Anda di halaman 1dari 7

Pengertian

Menurut Nugroho, W. 2008, menua merupakan hal wajar yang akan


dialami oleh semua orang dan masa tua merupakan masa hidup manusia
yangterakhir. Hanya lambat atau cepatnya proses tersebut bergantung pada
setiap individu yang bersangkutan. pada masa ini seseorang akan mengalami
kemunduran fisik, mental, dan sosial sedikit demi sedikit sampai tidak dapat
melakukan tugas sehari-hari, sehingga bagi kebanyakan orang masa tua
merupakan masa yang kurang menyenangkan.
Menurut WHO dan undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur
60 tahun adalah usia permulaaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi
merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang
kumulatif, dimana daya tahan tubuh akan mengalami penurunan akibat
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir kematian .

Teori proses menua


Menurut Mursito, B, 2007 proses menjadi tua akan berlangsung pada setiap individu
yang berlangsug mulai awal kehidupan sampai ia mati. Tanda-tanda penuaan akan mulai
tampak pada usia 30 tahun dan akan mengalami maslah dalam kehidupannya saat usia 60
tahun ke atas.
Menurut Nugroho, W. 2008, proses menua merupakan proses bersifat universal,
intrinsik, progresif, dan detrimental yang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan.
Proses menua ini berhubungan dengan perubahan waku yang akan berlangsung secara terus
menerus dan akan membuat perubahan tubuh menurun sedikit demi sedikit hingga akhirnya
menjadi mati.
Nugroho, W. 2008 Proses menua bersifat individual:
1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
2. Setiap lanjut usia mempuanyai kebiasaan yang berbeda
3. Tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah menua.
Teori biologis
-teori genetik
teori genetik clock. Teori ini merupakan teori intrinsik yang mejelaskan bahwa di
dalam tubuh terdapat jam biologis yag mengatur gen dan menentukan proses
penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram dimana
setiap spesies didalam inti selnya memiliki suatu jam genetik / jam biologis
sendiri dan setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah
diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis ini berhenti berputar, ia
akan mati.

Teori mutasi somatik. Menurut teori ini, penuaan terjadi


Tamher, S. & Noorkasini. 2011. Proses penuaan terdiri atas teori-teori tentang penuaan, aspek

biologis pada proses penuaan, proses penuaan pada tingkat sel, proses penuaan menurut
sistem tubuh, dan aspek psikologis pada proses penuaan.
Teori-teori tentang penuaan
Teori penuaan digolongkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok teori biologis dan teori
psikososial. (18)
Teori biologis
Teori yang merupakan teori biologis adalh sebagai berikut:
1. Teori jam genetik
Menurut hayfick (1965), secara genetik sudah terprogram bahwa material didalam inti
sel dikatan bagaikan memiliki jam genetis terkain dengan frekuensi mitosis. Teori ini
didasarkan pada kenyataan bahwa spesies-spesies tertentu memiliki harapan hidup
(life span) yang tertentu pula. Manusia yang memiliki rentan hidup maksimal sekitar
110 tahun, sel-selnya diperkirakan hanya mampu membelah sekitar 50 kali, sesudah
itu akan mengalami deteriorasi.
2. Teori interaksi seluler
Bahwa sel-sel satau sama lain saling berinteraksi dan memmengaruhi. Keadaan tubuh
akan baik-baik saja selama sel-sel masih berfungsi dalam suatu harmoni. Akan tetapi,
bila tidak lagi demikian, maka akan terjadi kegagalan mekanisme feed-back dimana
lambat laun sel-sel akan mengalami degenerasi (Berger, 1994)
3. Teori mutagenesis somatik
Bahwa begitu terjadi pembelahan sel (mitosis), akan terjadi mutasi spontan yang
terus-menerus berlangsung dan akhirnya mengarah pada kematian.
4. Teori erorkatastrop
Bahwa eror akan terjadi pada struktur DNA, RNA, dan sintesis protein, masingmasing eror akan saing menambah pada eror yang lainnya dan berkulminasi dalam
eror yang bersifat katastrop (kane, 1994)
5. Teori pemakaian dan kausan
6. Teori biologis yang paling tua adalah Teori pemakaian dan kausan (tear and wear),
dimana tahun demi tahun hal ini berlangsung dan lama-kelamaan akan timbul
deteriorasi.
Teori psikososial

Adapun mengenai kelompok teori psikososial, berturut-turut dikemukakan beberapa di


antaranya adalah sebagai berikut:
1. Disengagement theory
Kelompok teori ini dimulai dari University of Chicago, yaitu Disengagement Theory,
yang menyatakan bahwa individu dan (18) masyarakat mengalami Disengagement
dalam suatu mutual withdrawl (menarik diri). Memasuki usia tua, individu mulai
menarik diri dari masyarakat, sehingga memungkinkan individu untuk menyimpan
lebih banyak aktivitas-aktivitas yang berfokus pada dirinya dalam memenuhi
kestabilan pada stadium ini.
masukkan sini!!

batasan-batasan lanjut usia


Menurut Kushariyadi, 2011 usia yang dijadiakan patokan untuk lanjut usia berbedabeda, namun umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang
batasan usia adalah sebagai berikut:
1. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) ada empat tahapan yaitu:
a. Usia pertengan (middle age) usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun
2. Menurut Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (Alm), Guru Besar Universitas
Gajah Mada Fakultas Kedokteran, periodisasi biologis perkembangan manusia dibagi
menjadi:
a. Masa bayi (usia 0-1 tahun)
b. Masa prasekolah (usia 1-6 tahun)
c. Masa sekolah (usia 6-10 tahun)
d. Masa pubertas (usia 10-20 tahun)
e. Masa setengah umur, prasenium (usia 40-65 tahun)
f. Masa lanjut usia (usia >65 tahun)
3. Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.Kj., batasan usia dewasa sampai lanjut
usia dikelompokkan menjadi:
a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun
b. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturasi usia 25-60/65 tahun
c. Lanjut usia (geriatrik age) usia >65/70 tahun, terbagi atas:
- Young old (usia 70-75 tahun)
- Old (usia 75-80 tahun)
- Very old (usia >80 tahun)
4. Menurut Bee (1996), bahwa tahapan masa dewasa adalah sebagai berikut:
a. Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)

b. Masa dewasa awal (usia 25-40 tahun)


c. Masa dewasa tengah (usia 40-65 tahun)
d. Masa dewasa lanjut (usia 65-75 tahun)
e. Masa dewasa sangat lanjut (usia >75 tahun)
5. Menurut Hurlock (1979), perbedaan lanjut usia ada dua tahap:
a. Early old age (usia 60-70 tahun)
b. Advanced old age (usia >70 tahun)
6. Menurut Burnise (1979), ada empat tahap lanjut usia yaitu:
a. Young old (usia 60-69 tahun)
b. Middle age old (usia 70-79 tahun)
c. Old-old (usia 80-89 tahun)
d. Very old-old (usia >90 tahun)
7. Menurut sumber lain, mengemukakan:
a. Elderly (usia 60-65 tahun)
b. Junior old age (usia 66-75 tahun)
c. Formal olg age (usia 76-90 tahun)
d. Longevity old age (usia >90-120 tahun)

Di Indonesia menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan


Lanjut Usia paada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 dinyatakan bahwa usia 60 tahun ke atas adalah yang

paling layak disebut usia lanjut. Menurut Undang-Undang tersebut lanjut usia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.
Birren dan Jenner (1977) mengusulkan untuk membedakan usia antara usia biologis,
psikologis dan sosial.
1. usia biologis, yaitu jangka waktu seseorang sejak lahir hingga mati
2. usia psikologis, yaitu kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian pada
situasi yang dihadapinya.
3. usia sosial, yaitu peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada
seseorang sehubungan dengan usianya.
ketiga jenis usia tersebut saling mempengaruhi dan prosesnya saling berkaitan.
Sedangkan menurut Setiawan, 2002 dalam Tamher, S. & Noorkasini. 2011
menyatakan bahwa para ahli membedakannya menjadi dua macam usia, yaitu: usia

kronologis dan usia biologis. Usia kronologis dihitung dengan tahun kalender. Usia biologis
adalah usia yang sebenarnya. Dimana biasanya diterapkan kondisi pematangan jaringan
sebagai indeks usia biologis. Selain itu, menurut Departemen Kesehatan RI (Buku Pedoman
Pembinaan, 2000) dikenal pula usia psikologis, yaitu yang dikaitkan dengan kemampuan
seseorang untuk dapat mengadakan penyesuaian terhadap setiap situasi yang dihadapi.

Permasalahan Lansia
Menurut The National Old Peoples Welfare Council di Inggris dalam Nugroho, W. 2008,
penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia ada 12 macam yaitu:
1. Depresi mental
2. Gangguan pendengaran
3. Bronkitis kronis
4. Gangguan pada tungkai/ sikap berjalan
5. Gangguan pada koksa/ sendi panggul
6. Anemia
7. Demensia
8. Gangguan penglihatan
9. Ansietas/ kecemasan
10. Dekompensasi kordis
11. Diabetes melitus, osteomalasia, dan hipotiroidisme
12. Gangguan defekasi
Menurut Tamher, S. & Noorkasini. 2011, p ada usia lanjut terjadi penurunan kondisi

fisik/biologis, kondisi psikologis, serta perubahan kondisi sosial. Disisi lain permasalahan
yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan lansia (yang bersifat negatif) antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah, baik
secara fisik biologis, mental maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang,
maka kemampuan fisiknya akan semakin menurun, sehingga dapat mengakibatkan
kemunduran pada peran-peran sosialnya. Hal ini mengakibatkan kemunduran pada
peran-peran sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga dalat meningkatkan ketergantungan yang
memerlukan bantuan orang lain.
2. Semakin lanjut usia seseorang, maka kesibukan sosialnya akan semakin berkurang.
Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya (2) integrasi dengan lingkungan yang
dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang.
3. Sebagian para lansia masih mempunyai kemampuan untuk bekerja. Permasalahannya
adalah bagaimana memfungsikan tenaga dan kemampuan mereka tersebut ke dalam
situasi keterbatasan kesempatan kerja.
4. Masih ada sebagian dari lanjut usia dalam keadaan terlantar, selain tidak mempunyai
bekal

hidup

dan

keluarga/sebatanga kara.

pekerjaan/penghasilan,

mereka

juga

tidakmempunyai

5. Dalam masyarakat tradisional biasanya lansia dihargai dan dihormati, sehingga


mereka masih dapat berperan dan berguna bagi masyarakat. Akan tetapi dalam
masyarakat industri ada kecenderungan mereka kurang dihargai, sehingga mereka
terisolir dari kehidupan masyarakat.
6. Berdasarkan pada sistem kultural yang berlaku, maka mengharuskan generasi
tua/lansia masih dibutuhkan sebagai pembina agar jati diri budaya dan ciri-ciri khas
Indonesia tetap terpelihara kelestariannya.
7. Oleh karena kondisinya yang semakin menurun, maka lansia memerlukan tempat
tinggal atau fasilitas perumahan yang khusus.
Berikut ini diuraiakan tinjauan psikologis dalam gerontologi, yaitu yang meliputi mekanisme
kejiwaan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam literatur psikologi, dikenal
adanya mekanisme kejiwaan koping, yaitu mekanisme tubuh kita dalam menyesuaikan diri
terhadap adanya perubahan. Terkait dengan hal ini, akan timbul reaksi yang dibedakan dalam
tiga tahap sebagai berikut:
Tahap alarm berfungsi untuk menggerakkan mekanisme tubuh dan perlindungan terhadap
stressor. Tahap kedua adalah tahap resistensi, yaitu respons adaptasi dari stresor terhadap
akibat dan perubahan daya tahan. Sedangkan tahap ketiga tahap exhaustion (kelelahan) atau
tahap treshold, dimana setelah tubuh beradaptasi atau ketika intervensi berhasil, stressor
kemungkinan akan hilang (Deborah, 1995).
Pada setiap stressor, seseorang akan mengalami kecemasan, baik kecemasan ringan, sedang,
maupun berat. Usia lanjut dalam pengalaman hidupya tentu diwaranai oleh masalah psikologi
berupa kehilangan dan kecemasan. Seperti halanya kehilangan, kecemasan juga mempunyai
suatu (6) rentang, yaitu antara respons adaptif sampai dengan respons maladaptif.
Adapun mekanisme koping pada lansia dipengaruhi oleh faktor-faktor usia, jenis kelamin,
jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, motivasi, dukungan keluarga, dan dukungan sosial. (7)

Tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.
5.

Menyesuaikan diri terhadap ketahanan dan kesehatan yang berkurang


Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan berkurangnya pendapatan
Menyesuaikan diri terhadap kemungkinan ditinggalkan pasangan hidup
Mempertahankan kehidupan yang memuaskan dan mencari makna hidup
Menjaga hubungan baik dengan anak

6. Membinan hubungan dengan teman sebaya dan berperan serta dalam organisasi
sosial
Etiologi
1. Masalah keluarga
2. Masalah interpersonal
3. Penyakit
4. Masalah sosial

Pemeriksaan status mental pada lansia adalah sebagai berikut:


1. Penilaian fungsi: pengkajian dari aktivitas sehari-hari (makan, kebutuhan toilet,
berpakaian)
2. Mood, perasaan, dan efek perasaan kesepian, tidak berdaya, tidak berguna, putus
asa, dan ide bunuh diri. Afek datar, tumpul, dan dangkal sangat mencolok dengan
3.
4.
5.
6.

adanya mood depresi dan kecemasan. (112)


Gangguan persepsi: halusinasi dan ilusi (teradi gangguan orientasi realitas)
Proses pikir: flight of idea, asosiasi longgar dan sirkumstansial.
Daya ingat: jangka panjang dan menengah
Kaji riwayat keluarga: masalah yang ada dalam keluarga dan komunikasi dalam

keluarga
7. Kaji interpersonal klien: tipe orang dan permasalahan yang dihadapi
8. Kaji riwayat tidak menyenangkan masa lalu (113)

Kusumawati, F. & Hartono, Y. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Ed.3. Jakarta: Salemba
Medika.

Tingkat kesehatan kelompok lanjut usia dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat kesehatan
masyarakat pada umumnya. Semakin banyak jumlah penduduk kelompok tua maka dapat
dikatakan bahwa tingkat kesehatan masyarakat tersebut semakin baik (Mursito, B. 2007).

Anda mungkin juga menyukai