Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di era globalisasi ini,segala bidang kehidupan sedang mengalami perkembangan bahkan kemajuan.Salah
satunya adalah bidang pelayanan kesehatan.bidang pelayanan kesehatan tidak hanya sarana dan prasarana
yang mengalami kemajuan,tetapi juga profesionalisme dari tenaga kesehatan.
Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan berhadapan dengan klien dan tenaga kesehatn
lainnya.Oleh karena itu,Perawat harus terus meningkatkan profesionalismenya,yaitu meningkatkan
perilaku caring.Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan
memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik
dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all,
1999). Caring merupakan inti dari keperawatan (julia,1995).Caring membantu klien meningkatkan
perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial.Setiap perawat berbeda dalam
memberikan sikap asuhan kepada klien.Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring adalah
kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan
tindakan kepedulian,sedangkan curing merupakan tindakan pengobatan.

2.1 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian caring secara umum?
2. Bagaimana teori keperawatan tentang caring?
3. Bagaiman aplikasi caring dalam kehidupan sehari-hari?
4. Apa perbedaan caring dan curing?

3.1 TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan
2. Untuk mengetahui pengertian caring
3. Untuk mengetahui teori keperawatan tentang caring
4. Untuk mengetahui aplikasi caring dalam kehidupan sehari-hari
5. Untuk mengetahui perbedaan caring dan curig

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN CARING


Secara bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara umum dapat diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu
perasaaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan orang
berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku kepada individu, keluarga, kelompok
dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk meningkatkan
kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang
menunjukkan suatu rasa kepedulian.

Terdapat beberapa pengertian caring menurut beberapa ahli, antara lain:


a Florence nightingale (1860) : caring adalah tindakan yang menunjukkan pemanfaatan lingkungan
pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, ventilasi yang baik dan tenang
kepada pasien.
b Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna dimana
ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
c Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana
seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain.
d Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab, dan ikhlas.
e Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana
seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain.
f Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada klien, keluarga, dan
kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
g Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan, dan
meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
h Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan, dan
meningkatkan martabat manusia.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara umum adalah suatu
tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan empati dan kasih
sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari
keperawatan.

2.2 TEORI KEPERAWATAN TENTANG CARING


Teori caring pertama kali dikemukakan oleh Jean Watson yang dikenal dengan 10 Faktor Karatif
Caring yang merupakan salah satu jenis teori filosofi keperawatan, kemudian dikembangkan lagi oleh
Swanson (1993) dengan teorinya Model Structure of Caring (Swanson Caring Theory) yang terdiri dari
Maintaining belief (mempertahankan keyakinan pada kejadian atau transisi dan melihatnya dengan penuh
hikmahh), Knowing (berusaha keras untuk memahami makna atas kejadian pada kehidupan orang lain),
Being with (menunjukkan perasaan kepada orang lain), Doing for (bekerja/melakukan sesuatu untuk
orang lain seperti untuk diri snediri), enabling (memfasilitasi orang lain pada kondisi transisi) yang masuk
dalam jenis teori keperawatan Middle Range, dan pada akhirnya di modifikasi oleh Carolina dikenal
dengan Carolina Care Model dimana ia membuat suatu model caring yang dapat diaplikasikan pada
pelayanan keperawatan ia memperkenalkan Multilevel rounding, words and way that work,
relationship/service component, dan partnerships with support service.
Sebagai unggulan dari seorang perawat tentunya Perilaku Caring menjadi dasar dan wajib untuk
diterapkan pada pelayanan keperawatan baik dalam rumah sakit, klinik, rumah perawatan, dll. Berikut
contoh kecil aplikasi perilaku caring perawat saat memberikan asuhan keperawatan pada klien yang dapat
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan keselamatan klien yang tentunya diharapkan dapat
membantu kesembuhan klien.
Perawat memperkenalkan diri saat pertama kali kontak dengan klien
Selalu tersenyum saat kontak dengan klien.
PROSES KEPERAWATAN DALAM TEORI CARING
Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan
proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan
solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut:
1. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi dan review masalah,menggunakan pengetahuan dari literature yang dapat
diterapkan,melibatkan pengetahuan konseptual,untuk pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja
yang digunakan untuk memandangdan mengkaji masalah dan pengkajian juga meliputi pendefinisian
variable yang akan diteliti dalam memecahkan masalah.
2. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-variable akan diteliti atau diukur, meliputi
suatu pendekatan konseptual atau design untuk memecahkan masalah yang mengacu pada asuhan
keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana
data akan dikumpulkan.
3. Implementasi
Merupakan tindakkan langsung dan implementasi dari rencana serta meliputi pengumpulan data.
4. Evaluasi
Merupakan metode dan proses untuk menganalisa, juga untuk meneliti efek dari intervensi berdasarkan
data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai, dan apakah hasil
tersebut dapat digeneralisasikan

2.3 APLIKASI CARING DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN PRAKTIK KEPERAWATAN


Adapun beberapa aplikasi dalam praktik keperawatan antara lain:
1. Aplikasi transkultural pada masalah penyakit kronik
Penyakit kronik adalah penyakit yang timbul bukan secara tiba-tiba, melainkan akumulasi dari
sesuatu penyakit hingga akhirnya menyebabkan penyakit itu sendiri. (Kalbe medical portal) Penyakit
kronik ditandai banyak penyebab. Contoh penyakit kronis adalah diabetes, penyakit jantung, asma,
hipertensi dan masih banyak lainnya. Ada hubungan antara penyakit kronis dengan depresi. Depresi
adalah kondisi kronis yang mempengaruhi pikiran seseorang, perasaan dan perilaku sehingga sulit untuk
mengatasi peristiwa kehidupan sehari-hari. (Andres Otero-Forero, Queensland Transcultural Mental
Health Centre).
Seseorang yang menderita depresi memiliki kemungkinan lebih tinggi menderita penyakit kronis
seperti diabetes, penyakit jantung atau asma. Penyebab depresi itu sendiri kompleks, terkait dengan
lingkungan interaksi seseorang maupun kepribadiaannya sendiri. Beberapa faktor penyebab umum
adalah: faktor herediter, trauma, isolasi atau kesepian, pengangguran, konflik keluarga, stress, dan nyeri.
2. Aplikasi transkultural pada gangguan nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yang actual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan
perawatan kesehatan. Selanjutnya, definisi nyeri menurut keperawatan adalah apapun yang menyakitkan
tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya.
Peraturan utama dalam merawat pasien nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun
penyebabnya belum diketahui. Keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien bahwa
nyeri itu ada.
Aplikasi transkultural pada gangguan nyeri baik yang dilakukan oleh pasien berdasarkan apa yang
dipercaya olehnya atau yang dilakukan oleh perawat setelah melakukan pengkajian tentang latar belakang
budaya pasien adalah sebagai berikut:
a Dengan membatasi gerak dan istirahat. Seorang pasien yang mengalami nyeri diharuskan untuk tidak
banyak bergerak karena jika banyak bergerak dapat memperparah dan menyebabkan nyeri berlangsung
lama. Menurut pandangan umat Islam, seseorang yang menderita nyeri untuk mengurangi tau
meredakannya dengan posisi istirahat atau tidur yang benar yaitu badan lurus dan dimiringkan ke sebelah
kanan. Hal ini menurut sunah rasul. Dengan posisi tersebut diharapkan dapat meredakan nyeri karena
peredaran darah yang lancer akibat jantung yang tidak tertindih badan sehingga dapat bekerja maksimal.
b Mengkonsumsi obat-obatan tradisional. Beberapa orang mempercayai bahwa ada beberapa obat
tradisional yang dapat meredakan nyeri bahkan lebih manjur dari obat yang diberikan oleh dokter.
Misalnya, obat urut dan tulang ‘Dapol Siburuk’ dari burung siburuk yang digunakan oleh masyarakat
Batak.
c Dengan dipijat atau semacamnya. Kebanyakan orang mempercayai dengan dipijat atau semacamnya
dapat meredakan nyeri dengan waktu yang singkat. Namun, harus diperhatikan bahwa apabila salah
memijat akan menyebabkan bertambah nyeri atau hal-hal lain yang merugikan penderita. Dalam budaya
Jawa ada yang disebut dukun pijat yang sering didatangi orang banyak apabila mengalami keluhan nyeri
misalnya kaki terkilir.
Dalam menerapkan transkultural pada gangguan nyeri harus tetap mempertahankan baik buruknya bagi si
pasien. Semua aplikasi transkultural sebaiknya dikonsultasikan kepada pihak medis agar tidak
menimbulkan hal yang tidak diinginkan.

3. Aplikasi transkultural pada gangguan kesehatan mental


Berbagai tingkahlaku luar biasa yang dianggap oleh psikiater barat sebagai penyakit jiwa ditemukan
secara luas pada berbagai masyarakat non-barat. Adanya variasi yang luas dari kelompok sindroma dan
nama-nama untuk menyebutkannya dalam berbagai masyarakat dunia, Barat maupun non-Barat, telah
mendorong para ilmuwan mengenai tingkahlaku untuk menyatakan bahwa penyakit jiwa adalah suatu
‘mitos’, suatu fenomena sosiologis, suatu hasil dari angota-anggota masyarakat yang ‘beres’ yang merasa
bahwa mereka membutuhkan sarana untuk menjelaskan, memberi sanksi dan mengendalikan tingkahlaku
sesama mereka yang menyimpang atau yang berbahaya, tingkahlaku yang kadang-kadang hanya berbeda
dengan tingkahlaku mereka sendiri. Penyakit jiwa tidak hanya merupakan ‘mitos’, juga bukan semata-
semata suatu masalah sosial belaka.
Sebagaimana halnya dengan generalisasi, selalu ada hal-hal yang tidak dapat dimasukkan secara tepat
ke dalam skema besar tersebut. Kepercayaan yang tersebar luas bahwa pengalaman-pengalaman
emosional yang kuat seperti iri, takut, sedih, malu, dapat mengakibatkan penyakit, tidaklah tepat untuk
diletakkan di dalam salah satu dari dua kategori besar tersebut. Mungkin dapat dikatakan bahwa
tergantung situasi dan kondisi, kepercayaan-kepercayaan tersebut boleh dikatakan cocok untuk
dikelompokkan ke dalam salah satu kategori. Misalnya, susto, penyakit yang disebabkan oleh ketakutan,
tersebar luas di Amerika Latin dan merupakan angan-angan. Seseorang mungkin menjadi takut karena
bertemu dengan hantu, roh, setan, atau karena hal-hal yang sepele, seperti jatuh di air sehingga takut akan
mati tenggelam. Apabila agen-nya berniat jahat, etiologinya sudah tentu bersifat personalistik. Namun,
kejadian-kejadian tersebut sering merupakan suatu kebetulan atau kecelakaan belaka bukan karena
tindakan yang disengaja. Dalam ketakutan akan kematian karena tenggelam, tidak terdapat agen-agen apa
pun.
Kepercayaan-kepercayaan yang sudah dijelaskan di atas menimbulkan pemikiran-pemikiran untuk
melakukan berbagai pengobatan jika sudah terkena agen. Kebanyakan pengobatan yang dilakukan yaitu
mendatangi dukun-dukun atau tabib-tabib yang sudah dipercaya penuh. Terlebih lagi untuk pengobatan
gangguan mental, hampir seluruh masyarakat desa mendatangi dukun-dukun karena mereka percaya
bahwa masalah gangguan jiwa/mental disebabkan oleh gangguan ruh jahat.

2.4 PERBEDAAN CARING DAN CURING


Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat adalah ilmu kesehatan
tentang asuhan atau pelayanan keperawatan atau The Health Science of Caring (Lindberg,1990:40).
Secara bahasa, caring dapat diartikan sebagai tindakan kepedulian dan curing dapat diartikan sebagai
tindakan pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat diartikan memberikan bantuan kepada individu
atau sebagai advokasi pada individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan curing
adalah upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati klien. Dalam
penerapannya, konsep caring dan curing mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya:
1. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien daripada memberikan
tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat.
2. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder. Maksudnya seorang
dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring yang berarti. Oleh karena itu,
curing lebih identik dengan dokter.
3. Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring dan¼ nya adalah curing.
4. Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing. Maksudnya caring lebih menekankan pada
peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di dalam praktiknya, caring mengintegrasikan pengetahuan
biofisik dan pengetahuan perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk
menyediakan pelayanan bagi mereka yang sakit.
5. Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu klien beradaptasi
dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan tujuan curing adalah menentukan dan
menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.
6. Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang diderita sedangkan
diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi masalah dan penyebab berdasarkan
kebutuhan dan respon klien.

2.5 Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan


Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-
nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan
caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual,
dan perawatan keluarga.
a. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan sarana
untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999), kehadiran
berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan
juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk
klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien
karena situasi tertekan.

b. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan
diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan
kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit.
Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam
tiga kategori :
1. Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan yang ramah dan
cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan
secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan klien.
2. Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat punggung klien,
menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan
ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki
orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
3. Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat dan/atau klien
(fredriksson, 1999).

Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan
mengingatkan klien agar tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana.

c. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini
menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam
memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan
kedamaian.

d. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien sebagai inti
suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan
pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995).
Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.

e. Caring Dalam Spiritual


Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Spiritual
menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau hubungan dengan
dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau
hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.

f. Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering bergantung
pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang
dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan
klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada
klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota
keluarga klien.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan
bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.Caring merupakan inti dari keperawatan.Perawat dituntut
untuk bersikap care dan juga harung caring dengan sekitarnya.Tujuan caring adalah untuk mendukung
proses penyembuhan secara total(hoover,2002). Perilaku caring dan curing sangatlah berbeda karena
caring identik dengan tindakan asuhan keperawatan ,sedangkan curing adalah pengobatan terhadap
penyakit klien.Antar caring dan curing saling berhubungan satu sama lain.

3.2 SARAN
Sikap caring harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari – hari,agar perilaku caring tumbuh secara alami
dalam jiwa perawat.ketika menghadapi klien,perawat dengan mudah memberikan asuhan
keperawatan.Klien yang sakitkadang hanya butuh perhatian dan empati dari seseorang yang merawatnya
agar ia lebih semangat dalam menghadapi penyakitnya.Oleh karena itu sebagai perawat disarankan agar
benar – benar faham tentang perilaku caring ini.
DAFATAR PUSTAKA

Potter, Patricia A, Anne G. Perry. 2009. Fundamental Of Nursing edisi 7. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
Taylor,carol.lilis,carol dan lemone,priscilla 1997,Fundamentals of Nursing 3nd ed,phidelphia:Lippincott
http://staff.ui.ac.id/internal/132014715/material/PerilakuCaringdalamPemberianAsuhanKeperawatan.pdf(
diakses: 20 November 2011 )
http://staff.undip.ac.id/psikfk/meidiana/2010/06/04/konsep-caring/ (di akses tanggal 20 november 2011)
http://www.scribd.com/doc/44891595/Caring-Menurut-Watson (Di aksesn tanggal 20 November 2011)

ilmu keperawatan keperawatan mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai