KESEHATAN LANSIA
DI SUSUN OLEH
2. LEONARDUS (C1814201211)
5. RESKY (1814201227)
TAHUN 2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DI KOMUNITAS
A. Konsep lansia
1. Pengertian lansia
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75
tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografi
memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad
selanjutnya (Potter & Perry, 2005).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi,
aspek ekonomi dan aspek sosial. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk
yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang
dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur
dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih
dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan
bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang
sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif
sebagai beban keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004).
Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri
dan mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia
meliputi usia pertengahan (middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut
(elderly) adalah kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-
90 tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun.
Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena perbedaan
fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi pada tingkat
kemampuan fungsional. Mayoritas merupakan anggota komunitas yang aktif, terlibat,
dan produktif.Hanya sedikit yang telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri
sendiri, bingung atau merusak diri, dan tidak mampu mebuat keputusan yang berkaitan
dengan kebutuhan mereka.
2. Batasan Usia Lansia
Menurut Nugroho (2008), tidak ada batasan yang pasti tentang pembagian usia
pada lansia. Menurut pendapat beberapa ahli batasan usia dapat dibedakan sebagai
berikut.
a. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) ada empat tahap, antara lain:
1) Usia pertengahan (middle age) (45-59 tahun)
2) Lanjut usia (elderly) (60-74 tahun)
3) Lanjut usia tua (old) (75-90 tahun)
4) Usia sangat tua (very old) (di atas 90 tahun)
b. Menurut Masdani (Tanpa Tahun), lanjut usia merupakan kelanjutan usia dewasa.
Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1) Fase iuventus, antara usia 25-40 tahun
2) Fase verilitas, antara usia 40-50 tahun
3) Fase prasenium, antara usia 55-65 tahun
4) Fase senium, antara usia 65 tahun hingga tutup usia
c. Menurut Setyonegoro (Tanpa Tahun), lanjut usia dikelompokkan sebagai berikut:
1) Usia dewasa muda (elderly adulthood) (usia 18/20-25 tahun)
2) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas (usia 25-60/65 tahun)
3) Lanjut usia (geriatric age) (usia lebih dari 65/70 tahun), terbagi:
- Usia 70-75 tahun (young old)
- Usia 75-80 tahun (old)
- Usia lebih dari 80 tahun (very old)
d. Menurut Bee (1996), tahapan masa dewasa adalah sebagai berikut:
1) Usia 18-25 tahun (masa dewasa muda)
2) Usia 25-40 tahun (masa dewasa awal)
3) Usia 40-65 tahun (masa dewasa tengah)
4) Usia 65-75 tahun (masa dewasa lanjut)
5) Usia >75 tahun (masa dewasa sangat lanjut)
e. Menurut Hurlock (1979), perbedaan usia lansia terbagi dalam dua tahap, antara lain:
1) Early old age (usia 60-70)
2) Advanced old age (usia 70 tahun ke atas)
f. Menurut Burnside (1979), ada empat tahap lansia, antara lain:
1) Young old (usia 60-69 tahun)
2) Middle age old (usia 70-79 tahun)
3) Old-old (usia 80-89 tahun)
4) Very old-old (usia 90 tahun ke atas)
a. Teori Biologis
1) Teori Genetik
a) Teori Genetic Clock
Teori ini merupakan teori intrinsik yang menjelaskan bahwa di dalam
tubuh terdapat waktu biologis yang mengatur gen dan menentukan proses
penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara
genetik untuk spesies tertentu. Setiap spesies di dalam inti selnya memiliki
suatu waktu genetik atau jam biologis sendiri dan setiap spesies mempunyai
batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar menurut replikasi tertentu
sehingga bila jenis ini berhenti berputar, ia akan mati (Nugroho, 2008).
b) Teori Mutasi Somatik
Penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik akibat pengaruh
lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA atau
RNA dan dalam proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini terjadi
terus-menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau
perubahan sel menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin
sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel. Menurut Azizah
(2011), terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik akan
menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.
2) Teori Non-Genetik
a) Teori Radikal Bebas (Free Radical Theory)
Menurut Nugroho (2008), teori ini dapat terbentuk di alam bebas dan
di dalam tubuh karena adanya proses metabolisme atau proses pernapasan di
dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang
tidak stabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga
sangat reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai
kerusakan atau perubahan dalam tubuh. Tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan organik, misalnya
karbohidrat dan protein.Radikal bebas ini menyebabkan sel tidak dapat
beregenerasi. Radikal bebas dianggap sebagai penyebab penting terjadinya
kerusakan fungsi sel. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan seperti asap
kendaraan bermotor, asap rokok, zat pengawet makanan, radiasi dan sinar
ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen dan kolagen
pada proses menua.
b. Teori Psikososial
a) Teori Pembebasan/Penarikan Diri (Disengagement Theory)
Menurut Nugroho (2008), teori ini membahas putusnya pergaulan atau
hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu
lainnya. Teori ini pertama kali diajukan oleh Cumming dan Henry (1961),
menyatakan bahwa dengan bertambah lanjutnya usia, apalagi ditambah
dengan adanya kemiskinan, lansia berangsur-angsur mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan
ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitas, sehingga sering para lansia mengalami kehilangan peran,
hambatan kontak sosial dan berkurangnya komitmen. Menurut teori ini,
seorang lanjut usia dinyatakan mengalami proses menua yang berhasil apabila
ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada
persoalan pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi kematiannya.
b) Teori Aktivitas
Menurut Nugroho (2008), teori ini mengemukakan ketentuan tentang
semakin menurunnya jumlah kegiatan lansia secara langsung. Teori ini
menyatakan bahwa lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak
ikut serta dalam kegiatan sosial, lansia akan merasakan kepuasan bila dapat
melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin
dan mempertahankan hubungan antara sistem sosial-individu agar tetap stabil
dari usia pertengahan sampai lanjut usia. Stanley dan Beare (2006),
berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara
tetap aktif.
c) Teori Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Nugroho (2008) menyatakan, dasar kepribadian atau tingkah laku tidak
berubah pada lansia.Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
seorang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang
dimilikinya.Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus
kehidupan lansia. Dengan demikian, pengalaman hidup seseorang pada suatu
saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat
dilihat dari gaya hidup, perilaku dan harapan seseorang ternyata tidak
berubah, walaupun ia telah berusia lanjut.
d) Teori Interaksi Sosial (Social Exchange Theory)
Menurut Nugroho (2008), teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia
bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai
masyarakat. Kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial
merupakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan
kemampuannya bersosialisasi. Pokok-pokok teori ini yaitu masyarakat terdiri
atas pelaku sosial yang berupaya mencapai tujuannya masing-masing dan
untuk mencapai tujuan akan terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya
dan waktu.
4. Perubahan pada Lansia
b. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah:
Perubahan fisik
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Hereditas
Lingkungan
Perubahan kepribadian yang drastis namun jarang terjadi misalnya
kekakuan sikap
Kenangan, kenangan jangka pendek yang terjadi 0 - 10 menit
Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal,
berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor terjadi
perubahan pada daya membayangkan kareana tekanan dari faktor waktu
c. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial yang menyebabkan rasa tidak aman, takut, merasa
pemnyakit selalu mengancam sering binggung, panij dan depresif
Hal ini desebakan antara lain kareana ketergantungan fisik dan sosial ekonomi
Pensiunan, kehilangan financial, pendapatan berkurang, kehilangan status,
teman atau relasi
Sadar akan datangnya kematian
Perubahan dalam cara hidup, kemampuan gerak sempit
Ekonomi akibat perhentian jabatan, biaya hidup tinggi
Penyakit kronis
Kesepian, pengasingan dari lingkungan sosial
Gangguan saraf panca indra
Gizi
Kehilangan teman dan keluarga
Berkurangnya kekuatan fisik
1. Data inti
a) Riwayat / Sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan
studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut
b) Data demografi
Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan jenis kelamin, status perkawinan, suku
dan agama
c) Vital statistik meliputi angka kematian, penyebab kematian, angka pertambahann
anggota, angka kematian
d) Status kesehatan komunitas
- Keluhan yang dirasakan saat ini
- Tanda - tanda vital
- Kejaian penyakit saat ini
- Riwayat penyakit keluarga
- Pola pemenuhan kebutuhan sehari - hari
- Status psikososial
- Status pertumbuhan dan perkembangan
- Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
- Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
- Pola perilaku tidak sehat
7. Sistem Komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis dan alat komunikasi yang digunakan dalam komunikasi
c) Cara penyebaran komunikasi
8. Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan informal)
c) Jenis bahasa yang digunakan
9. Rekreasi
1. Dx : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu dalam
memasukkan, memasukan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena factor biologi.
2. Dx. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu lama, terbangun
lebih awal atau terlambat bangun dan penurunan kemampuan fungsi yng ditandai
dengan penuaan perubahan pola tidur dan cemas
3. Dx. Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan keterbatasan neuromuskular
yang ditandai dengan waktu yang diperlukan ke toilet melebihi waktu untuk menahan
pengosongan bladder dan tidak mampu mengontrol pengosongan.
4. Dx. Gangguan proses berpikir berhubungan dengan kemunduran atau kerusakan memori
sekunder
5. Dx. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang
ditandai dengan perubahan dalam mencapai kepuasan seksual.
6. Dx. Kelemahan mobilitas fisik b.d kerusakan musculoskeletal dan neuromuscular
7. Dx. Kelelahan b.d kondisi fisik kurang
8. Dx. Risiko kerusakan integritas kulit
9. Dx. Kerusakan Memori b.d gangguan neurologi
10. Dx. Coping tidak efektif b.d percaya diri tidak adekuat dalam kemampuan koping,
dukungan social tidak adekuat yang dibentuk dari karakteristik atau hubungan.
11. Dx. Isolasi social b.d perubhaan penampilan fisik, peubahan keadaan sejahtera,
perubahan status mental.
12. Dx. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,
perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.
13. Dx. Cemas b.d perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi , fungsi
peran, lingkungan, status ekonomi
14. Dx. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik
(ketidakseimbangan mobilitas) serta psikologis yang disebabkan penyakit atau terapi
15. Dx Distress spiritual b.d peubahan hidup, kematian atau sekarat diri atau orang lain,
cemas, mengasingkan diri, kesendirian atau pengasingan social, kurang sosiokultural.
LANGKAH PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN
a. Susun Plan of Action (rencana kegiatan pemecahan masalah)dari masing-masing masalah
yang di temukan dengan cara :
- Menuliskan rumusan masalah kesehatan
- Menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus
b. Adakan musyawarah terbats dengan tokoh-tokoh masyarakat/kader untuk membahas hasil
pendataan, rumusan masalah dan plan of action yang telah di susun
c. Susun hasil musyawarah yang telah dilaksanakan dalam bentuk matrik kegiatan (nama
kegiatan, penanggung jawab tiap tim, haari/tanggal/jam kegiatan, tempat kegiatan)
d. Menyusun prioritas masalah dengan menggunakan metode skoring
e. Buatlah kerangka acuan keegiatan pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
Anderson, E.T. & Mc. Farlane, J.M. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas : Teori dan
Praktek. Jakarta: EGC..
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4.Volume 2. Jakarta: EGC.
Friedman, M. Marliyin. 2010. Family Nursing Research. Theory and Practice.(5th Ed).CT :
Appleton-Century-Cropts.
Sri Rahayu dkk. 2000. Nutrisi untuk klien Hipertensi. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arief. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius EGC
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. 2002 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC].
NAMA KK : ____________________________________
ALAMAT : _______________________No___________
RT____________RW______KEL__________
PETUNJUK PENGISIAN
1. Isilah label komposisi keluarga dengan benar
2. pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda ( √ )
3. Jawaban dapat lebih dari satu untuk pertanyaan menulis.
4. mengisi titik-titik sesuai pertanyaan.
A. Komposisi Keluarga
No Nama Hubungan Umur L/P Tingkat Pekerjaan Agama Ket.
. dengan KK pendidikan