biologis pada proses penuaan, proses penuaan pada tingkat sel, proses penuaan menurut
sistem tubuh, dan aspek psikologis pada proses penuaan.
Teori-teori tentang penuaan
Teori penuaan digolongkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok teori biologis dan teori
psikososial. (18)
Teori biologis
Teori yang merupakan teori biologis adalh sebagai berikut:
1. Teori jam genetik
Menurut hayfick (1965), secara genetik sudah terprogram bahwa material didalam inti
sel dikatan bagaikan memiliki jam genetis terkain dengan frekuensi mitosis. Teori ini
didasarkan pada kenyataan bahwa spesies-spesies tertentu memiliki harapan hidup
(life span) yang tertentu pula. Manusia yang memiliki rentan hidup maksimal sekitar
110 tahun, sel-selnya diperkirakan hanya mampu membelah sekitar 50 kali, sesudah
itu akan mengalami deteriorasi.
2. Teori interaksi seluler
Bahwa sel-sel satau sama lain saling berinteraksi dan memmengaruhi. Keadaan tubuh
akan baik-baik saja selama sel-sel masih berfungsi dalam suatu harmoni. Akan tetapi,
bila tidak lagi demikian, maka akan terjadi kegagalan mekanisme feed-back dimana
lambat laun sel-sel akan mengalami degenerasi (Berger, 1994)
3. Teori mutagenesis somatik
Bahwa begitu terjadi pembelahan sel (mitosis), akan terjadi mutasi spontan yang
terus-menerus berlangsung dan akhirnya mengarah pada kematian.
4. Teori erorkatastrop
Bahwa eror akan terjadi pada struktur DNA, RNA, dan sintesis protein, masingmasing eror akan saing menambah pada eror yang lainnya dan berkulminasi dalam
eror yang bersifat katastrop (kane, 1994)
5. Teori pemakaian dan kausan
6. Teori biologis yang paling tua adalah Teori pemakaian dan kausan (tear and wear),
dimana tahun demi tahun hal ini berlangsung dan lama-kelamaan akan timbul
deteriorasi.
Teori psikososial
paling layak disebut usia lanjut. Menurut Undang-Undang tersebut lanjut usia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.
Birren dan Jenner (1977) mengusulkan untuk membedakan usia antara usia biologis,
psikologis dan sosial.
1. usia biologis, yaitu jangka waktu seseorang sejak lahir hingga mati
2. usia psikologis, yaitu kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian pada
situasi yang dihadapinya.
3. usia sosial, yaitu peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada
seseorang sehubungan dengan usianya.
ketiga jenis usia tersebut saling mempengaruhi dan prosesnya saling berkaitan.
Sedangkan menurut Setiawan, 2002 dalam Tamher, S. & Noorkasini. 2011
menyatakan bahwa para ahli membedakannya menjadi dua macam usia, yaitu: usia
kronologis dan usia biologis. Usia kronologis dihitung dengan tahun kalender. Usia biologis
adalah usia yang sebenarnya. Dimana biasanya diterapkan kondisi pematangan jaringan
sebagai indeks usia biologis. Selain itu, menurut Departemen Kesehatan RI (Buku Pedoman
Pembinaan, 2000) dikenal pula usia psikologis, yaitu yang dikaitkan dengan kemampuan
seseorang untuk dapat mengadakan penyesuaian terhadap setiap situasi yang dihadapi.
Permasalahan Lansia
Menurut The National Old Peoples Welfare Council di Inggris dalam Nugroho, W. 2008,
penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia ada 12 macam yaitu:
1. Depresi mental
2. Gangguan pendengaran
3. Bronkitis kronis
4. Gangguan pada tungkai/ sikap berjalan
5. Gangguan pada koksa/ sendi panggul
6. Anemia
7. Demensia
8. Gangguan penglihatan
9. Ansietas/ kecemasan
10. Dekompensasi kordis
11. Diabetes melitus, osteomalasia, dan hipotiroidisme
12. Gangguan defekasi
Menurut Tamher, S. & Noorkasini. 2011, p ada usia lanjut terjadi penurunan kondisi
fisik/biologis, kondisi psikologis, serta perubahan kondisi sosial. Disisi lain permasalahan
yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan lansia (yang bersifat negatif) antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah, baik
secara fisik biologis, mental maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang,
maka kemampuan fisiknya akan semakin menurun, sehingga dapat mengakibatkan
kemunduran pada peran-peran sosialnya. Hal ini mengakibatkan kemunduran pada
peran-peran sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga dalat meningkatkan ketergantungan yang
memerlukan bantuan orang lain.
2. Semakin lanjut usia seseorang, maka kesibukan sosialnya akan semakin berkurang.
Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya (2) integrasi dengan lingkungan yang
dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang.
3. Sebagian para lansia masih mempunyai kemampuan untuk bekerja. Permasalahannya
adalah bagaimana memfungsikan tenaga dan kemampuan mereka tersebut ke dalam
situasi keterbatasan kesempatan kerja.
4. Masih ada sebagian dari lanjut usia dalam keadaan terlantar, selain tidak mempunyai
bekal
hidup
dan
keluarga/sebatanga kara.
pekerjaan/penghasilan,
mereka
juga
tidakmempunyai
6. Membinan hubungan dengan teman sebaya dan berperan serta dalam organisasi
sosial
Etiologi
1. Masalah keluarga
2. Masalah interpersonal
3. Penyakit
4. Masalah sosial
keluarga
7. Kaji interpersonal klien: tipe orang dan permasalahan yang dihadapi
8. Kaji riwayat tidak menyenangkan masa lalu (113)
Kusumawati, F. & Hartono, Y. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Ed.3. Jakarta: Salemba
Medika.
Tingkat kesehatan kelompok lanjut usia dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat kesehatan
masyarakat pada umumnya. Semakin banyak jumlah penduduk kelompok tua maka dapat
dikatakan bahwa tingkat kesehatan masyarakat tersebut semakin baik (Mursito, B. 2007).