Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

PEMBAHASAN
Pada pembahasan akan dijelaskan mengenai kesenjangan data antara teori dan kasus, faktor
penunjang dan penghambat dari pengkajian, diagnosa keperwatan, intervensi ( perencanaan ),
implementasi ( pelaksanaan ) dan evaluasi.
A. Pengkajian

Pada tahap pengkajian antara teori dan kasus, ditemukan adanya kesenjangan. Pada teori, pada
pengkajian ditemukan adanya keluhan bayi tidak mennagis,warna ketuban hijau encer,gawat
janin. Namun pada kasus tidak ditemukan data-data seperti pada di teori karena saat dilakukan
pengkajian klien sudah mendapatkan tindakan medis untuk mengatasi keluhan awal klien.
Pada teori dilakukan pemeriksaan DPL,kimia serum,bilirubin,resistensi insulin dengan
oenungkatan glukosa darah,AGD. sedangkan pada kasus hanya dilakukan pemeriksaan CRV
kuantitatif karena dari tanda dan gejala yang ditemukan dari klien sudah menunjang untuk
mendiagnosis sepsis neonatrium.

Dalam melakukan pengkajian penulis tidak mendapatkan hambatan. Faktor penunjang saat
penulis melakukan pengkajian karena orangtua klien sangat kooperatif serta kerjasama yang
baik antar mahasiswa, perawat ruangan dan klien juga keluarga, sehingga dapat memberikan
informasi kepada penulis.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada teori ditemukan 4 ( empat ) diagnosa keperawatan sedangkan pada
kasus ditemukan 3 ( tiga ) diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada teori tetapi tidak ditemukan pada kasus adalah
sebagai berikut :
1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan apneu
Sedangkan diagnosa yang tidak ada pada teori tetapi ada pada kasus ialah : resiko membran
mukosa b.d infeksi jamur,termogulasi tidak efektif b.d kontrol suhu yang imatur dan
pemurunan lemak tubuh subkutan.
Faktor penunjang dalam penentuan diagnosa keperawatan yaitu orangtua klien yang sangat
kooperatif dalam menjawab pertanyaan dan dukungan dari pembimbing yang memberikan
arahan dan informasi sesuai dengan kebutuhan penulis, sehingga penulis tidak menemukan
hambatan dalam merumuskan diagnosa keperawatan.
C. Intervensi ( perencanaan )
Prioritas masalah antara teori dan kasus berbeda, masalah yang penulis prioritaskan pertama
yaitu resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat.Diagnosa ini diangkat karena ada oenurunan BB saat lahir dan saat ini.Prioritas kedua
yaitu Resiko membran mukosa b.d infeksi jamur. Diagnosa ini diangkat karena daya hisap
klien lemah. Prioritas ketiga yaitu termogulasi tidak aktif b.d kontol suhu imatur dan penurunan
lemak tubuh subkutan.
Diagnosa ini diangkat karena akral bayi dingin.priotitas keempat adalah infeksib.d penularan
infeksi pada bayi . diagnosa ini diangkat karena hasil CRP pada anak adalah 1,41.

Pada penetapan tujuan ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. Pada teori tidak
ada batasan waktu dalam mengatasi masalah sedangkan pada kasus penulis menetapkan
batasan waktu 3 x 24 jam karena penulis diberikan kesempatan memberikan asuhan
keperawatan selama 3 hari, hal ini berdampak pula pada penetapan kriteria yang disesuaikan
dengan waktu yang diberikan dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada perencanaan,
tidak semua perencanaan pada teori ditulis pada kasus karena disesuaikan dengan kondisi klien
pada saat itu. Perencanaan pada kasus sudah dibuat berdasarkan SMART (Spesifik,
Measurable, Achievable, Realistic, Time) serta sudah disusun secara sistematis (dari tindakan
mandiri sampai kolaborasi) dan operasional agar memudahkan dalam penulisan evaluasi,
sedangkan pada teori tidak dibatasi waktu hal ini disebabkan karena perawat bekerja dalam
team.
Faktor penunjang dalam perencanaan yaitu adanya kerja sama antara penulis, orangtua,
perawat ruangan serta buku sumber yang berkaitan dalam membuat perencanaan sehingga
penulis tidak menemukan hambatan dalam membuat perencanaan.

D. Implementasi ( pelaksanaan )
Pada pelaksanaan semua rencana dilakukan secara kerjasama antara penulis dengan perawatan
ruangan. Semua tindakan yang dilakukan dan respon dari klien dan orang terdekat untuk setiap
tindakan guna mengatasi diagnosa keperawatan yang ditemukan didokumentasikan pada
catatan keperawatan.
Tindakan pada diagnosa pertama semuanya dapat dilakukan. Untuk diagnosa kedua semua
tindakan sudah dilakukan. Diagnosa keperawatan yang ketiga tindakan sudah dilakukan.
Dalam melakukan pelaksanaan penulis tidak menemukan hambatan karena. Faktor penunjang
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien adalah orangtua yang sangat kooperatif
sehingga dapat menerima setiap tindakan keperawatan yang diberikan terhadap anaknya.

E. Evaluasi
Setelah melakukan tindakan keperawatan, maka langkah terakhir adalah evaluasi terhadap
diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien. Dari ke empat diagnosa keperawatan yang
ditemukan pada klien, diagnosa pertama resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat, diagnosa kedua yaitu risiko membran mukosa
b.d infeksi jamur, diagnosa ketiga termogulasi tidak efektif b.d kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan. ketiga diagnosa tujuan tercapai sebagian masalah belum
teratasi. Hal ini terjadi karena kondisi klien yang masih perlu pengawasan dan perawatan.
Selain itu,karena keterbatasan waktu penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada By.
Ny. D

Anda mungkin juga menyukai