tokoh masyarakat, dan
lintas sektor terkait rencana kegiatan Puskesmas

c. Melibatkan masyarakat dlam rencana kegiatan Puskesmas sehingga


masyarakat dapat berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Kegiatan Pokok melaksanakan sosialisasi tahapan dan jadwal rencana kegiatan


program kesehatan lingkungan.

2. Rincian Kegiatan :

- Penyehatan sumber air bersih melalui pemeriksaan sampel kualitas air bersih

- Penyehatan lingkungan pemukiman ( pemeriksaan rumah )

- Pengawasan tempt-tempat umum

- Pengawasan tempat pengolahan makanan

- Pengawasan STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

- Pemantauan jentik nyamuk dan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN )

- Pemantauan jajanan sekolah

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

- Mengadakan pertemuan dengan lintas program dan lintas sektor

- Menyampaikan tahapan rencana kegiatan program kesehatan lingkungan


kepada peserta pertemuan

- Diskusi / tanya jawab jika ada yang memberikan umpan balik

- Melakukan pemeriksaan tempat- tempat umum dan tempat pengolahan


makanan

- Melakukan Pemantauan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk

- Mengambil sampel makanan jajanan dan air bersih serta Air Minum Isi
Ulang.

- Melakukan pemantauan limbah medis dan instalasi pengolahan air limbah.

4/7
F. SASARAN

- Pelaksana lintas program dalam Puskesmas

- Penanggung jawab program kesehatan lingkungan di Puskesmas


kecamatan.

- Lintas sektor terkait di luar Puskesmas

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

- Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan, apakah sesuai dengan


tahapan dan jadwal

- Membuat laporan pelaksanaan kegiatan

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Membuat cacatan pelaksanaan kegiatan dan hasil kegiatan serta melakukan


evaluasi pelaksanaan kegiatan setiap 6 bulan sekali.

J. PENUTUP

Dengan adanya kerangka acuan program Kesehatan Lingkungan yang dapat


digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan sehingga pelaksanaan
kegiatan dapat terarah dan terkoordinir dengan baik.

Jakarta , September 2015

Mengetahui

Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat PJ Program Kesehatan

Lingkungan

Dr. Sri Dewi Hayani, MKM Syakhroni

NIP 196804181999032003 NIP 1972011011997031005

5/7
RENCANA KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2016

NO URAIAN KEGIATAN SASARAN JADWAL KET

1 Melaksanakan penyehatan TTU, Lintas sektor Januari s/d


Permukiman, TPM dan Industri
dengan membuat suatu ; terkait di luar Desember
perencanaan, pelaksanaan, Puskesmas
pengawasan & evaluasi

2 Melaksanakan penyehatan Air bersih, Lintas sektor Januari s/d


air minum serta pengamanan limbah terkait di luar Desember
padat, cair, udara, emisi gas, Puskesmas dan
kebisingan, radiasi dan B3 Pelaksana lintas
program dalam
Puskesmas

3 Melakukan pembinaan & Lintas sektor Januari s/d


penyuluhan mengenai PHBS,
pembinaan kesehatan kerja, terkait di luar Desember
pengelolaan lingkungan yang Puskesmas
bersih, aman, nyaman & sehat

4 Melakukan kerja sama lintas sektor Lintas sektor Januari s/d


untuk menuju Indonesia Sehat th terkait di luar Desember
2010, dalam hal pembinaan & Puskesmas
penyuluhan organisasi masyarakat
untuk mencegah penyakit-penyakit
berbasis lingkungan

5 Melakukan evaluasi secara rutin Lintas sektor Juni dan


terhadap kegiatan kegiatan yang telah terkait di luar Desember
dilaksanakan di TTU, Permukiman, Puskesmas dan
TPM serta Industri, termasuk Pelaksana lintas
didalamnya meneliti / survailance dan program dalam
melakukan uji petik, serta antisipasi Puskesmas
kemungkinan adanya kejadian luar
biasa

6/7
PEMANTAUAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM
No.Dokumen :
SOP No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 7/7
BLUD PUSKESMAS
drg. Florida M.Sitinjak
KECAMATAN
NIP. 197202072000122001
PENJARINGAN

1. Pengertian Penyehatan sumber air bersih melalui pemeriksaan sampel kualitas air bersih adalah
Air yang dibutuhkan air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu
air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Konsekuensi dari
penggunaan air yang tidak bersih dan hygiene akan menggangu kesehatan bagi yang
mengkonsumsinya. Air yang berkualitas meliputi kualitas fisik, kimia, dan bebas
dari mikroorganisme. Air minum adalah air yang langsung dimunum tanpa dimasak
terlebih dahulu dimana proses pengelolaannya menggunakan teknologi yang dapat
menghilangkan mikroorganisme yang merugikan bagi kesehatan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendorong upaya pemberdayaan
masyarakat dalam penyediaan air bersih dan air minum dan sanitasi agar memiliki
tanggung jawab dalam pengelolaan dan pembangunan sarana. Upaya perbaikan
akses air bersih dan sanitasi tersebut terkait dengan penurunan jumlah kasus
penyakit pada anak seperti diare, demam berdarah, sakit kulit dan kecacingan.
Program penyehatan air tersebut meliputi perencanaan kebutuhan air bersih,
cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun kebutuhan air
bersih pada daerah perkotaan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. ............... tentang ................
4. Referensi
Depkes RI (2008), Permenkes RI No. 907 Th 2002 tentang Syarat2 dan pengawasan
Air Minum

5. Prosedur a. Inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel air termasuk air pada sumber air baku,
/Langkah- proses produksi, jaringan distribusi, air minum isi ulang dan air minum dalam
langkah kemasan.
b. Pemeriksaan kualitas air dilakukan di tempat/di lapangan dan atau di
laboratorium.
c. Analisis hasil pemeriksaan laboratorium dan pengamatan lapangan.
d. Memberi rekomendasi untuk mengatasi masalah yang ditemui dari hasil kegiatan
a, b, c yang ditujukan kepada pengelola penyediaan air minum.
e. Tindak lanjut upaya penanggulangan/perbaikan dilakukan oleh pengelola
penyedia air minum.
f. Penyuluhan kepada masyarakat
6. Diagram alir
(jika
dibutuhkan)
7. Unit terkait

7/7

Anda mungkin juga menyukai