Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN CA

SERVIKS

Kelompok 7
Anggota :
1. Azis sitorus
2. Alfian adi n.
3. Anindita seftia
4. Haifah rahmatika
5. Jihan alya s.
6. Merlina o..
PENGERTIAN CA SERVIKS
 Kanker rahim adalah penyakit kanker yang
menyerang rahim dengan pembelahan sel yang
tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut
untuk menyerang jaringan yang bersebelahan
(invasi) atau dengan migrasi sel ketempat yang
jauh (metastasis)
KLASIFIKASI CA SERVIKS
1. Stage 0: Ca. Pre invasive
2. Stage 1: Ca. Terdapat pada serviks
3. Stage Ia: disertai inbasi dari stroma yang hanya
diketahui secara hispatologi
4. Stage Ib: semua kasus lainnya dari stage I
5. Stage II: sudah menjalar keluar serviks tapi
belum sampai kepanggul telah mengenai
dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga
bagian proksimal
6. Stage III: sudah sampai dinding panggula dan
sepertiga bagian bawah vagina
7. Stage IIIb : sudah mengenai organ-organ lain
(Padila, 2012).
ETIOLOGI

 Umur pertama kali melakukan hubungan


seksual
 Jumlah Kehamilan dan Partus

 Jumlah Perkawinan

 Infeksi Virus

 Soal Ekonomi

 Hygiene dan Sirkumsisi

 Merokok dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam


Rahim)
 Radioterapi dan Pap Smear
PATHWAY
TANDA DAN GEJALA

 Keputihan, makin lama makin berbau busuk dan


tidak sembuh-sembuh. Terkadang bercampur
darah.
 Perdarahan kontak setelah senggama

merupakan gejala servik 70-85%.


 Perdarahan spontan: perdarahan yang timbul

akibat terbukanya pembuluh darah dan semakin


lam semakin sering terjadi.
 Perdarahan pada wanita menopause

 Anemia

 Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor

ke ureter yang menyebabkan obstruksi total


 Nyeri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Sitologi/Pap Smear
 Schillentest

 Koloskopi

 Kolpomikroskop

 Biopsi

 Konisasi
PENATALEKSANAAN
1. Irradiasi
 Dapat dipakai untuk semua stadium

 Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada


medical risk
 Tidak menyebabkan kematian seperti operasi

1. Operasi

2. Kombinasi irradiasi dan operasi

3. Cytostatik

4. Vaksinasi
KOMPLIKASI
 Komplikasinya mencakup infark miokardium,
hemoragi, sepsis, obstruksi perkemihan,
pielonefritis, CVA, pembentukan fistula (Sylvia
Anderson Price, 2005).
 Nyeri pinggang mungkin merupakan gejala dari
hidronefrosis, sering dipersulit oleh
pielonefritis.Nyeri siatik, kaki edema, dan
hidronefrosis hampir selalu dikaitkan dengan
keterlibatan dinding panggul luas oleh
tumor.Pasien dengan tumor yang sangat canggih
mungkin memiliki heamaturia atau inkontinensia
dari fistula vesikovaginal yang disebabkan oleh
perluasan langsung dari tumor kandung
kemih.Kompresi eksternal dari rektum oleh tumor
primer besar dapat menyebabkan sembelit (Rubina
Mukhtar, 201
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
1. PENGKAJIAN
 Anamnesis
Pada anamnesis, bagian yang dikaji adalah keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang, dan riwayat
penyakit terdahulu.

 Keluhan Utama ; Perdarahan dan keputihan.

 Riwayat Penyakit Sekarang


Klien datang dengan keluhan perdarahan pasca
coitus dan terdapat keputihan yang berbau tetapi
tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau
keluarga tentang tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat,
misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi
perawatan atau membawa ke rumah sakit dengan
segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah
pasien pernah mengalami hal yang demikian dan
perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah
menderita penyakit infeksi.

 Riwayat Keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang
menderitapenyakit seperti ini atau penyakit menular
lain.

 Psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang
pemeliharaan gizi di rumah dan bagaimana
pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker
 Pemeriksaan Fisik Fokus
 Kepala
 Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak
rontok

 Wajah : tidak ada oedema, Ekspresi wajah ibu


menahan nyeri (meringis), Raut wajah pucat.
 Mata : konjunctiva tidak anemis
 Hidung : simetris, tidak ada sputum
 Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
 Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis,
mukosa bibir lembab, tidak terdapat lesi
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan
tidak ada pembesaran kelenjer getah bening
 Dada
Inspeksi : simetris
Perkusi : sonor seluruh lap paru
Palpasi : vocal fremitus simetri kana dan kiri
Auskultasi : vesikuler, perubahan tekanan darah

 Cardiac
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba, v Perubahan denyut nadi
Perkusi : pekak
Auskultasi : tidak ada bising

 Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ascites, posisi tubuh menahan rasa
nyeri di daerah abdomen.
Palapasi : ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus normal
 Genetalia

 Inspeksi ;
 Ada lesi.
 Keluarnya cairan encer dari vagina dan berbau busuk.

 Pendarahan yang terjadi, volume darah yang keluar.

 Urine bercampur darah (hematuria)

.
 Palpasi
Pembengkakan di daerah uterus yang abnormal

 Ekstremitas dan Kulit


Tidak oedema, Kelemahan pada pasien, Keringat
dingin.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan


anemia trombositopenia.
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan
dengan anoreksia, mual dan muntah.
 Nyeri akut berhubungan dengan pertumbuhan jaringan
abnormal.
 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan port
de entrée bakteri.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
paska anastesi.
 Harga diri rendah berhubungan dengan timbulnya
keputihan dan bau.
 Risiko syok hipovolemik berhubungan dengan
perdarahan.
 Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan fistula
INTERVENSI KEPERAWATAN

 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan


anemia trombositopenia.
Tujuan : mampu mengenali dan menangani anemia
pencegahan terhadap terjadinya komplikasi
perdarahan.
Intervensi :
Kolaborasi dalam pemeriksaan hematokrit Hb
serta jumlah trombosit.
Berikan cairan secara cepat.
Pantau dan atur kecepatan infus.
Kolaborasi dalam pemberian infus
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual muntah.
Tujuan : masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi
kebutuhan tubuh.
Intervensi :
Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan
tertentu.
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai
dengan diet yang ditentukan.
Pantau masukan makalan oleh klien.
Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika diperlukan dan
sesuai dengan diet.
Lakukan perawatan mulut sebelum makan sesuai ketentuan.
 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan port de entree
bakteri.
Tujuan :
Infeksi menurun dan tidak terdapat tanda–tanda infeksi.
Intervensi :
Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan.
Tempatkan pasien pada lokasi yang tersedia.
Bantu pasien dalam menjaga hygiene perorangan.
Anjurkan pasien istirahat sesuai kebutuhan.
Kolaborasi dalam pemeriksaan kultur dan pemberian antibiotic.

 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan paska


anastesi.
Tujuan:
Pasien mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal.
Intervensi :
Kaji pola istirahat serta adanya keletihan pasien.
Anjurkan kepada pasien untuk mempertahan pola istirahat atau
tidur sebanyak mungkin dengan diimbangi aktivitas.
Bantu pasien merencanakan aktivitas berdasarkan pola istirahat
atau keletihan yang dialami.
EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan
adalah :
 Mampu mengenali dan menangani anemia
pencegahan terhadap terjadinya komplikasi
pendarahan.
 Kebutuhan nutrisi dan kalori pasien tercukupi
kebutuhan tubuh.
 Melaporkan nyeri berkurang.
 Tidak ada tanda-tanda vital infeksi.
 Pasien bebas dari pendarahan dan hipoksis
jaringan.
 Pasien mampu mempertahankan tingkat aktivitas
yang optimal.
KASUS FIKTIF

 Sorang perempuan bernama Ny. E berusia 38 thn dengan no.


Rekam medis 5667717 diagnosa medis yaitu ca serviks stadium
III B. Pasien mulai masuk tanggal 10 desember 2018, pasien
dirawat di RSPAD Gatot Soebroto dengan diagnosa medis ca
serviks stadium III B. Pasien mengatakan dari keluarga tidak
ada yang menderita penyakit yang sama. Pasien dirawat di
ruangan 4PU dengan pengobatan terapi radiasi 25x dan
kemoterapi 5x. Riwayat kemoterapi pasien yaitu plastosin 60 mg
infus, infus manitol 2%, infus DS, metoclorpramid 1 amp. Terapi
pasien yaitu metoclorpramid 3x1 tablet, SF/BC/C 2x1 tablet, vit.
A 1x50.000 unit, antasid syrup 3x1 sendok makan. Pasien masuk
RS karena perdarahan dan mengalami keputihan selama 1
mimggu. Sebelum dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto pasien
mendapatkan terapi asam mefenamat dan vit. Penambah darah
dari rumah sakit sebelumnya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
TD: 120/90 N: 84x/menit RR: 20x/menit S : 36,8 C. Saat dikaji
pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan, pasien hanya
menghabiskan ¼ makanannya, BB pasien sebelum masuk RS
yaitu 50kg, BB saat ini 45kg. Pasien mengatakan sudah tidak
terjadi perdarahan, dan tidak keputihan. Pasien bertanya apakah
pengobatan sinar dapat menyembuhkan penyakitnya?. Pasien
mengatakan gatal didaerah kemaluan dan sekitas anus.

Anda mungkin juga menyukai