Anda di halaman 1dari 59

BAB I

RENCANA ORGANISASI

A. LATAR BELAKANG
Laboratorium sebagai pelaksana teknis Kesehatan dan
sebagai satuan penelitian kesehatan. mempunyai fungsi antara
lain :
1. Pelaksana kesehatan sesuai dengan tujuan
pembangunan kesehatan.
2. Pelaksana dan Pembina hubungan kerjasama dengan
tenaga kesehatan yang lain dan masyarakat .
Agar pembangunan bidang kesehatan ini dapat berhasil
serta tugas dan fungsi kesehatan dapat dilaksanakan dengan
baik, maka perlu peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
dan peningkatan pemberdayaan sarana dan prasarana
laboratorium bagi penunjangnya, yang merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan dalam peningkatan mutu
kesehatan dan akan mempengaruhi pula efisiensi dan
efektivitas dalam pelaksanaannya.
Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan, serta
pemulihan kesehatan.
Laboratorium sebagai penyelenggara kesehatan sangat
tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur
yang sangat penting dan kadang-kadang kebijakan yang
dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi lingkungan dan
kebutuhan kesehatan, dengan demikian laboratorium
kehilangan kemandirian motivasi dan inisiatif pengembangan
dan menunjukkan kesehatan, termasuk perbaikan mutu
kesehatan yang merupakan salah satu tujuan kesehatan

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

1
nasional. Peran serta masyarakat, khususnya tenaga
kesehatan dalam penyelenggara kesehatan selama ini sangat
minim.
Dengan demikian hasil laboratorium mempunyai beban
untuk mempertanggung jawabkan hasil penelitian kepada
pasien,klien ataupun tenaga kesehatan lainya sebagai penentu
tindakan selanjutnya.
Laboratorium kesehatan yang bermutu menunjukkan
pada derajat atau tingkat keunggulan suatu kesehatan dalam
memadukan berbagai input seperti bahan dan alat penelitian,
sarana kesehatan, suasana laboratorium yang kondusif,
lingkungan yang nyaman dan dukungan administrasi,
sehingga terjadi interaksi pelayanan yang baik.
Dengan mengembannya fungsi yang demikian berat
maka pengelolaan LABKESDA harus betul betul optimal untuk
dapat memuaskan masyarakat, pelanggan sekaligus
mensukseskan program program pemerintah yang dibebankan
kepada labkesda. Salah satu bagian dari pengelolaan yang
cukup strategis yaitu pengelolaan keuangan.
Proses pengelolaan keuangan yang selama ini telah
dilaksanakan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Garut dengan berpedoman pada Permendagri No 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No 59 Tahun
2007 dan Permendagri No 21 Tahun 2011 masih banyak
mengalami kendala terutama menyangkut regulasi antara
lain :
a. Setor pendapatan cash flow, sehingga tidak boleh
digunakan langsung dan menghambat operasional
LABKESDA pada saat APBD belum ditetapkan.

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

2
b. Anggaran kaku, dilarang melakukan pinjaman,
belanja tidak boleh melebihi baku pagu, APBD tidak boleh
untuk membayar gaji non pns, dilarang melakukan
investasi dan kerjasama langsung.
c. Pengadaan barang/ Jasa High cost, harus mengikuti
PERPRES 54 Tahun 2010, tidak boleh menghapus asset
tetap/tidak tetap
d. Tarif belum mencerminkan unit cost yang dapat
berpengaruh kepada mutu pelayanan.
e. Perubahan tarif tidak mudah karena semua
pembebanan pada masyarakat harus melalui PERDA
Memperhatikan kendala-kendala tersebut Labkesda
akan segera menerapkan solusi model pengelolaan keuangan
yang lebih tepat sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku yaitu dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PPK BLU). Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum ( Lembaran Negara Republik
Indonesia No 4502) serta Permendagri No 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum. Hal ini juga suapaya adanya transparansi,
akuntabilitas, good goverment serta kepastian hukum bagi
seluruh pemangku kepentingan.
Untuk dapat menerapkan PPK BLUD ada persyaratan
yang harus dipenuhi yaitu persyaratan teknis, substantif dan
administratif. Salah satu persyaratan administratif yang harus
dipenuhi oleh Laboratorium Kesehatan Daerah yaitu adanya
Rencana Bisnis Strategi (RSB).
Rencana Strategi Bisnis ini disusun dengan maksud dan
tujuan adalah sebagai berikut :

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

3
1. Sebagai salah satu persyaratan administratif yang
harus dibuat sebagai dokumen 5 tahun dari unit kerja yang
akan menerapkan PPK BLUD
2. Menjabarkan gambaran tentang kondisi LABKESDA
dan sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin
dicapai dalam rangka mewujudkan visi, misi LABKESDA
yang mengacu kepada RENSTRA Dinas Kesehatan dan
RPJMD Kabupaten Garut
3. Tersedianya acuan bagi LABKESDA untuk
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian (P1,P2,P3)
program dan kegiatan tahunan yang terkait dengan
pembiayaan baik yang bersumber dari pendapatan
puskesmas, APBD II, APBD I, APBN ataupun sumber lain
yang syah.
4. Tersedianya satu tolak ukur pengukur pencapaian
kinerja tahunan labkesda, sesuai dengan arah kebijakan
operasional BLUD

Landasan Hukum yang digunakan dalam penyusunan


Renstra Bisnis adalah sebagai berikut :
1. Undang Undang No 1 Tahun 2004 tentang
pembendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 No 5 tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No 4355)
2. Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistim
Perencanaan Pengembangan Nasional
4. Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah
5. Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2004 tentang
Penyususnan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian
Negara/ Lembaga

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

4
6. Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia No 4502)
7. Instruksi Presiden No 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
8. Peraturan Mentri Keuangan No 119/ PMK/05/2007
tanggal 27 September 2007 tentang Persyaratan
Administratif dalam rangka Pengusulan dan Penetapan
Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
9. Peraturan Mentri Keuangan No 08/PMK.02/2006
tanggal 16 Februari 2006 tentang Kewenangan Pengadaan
Barang /Jasa pada Badan Pelayanan Umum
10. Peraturan Mentri Keuangan No 44/PMK.05/2009
tentang Rencana Bisnis dan Anggaran Serta Pelaksanaan
Anggaran Badan Layanan Umum
11. Peraturan Mentri Keuangan No 73/PMK.05/2007
tanggal 28 Juni 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Mentri Keuangan No 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola Dewan
Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum
12. Peraturan Mentri Keuangan No
109/PMK.05/2007tanggal 6 September 2007 tentang
Dewan Pengawas Badan Layanan Umum
13. Peraturan Mentri Dalam Negeri No 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Tekis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah
14. Peraturan Mentri Keuangan No 76/ PMK.05/ 2008
tanggal 23 Mei 2008 tentang Pedoman Akutansi dan
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

5
B. VISI
Visi Dinas Kesehatan :

Terwujudnya pembangunan Kesehatan menuju masyarakat yang


bermartabat, nyaman dan sejahtera.

Visi UPTD Labkesda :

Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut senantiasa


memberikan pelayanan terbaik (Prima) dalam mewujudkan
masyarakat Garut yang sehat dan bermartabat.

C. MISI
Misi Dinas Kesehatan

1. Meningkatkan Kesehatan individu, keluarga, dan


masyarakat beserta lingkungannya.
2. Memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
berjenjang, prima, dan professional
4. Menyelenggarakan manajemen kesehatan dengan
sumber daya yang berkualitas.

Misi UPTD Labkesda

1. Meningkatkan manajemen pelayanan yang berkualitas


dan dapat dipertanggung jawabkan
2. Meningkatkan sumber daya ( pembiayaan, fasilitas,
dan peralatan ) dan kegiatan laboratorium.
3. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
sumber daya manusia laboratorium kesehatan.
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
memanfaatkan fasilitas pelayanan laboratorium.
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

6
Strategi/Kegiatan untuk mencapai visi dan misi UPTD
Labkesda

1. Melaksanakan pelayanan yang sesuai dengan


prosedur pelayanan
2. Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sarana
prasarana laboratorium.
3. Mengikuti berbagai pelatihan dan seminar yang
diadakan ditingkat kabupaten, provinsi maupun pusat.
4. Meningkatkan Promosi kepada mayarakat dan sektor
terkait.

D. TUJUAN
Sebagai penjabaran dari visi, maka tujuan yang akan
dicapai adalah terselenggaranya pelayanan laboratorium
kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam
rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Pelayanan laboratorium kesehatan yang berhasil
guna dan berdaya guna dapat dicapai melalui pembinaan,
pengembangan dan pelaksanaan serta pemantapan fungsi-
fungsi administrasi kesehatan yang didukung oleh SIK (Sistem
Informasi Kesehatan) serta hukum kesehatan. Pelayanan
laboratorium kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran,
yaitu :
1. Terpenuhinya akreditasi lembaga laboratorium
kesehatan
2. Tercapainya sertifikasi personil UPTD LABKESDA
3. Terpenuhinya persyaratan sarana dan prasarana
sesuai standar pelayanan.
4. Terpenuhinya standar pelayanan penunjang
diagnostik lainnya
5. Menjadikan UPTD LABKESDA sebagai Fasilitas
Pelatihan Teknis Kelaboratoriuman.

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

7
BAB II
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS

Menurut Robert W. Duncan (2007, 142), menganalisa


lingkungan internal dan eksternal merupakan hal penting dalam
proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan eksternal
didalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength
(S) atau Weakness (W), dan lingkungan eksternal perusahaan
dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau Threat (T).
Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.
Menurut Thompson (2008, 97), analisis SWOT adalah simpel
tetapi merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk
memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

8
sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman
eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi.
Menurut Fred David (1997, 134), analisis SWOT adalah
metode perencanaan strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan.
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut Wikipedia, analisis SWOT adalah metode
perencanaan startegis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu proyek
atau suatu spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut Pearce dan Robinson (2003, 134), analisis SWOT
perlu dilakukan karena analisa SWOT untuk mencocokan “fit”
antara sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan.
Pencocokan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan
peluang perusahaan dan meminimumkan kelemahan dan
ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi yang
kuat untuk design strategi yang sukses.
Menurut Kurtz (2008, 45), SWOT analisis adalah suatu alat
perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencana
untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari eksternal.

1) ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL


Analisis lingkungan eksternal mencakup berbagai faktor
di luar LABKESDA yang mengarah pada munculnya
kesempatan bisnis / bahkan ancaman bagi keberlangsungan
pelaksanaan BLU labkesda. Di dalam analisis lingkungan

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

9
eksternal berupaya memilah permasalahan umum yang
dihadapi Labkesda dalam bentuk, fungsi dan keterkaitan antar
bagian. Analisis ini di butuhkan tidak hanya terbatas pada
rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga
untuk menentukan dari mana dan untuk apa hasil analisis itu
di pergunakan.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan paket
reformasi di bidang pengelolaan keuangan negara/daerah.
Paradigma perubahan yang sangat menonjol adalah
penyusunan pola penganggaran dari pendekatan tradisional ke
penganggaran berbasis kinerja. Anggaran berbasis kinerja
lebih menekankan pada proses yang akan dihasilkan (output),
bukan sekedar membiayai masukan (input).
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004,
khususnya Pasal 68 dan Pasal 69 memfokuskan pada Instansi
Pemerintah yang tugas dan fungsinya memberikan pelayanan
kepada masyarakat, diberikan fleksibilitas dalam Pola
Pengelolaan Keuangannya dengan sebutan Badan Layanan
Umum. Demikian juga di lingkungan Pemerintah Daerah,
terdapat banyak Perangkat Kerja Daerah yang berpotensi
untuk dikelola lebih efektif melalui Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum tersebut.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah mengamanatkan khususnya
dalam pasal 150 yaitu “Pedoman teknis mengenai pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) diatur lebih
lanjut oleh Menteri Dalam Negeri setelah memperoleh
pertimbangan Menteri Keuangan”. Untuk itu, pada tanggal 7
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

10
November 2007 telah ditetapkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Dalam
Peraturan Menteri tersebut perangkat kerja daerah di
lingkungan Pemerintah Daerah yang secara langsung
melaksanakan tugas operasional pelayanan publik dapat
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD).
BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
atau Unit Kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah
di Indonesia yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas. BLUD merupakan bagian dari perangkat
pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah dari
pemerintah daerah.
Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan
keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah
pada umumnya.
Dalam pengelolaan keuangan, BLUD diberikan
fleksibilitas antara lain berupa: (1) pengelolaan pendapatan
dan biaya; (2) pengelolaan kas; (3) pengelolaan utang; (4)
pengelolaan piutang; (5) pengelolaan investasi; (6) pengadaan
barang dan/atau jasa; (7) pengelolaan barang; (8) penyusunan
akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban; (9) pengelolaan
sisa kas di akhir tahun anggaran dan defisit; (10) kerjasama
dengan pihak lain; (11) pengelolaan dana secara langsung; dan
(12) perumusan standar, kebijakan, sistem, dan prosedur
pengelolaan keuangan.
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

11
Adanya privilege yang diberikan kepada BLUD, karena
tuntutan khusus yaitu untuk meningkatkan kualitas
pelayanan dari BLUD. Oleh karena itu, prasyarat perangkat
daerah untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) harus dilakukan secara
selektif dan obyektif. Layak tidaknya perangkat daerah
menerapkan PPK-BLUD wajib terlebih dahulu dilakukan
penilaian oleh Tim Penilai yang diketuai Sekretaris Daerah
yang hasilnya harus didasarkan pada penilaian obyektif, tidak
hanya pemenuhan kelengkapan persyaratan administratif saja.
Selain dari obyektivitas hasil penilaian tersebut,
keberadaan BLUD juga harus dikendalikan dalam bentuk
perjanjian kinerja (contractual performance agreement) antara
Kepala Daerah dengan Pemimpin BLUD. Kepala Daerah
bertanggungjawab atas kebijakan layanan dan pemimpin
BLUD bertanggungjawab untuk menyajikan hasil layanan.
Dengan demikian, penerapan PPK-BLUD diharapkan
tidak sekedar perubahan format belaka, yaitu mengejar
remunerasi, fleksibilitas, menghindari peraturan perundang-
undangan dalam pengadaan barang dan jasa, akan tetapi
yang benar adalah, tercapainya peningkatan kualitas
pelayanan publik, kinerja keuangan dan kinerja manfaat bagi
masyarakat secara berkesinambungan sejalan dengan salah
satu spirit BLUD yang dikelola berdasarkan “praktik-praktik
bisnis yang sehat”.
Dengan adanya fleksibilitas, penerapan Pola Pengelolaan
Keuangan BLUD (PPK-BLUD) menjadi salah satu alternatif
dalam pengelolaan keuangan yang menarik bagi beberapa
daerah. Namun demikian, dalam perjalanannya untuk
menerapkan PPK - BLUD tidak mudah. Terdapat beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh SKPD atau Unit Kerja

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

12
tersebut, yaitu persyaratan substantif, teknis, dan
administratif.
Pertama, persyaratan substantif terpenuhi, apabila
SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang bersangkutan
menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan:
(a) Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat;
(b) Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan
meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum;
dan/atau (c) Pengelolaan dana khusus dalam rangka
meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada
masyarakat.
Kedua, persyaratan teknis terpenuhi, apabila: (a) Kinerja
pelayanan di bidang tugas dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD, sebagaimana
direkomendasikan oleh sekretaris daerah/kepala SKPD yang
bersangkutan; (b) Kinerja keuangan SKPD atau Unit Kerja
pada SKPD yang bersangkutan adalah sehat, sebagaimana
ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLUD.
Ketiga, persyaratan administratif terpenuhi apabila
SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang bersangkutan dapat
menyajikan seluruh dokumen sebagai berikut: (a) Pernyataan
kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan,
keuangan, dan manfaat bagi masyarakat; (b) Pola tata kelola;
(c) Rencana strategis bisnis; (d) Laporan keuangan pokok atau
prognosa/proyeksi laporan keuangan; (e) Standar pelayanan
minimal; dan (f) Laporan audit terakhir atau pernyataan
bersedia untuk diaudit secara independen.
Sejak ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah tersebut, beberapa
SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang memberi pelayanan

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

13
langsung pada masyarakat telah menerapkan PPK-BLUD.
Pelayanan tersebut, antara lain berkaitan dengan bidang
kesehatan, pendidikan, wisata daerah, air minum, pengelolaan
kawasan, dan pengelolaan dana khusus. Dari beberapa jenis
pelayanan tersebut, pelayanan bidang kesehatan (khususnya
Rumah Sakit Daerah) yang paling banyak menerapkan PPK-
BLUD, sampai akhir bulan Oktober 2013 RSD yang sudah
melaporkan kepada Menteri Dalam Negeri sudah 257 RSD atau
41% dari total sekitar 639 RSD yang ada di Indonesia.
Sementara itu, untuk Puskesmas yang sudah melaporkan
kepada Menteri Dalam Negeri sudah menerapkan PPK-BLUD
sebanyak 164 Puskesmas dari 9.510 Puskesmas di Indonesia.
Namun demikian, dalam implementasinya belum
semuanya berjalan optimal. Hal ini disebabkan adanya
kendala, baik di lingkungan internal maupun eksternal BLUD.
Di lingkungan internal, masih terbatasnya kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia yang memahami dalam
operasional BLUD. Sedangkan di lingkungan eksternal BLUD,
antara lain Kepala Daerah, Ketua/Anggota DPRD, pejabat di
lingkungan Sekretariat Daerah seperti Biro/Bagian Hukum,
Biro/Bagian Organisasi, pejabat di lingkungan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), pejabat di lingkungan
Inspektorat Daerah, dan SKPD lain yang terkait dalam
penerapan PPK-BLUD, ada yang belum memahami esensi,
makna dan operasional dalam penerapan PPK-BLUD.
Labkesda ditopang memiliki kesempatan untuk
memperoleh pendapatan langsung dari masyarakat dan
captive market yaitu :
a. BUMN : PDAM, BPJS
b. Perusahaan Swasta : Mandala 525, PT Surya Indah,
PT Ceres, Pola Dana Bank, Alfamart, Indomaret,
c. KBIH : An Nabawi, Ummul Quro
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

14
d. Institusi Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan
Kesehatan, Akademi Kesehatan dan Sekolah Tinggi
Kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Garut.
e. Praktek Kerja Lapangan : Stikes Karsa Husada, Stikes
YPSDMI, Akbid Karsa Husada, Akbid YPSDMI, SMK Negeri
1, SMK Muhammadiyah, SMK Farmasi YBKP 3, SMK
Farmasi Santoso Cilawu, SMK Bhakti Kencana.

Kondisi Pesaing
1. Banyaknya Laboratorium-Laboratorium Klinik Swasta
di sekitar wilayah kerja Labkesda Kabupaten Garut.
2. Laboratorium Puskesmas yang jaraknya dekat dengan
Labkesda.

2) ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL


1. Perspektif Pelanggan
Salah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana
memperoleh gambaran dari perilaku pelanggan. Terdapat
tiga indikator yang dapat menunjukkan perilaku
pelanggan, yaitu:
a. Customer Acquisition. Indikator ini digunakan
untuk mengukur sampai sejauh mana "pasien baru"
menggunakan jasa layanan yang disediakan.
Berdasarkan data historis 2 tahun terakhir
menunjukkan kecenderungan peningkatan kinerja.
Rata-rata persentase kenaikan jumlah kunjungan
pasien mencapai 31,8%. Perkembangan jumlah
kunjungan pasien baru dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tahun Pasien Baru Total Pasien %
2013 1050 3522 29.8
2014 1800 5322 33.8
Rata-Rata 1425 4422 31.8

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

15
b. Customer Loyality. Indikator ini bertujuan
untuk mengukur sampai sejauh mana Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Garut mampu
mempertahankan pasien lama (kunjungan ulang) untuk
menggunakan jasa layanan yang disediakan.
Berdasarkan data historis 2 tahun terakhir rata-rata
kunjungan pasien lama mencapai 68,2%.
Perkembangan kunjungan pasien lama dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tahun Pasien Lama Total Pasien %
2013 2472 3522 70.2
2014 3522 5322 66.2
Rata-rata 2997 4422 68.2

c. Keluhan Pasien. Indikator ini untuk mengukur


sampai sejauh mana kepuasan pasien terhadap
layanan yang diberikan. Data survei kepuasan
pelanggan yang tersedia hanya pada tahun 2014.
Survei tentang kepuasan pelanggan terakhir dilakukan
pada tahun 2014 dengan menyediakan layanan
keluhan pelanggan melalui kotak saran. Sampai dengan
bulan Desember 2014, terdapat 5 keluhan dari pasien
dan seluruhnya (100%) telah direspon dan dapat
diselesaikan dengan baik. Selain itu, pihak manajemen
secara mandiri telah melakukan survei mutu pelayanan
dengan metode sampling terhadap 50 pasien. Hasil
survei tersebut menyimpulkan bahwa mutu pelayanan
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut
masih belum baik.
Dari ketiga indikator berkenaan dengan perspektif
pelanggan menunjukkan indikasi yang masih belum
menguntungkan posisi Labkesda.
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

16
Perspektif proses bisnis internal yang diukur dari
pemantauan mutu eksternal (PME) menunjukkan kinerja
yang sangat baik, yaitu sesuai dengan standar nasional.
Dengan demikian Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Garut dapat memberikan mutu pelayanan
seperti harapan masyarakat.
3.Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Dalam pencapaian mutu layanan pada perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran, dibutuhkan upaya
manajemen dalam penyediaan sumber daya pelayanan
utamanya dari aspek sumber daya manusia dan
infrastruktur. Dalam perspektif ini terdapat empat aspek
yang dinilai, yaitu:

1) Penyediaan Sumber Daya Manusia


Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut
senantiasa menempatkan sumber daya manusia pada
posisi sentral dalam pengelolaannya. Sebab keberhasilan
pengelolaan SDM merupakan salah satu kunci sukses
dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas
bagi masyarakat. Oleh karenanya, seluruh aspek terkait
dengan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun
kualitas mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.
Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya
penyempurnaan fungsi manajemen; Penyempurnaan
Sistem pengelolaan aset; pengembangan kompetensi dan
pembinaan karir; Penyempurnaan Sistem Reward and
punishment; Pengembangan SDM diprioritaskan pada
pendidikan SDM yang mempunyai daya ungkit yang
signifikan terhadap kemajuan Laboratorium Kesehatan
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

17
Daerah Kabupaten Garut berdasarkan prestasi,
kompetensi & kontribusi terhadap Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Garut serta
pengembangan/pendidikan yang mengutamakan
pelayanan, maka berbagai kegiatan manajemen umum,
diantaranya meningkatkan kinerja manajemen
operasional dengan mewujudkan indikator kinerja serta
menyempurnakan sistem informasi manajemen; sistem
pengelolaan keuangan dan akuntansi serta
mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi.
Komposisi ketenagaan berdasarkan latar belakang
pendidikan di Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Garut Kabupaten Garut tahun 2014 adalah
sebagai berikut:

DATA KEPEGAWAIAN LABKESDA KABUPATEN GARUT


No Nama Pendidikan Jabatan/ Program
1 H.Ugas Saeful Hayaty,SKM Sarjana Kesehatan Ka. UPTD
Masyarakat
2 Dadang Wahyudin, S.Pd Sarjana Ka. Tata Usaha
Pendidikan
3 Hj. Enung Umu Kulsum SMAK Koordinator Lab.
Klinik
4 Hj. Leny Suniangsih SMAK Koordinator Lab
Kes Mas
5 Hj. Dewi Darojah SMAK Pelaksana Lab.
Klinik
6 Yayu Rukoyah, AMAK D3 Analis Pelaksana Lab.
Kesehatan Kes Mas
7 Cecep Saepuloh, SKM Sarjana Kesehatan Pelaksana Lab.
Masyarakat Klinik
8 Deden Arif, SKM Sarjana Kesehatan Pelaksana Lab.
Masyarakat Klinik
9 Agus Rusman, SKM Sarjana Kesehatan Pelaksana Adm/
Masyarakat Bendahara
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

18
10 Sopari Suparman SMA Pelaksana
Inventaris Barang
11 Enok SMA Pelaksana
Pendaftaran
12 Ukas SLTP Pelaksana Umum

Komposisi ketenagaan berdasarkan jenis


ketenagaan saat ini 91.7% tenaga di Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Garut adalah PNS dan
8.3% tenaga sukarelawan.
Kebijakan kegiatan pengembangan SDM
didasarkan pada peningkatan kualitas SDM sesuai
standar kompetensi, kebutuhan Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Garut sehingga memiliki
daya ungkit yang besar dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam pengembangan SDM,
sampai akhir tahun 2014 Laboratorium Kesehatan
Daerah Kabupaten Garut telah memberikan kesempatan
peningkatan pendidikan berbagai jenis ketenagaan
diantaranya jenjang S2, perkembangan ini tentunya
diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja
pelayanan Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Garut pada tahun-tahun selanjutnya
2) Pengembangan Infrastruktur
Unsur pengukuran kinerja pada perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran lainnya adalah kondisi
infrastruktur Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Garut. Dalam menilai kondisi infrastruktur
digunakan dua indikator yaitu ketersediaan peralatan
dan ruangan. Ketersediaan peralatan diukur dengan 3
proxy yaitu (1) kelengkapan peralatan, (2) kalibrasi, dan
(3) kondisi peralatan. Sedangkan ketersediaan ruangan

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

19
diukur dengan pemenuhan standar minimum luas
ruangan.
Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2014
dibandingkan dengan standar minimum digambarkan
dalam tabel berikut:
No Jenis Kelengkapan Persyaratan Keadaan Keterangan
Minimal Labkesda
1 Gedung Permanen Permanen Gedung Baru
2 Tata Ruang :
a. Ruang Tunggu 12 m² 12 m² ***
b. Ruang Penerimaan/ 12 m² 9 m² ***
Pengambilan sampel
c. Ruang Pemeriksaan I * 40 m² 24 m² ***
d. Ruang Pemeriksaan II ** 40 m² 9 m² ***
e. Ruang Lab.Lingkungan 40 m² 27 m² ***
f. Ruang Sterilisasi Media 20 m² - ***
g. Ruang Administrasi & 40 m² 42 m² Sesuai
Staf 12 m² 12 m² Sesuai
h. Ruang Pimpinan 12 m² 6 m² ***
i. Ruang Cuci 3 m² 4 m² Sesuai
j. Ruang WC (3 buah @ 5
m²)
3 Penerangan/Lampu 5 watt/m² 5 watt/m² Cukup
4 Daya listrik 5,5 kva 5,5 kva Cukup
5 Ventilasi 1/3 luas 1/3 luas Cukup
lantai lantai
6 Air Mengalir/Limbah 50 lt/orang/ 50 Cukup
hari lt/orang/
hari
7 Tempat penampungan Ada Ada Dikubur
dan pengolahan limbah
cair
8 Tempat penampungan Ada Ada Dibakar
dan pengolahan limbah
padat
9 Generator Ada Tidak ada ***

Keterangan:
*) Pemeriksaan Patologi, Imunologi dan toksikologi
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

20
**) Pemeriksaan Mikrobiologi dan Cross Check BTA
***) Tidak memenuhi persyaratan minimal (Sesuai dengan
KepMenKes No.1267 Tahun 2004)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan


bahwa penyediaan sumber daya pelayanan berupa
infrastruktur masih belum memadai dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan yang prima.

4. Perspektif Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut baik dari
sumber pendanaan maupun pembiayaan. Dalam mengukur
perspektif keuangan digunakan 3 indikator yaitu :
a. Sales Growth Rate (SGR) : Indikator ini digunakan
untuk mengukur kemampuan Laboratorium Kesehatan
Daerah Kabupaten Garut menggali pendapatan fungsional
dari jasa layanan kesehatan. Rata-rata pertumbuhan
pendapatan fungsional Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Garut Kabupaten Garut dapat dilihat dari tabel
berikut :

Realisasi Pendapatan
Tahun Fungsional
(Rp)
2010 58.565.000

2011 46.302.500

2012 46.647.500

2013 51.141.500

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

21
2014 42.261.500

Rata-rata 48.983.600

Berdasarkan data 5 tahun tersebut di atas, tingkat


pertumbuhan pendapatan Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Garut (dengan dasar pengukuran pendapatan
tahun 2010 s.d tahun 2014) menunjukkan kecenderungan
pluktuatif/turun naik.
b. Cost Recovery Rate (CRR) : Indikator ini digunakan
untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi
pendapatan fungsional Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Garut mampu menutup belanja operasional
pelayanan. Perkembangan kemampuan pembiayaan
operasional Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Garut dari 2010-2014 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tahun Realisasi Realisasi CRR
Pendapatan Belanja (%)
Fungsional Langsung
2010 58.565.000 125.000.000 46.9

2011 46.302.500 148.000.000 31.3

2012 46.647.500 50.000.000 93.3

2013 51.141.500 100.000.000 51.1

2014 42.261.500 100.000.000 42.3

Berdasarkan data historis 5 tahun terakhir menunjukkan


biaya langsung Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Garut belum dapat ditutupi oleh pendapatan fungsional
sehingga kekurangan belanja langsung dibantu oleh
pemerintah daerah.

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

22
c. Tingkat Kemandirian Labkesda: Indikator ini
digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi
pendapatan fungsional terhadap total belanja. Berdasarkan
data historis 5 tahun terakhir tingkat kemandirian
keuangan Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Garut rata-rata 53% dari total belanja Labkesda. Tingkat
kemandirian keuangan Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Garut Kabupaten Garut dapat dilihat dari tabel
berikut:

Tahun Realisasi Realisasi


Pendapatan Anggaran
Fungsional Belanja
(Rp) (Rp)
2010 58.565.000 125.000.000

2011 46.302.500 148.000.000

2012 46.647.500 50.000.000

2013 51.141.500 100.000.000

2014 42.261.500 100.000.000

Dari gambaran tabel di atas, tampak bahwa sejak tahun


2010 sampai tahun 2015 tingkat kemandirian keuangan
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut
cenderung menurun. Kondisi keuangan Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Garut yang demikian cukup
wajar karena adanya kegiatan relokasi Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Garut. Biaya investasi untuk
kegiatan relokasi Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Garut diproyeksikan masih cukup dominan
untuk lima tahun ke depan. Pemerintah masih berkomitmen
untuk terus mengucurkan dana dalam rangka mendukung

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

23
program penguatan kapasitas infrastruktur sesuai dengan
pesatnya perkembangan teknologi laboratorium dan
perkembangan jenis penyakit.
Dari gambaran tiga indikator kinerja perspektif keuangan
dapat disimpulkan bahwa satu sisi pendapatan fungsional
terdapat kecenderungan pluktuatif, dan sisi lain
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut masih
memiliki ketergantungan kepada pemerintah dalam segi
pembiayaan untuk pengadaan sarana dan prasarana.

C. Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi
perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal.
Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik
maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan
dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T)
yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau
kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam
perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha
penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik
untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini
didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur
internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur
eksternal yaitu peluang dan ancaman.
Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan
adalah :
1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S).
Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka panjang.
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

24
2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W).
Analisa ini lebih condong menghasilkan rencana jangka
pendek, yaitu rencana perbaikan (short-term improvement
plan).
Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir
kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki
organisasi. Analisa SWOT memungkinkan organisasi
memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama
sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organiasasi, dalam
analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil analisa
dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan,
kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan.
Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu
diketahui daya dan dana yang dimiliki pada saat akan memulai
usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki, maupun
segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai
faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di dalam
melaksanakan usaha yang direncanakan. Dilain pihak perlu
diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu
peluang-peluang atau kesempatan yang ada atau yang
diperhatikan akan timbul dan ancaman atau hambatan yang
diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang
dilakaukan.
Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah
perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur
internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur
eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisis
SWOT kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan
berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa :
>> Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

25
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah
memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi.
Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan
teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk
mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan
kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya
telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
>> Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin
dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan
distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah
satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan
perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar
tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar
dapat memanfaatkan kesempatan.
>> Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk
mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang
dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal
ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.
>> Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus
kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah
“keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang
diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada
situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada
usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan
kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan
harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui
situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil
langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

26
kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain
perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.
Atas dasar hasil analisis lingkungan internal dan eksternal
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut, maka dapat
dilakukan analisa SWOT sebagai berikut :
Strength Weakness Opportuniti Treath
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)
- Pening - Pengemb - Kebutuhan - Bany
katan angan pelanggan perorangan aknya
pelanggan Infrastruktur ataupun institusi baik Laboratori
baru - Tingkat swasta maupun um-
- Loyalit kemandirian BUMN atas Laboratori
as keuangan kebutuhan provider um Klinik
pelanggan kesehatan Swasta di
lama - Peraturan sekitar
- Mutu perundang-undangan wilayah
pelayanan kerja
labkesda Labkesda
- Kualita
Kabupaten
s SDM
Garut.
- Labor
atorium
Puskesmas
yang
jaraknya
dekat
dengan
Labkesda.

Atas dasar hasil analisis SWOT, menggambarkan bahwa


Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut memiliki
peluang cukup besar untuk meraih pangsa pasar yang sangat
potensial di Kabupaten Garut. Peluang tersebut akan dapat
dicapai apabila Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut
mengoptimalkan kekuatan yang telah dimiliki dan mengatasi

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

27
beberapa kelemahan utama seperti pada ketersediaan sarana dan
prasarana, promosi/ pemasaran.
Diharapkan dengan adanya perencanaan strategis bisnis dan
pelaksanaannya secara konsisten, Laboratorium Kesehatan
Daerah Kabupaten Garut mampu untuk mengoptimalkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka
memuaskan harapan masyarakat dan stakeholders.

D. Asumsi
Berdasarkan hasil analisis SWOT, dapat dikemukakan lima
asumsi, yaitu sebagai berikut:
1. Harus adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan dengan tetap
memperhatikan aspek pengendalian internal yang berpihak
pada kepentingan pasien.
2. Harus menerapkan standar pelayanan minimum, meliputi
standar input, standar output dan standar mutu secara
konsisten sesuai kaidah ilmu laboratorium dan standar yang
ditetapkan oleh departemen teknis terkait serta melakukan
evaluasi kinerja mutu pelayanan secara periodik dengan
mengembangkan sistem pengukuran data kinerja secara
bertahap.
3. Harus meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut yang ada
dalam memecahkan persoalan-persoalan elementer
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut melalui
pendidikan dan pelatihan.
4. Harus melaksanakan penataan kelembagaan dengan
memperjelas peran dan komitmen semua komponen
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut yang
berfokus pada peningkatan mutu layanan serta

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

28
mengembangkan budaya kerja organisasi yang dilandasi etika
kerja sesuai pedoman perilaku yang telah ditetapkan.
5. Harus memanfaatkan pendanaan subsidi pemerintah secara
efisien untuk memicu peningkatan mutu layanan.

E. Isue-Isue Strategi/Pengembangan
1. Menyelenggarakan Pembangunan yang berwawasan Kesehatan
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas
dengan berorientasi pada kepuasan pasien.
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan.
5. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga
kelompok dan masyarakat beserta lingkungannya.
6. Menerapkan system manajemen yang professional, transparan
dan akuntable.
7. Membangun Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut
dengan konsep nyaman dan aman
8. Meningkatkan sumber daya manusia.
9. Menggalang kemitraan dengan semua pihak dan pemberdayaan
masyarakat untuk hidup sehat dan produktif.

F. Strategi
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia untuk
mencapai kemandirian Labkesda. Pernyataan tersebut
menunjukkan perhatian yang seimbang terhadap seluruh aspek
Labkesda, yaitu :
a. Perspektif keuangan, yang dicerminkan dengan kemandirian
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

29
b. Perspektif pelanggan, yang dicerminkan dengan menjadi
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut yang
terpercaya dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Perspektif proses bisnis internal, yang dicerminkan dengan
menjadi Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut
yang unggul dalam pelayanan masyarakat.
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang dicerminkan
dengan SDM yang profesional, sehingga senantiasa berupaya
meningkatkan keahlian dan profesionalitas pegawai.

G. Analisis Isue-Isue Strategi dan Pilihan


1. Perspektif Pelanggan
Berdasarkan data historis 2 tahun kondisi pelanggan
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut
menunjukkan kecenderungan customer loyality meningkat
setiap tahunnya. Untuk meningkatkan customer acquisition dan
mempertahankan customer loyality dan mempertimbangkan
peluang yang ada, Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Garut menetapkan beberapa upaya, sebagai berikut:
a. Meningkatnya kepuasan pasien,
b. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat pemilik
jaminan kesehatan,
c. Meningkatnya pelayanan laboratorium kesehatan
masyarakat,
d. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat calon
jemaah haji,
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menjadi tumpuan utama
bagi Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut agar
pelayanan prima dapat diberikan kepada pelanggan. Upaya
yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

30
a. Meningkatnya mutu layanan Laboratorium Kesehatan
Daerah Kabupaten Garut
b. Meningkatnya status Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Garut
3.Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berkaitan
dengan penyediaan dan pengembangan SDM, komitmen SDM,
serta penyediaan infrastruktur Labkesda. upaya yang telah
ditetapkan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya kecukupan tenaga kesehatan,
b. Meningkatnya kemampuan dan keahlian SDM,
c. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur pelayanan
kesehatan Labkesda,
4. Perspektif Keuangan
Untuk perspektif keuangan, upaya yang telah ditetapkan
adalah Meningkatnya tingkat kemandirian keuangan Labkesda.

H. Faktor Utama Penentu Keberhasilan


Berdasarkan hasil analisis SWOT, dapat dikemukakan
faktor utama penentu keberhasilan, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan dengan tetap
memperhatikan aspek pengendalian internal yang berpihak
pada kepentingan pasien.
2. Menerapkan standar pelayanan minimum, meliputi standar
input, standar output dan standar mutu secara konsisten
sesuai kaidah ilmu laboratorium dan standar yang ditetapkan
oleh departemen teknis terkait serta melakukan evaluasi
kinerja mutu pelayanan secara periodik dengan
mengembangkan sistem pengukuran data kinerja secara
bertahap.
3. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Garut yang ada dalam
memecahkan persoalan-persoalan elementer Laboratorium
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

31
Kesehatan Daerah Kabupaten Garut melalui pendidikan dan
pelatihan.
4. Penataan kelembagaan dengan memperjelas peran dan
komitmen semua komponen Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Garut yang berfokus pada peningkatan mutu
layanan serta mengembangkan budaya kerja organisasi yang
dilandasi etika kerja sesuai pedoman perilaku yang telah
ditetapkan.
5. Pemanfaatan pendanaan subsidi pemerintah secara efisien
untuk memicu peningkatan mutu layanan.

I. Tujuan (Goals)
Sebagai penjabaran dari visi, maka tujuan yang akan
dicapai adalah terselenggaranya pelayanan laboratorium
kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam
rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Pelayanan laboratorium kesehatan yang berhasil
guna dan berdaya guna dapat dicapai melalui pembinaan,
pengembangan dan pelaksanaan serta pemantapan fungsi-
fungsi administrasi kesehatan yang didukung oleh SIK (Sistem
Informasi Kesehatan) serta hukum kesehatan. Pelayanan
laboratorium kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran,
yaitu :
1. Terpenuhinya akreditasi lembaga laboratorium
kesehatan
2. Tercapainya sertifikasi personil UPTD LABKESDA
3. Terpenuhinya persyaratan sarana dan prasarana
sesuai standar pelayanan.
4. Terpenuhinya standar pelayanan penunjang
diagnostik lainnya
5. Menjadikan UPTD LABKESDA sebagai Fasilitas
Pelatihan Teknis Kelaboratoriuman.

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

32
BAB III
RENCANA PEMASARAN

A. Sasaran, Target, dan Strategi


Strategi bisnis merupakan upaya-upaya yang dilakukan
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Garut untuk
mencapai sasaran strategis yang ditetapkan. Upaya-upaya
tersebut dilakukan dengan menyusun sasaran, target dan
strategi yang direncanakan dengan memperhatikan kekuatan
sumber dana yang dimiliki. Sasaran, target dan strategis dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Perspektif Pelanggan
Untuk meningkatkan customer acquisition dan
mempertahankan customer loyality dan mempertimbangkan
peluang yang ada, Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Garut menetapkan beberapa sasaran strategis dan target
sebagai berikut:
a. Meningkatnya kepuasan pasien, dengan indikator
beserta target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target
Kinerja
Kunjungan Pasien
- Customer Acquisition 50%
- Customer Loyality 75%
Indeks Kepuasan Pasien 80%
Tingkat Keluhan Yang Ditangani 100%
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

33
b. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat
pemilik jaminan kesehatan, dengan indikator beserta
target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Prosentase masyarakat pemilik 50%
jaminan kesehatan (BPJS) yang
dilayani:

c. Meningkatnya pelayanan laboratorium kesehatan


masyarakat, dengan indikator beserta targetnya sebagai
berikut :
Indikator Kinerja Target Kinerja
Prosentase pemilik Depot Air Minum 50%
yang dilayani:

d. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat calon


jemaah haji, dengan indikator beserta target kinerjanya
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Prosentase masyarakat calon jemaah 50%
haji yang dilayani:

2. Perspektif Proses Bisnis Internal


Sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan dalam
proses bisnis internal adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya mutu layanan Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Garut dengan indikator
beserta target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Kunjungan laboratorium klinik 90%
Kunjungan laboratorium kesehatan 90%
masyarakat

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

34
b. Meningkatnya status Laboratorium Kesehatan
Daerah Kabupaten Garut dengan indikator beserta target
kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Penetapan Laboratorium Kesehatan Tahun 2015
Daerah Kabupaten Garut sebagai
BLUD
Peningkatan jumlah kunjungan Tahun 2016
Labkesda

3.Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berkaitan
dengan penyediaan dan pengembangan SDM, komitmen SDM,
serta penyediaan infrastruktur Labkesda. Sasaran strategis dan
target yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya kecukupan tenaga kesehatan,
dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Jenis tenaga kesehatan:
- Tenaga Analis 6
- Tenaga Keperawatan 1
- Tenaga Kesling 1
- Tenaga Dokter 1

b. Meningkatnya kemampuan dan keahlian SDM,


dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Jumlah pegawai yang mengikuti 100%
diklat teknis dan tugas belajar:
- Tenaga Analis 100%
- Tenaga Keperawatan 100%
- Tenaga Kesling 100%
- Tenaga Non Medis 100%
- Manajemen 100%

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

35
c. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur
pelayanan kesehatan Labkesda, dengan indikator beserta
target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Ketersediaan peralatan:
- Kelengkapan peralatan 100%
- Prosentase peralatan dikalibrasi 100%
- Kondisi Peralatan Baik 100%
Ketersediaan ruangan 100%

4. Perspektif Keuangan
Untuk perspektif keuangan, sasaran strategis dan target
yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya tingkat kemandirian keuangan
Labkesda, dengan indikator beserta target kinerjanya
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Sales Growth Rate (SGR) 50% per tahun
Cost Recovery Rate (CRR) 80%
Tingkat kemandirian Labkesda 75%

b. Kerangka Pembiayaan Lima Tahun


Program-program kerja yang diarahkan pada pencapaian
sasaran strategis didukung dengan kerangka pembiayaan
meliputi proyeksi pembiayaan belanja langsung dan belanja
tidak langsung. Kerangka pembiayaan lima tahun secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran.

B. Strategi Memasuki Pasar


1. Menjalin komunikasi yang intensif dengan
PT.Askes/BPJS
2. Menjalin komunikasi yang intensif dengan
PDAM Kabupaten Garut

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

36
3. Menjalin komunikasi yang intensif dengan
Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi di Kabupaten
Garut
4. Menjalin komunikasi yang intensif dengan
KBIH di Kabupaten Garut
5. Menjalin komunikasi yang intensif dengan
klinik atau dokter praktek swasta
6. Menjalin komunikasi yang intensif dengan
Laboratorium Puskesmas Kabupaten Garut
7. Menjalin komunikasi yang intensif dengan
perusahaan/produsen reagen dan alat laboratorium

C. Strategi Pemasaran
1. Bekerja sama dengan PT.Askes/BPJS
2. Bekerja sama dengan PDAM Kabupaten
Garut
3. Bekerja sama dengan Sekolah Menengah
dan Perguruan Tinggi di Kabupaten Garut
4. Bekerja sama dengan KBIH di Kabupaten
Garut
5. Bekerja sama dengan klinik atau dokter
praktek swasta
6. Bekerja sama dengan Laboratorium
Puskesmas Kabupaten Garut
7. Bekerja sama dengan
Perusahaan/Produsen Reagen dan Alat-Alat Laboratorium

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

37
BAB IV
RENCANA MANAJEMEN

A. KONDISI MANAJEMEN DAN STAF


Manajemen pelayanan Laboratorium Kesehatan Daerah
dipimpin oleh Kepala UPTD yang bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dalam memberikan
pelayanan dilengkapi oleh 1 (satu) orang kepala Tata Usaha, 4
(empat) orang petugas administrasi dan 6 (lima) orang petugas
staf teknis fungsional dengan uraian seperti pada tabel Daftar
Urut Kepangkatan (DUK) sebagai berikut :
Tabel
Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Labkesda Kabupaten Garut
No Nama/NIP Jabatan Pangkat & Masa
Golongan Kerja
1 H.Ugas Saeful Hayaty, SKM Kepala UPTD Penata, III c 23
NIP. 19681229 199103 1 004 Tahun
2 Dadang Wahyudin,S.Pd Kepala Penata, III c 30
NIP. 19640523 198403 1 004 Tata Usaha Tahun
3 Hj.Leni Suniangsih Staf Teknis Penata, III c 29
NIP. 19660209 198412 2 001 Fungsional Tahun
4 Hj. Enung Umu Kulsum Staf Teknis Penata, III c 28
NIP. 19650615 198503 2 006 Fungsional Tahun
5 Dewi Darojah Staf Teknis Penata Muda 23
NIP. 19700410 199103 2 004 Fungsional TK.I, III b Tahun
6 Yayu Rukoyah Fauziah Staf Teknis Penata Muda 9 ahun
NIP. 19760306 200501 2 012 Fungsional TK.I, III b
7 Agus Rusman, SKM Pelaksana Penata Muda, 8
NIP. 19750203 200604 1 007 Administrasi III a Tahun
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

38
8 Cecep Saepuloh, SKM Staf Teknis Penata Muda, 8
NIP. 19811026 200604 1 006 Fungsional III a Tahun
9 Deden Arif, SKM Staf Teknis Penata Muda, 4
NIP. 19890101 201001 1 001 Fungsional III a Tahun
10 Sopari Suparman Pelaksana Pengatur Muda 24
NIP. 19660614 200801 1 001 Inventaris TK.I, II b Tahun
11 Ukas Pelaksana Juru Muda 25
NIP. 19621016 200801 1 002 Umum TK.I, I c Tahun
12 Enok Siti Nurhidayah Pelaksana Sukwan 4
Sukwan Pendaftaran Tahun

B. PROYEKSI KEBUTUHAN SDM


Proyeksi kebutuhan SDM Labkesda dapat terlihat pada
tabel berikut ini :
Tabel
Proyeksi Kebutuhan SDM Labkesda
No Ketenagaan Jumlah

1 Kepala UPTD 1

2 Kepala Tata Usaha 1

3 Analis 9

4 Dokter 1

5 Perawat 1

6 Kesling 1

7 Staf Tata Usaha 4

Total 18

C. PROYEKSI KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN SUB SISTEM
Proyeksi kebutuhan pengembangan Sub Sistem
Labkesda adalah penambahan jumlah pelayanan pemeriksaan
terutama untuk pelayanan laboratorium kesehatan
masyarakat yaitu penambahan pelayanan pemeriksaan
kualitas makanan dan minuman.

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

39
D. STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN
SDM DAN SUB SISTEM
1. Strategi untuk memenuhi kebutuhan SDM
a. Merekrut para lulusan baru analis,
minimal berpendidikan D3 Analis Kesehtan
b. Merekrut para lulusan baru kesehatan
lingkungan, minimal berpendidikan D3 Kesehatan
Lingkungan
c. Merekrut dokter fungsional dengan
mengajukan permintaaan Dokter Fungsional kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
2. Strategi untuk memenuhi kebutuhan
pengembangan Sub Sistem
a. Bekerja sama dengan
perusahaan/produsen reagen dan alat laoratorium
b. Melatih tenaga analis dengan cara
mengikuti pelatihan pemeriksaan kualitas makanan dan
minuman ke BLK Provinsi Jawa Barat.

BAB V
PROGRAM DAN KEGIATAN

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

40
A. Kebijakan dan Program
No Kebijakan dan Penanggung Jawab Prosedur
Program Pelaksanaan
1 Terlayaninya Hj. Enung Umu Kulsum Melayani semua
pemeriksaan pengguna jasa
laboratorium baik yang
klinik bagi datang langsung
masyarakat di maupun
Kabupaten Garut pengguna jasa
dari rujukan.
2 Terlayaninya Cecep Saepuloh, SKM Melakukan
pemeriksaan kerjasama
laboratorium dengan KBIH,
klinik bagi calon dan Puskesmas
Jemaah haji di yang belum
Kabupaten Garut mempunyai
pasilitas lab
memadai untuk
melaksanakan
pemeriksaan
calon jemaah
haji.
3 Terlayaninya Cecep Saepuloh, SKM Melakukan
pemeriksaan kerjasama
laboratorium dengan BKD
klinik bagi Calon Kabupaten
Pegawai Negeri Garut dan
Sipil di Instansi terkait
Kabupaten Garut lainnya.
4 Terlayaninya Cecep Saepuloh, SKM Melakukan
pemeriksaan kerjasama
laboratorium dengan Sekolah-
klinik bagi siwa/i Sekolah
yang akan ataupun
melanjutkan Perguruan
pendidikan di Tinggi yang ada
Kabupaten Garut di Kabupaten
Garut.
5 Terlayaninya Hj.Leny Suniangsih Melakukan

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

41
pemeriksaan kerjasama
laboratorium dengan PDAM,
kesehatan Bidang Kesling
masyarakat/pem Diskes Garut
eriksaan kualitas serta institusi
air bersih secara terkait lainnya.
bakteriologi dan
kimiawi di
Kabupaten Garut
6 Terlayaninya Hj.Leny Suniangsih Melakukan
pemeriksaan kerjasama
laboraorium dengan PDAM,
kesehatan Bidang Kesling
masyarakat/pem Diskes Garut
eriksaan kualitas serta institusi
air minum terkait lainnya.
secara
bakteriologi dan
kimiawi di
Kabupaten Garut
7 Terlayaninya Hj.Leny Suniangsih Melakukan
pemeriksaan kerjasama
laboratorium dengan PDAM,
kesehatan Bidang Kesling
masyarakat/Kes Diskes Garut
ehatan serta institusi
lingkungan di terkait lainnya.
Kabupaten Garut
8 Meningkatkan H.Ugas Saeful Hayaty, Mengirimkan
kualitas dan SKM SDM yang ada
kuantitas SDM untuk
mengikuti
berbagai bintek,
diklat, seminar
diberbagai
tempat. Serta
melakukan
perekrutan SDM
sesuai dengan
kompetensi di

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

42
bidangnya.
9 Meningkatkan Dadang Wahyudin, S.Pd Merencanakan,
ketersediaan mengusulkan
sarana dan kebutuhan
prasarana sarana dan
penunjang prasarana lab
pelayanan ke Diskes
laboartorium Kab.Garut

B. Target Kinerja

SOPD
Kondisi
Program Sasaran Target Pencapaian Pengelol
Indikator Kinerja Eksisting
Kerja Program a
2016 2017 2018 2019 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Tersedianya
tenaga
laboratorium
dengan
kualifikasi analis 6 7 8 9 9 9
kesehatan/setara
yang terlatih
(dalam satuan
orang)
2. Tersedianya
fasilitas
prasarana dan
sarana
laboartorium
yang memenuhi 50 55 60 65 70 75
Program Pengawasan standar Dinas
pengawasan Keamanan pelayanan Kesehatan
dan dan minimal (dalam
pengendalia kesehatan satuan unit
n kesehatan laboratorium pemeriksaan)
makanan (Labkesda 3. Terlayaninya
permintaan
layanan
pemeriksaan 7200 7400 7600 7800 8000 8200
laboratorium
klinik (dalam
satuan sampel)
4. Terlayaninya
permintaan
layanan
pemeriksaan
450 500 550 600 700 750
kesehatan
lingkungan
(dalam satuan
sampel)

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

43
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

44
C. Sasaran Target Kinerja
2015 2016 2017 2018 2019 2020
No Jenis Pemeriksaan Tarif
Jumlah Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Jumlah Harga
I. Kimia Klinik
1 Albumin 16,500 0 75 1,237,500 90 1,485,000 90 485,000 90 1,485,000 90 1,485,000
2 Gamma GT 31,000 0 0 - 70 2,170,000 70 2,170,000 70 2,170,000 70 2,170,000
3 Protein Total 12,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000
4 SGOT 12,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000
5 SGPT 12,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000 120 1,440,000
6 Asam Urat 12,000 700 8,400,000 700 8,400,000 700 8,400,000 700 8,400,000 700 8,400,000 700 8,400,000
7 Kreatinin 11,000 120 1,320,000 120 1,320,000 120 1,320,000 120 1,320,000 120 1,320,000 120 1,320,000
8 Ureum 11,000 120 1,320,000 120 1,320,000 120 1,320,000 120 1,320,000 120 1,320,000 120 1,320,000
9 Kolesterol Total 11,000 700 7,700,000 700 7,700,000 700 7,700,000 700 7,700,000 700 7,700,000 700 7,700,000
10 HDL Kolesterol 16,500 120 1,980,000 120 1,980,000 120 1,980,000 120 1,980,000 120 1,980,000 120 1,980,000
11 LDL Kolesterol 22,000 120 2,640,000 120 2,640,000 120 2,640,000 120 2,640,000 120 2,640,000 120 2,640,000
12 Trigliserida 25,000 120 3,000,000 120 3,000,000 120 3,000,000 120 3,000,000 120 3,000,000 120 3,000,000
13 Glukosa 12,000 920 11,040,000 950 11,400,000 950 11,400,000 950 11,400,000 950 11,400,000 950 11,400,000
II. Hematologi
1 Hematokrit 5,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000
2 Leukosit 5,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000
3 Trombosit 5,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000
4 Hitung Jenis 5,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000
5 Eritrosit 5,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000
6 LED 5,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000 250 1,250,000
7 Hemoglobin (Hb) 5,000 500 2,500,000 500 2,500,000 500 2,500,000 500 2,500,000 500 2,500,000 500 2,500,000
8 Retraksi Bekuan 8,000 0 - 0 - 0 - 25 200,000 25 200,000 25 200,000
9 Waktu Perdarahan 7,000 0 - 0 - 0 - 30 210,000 30 210,000 30 210,000
10 Waktu Pembekuan 7,000 0 - 0 - 0 - 30 210,000 30 210,000 30 210,000
III. Urinalisis -
1 Warna/Kejernihan 3500 180 630,000 180 630,000 180 630,000 180 630,000 180 630,000 180 630,000
2 Berat Jenis (BJ) 3500 180 630,000 180 630,000 180 630,000 180 630,000 180 630,000 180 630,000
3 PH 3500 180 630,000 180 630,000 180 630,000 180 630,000 180 630,000 180 630,000
4 Sedimen 9000 180 1,620,000 180 1,620,000 180 1,620,000 180 1,620,000 180 1,620,000 180 1,620,000
5 Keton 5500 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

45
6 Billirubin 5500 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000
7 Glukosa 7000 180 1,260,000 180 1,260,000 180 1,260,000 180 1,260,000 180 1,260,000 180 1,260,000
8 Protein 5500 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000
9 Urobilinogen 5500 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000 180 990,000
IV. Tinja -
1 Warna,Lendir,Darah 11000 0 - 0 - 0 - 20 220,000 20 220,000 20 220,000
2 Darah Samar 25500 0 - 0 - 0 - 20 510,000 20 510,000 20 510,000
3 Sisa Pencernaan 11000 0 - 0 - 0 - 20 220,000 20 220,000 20 220,000
4 Telur Cacing 14500 0 - 0 - 0 - 20 290,000 20 290,000 20 290,000
V. Toksikologi -
1 Screening Narkoba 115000 0 - 50 5,750,000 50 5,750,000 50 5,750,000 50 5,750,000 50 5,750,000
VI. Mikrobiologi -
1 Gonorhoe 11000 0 - 20 220,000 20 220,000 20 220,000 20 220,000 20 220,000
2 Coliform 30000 30 900,000 35 1,050,000 40 1,200,000 45 1,350,000 50 1,500,000 55 1,650,000
3 E.Coli 30000 30 900,000 35 1,050,000 40 1,200,000 45 1,350,000 50 1,500,000 55 1,650,000
4 Syphylis 33000 0 - 0 - 20 660,000 20 660,000 20 660,000 20 660,000
VII. Imunologi -
1 Tes Kehamilan 12000 60 720,000 60 720,000 60 720,000 60 720,000 60 720,000 60 720,000
2 Golongan Darah 5000 120 600,000 120 600,000 120 600,000 120 600,000 120 600,000 120 600,000
3 WIDAL 20000 60 1,200,000 60 1,200,000 60 1,200,000 60 1,200,000 60 1,200,000 60 1,200,000
4 HbsAg 27500 60 1,650,000 60 1,650,000 60 1,650,000 60 1,650,000 60 1,650,000 60 1,650,000
5 Anti HCV 35000 0 - 0 - 20 700,000 20 700,000 20 700,000 20 700,000
6 Anti HIV 55000 0 - 0 - 20 1,100,000 20 1,100,000 20 1,100,000 20 1,100,000
VIII. Kimia Lingkungan -
1 Bau 3500 30 105,000 35 122,500 40 140,000 45 157,500 50 175,000 55 192,500
2 Warna 3500 30 105,000 35 122,500 40 140,000 45 157,500 50 175,000 55 192,500
3 Zat Padat Terlarut 7000 30 210,000 35 245,000 40 280,000 45 315,000 50 350,000 55 385,000
4 Kekeruhan 7000 30 210,000 35 245,000 40 280,000 45 315,000 50 350,000 55 385,000
5 Rasa 3500 - - - - 50 175,000 55 192,500
6 Suhu 6500 30 195,000 35 227,500 40 260,000 45 292,500 50 325,000 55 357,500
7 Kejernihan 3500 30 105,000 35 122,500 40 140,000 45 157,500 50 175,000 55 192,500
8 Arsen 161000 - - - - 45 7,245,000 55 8,855,000
9 Fluorida 36000 - - 40 1,440,000 45 1,620,000 50 1,800,000 55 1,980,000
12 Nitrit sbg-N 9000 30 270,000 35 315,000 40 360,000 45 405,000 50 450,000 55 495,000
13 Nitrat sbg-N 35000 30 1,050,000 35 1,225,000 40 1,400,000 45 1,575,000 50 1,750,000 55 1,925,000

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

46
16 Alumunium 47500 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 30 1,425,000
17 Besi 15000 30 450,000 35 525,000 40 600,000 45 675,000 50 750,000 55 825,000
18 Kesadahan 22000 30 660,000 35 770,000 40 880,000 45 990,000 50 1,100,000 55 1,210,000
19 Khlorida 20000 30 600,000 35 700,000 40 800,000 45 900,000 50 1,000,000 55 1,100,000
20 Mangan 25000 0 - 0 - 40 1,000,000 45 1,125,000 50 1,250,000 55 1,375,000
21 PH 10000 30 300,000 35 350,000 40 400,000 45 450,000 50 500,000 55 550,000
22 Seng 55000 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 50 2,750,000
23 Sulfat 20000 30 600,000 35 700,000 40 800,000 45 900,000 50 1,000,000 55 1,100,000
24 Tembaga 55000 0 - 0 - 0 - 0 - 35 1,925,000 35 1,925,000
25 Sisa Khlor 40000 0 - 0 - 0 - 0 - 35 1,400,000 35 1,400,000
27 COD 92500 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 35 3,237,500
28 BOD 11000 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 35 385,000
7650 71,280,000 7900 79,957,500 8200 88,385,000 8450 91,660,000 8700 103,820,000 8950 114,660,00
0

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

47
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

48
BAB VI

RENCANA KEUANGAN

A. PENDAHULUAN

Proyeksi laporan keuangan UPTD Labkesda periode 2015-


2019 diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
kondisi sumber daya ekonomi, terutama aspek keuangan, yang
akan dikelola oleh UPTD Labkesda dalam 5 tahun kedepan.
Penyusunan proyeksi keuangan 5 tahunan sebagai bagian
dari Rencana Strategis Bisnis UPTD Labkesda 2015-2019
merupakan salah satu aspek penilaian dalam rangka
pembentukan UPTD Labkesda menjadi Badan Layanan Umum
Daerah.
Proyeksi keuangan 5 tahunan terdiri dari: (1) Proyeksi
Laporan Arus Kas; (2) Proyeksi Neraca; (3) Proyeksi Laporan
Operasional, dan (4) Rasio Keuangan.
Bagi stakeholders, proyeksi dapat dijadikan dasar dalam
menetapkan kebijakan dan langkah-langkah terkait pengelolaan
UPTD Labkesda terutama dalam hal peningkatan pelayanan bagi
para pengguna jasa UPTD Labkesda.
Asumsi utama dari proyeksi laporan keuangan adalah
bahwa pada tahun 2015-2019 UPTD Labkesda telah menerapkan
pola Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), sehingga
struktur laporan keuangan 2015-2019 mengikuti ketetapan dalam
Permendagri No 61 tahun 2007 tentang pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

49
B. ASUMSI PENYUSUNAN PROYEKSI

1. Asumsi Makro

No INDIKATOR PROYEKSI

(1) Pertumbuhan ekonomi 4,82%

(2) Inflasi 5%

(3) Kurs Dolar Rp 12.000,00

(4) Bunga Deposito 12 7,5%


bulan

(5) Bunga Pinjaman 10,5%

2. ASUMSI MIKRO

NO INDIKATOR PROYEKSI

(1) Subsidi Pemerintah Ada dan cukup

(2) Tarif Pelayanan Menuju unit cost

(3) PPK-BLUD Fleksibilitas


Keuangan per
januari 2015

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

50
C. PROYEKSI KEUANGAN

 PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS

Proyeksi laporan arus kas berisi informasi tentang arus kas/setara


kas masuk dan keluar selama periode tertentu yang berasal dari
aktivitas operasi, investasi yang berjangka pendek dan pendanaan.

Tujuan penyusunan laporan Arus Kas yaitu untuk menilai


kemampuan organisasi UPTD Labkesda dalam menghasilkan kas
dan menilai kebutuhan arus kas keluarnya, sehingga dapat
diketahui:

a) Jumlah kas yang dihasilkan dalam suatu periode,


berapa yang berasal dari kegiatan operasional, investasi
dan pendanaan.

b) Jumlah kas yang dikeluarkan untuk suplier, karyawan,


membayar bunga, pengembalian pinjaman.

c) Bagaimana kemampuan menghasilkan kas dan


melunasi kewajiban-kewajibannya.

Berikut proyeksi Laporan Arus Kas UPTD Labkesda periode 2015-


2019

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

51
PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN
31 DESEMBER 2015-31 DESEMBER 2019
(dalam rupiah)

URAIAN PER 31 PER 31 PER 31 PER 31 PER 31


DESEMBER DESEMBER DESEMBER DESEMBER DESEMBER
2015 2016 2017 2018 2019
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS
OPERASIONAL
Arus Kas Masuk
 Pendapatan jasa Rp. 71.280.000 Rp. 79.957.500 Rp. 88.350.000 Rp. 91.660.000 Rp. 103.820.000
layanan
 Bantuan Rp. 200.000.000 Rp. 500.000.000 Rp. 550.000.000 Rp. 650.000.000 Rp. 700.000.000
APBD/DAU
Jumlah Arus Kas Rp. 271.280.000 Rp. 579.957.500 Rp. 638.350.000 Rp. 741.660.000 Rp. 803.820.000
Masuk
Arus Kas Keluar
 Belan
ja
operasional
a) Belan Rp. 950.000 Rp. 9.500.000 Rp. 9.500.000 Rp. 9.500.000 Rp. 9.500.000
ja pegawai
b) Belan Rp. 199.050.000 Rp. 200.000.000 Rp. 200.000.000 Rp. 350.000.000 Rp. 350.000.000
ja barang
dan jasa
 Biaya
Non
Operasional
c) Belan Rp. 290.500.000 Rp. 340.500.000 Rp. 290.500.000 Rp. 340.500.000
ja peralatan
dan mesin
Jumlah Arus Kas Rp. 200.000.000 Rp. 500.000.000 Rp. 550.000.000 Rp. 650.000.000 Rp. 700.000.000
Keluar
Arus Kas Bersih dari Rp. 71.280.000 Rp. 79.957.500 Rp. 88.350.000 Rp. 91.660.000 Rp. 103.820.000
akt operasional

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS
INVESTASI
Arus Kas Masuk
Hasil penjualan aset
tetap
Hasil penjualan
investasi jk panjang
Hasil penjualan aset
lainnya
Jumlah Arus Kas
Masuk
Arus Kas Keluar
Perolehan aset tetap
Perolehan investasi jk
panjang
Perolehan aset
lainnya
Jumlah Arus Kas
Keluar
Arus kas Bersih dari

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

52
Akt.investasi

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS
PENDANAAN
Arus Kas Masuk
Perolehan pinjaman
Penerimaan rek.
Pembiayaan pemda
Jumlah Arus Kas
masuk
Arus Kas Keluar
Pemberian pinjaman
Pembayaran utang
Jumlah Arus Kas
Keluar
Arus Kas bersih dari
akt. Pendanaan
Kenaikan/penuruna Rp. 71.280.000 Rp. 79.957.500 Rp. 88.350.000 Rp. 91.660.000 Rp. 103.820.000
n bersih kas
Saldo awal kas dan Rp. Rp. 71.280.000 Rp. 8.677.500 Rp. 88.350.000 Rp. 3.310.000
setara kas
Saldo akhir kas dan Rp. 71.280.000 Rp. 8.677.500 Rp. 88.350.000 Rp. 3.310.000 Rp. 91.660.000
setara ka

 PROYEKSI NERACA

Proyeksi neraca menggambarkan kondisi atau posisi keuangan


UPTD Labkesda pada 5 tahun kedepan

PROYEKSI NERACA
PER 31 DESEMBER 2015-31 DESEMBER 2019
URAIAN 31 DES 2015 31 DES 2016 31 DES 2017 31 DES 2018 31 DES 2019
ASET
Aset
Lancar
Kas dan Rp. 71.280.000 Rp. 79.957.500 Rp. 88.350.000 Rp. 91.660.000 Rp. 103.820.000
setara
Kas
Investasi
jangka
pendek
Piutang
usaha
Piutang
lain lain
Persediaa
n
Uang
muka
Biaya
Dibayar di

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

53
muka
Jumlah Rp. 71.280.000 Rp. 79.957.500 Rp. 88.350.000 Rp. 91.660.000 Rp. 103.820.000
Aset
Lancar
Investasi
Jangka
Panjang

Aset tetap Rp.3.200.000.000 Rp.3.490.500.000 Rp.3.831.000.00 Rp.4.121.500.000 Rp.4.462.000.000


0

 PROYEKSI LAPORAN OPERASIONAL/AKTIVITAS

Proyeksi laporan operasional berisi informasi jumlah pendapatan


dan biaya UPTD Labkesda, sebagai BLUD, pada periode 2015-
2019.

PROYEKSI LAPORAN OPERASIONAL


UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31
DESEMBER 2015-31 DESEMBER 2019
(dalam rupiah)

URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019


1. PEN
DAPATAN
A. Jasa Rp. 71.280.000 Rp. 79.957.500 Rp. 88.350.000 Rp. 91.660.000 Rp. 103.820.000
Layanan
B. Hasil
kerja sama
dengan pihak
lain
C. Hiba
h
D. Tran Rp. 200.000.000 Rp. 500.000.000 Rp. 550.000.000 Rp. 650.000.000 Rp. 700.000.000
sfer dana dari
APBD
E. Tran
sfer dana dari
APBN
F. Lain-
lain
pendapatan
BLUD yang
sah
Jumlah Pendapatan Rp. 271.280.000 Rp.579.957.500 Rp. 638.350.000 Rp. 741.660.000 Rp.803.820.000
II. BIAYA
A. Biay
a Operasional
A.1. Belanja pegawai Rp. 950.000 Rp. 9.500.000 Rp. 9.500.000 Rp. 9.500.000 Rp. 9.500.000
A.2. Belanaja barang Rp. 199.050.000 Rp. 200.000.000 Rp. 200.000.000 Rp. 350.000.000 Rp. 350.000.000
dan jasa
A.3 Belanja Peralatan Rp. 290.500.000 Rp. 340.500.000 Rp. 290.500.000 Rp. 340.500.000

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

54
dan Mesin
B. Biay
a Non Operasional
Jumlah Biaya Non
Operasional
Jumlah Biaya Rp. 200.000.000 Rp. 500.000.000 Rp. 550.000.000 Rp. 650.000.000 Rp.700.000.000
SURPLUS/DEFISIT Rp. 71.280.000 Rp. 79.957.500 Rp. 88.350.000 Rp. 91.660.000 Rp.103.820.000
 RASIO KEUANGAN

Sebagaimana diatur dalam ketentuan Permendagri Nomor 61


Tahun 2007 pasal 128 ditetapkan bahwa evaluasi dan penilaian
kinerja dari aspek keuangan dapat diukur berdasarkan tingkat
kemampuan BLUD dalam :

1) Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari layanan


yang diberikan (rentabilitas)

2) Memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas)

3) Memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas)

4) Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk


membiayai pengeluaran

 Rasio Rentabilitas
No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pendapatan Rp. 271.280.000 Rp.579.957.500 Rp. 638.350.000 Rp. 741.660.000 Rp.803.820.000
total (Rp
000)
2 Belanja Rp 200.000.000 Rp 500.000.000 Rp 550.000.000 Rp 650.000.000 Rp 700.000.000
total (RP
000)
3 Laba/EBIT Rp. 71.280.000 Rp. 79.957.500 Rp. 88.350.000 Rp. 91.660.000 Rp. 103.820.000
(1-2) (Rp
000)
4 Pendapatan Rp. 71.280.000 Rp. 79.957.500 Rp. 88.350.000 Rp. 91.660.000 Rp. 103.820.000
dari jasa
layanan
(Rp 000)
5 Belanja Rp 950.000 Rp 9.500.000 Rp 9.500.000 Rp 9.500.000 Rp 9.500.000
operasional
langsung
(Rp 000)
6 Total aktiva Rp3.200.000.000 Rp3.490.500.000 Rp3.831.000.000 Rp4.121.500.000 Rp.4.462.000.00
(Rp 000) 0
7 Operating
Income
(3/1) 0.29 0.15 0.15 0.13 0.14
8 Gross Profit
Margin
(4-5/4) 0.99 0.88 0.84 0.90 0.91
9 Operating
ratio (2/1) 0.74 0.86 0.86 0.88 0.87
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

55
10 Earning
power (3/6) 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

 Rasio Likuiditas
No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
1 Kas dan Setara Kas (rp 000) Rp.71.280.000 Rp.79.957.500 Rp.88.350.000 Rp.91.660.000 Rp.103.820.000
2 Investasi jangka pendek (Rp
000)
3 Piutang usaha (Rp 000)
4 Persediaan bahan (Rp 000)
5 Aktiva lancar lainnya
(Rp 000)
6 Jumlah aktiva lancar (1 sd 5) Rp.71.280.000 Rp.79.957.500 Rp.88.350.000 Rp.91.660.000 Rp.103.820.000
(Rp 000)
7 Jumlah utang lancar (RP 000)
8 Current Ratio (6/7)
9 Cash Ratio (1+2/7)
10 Quick Acid Ratio (6+4/7)

 Rasio Solvabilitas
No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
1 Total Aktiva (Rp000) Rp Rp Rp Rp 4.121.500.000 Rp
3.200.000.000 3.490.500.000 3.831.000.000 4.462.000.000
2 Utang Jangka Pendek
(Rp000)
3 Utang Jangka Panjang
(Rp 000)
4 Kewajiban lainya (Rp
000)
5 Equitas (Rp000)
6 Laba Sebelum Pajak (Rp
000)
7 Bunga Utang Jangka
Panjang (Rp000)
8 Debt to Equity (Rp 000)
9 Long Term Debt to
Equity (3/5)
10 Time Interest Earned
(6/7)

 Tingkat kemandirian
Proyeksi Proyeksi Belanja Tingkat
Pendapatan Jasa Kemandirian
Layanan
Tahun Rp 000 Rp 000 %
2015 Rp. 71.280.000 Rp 200.000.000 35,28
2016 Rp. 79.957.500 Rp 500.000.000 15,99
2017 Rp. 88.350.000 Rp 550.000.000 15,15
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

56
2018 Rp. 91.660.000 Rp 650.000.000 14,10
2019 Rp. 103.820.000 Rp 700.000.000 14,83

Setelah penerapan pola pengelolaan Keuangan Badan Layanan


Umum Daerah pada UPTD Labkesda, maka pendapatan dari
kegiatan upaya kesehatan perorangan yang merupakan revenue
bisnis akan dapat lebih dikembangkan lagi, hal ini dimungkinkan
dengan adanya azas fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
serta peningkatan kapasitas sumber daya aparatur yang ada, serta
perekrutan tenaga tenaga profesional untuk pengembangan unit
unit usaha dalam upaya pengembangan kualitas pelayanan
kesehatan kepada masyarakat secara optimal

Seluruh pendapatan terebut harus dapat dikelola


secara profesional, agar tujuan peningkatan kualitas pelayanan
sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan
dapat tercapai. Tentunya dengan mengutamakan pengelolaan
sumber daya secara ekonomis, efisien, dan efektif yang dilandasi
praktek bisnis yang sehat dengan tidak mengutamakan
keuntungan.

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

57
BAB VII

PENUTUP

Berdasarkan data kinerja yang meliputi kinerja


pelayanan, kinerja organisasi, dan kinerja keuangan, UPTD
Labkesda termasuk dalam kategori yang layak untuk dapat
melaksanakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK BLUD). Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan metoda SWOT, UPTD Labkesda termasuk kategori
berpotensi tinggi untuk tumbuh.

Dengan tingginya potensi untuk tumbuh, UPTD


Puskesmas Wanarajaterus mengembangkan dan meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, guna memenuhi tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik. Sehubungan
dengan hal itu, UPTD Labkesda berupaya terus untuk melakukan
perbaikan yang konsisten dan maksimal.

Peningkatan mutu pelayanan diwujudkan melalui


pendekatan kualitas manajemen yang baik dan pelayanan medis
berstandar nasional untuk membangun budaya kerja yang cepat
tanggap terhadap perubahan.

Dokumen Rencana Strategis Bisnis UPTD Labkesda


tahun 2015-2019 ini memuat kajian strategis untuk dapat
memberi arah kebijakan guna pengembangan UPTD Labkesda
yang lebih baik.

RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

58
RENCANA STRATEGIS BISNIS BLUD LABKESDA

59

Anda mungkin juga menyukai