PERILAKU KEORGANISASIAN
Dosen Pengampu:
Oleh:
KELOMPOK 5
NAMA NIM
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI REGULER DENPASAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
6.1 Pengertian Komunikasi
Miller (1996) dalam Nimran (1999) mengatakan bahwa komunikasi adalah kegiatan
dengan mana seseorang (sumber) secara sungguh – sungguh memindahkan stimuli guna
mendapatkan tanggapan. Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita (1997) mendefinisikan
komunikasi sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima
baik lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi.
Kebisingan
Umpan Balik
Pengirim melalui suatu pesan dengan mengodekan pemikirannya. Pesan adalah sebuah
tindakan actual produk fisik dari pengodean pengirim. Ketika kita berbicara, ucapan adalah
pesan. Ketika kita menulis, maka tulisan adalah pesannya. Ketika kita melakukan isyarat
gerakan, maka gerakan dari lengan dan ekspresi wajah kita merupakan pesan.
Saluran adalah medium melalui mana pesan-pesan akan berjalan. Pengirim memilihnya,
kemudian menentukan apakah saluran yang formal maupun informal. Saluran formal
ditetapkan oleh organisasi dan mengirimkan pesan yang terkait dengan aktivitas professional dari
para anggotanya. Mereka secara tradisional mengikuti rantai wewenang di dalam organisasi.
Bentuk lainnya dari pesan, seperti misalnya pribadi atau social yang mengikuti saluran
informal, yang mana berlangsung secara spontan dan berkembang sebagai tanggapan atas
pilihan – pilihan individu.
Penerima adalah orang kepada siapa pesan akan diarahkan, yang pertama-tama harus
menerjemahkan symbol-simbol ke dalam bentuk yang dapat dipahami. Tahap ini adalah
menguraikan kode isi pesan. Kebisingan mencerminkan hambatan komunikasi yang
memutarbalikan kejelasan dari pesan, seperti misalnya permasalahan persepsi, informasi yang
berlebihan, atau perbedaan budaya. Kaitan terakhir dalam proses komunikasi ini adalah lompatan
umpan balik.
Umpan balik adalah pemeriksaan mengenai seberapa berhasilkah kita dalam memindahkan
pesan kita seperti yang dimaksudkan semula. Ini menentukan apakah pemahaman tercapai atau
belum.
Adapun beberapa tahapan tahapan mengenai model proses komunikasi dalam organisasi
yaitu:
1. Tahap penciptaan gagasan atau tahap ideasi, yaitu dapat dilakukan oleh pihak
pengiriman informasi (komunikator=communicator)
2. Tahap penyusunan gagasan dalam bentuk simbol atau tanda tanda sandi (tahap
enconding) yaitu simbol atau tanda-tanda sandi yang berupa gambar gambar yang
menunjukan mengandung arti.
3. Tahap pengiriman, yaitu gagasaan yang sudah di susun dalam wujud simbol simbol
atau tanda tanda sandi yang di sampaikan melewati saluran atau media komunikasi
yang sudah di sediakan oleh organisasi yang ber tanggung jawab.
4. Tahap penerimaan, yaitu informasi yang telah dikirim oleh komunikator lewat media
komunikasi di terima oleh pihak penerima informasi.
5. Tahap menginterprediksikan gagasan atau pesan yang di terima, yaitu tahap yang di
sebut juga tahap decoding. Dalam tahap ini gagasan gagasan atau pesan pesan yang
telah di terima di interprediksikan atau di artikan
6. Tahap tanggapan, yang merupakan tahapan terakhir, sesudah pihak penerima berita
melakukan interpretasi terhadap informasi yang telah di terima. Kemudian ada respon
respon yang telah di tanggapi , respond umpan balik atau feedback diantaranya yaitu:
Respon langsung
Respon tidak langsung
Respond yang kurang dimengerti
Respond yang dapat dimengerti
Respond yang bersifat netral
Respond yang bersifat negatif
Laswell yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy (1996) menegaskan bahwa
komunikasi dalam prosesnya meliputi lima unsur yakni sebagai berikut:
1. Komunikator atau orang/pihak yang menyampaikan suatu pesan kepada orang/pihak lain.
2. Pesan, yang bisa berbentuk informasi ide ataupun sikap.
3. Media, sebagai saluran untuk melangsungkan suatu pesan.
4. Komunikan atau orang/pihak yang menerima pesan.
5. Efek yakni dampak yang muncul pada pihak komunikan yang bisa berupa dampak
kognitif misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Komunikasi searah, komunikasi yang ditandai oleh adanya satu pihak yang aktif
yaitu pengiriman/penyampai informasi sedangkan pihak lainnya pasif dan
menerima.
Komunikasi dua arah, komunikasi yang ditandai peran aktif kedua belah pihak baik
pemebri atau penerima informasi.
6.3.3 Dari aspek tingkatan organisasi maka ada:
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang berlangsung antara bawahan dengan
atasan dalam hirarki organisasi.
Komunikasi horisontal adalah komunikasi yang terjadi di antara para pejabat yang
sderajat/selevel.
6.3.4 Dari aspek aliran komunikasi dalam organisasi maka ada:
Komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi yang mengalir dari manajer ke bawah
atau ke para karyawan.
Komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi yang mengalir ke atas yakni dari
karyawan ke manajer.
Komunikasi horizontal/lateral yang komunikasi yang terjadi di antara semua
karyawan ditingkatan organisasi yang sama.
Komunikasi diagonal, komunikasi antara orang-orang yang mempunyai hirarki
berbeda dan tidak memiliki hubungan wewenang secara langsung.
6.3.5 Dari aspek media atau alat yang digunakan maka ada:
Komunikasi visual, komunikasi yang memakai alat tertentu untuk mengiriam pesan
yang dapat ditangkap oleh mata. Contoh memo, poster, surat kabar dan
semacamnya.
Komunikasi audial, komunikasi yang menggunakan alat tertentu yang dapat
ditangkap oleh telinga. Contoh radio, telepon, radio.
Komunikasi audio-visual, komunikasi yang memakai alat tertentu yang pesannya
ditangkap oleh mata dan telinga secaraa bersamaan. Contoh: video, film, VCD, LD,
dan sebagainya.
6.3.6 Dari aspek cara penyampaian, maka ada:
gerakan tubuh, intonasi suara, ekspresi wajah dan jarak antara pembicara dengan
pendengar.
6.3.7 Dari aspek strategi atau teknik maka ada:
Komunikasi koersif, komunikasi yang dengan cara memaksa agar komunikasi mau
menerima pesan yang disampaikan. Misalnya dengan teror, boikot, ancaman
ataupun dengan menunjukkan kekuasaan.
Komunikasi persuasif, komunikan, sehingga ia tidak saja menerima, menyetujui
tetapi mau melaksanakannya dalam bentuk kegiatan atau tindakan sebagaimana
yang dikehendaki oleh sikomunikator.
6.3.8 Dari aspek jaringan di mana informasi mengalir maka ada:
Komunikasi tidak hanya penting untuk manusia tetapi juga penting untuk sistem
pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor
atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan
pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar, yang dimonitor atau yang diatur dalam sistem
pengendalian manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam mengelola perusahaan.
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi,
hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat
hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi
yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-
perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi
pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang
pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan
dan kewenangannya.
d. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan
darmawisata.
A. Komunikasi Lisan
Sarana utama dalam menyampaikan pesan adalah komunikasi lisan. Pidato, diskusi
formal satu-satu dan diskusi kelompok, serta rumor secara informal atau kabar selentingan
merupakan bentuk-bentuk yang terkenal dari komunikasi lisan. Keuntungan dari
komunikasi lisan adalah kecepatan dan umpan balik. Jika penerima belum yakin dengan
pesannya, maka umpan balik yang cepat memungkinkan pengirim untuk mendeteksi secara
cepat dan memperbaikinya.Salah satu kelemahan utama pada komunikasi lisan munculnya
saat sebuah pesan harus melewati sejumlah orang; semakin banyak orang, semakin besar
resiko terjadi penyimpangan.
Macam-macam Komunikasi Lisan
Rapat
Pertemuan dapat menjadi formal atau informal, meliputi dua atau lebih banyak orang,
dan terjadi dalam hampir setiap kesempatan. Bahkan penyusunan interaksi bisnis biasa
dengan orang lain sebagaimana pertemuan dapat membantu kita menitik beratkan
perhatian pada perkembangan.
Video Conferencing
Video conferencing memungkinkan para pekerja dan para klien untuk melaksanakan
pertemuan dan video image memungkinkan kita untuk melihat, mendengar, dan
berbicara dengan orang lain tanpa hadir secara fisik pada lokasi yang sama.
Telepon
Telepon ada di sekitar kita sejak lama yang justru cenderung kita abaikan efisiensinya
sebagai model komunikasi. Komunikasi melalui telepon menawarkan banyak manfaat
seperti pertemuan, dan begitu telepon berbunyi maka kita akan berusaha untuk segera
memberikan tanggapan. Panggilan telepon dapat berupa pertemuan secara formal atau
pembicaraan secara informal, juga dijadwalkan atau secara spontan. Komunikasi
melalui telepon waktunya cepat, dan lebih sedikit ambiguitas daripada e-mail. Namun,
pesan melalui telepon lebih mudah terabaikan.
Power point dan format slide lainnya seperti Prezi dapat menjadi mode komunikasi
yang sangat sempurna karena perangkat lunak untuk mengumpulkan slide
menggabunggkan kata-kata sengan elemen visual untuk melibatkan pembaca dan
membantu dalam menjelaskan gagasan-gagasan yang kompleks. Power Point sering
digunakan bersamaan dengan presentasi lisan, tetapi daya tariknya sangat intuitif yang
dapat berfungsi sebagai mode komunikasi utama.
Surat Elektrik (E-mail)
Pesan e-mail dapat ditulis, diedit, dan disimpan dengan cepat. E-mail dapat di
distribusikan kepada salah satu atau ribuan orang hanya menekan dengan satu tombol,
meskipun beberapa perusahaan (seperti perusaan data Nielson) telah melarang fitur
“balas ke semuanya”. Biaya untuk mengirimkan pesan e-mail secara formal kapada
para pekerja adalah penghematan dari biaya cetak, duplikasi, dan distribusi surat yang
setara dengan brosur.
6.4.3. Gaya Komunikasi Dalam Organisasi
a. The Controlling Style
controlling style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud
untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator
satu arah atau one-way communications.
b. The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya,
setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun
pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian,
memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian
style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan
verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).
c. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara
tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan
tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi
perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi
informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku
dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien
adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih
memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
d. The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim
pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan
(action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru
kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau
saleswomen).
e. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat
ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun
pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang
lain.
f. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi,
artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk
berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan
antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
lainnya. Penerima atau komunikan juga memproyeksikan minat dan harapan mereka pada
saat melakukan decoding (mengartikan simbol-simbol).
6.5.3 Emosional
Bagaimana perasaan komunikan/penerima pada saat ia menerima pesan akan
mempengaruhi interpretasinya mengenai pesan tersebut. Pesan yang sama akan
diinterpretasikanberbeda pada keadaan marah atau emosi netral. Emosi-emosi yang ekstrim
seperti gembira yang berlebihan atau sedih sangat mungkin menghalangi komunikasi yang
efektif.
6.5.4 Bahasa
Kata-kata yang sama dapat berarti berbeda untuk orang yang tidak sama. Usia,
pendidikan dan latar belakang budaya merupakan tiga variabel yang biasanya
mempengaruhi bahasa yang digunakan dan arti yang diberikan kepada kata-kata. Di dalam
suatu organisasi, pegawai berasal dari latar belakangyang tidak sama. Ditambah lagi
pengelompokan dalam unit kerja tertentu berdasarkan spesialisasi yang pada akhirnya
menciptakan/mengembangkan istilah-istilah teknis dan ungkapan-ungkapan yang khas dan
sering pegawai tidak tahu istilah-istilah khusus yang digunakan. Komunikator cenderung
berpendapat bahwa kata-kata atau istilah yang mereka gunakan mempunyai arti yang sama
bagi komunikan/penerima.
Kesalahpahaman terjadi karena orang tidak membaca dengan benar suatu pesan atau
informasi, baik dalam bentuk pengumuman, artikel, atau tidak mendengar percakapan
orang dengan baik.
Terjadi jika komunikator adalah orang yang disenangi atau dihormati, maka audiens
atau penerima langsung akan mempercayai apa yang dikatakan walaupun belum tentu
benar atau sebaliknya.
Menurut Stephen P. Robbins (2006), ada empat isu terkini yang berhubungan
dengan komunikasi dlam sebuah organisasi, yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2008. Perilaku
Keorganisasian Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bovee, L. Courtland dan John V. Thill. 2003. Komunikasi Bisnis. Buku Kedua, Edisi Bahasa
Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Kelompok Garuda.
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raya Grasindo Persada.
Robbins, Stephen P dan Timothy A. Judge. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta: Salemba
Empat.
Widjaja. 2008. Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Jakarta : Bumi aksara.