Anda di halaman 1dari 5

Pelanggaran HAM terbagi ke dalam 2 jenis, yakni pelanggaran ham ringan dan pelanggaran ham berat.

1. Pelanggaran HAM Ringan

adalah suatu pelanggaran yang tidak mengancam jiwa manusia. Namun, berbahaya apabila tidak segera
ditanggulangi atau diatasi. Pelanggaran ringan bisa berubah menjadi pelanggaran berat apabila terjadi hal-
hal yang mengakibatkan efek besar dikemudian hari.

Contoh Kasus Pelanggaran HAM Ringan

 Pencemaran lingkungan

 Melakukan penganiayaan ringan

 Melakukan pemukulan

 Melakukan pencemaran nama baik terhadap seseorang

 Menghalangi seseorang untuk menyampaikan aspirasinya dll.

2. Pelanggaran HAM Berat

Pelanggaran HAM berat adalah pelanggaran yang dilakukan hingga mengancam atau merenggut nyawa
seseorang ataupun sekelompok orang. Menurut Undang-Undang RI nomor 26 tahun 2000 tentang
pengadilan HAM.

Pelanggaran HAM berat diklasifikasikan dalam 2 bagian. Pertama, Kejahatan Genosida atau kejahatan yang
dilakukan dengan tujuan untuk memusnahkan atau menghancurkan sebagian atau seluruh kelompok.

Baik itu kelompok ras, bangsa ataupun agama: Kedua, adalah kejahatan terhadap manusia, baik itu berupa
penghilangan nyawa seseorang, perbudakan dsb.

Contoh Kasus Pelanggaran HAM Berat

 Pembunuhan

 Penghilangan orang secara paksa

 Perkosaan

 Perbudakan

 Pengusiran, penganiayaan dan penyiksaan terhadap suatu kelompol

 Kejahatan Apartheid dan Genosida.


Contoh Kasus Pelanggaran Ham di Indonesia

Di Indonesia, terdapat banyak kasus pelanggaran HAM Berat yang terjadi (utamanya) dalam kurun tahun
1960-an sampai tahun 2000-an. Beberapa diantara kasus tersebut menyita perhatian masyarakat Indonesia.
karena penyelesaiannya yang berlarut larut dan dalang utama dibalik peristiwa- peristiwa tersebut belum
terungkap.

Kejadian pelanggaran HAM di Indonesia jenis berat terjadi (utamanya) melibatkan militer dari
pemerintahan Orde Baru beserta Mahasiswa, aktivis dan rakyat sipil sebagai korban terbanyak. Berikut
diantaranya:

1. Peristiwa Tanjung Priok (1984)

Tragedi tanjung priok merupakan peristiwa yang melibatkan massa Islam dan pemerintahan Orba (Orde
baru). Tragedi di tanggal 12 September 1984 ini menewaskan ratusan orang dari masyarakat
Muslim. (informasi korban simpang siur).

Peluru- peluru timah diberondongkan tentara bersenjata lengkap yang sudah siap menghadang ribuan massa
yang menuntut pembebasan 4 tahanan di Mapolres Jakarta Utara dan Kodim yang jaraknya berdekatan.

Masa pun berhamburan dan korban berjatuhan. Bahkan, menurut saksi dalam kejadian tersebut (AQ
Djaelani). Beberapa orang yang bertiarap menghindari desingan peluru dilindas oleh 2 truk yang saat itu
mengangkut pasukan tambahan dari arah pelabuhan. (tirtoid)

2. Tragedi Trisakti (12 Mei 1998)

Tragedi Trisakti terjadi pada tanggal 12 Mei 1998, Mahasiswa yang berdemonstrasi menuntun Soeharto
turun dari jabatannya terlibat bentrok dengan aparat yang ingin membubarkan demonstrasi.

4 orang mahasiswa tewas tertembak dalam peristiwa ini diantaranya Hafidin Royan (1976 – 1998) , Elang
Mulias Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 – 1998) dan Hendriawan Sie (1975 – 1998).

3. Kerusuhan Mei 1998

Peristiwa ini adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi 13-15 Mei 1998 di Jakarta dan
beberapa kota lainnya. Kejadian ini dipicu oleh penembakan mahasiswa Trisakti sehari sebelumnya dan
juga anggapan bahwa pengusaha- pengusaha Tionghoa-lah yang menyebabkan ekonomi Indonesia carut-
marut.

Toko toko, rumah, kantor swasta, bengkel dan pusat perbelanjaan milik warga keturunan TIonghoa di
hancurkan, dibakar dan dijarah. Sementara itu banyak wanita keturunan tionghoa yang mengalami
pelecehan seksual bahkan dianiaya sampai dibunuh.

Banyak pihak menilai peristiwa tersebut bukanlah sesuatu yang terjadi secara spontanitas. Namun ada
pihak- pihak yang menggerakan kejadian tersebut secara sistematis.

4. Pembantaian Banyuwangi (1998)

Pada tahun 1998, Banyuwangi geger dengan pembunuhan terhadap orang yang diduga terlibat praktek
perdukunan (santet) yang kemudian merembet ke pembunuhan guru ngaji, ustad dan tokoh- tokoh agama.

Pembunuh misterius tersebut kemudian disebut “Ninja”. Karena setiap kali beraksi. Orang-orang tersebut
selalu menggunakan pakaian hitam dan juga penutup kepala menyerupai ninja.

Suasana saat itu sangat mencekam, Semua orang saling mencurigai satu sama lain. Masyarakat bertanya-
tanya. Siapa sebetulnya dalang dan apa motif dibalik peristiwa tersebut. Sampai sekarang, pertanyaan-
pertanyaan itu pun masih belum terungkap jawabannya secara pasti.

5. Peristiwa Kudatuli

Peristiwa ini adalah penyerbuan dan pengambilalihan paksa kantor DPP PDI di Jakarta Pusat pada tanggal
27 Juli 1996, oleh massa pendukung Soerjadi yang dibekingi oleh aparat kepolisian dan juga ABRI.

Rekayasa pemerintah ORBA Soeharto untuk menggulingkan Megawati Soekarnoputri dari pucuk pimpinan
parta dilawan oleh pendukung Megawati yang didukung oleh rakyat yang semakin kritis atas perilaku
politik Orde Baru.

Peristiwa tersebut meluas jadi kerusuhan di beberapa wilayah di Ibukota, beberapa kendaraan dan gedung
pun terbakar. Hasil penyelidikan Komnas HAM 5 orang meninggal dunia, 149 orang luka luka dan 136
orang ditahan.

6. Tragedi Semanggi 1 (1998)


Peristiwa Semanggi 1 terjadi menjelang penutupan sidang Istimewa MPR yang berlangsung dari 10-13
November 1998 di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta.

Demo besar- besaran dilakukan setiap hari selama masa sidang tersebut. Mereka menuntut pembersihan
orang- orang Orde Baru dari pemerintahan dan juga Militer dari dunia politik.

Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat yang bergerak menuju ke tempat pelaksanaan sidang, dihadang
oleh barikade aparat yang terdiri dari Brimob, tentanra dan Pamswakarsa.

Mendekati hari terakhir masa sidang, mahasiswa yang berusaha menembus garis batas 2 kilometer dari
MPR kembali menghadapi pemukulan aparat yang semakin brutal.

Aparat mulai melepaskan tembakan yang tak hanya dari peluru karet dan hampa, Namun juga peluru-
peluru tajam ke arah Demonstran. Korban pun berjatuhan, suasana kacau, ambulans hilir mudik membawa
korban luka yang bergelimpangan karena tembakan ataupun pukulan dari benda keras dan tumpul aparat.

8. Kasus Pembunuhan Munir

Munir Said Thalib adalah salah seorang aktivis yang sangat aktif memperjuangkan hak-hak orang tertindas
dan terdzhalimi. Namanya melambung ketika ia ikut membela para aktivis korban penculikan tim mawar
Kopassus.Ia tewas dalam perjalanan pesawat menuju Amsterdam, Belanda.

Hasil uji forensik kepolisian Belanda kemudian menemukan jejak jejak senyama arsenikum dalam proses
otopsi. Ia tewas diracun oleh orang yang tidak suka dengan sepak terjangnya menumpas kesewenangan
yang marak terjadi kala itu. Utamanya oleh aparat pemerintah.

Sampai saat ini, Kasus Munir masih jalan ditempat. Meskipun pengadilan telah menjatuhkan vonis terhadap
beberapa orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan . Namun Motif dan Aktor Utama dibalik
pembunuhan tanggal 7 Septermber 2004 itu sampai saat ini masih misterius.

Ada dugaan motif pembunuhan dikarenakan ia memegang data penting terkait pelanggaran pelanggarah
HAM semisal. Pembantaian di Talangsari, Lampung (1989), Penculikan aktivis (1998) dan referendum
Timor Timur dsb. Namun, tentu saja semua itu belum ada pembuktiannya.

Munir adalah salah satu pendiri lembaga KontraS yang tak kenal takut. Hingga saat ini kasusnya masih
menjadi sorotan dan komoditas politik menjelang Pilpres. Namun. Janji Presiden-presiden terlpilih untuk
menumpaskan kasusnya hanya angin lalu. Menguap begitu saja.
9. Kasus Pembunuhan Salim Kancil (2015)

Salim Kancil adalah seorang aktivis petani yang tewas dibantai oleh puluhan warga desa selok awar-awar,
Kabupaten Lumajang pada 26 September 2015 lalu.Pembantaian ini dilatar belakangi oleh keberaniannya
menentang tambang pasir ilegal yang merusak lahan pertanian warga dan juga merusak kelestarian alam.

Saat itu, Salim bergerilya, menghimpun kekuatan dengan mengumpulkan para petani untuk melakukan
perlawanan terhadap pihak penambang pasir ilegal yang dikomandoi oleh tim 12 (mantan tim kampanye
kades mereka: Haryono).

Berbagai upaya dilakukan Salim kancil untuk menghentikan aktivitas penambangan tersebut. Namun,
perlawanannya membuat orang- orang yang mendukung penambangan pasir ilegal berang. Sampai
akhirnya pada Sabtu 26 September 2015, rumah salim di serang puluhan orang. Ia disiksa dan diseret sampai
ke balai desa hingga tewas.

https://salamadian.com/kasus-pelanggaran-ham/

Anda mungkin juga menyukai