Anda di halaman 1dari 4

Promosi Wisata Itu Dimulai dari Kita

Rabu, 13 April 2016 | Dibaca 716 kali

Url Berita :

http://harian.analisadaily.com/news?r=229702

Oleh: Damayant

Sumatera Utara (Sumut) belakangan sibuk dengan upaya meningkatkan potensi pariwisata. Sibuk
membenahi infrastruktur, mempercepat pembangunan jalan tol, memperluas jalan darat, meningkatkan
performa bandara, pelabuhan, dan terlebih lagi sibuk mempromosikan situs pariwisata, khususnya yang
saat ini digembar-gemborkan Danau Toba yang akan jadi 'Monaco of Asia'.

Tapi, seluruh pembenahan dan promosi akan sangat tdak berpengaruh terhadap kemajuan pariwisata
bila sadar wisata tdak ada dalam diri masyarakat Sumut. Sekalipun infrastrukturnya hebat dan sumber
daya alam melimpah, bila tdak dirawat dan dilestarikan, tentu lokasi wisata Sumut hanya akan menjadi
cercaan. Sekalipun biaya perjalanan dan penginapan murah, bila tdak ada keamanan dan kenyamanan,
mana mungkin turis senang balik ke Sumut.

Apa yang tdak dimiliki Sumut? Semua ada. Mulai dari wisata alam, wisata buatan, wisata bangunan dan
jenis lainnya. Sumut juga memiliki situs pariwisata terbanyak di Indonesia. Mungkin warga Sumut sendiri
belum tentu sudah menikmat semua lokasi wisata yang ada di Sumut. Entah sangkin banyaknya atau
sangkin tdak pedulinya warga Sumut untuk menikmat bumi yang indah di sekelilingnya.

Tragisnya, warga Sumut lebih memilih berwisata ke luar negeri daripada mengeksplorasi daerahnya
sendiri. Kita mungkin kerap mempermasalahkan pihak lain atas tdak majunya pariwisata di daerah kita.
Sering mengeluh terhadap ketdaknyamanan dan ketdakbersihan lokasi wisata. Kerap beranggapan
berwisata di luar negeri jauh lebih baik dari negeri atau daerah sendiri. Kita mungkin lalai bahwa
kemajuan pariwisata Sumut itu bergantung pada peran kita masing-masing. Promosi pariwisata dimulai
dari kita.

Sebuah penelitan mengenai pariwisata menyebutkan, dari semua faktor penentu kesenangan dan
kenikmatan saat bepergian yang paling pentng adalah cara tamu diperlakukan oleh warga setempat dan
perasaan aman yang mereka alami. Itulah yang paling sulit ditemukan oleh para wisatawan di Sumut.

Turis Takut

Dari sekian deretan masalah mengenai pariwisata di Sumut, masalah tngkah laku warga yang kurang
bersahabat menjadi masalah terbesar. Perasaan tdak nyaman baik oleh tutur kata dan tngkah laku
penduduk Sumut kerap membuat para turis domestk maupun luar negeri kapok untuk berkunjung
kembali ke Sumut. Kasus penjambretan yang dialami para turis mencoreng nama baik Sumut. Demikian
pula dengan tngkah laku supir-supir, pegawai hotel, dan tata krama para pelayan maupun warga sekitar
yang kurang ramah.

Kondisi ini berbeda dengan Bali, yang penduduknya dikenal ramah, taat dan mendukung kondusifitas
lingkungan. Para tenaga kerja di bidang pariwisata pun memiliki etka dan komitmen kerja yang tnggi.
Sebab, bagi mereka, para wisatawan merupakan sumber pencaharian mereka. Karenanya, mereka
benar-benar memperlakukan para turis sepert raja.

Di Sumut, jangankan untuk melayani dan menghargai wisatawan sebagai tamu, untuk menaat rambu
lalu lintas agar tdak macet saja pun sulit terlaksana. Kita menciptakan suasana dan lingkungan tdak
nyaman, tdak tertb, tdak bersih, tdak sejuk, tdak indah, tdak ramah, dan tdak menimbulkan
kenangan manis bukan hanya bagi kita tapi juga bagi wisatawan yang datang ke Sumut. Kita sering
menerobos lampu merah, kebut-kebutan, buang sampah sembarangan, dan banyak tngkah laku buruk
lainnya.

Padahal, tujuan para wisatawan ke Sumut untuk berlibur, menikmat dan mengekplorasi daerah ini.
Mereka juga membawa banyak hal dan akan memberikan pengaruh terhadap Sumut. Mereka
menghabiskan uang mereka di Sumut, dan itu mendatangkan keuntungan bagi pendapatan daerah kita,
dan pengaruh positf lainnya sepert promosi wisata dari mulut ke mulut, perdagangan dan investasi.
Seharusnya setap warga Sumut sadar wisata, terlebih mereka yang bekerja di bidang pariwisata patut
memperhatkan sikap, tngkah laku, tutur kata, dan penampilan mereka. Sebisa mungkin mereka bisa
menciptakan kondisi dan suasana yang menarik dan nyaman. Dengan begitu, wisatawan akan betah
tnggal lebih lama, merasa puas atas kunjungannya dan merasakan kenangan yang indah dalam
hidupnya. Sebaliknya, bila kita terus-menerus membiarkan kondisi Sumut tdak kondusif bagi diri kita
sendiri dan bagi orang lain, kita telah membiarkan potensi Sumut terbuang sia-sia.

Sumut punya banyak cita-cita pariwisata untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Entah Danau
Toba baiknya disebut Geopark Kaldera Toba atau Monaco of Asia, yang paling pentng adalah
penampilannya benar-benar berubah. Berubah menjadi daerah yang tertb dan teratur berlalu lintas,
sopan dalam bertutur kata, tdak kasar dan tdak bengis. Jangan lagi warga Sumut bangga dikenal sebagai
warga yang kasar dan tdak tahu aturan. Sumut seharusnya dikenal sebagai warga yang ramah, bersih,
dan teratur. Dengan begitu, peluang pariwisata dapat dinikmat oleh semua lapisan masyarakat.

Semakin banyak turis datang makin banyak devisa diperoleh dan tenaga kerja yang akan kerja di bidang
pariwisata sepert di hotel, transportasi, rumah makan, usaha souvenir, penampilan musik tradisional,
dan banyak lagi. Semua itu menguntungkan banyak pihak dan memiliki dampak inklusif, terutama bagi
Sumut sendiri.

Peluang untuk memajukan pariwisata Sumut inklusif sangat besar dan telah di depan mata. Peluang
tersebut jelas terlihat dengan keberadaan Sumut yang strategis di kawasan ASEAN, performa inrastruktur
baru sepert Bandara Kualanamu, Bandara Silangit, Pelabuhan Kuala Tanjung, dan perbaikan-perbaikan
infrastruktur lainnya. Ditambah lagi, konsumen dalam negeri yang berjumlah besar, mendorong sektor
pariwisata menjadi sektor unggulan dalam pertumbuhan ekonomi Sumut.

Perkembangan pariwisata Sumut juga akan ikut menunjang sektor-sektor ekonomi lainnya, terutama
ekspor Sumut. Sebab terdapat banyak kesempatan untuk mempromosikan peluang-peluang investasi di
33 kabupaten/kota di provinsi ini kepada para wisatawan. Jadi, mari ciptakan suasana mendukung bagi
kita sendiri dan wisatawan karena promosinya dimulai dari kita. ***

Penulis adalah seorang jurnalis

« PrevNext »
Versi Desktop

Copyright © 2017 By Harian Analisa | All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai