Bab Iv PDF
Bab Iv PDF
Laporan Pendahuluan
BAB – IV
PELAKSANAAN SURVEY LAPANGAN
Izin masuk lokasi dilakukan ke semua desa yang akan dilalui rencana
pembangunan jalan Tol Kediri – Kertosono. Tujuan melakukan izin masuk
lokasi ini adalah sebagai berikut :
Adapun desa-desa yang dilalui rencana rencana jalan tol adalah sebagai
berikut:
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan dokumentasi desa yang
dilalui rencana jalan tol Kediri – Kertosono dibawah ini:
Lokasi
No Keterangan
Desa Kecamatan Kabupaten
1 Nglundo Sukomoro Nganjuk
2 Kedungsoko Sukomoro Nganjuk
3 Banjarnyar Tanjunganom Nganjuk
4 Ngadirejo Tanjunganom Nganjuk
5 Wates Tanjunganom Nganjuk
6 Sumberkepuh Tanjunganom Nganjuk
7 Rowoharjo Prambon Nganjuk
8 Sugihwaras Prambon Nganjuk
9 Sonoageng Prambon Nganjuk
10 Sanggrahan Prambon Nganjuk
11 Tanjungtani Prambon Nganjuk
12 Tegaron Prambon Nganjuk
13 Baleturi Prambon Nganjuk
14 Singkalanyar Prambon Nganjuk
15 Gondanglegi Prambon Nganjuk
16 Ngablak Banyakan Kediri
17 Bakalan Grogol Kediri
18 Maron Banyakan Kediri
1. Desa Nglundo
2. Desa Kedungsuko
3. Desa Banjaranyar
4. Desa Ngadirejo
5. Desa Wates
6. Desa Sumberkepuh
7. Desa Rowoharjo
8. Desa Sugihwaras
9. Desa Sonoageng
Pengukuran Topografi yang dilakukan pada proyek ini di bagi menjadi 2, yaitu:
1. Pengukuran topografi metode foto udara
2. Pengukuran topografi metode terrestris
Maksud dari pekerjaan pengukuran topografi terrestris adalah untuk mendapatkan data
dari jalur (rute) yang akan direncanakan dengan baik, lengkap serta memenuhi
persyaratan teknis pengukuran. Lingkup pekerjaan pengukuran topografi terrestris
meliputi :
- Persiapan
- Penyelurusan rute
- Pemasangan Bench Mark (BM)
- Pengukuran kerangka kontrol dengan GPS
- Pengukuran kerangka kontrol horizontal (polygon)
- Pengukuran kerangka kontrol vertikal (sipat datar)
- Pengukuran situasi detail
- Pengukuran cross section
- Sketsa diskripsi Bench Mark
- Hitungan dan penggambaran
I II
No. Bulan Minggu Jenis Pekerjaan
1 2 3 4 1 2 3 4
1. PERSIAPAN
- Personil
I
- Peralatan
- Pemasangan Bench Mark (BM)
PENGUKURAN KERANGKA KONTROL
1. Pengukuran Kontrol Horizontal:
II a. Menggunakan GPS
b. Menggunakan Poligon
2. Pengukuran Kontrol Vertikal
PENGUKURAN SITUASI
IV 1. Pemotretan
2. Identifikasi
Kondisi geologi secara umum pada area rencana lokasi proyek jalan tol
Kediri – Kertosono masuk dalam peta geologi lembar Kediri dan Madiun
seperti gambar peta geologi di atas. Pada peta geologi lembar tersebut di
daerah lokasi proyek masih masuk dalam kriteria Qa yang berupa endapan
permukaan atau surficial deposit (alluvium) cenderung berupa kerikil pasir
sampai kerakal dan clay.
Alluvium merupakan jenis tanah yang berasal dari proses endapan material-
material yang terbawa oleh aliran sungai. Tekstur tanah yang satu ini
tergantung dari energi pada aliran-aliran air yang berada di atas permukaan
tanah. Misalnya aliran air yang deras dan cepat akan menghasilkan jenis tanah
dengan fragmen kerikil dan batu. Sedangkan apabila aliran air pembawa
material tanah tidak terlalu deras dan cepat, maka fragmen yang terbentuk
adalah lumpur dan pasir. Tanah alluvial umumnya memiliki ketebalan yang
berbeda-beda. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya perubahan aliran dan
kecepatan air dari waktu ke waktu.
yang telah banyak dipakai pada jenis pekerjaan survey dan investigasi
geoteknik.
Trase relokasi jalan tol Kediri-Kertosono sesuai dengan ROW Plan yang direncanakan
akan melewati berbagai tata guna lahan seperti; area pertanian dengan irigasi teknis,
area pertanian/kebun non teknis, dan area pemukiman, selain itu berpotongan pula
dengan drainase alam/afvour, dan sungai.
Berdasarkan gambaran umum tersebut, maka untuk dasar perencanaan diperlukan
suatu survey yang bertujuan untuk mendapatkan data-data guna melengkapi parameter
perencanaan.
Kegiatan survey dan investigasi yang diperlukan antara lain:
a. Survey Topografi
b. Survey Hidrologi
4.4.1 Topografi
Survey topografi diperlukan untuk mengetahui informasi secara rinci tentang
penampang wilayah, sitem drainase alam/afvour, sungai dan jaringan irigasi
yang berpotongan dengan trase tol.
Kegiatan survey topografi pada area yang terpotong oleh trase jalan tol
meliputi kegiatan yang berhubungan dengan dengan kebutuhan perencanaan
drainase terdiri dari:
- Elevasi permukaan tanah disekitar tol
- Trase, elevasi, dan penampang melintang, memanjang drainase
alam/afvour
- Trase, elevasi, dan penampang melintang, memanjang sungai
- Trase, elevasi, dan penampang penampang melintang, memanjang saluran
irigasi
4.4.2 Hidrologi.
Survey hidrologi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap;
a. Sistem drainase wilayah/kawasan eksisting.
b. Sistem jaringan irigasi eksisting wilayah UPT Kediri
Penanganan jaringan irigasi teknis tidak dapat merubah sistem planning irigasi
yang ada, karena setiap ruas jaringan mempunyai target debit dan level,
sehingga perlu dihindari upaya penggabungan saluran crossing toll, karena
akan mempengaruhi sistem jaringan yang ada.
Inventarisasi data curah hujan, debit, peta jaringan, dan peta topografi
merupakan bagian dari analisa karakteristik hidrologi wilayah, khususnya pada
wilayah rencana trase toll.
Dengan data yang diperoleh, dapat diperhitungkan intensitas curah hujan, debit
rencana, serta parameter lain yang berhubungan dengan elevasi muka air yang
dapat mempengaruhi rencana elevasi finish grade toll.
4.4.3 Data Genangan Banjir
Data lokasi dan sifat-sifat genangan banjir yang pernah terjadi pada masa lalu
sangat penting artinya dalam perumusan sistem drainase. Data genangan dapat
dikumpulkan melalui rekaman yang tersedia, maupun wawancara langsung
dengan penduduk di daerah yang dicurigai pernah tergenang.
Untuk saluran irigasi teknis terutama saluran primer dan sekunder yang ada
dan sudah berfungsi diupayakan tidak dilakukan pengalihan aliran untuk
menghindari kendala operasional pemberian air irigasi saat ini. Apabila
diperlukan penggabungan dan pengalihan saluran tersier akan diupayakan
dengan ijin dan saran dari pihak yang berwenang dan masyarakat pengguna air
di sekitar rencana jalan tol. Dimensi saluran irigasi/drainase rencana crossing
jalan tol akan disesuaikan dengan kebutuhan pengaliran dan sistem saluran
pembuang irigasi dan kawasan yang ada.