Anda di halaman 1dari 3

KHUTBAH PERTAMA

Alhamdulillahirabbil ‘alamin Allohuma solli’ala muhammadin wa’ala


alihi waashabihi ajma’in a’ma ba’du.
Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna
illa waantum muslimuun.
Qollahu ta’ala fil Qur’an nil kariiim
A’udzubillahiminasy syaithaanirrajiim. Bismillaahirrahmaanirrahiim.
“Qul huwa allaahu ahad(un), allaahu alshshamad(u), lam yalid walam yuulad(u),
walam yakullahu kufuwan ahad(un).” (QS. AL Ikhlas: 1-4)

Pertama-tama marilah kita sampaikan rasa puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, Tuhan Semesta Alam yang senantiasa memberikan hidayah dan nikmat-
Nya sehingga kita semua dapat berkumpul di masjid tercinta ini dalam keadaan
sehat walafiat. Tak lupa marilah kita haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Wahai hamba-hamba Allah

Ketahuilah bahwa di antara kerusakan terbesar yang merusak suatu tatanan


sosial masyarakat adalah kerusakan berupa terkotorinya kesucian rahim,
terkotorinya keturunan, munculnya pertikaian, permusuhan dan dendam antara
satu dengan yang lainnya.

Tahukah anda, apakah biang yang menjadi sumber kerusakan-kerusakan


ini semua? Sesungguhnya itu adalah perzinaan.
Tahukah anda mengapa Allah azza wajalla berfirman,

ِّ ْ‫﴿والَ تَ ْق َربُوا‬
﴾‫الزنَى‬ َ

“Janganlah kalian mendekati zina!”?

Karena –wallahu a’lam– larangan agar tidak mendekati perbuatan zina


bermakna larangan berbuat zina dan lebih dari itu. Karena, sesungguhnya
firmanNya, “Janganlah kalian mendekati zina!”, bermakna janganlah kalian
mendekati pekara-perkara yang akan menjadi sarana mengantarkan kalian untuk
mendekati zina, seperti bersentuhan, memandang dan yang lainnya yang akan
mendorong seseorang terjatuh keadalam perbuatan zina.
Oleh karena itu, Allah azza wajalla berfirman,

﴾ً‫سبِّيال‬ َ ‫شةً َو‬


َ ‫ساء‬ ِّ ْ‫﴿والَ ت َ ْق َربُوا‬
ِّ َ‫الزنَى إِّنَّهُ َكانَ ف‬
َ ‫اح‬ َ

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ : 32)

Dan oleh karena besarnya (dosa) perbuatan zina dan untuk mencegah
jangan sampai seseorang terjerumus ke dalam perbuatan ini, Allah mengaitkannya
dengan perbuatan menyekutukanNya dan dengan (dosa) membunuh jiwa yang
tidak dibenarkan membunuhnya. Allah azza wajalla berfirman,

ِّ ‫َّللاُ ِّإ َّال ِّب ْال َح‬


‫ق َو َال يَ ْزنُونَ َو َم ْن يَ ْف َع ْل‬ َّ ‫س الَّتِّي َح َّر َم‬ َّ ‫﴿والَّذِّينَ َال يَدْعُونَ َم َع‬
َ ‫َّللاِّ ِّإلَ ًها آخ ََر َو َال يَ ْقتُلُونَ النَّ ْف‬ َ
‫ذَلِّكَ يَ ْلقَ أَثَا ًما‬

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan)
yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu,
niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. al-Furqon : 68)

Imam Ahmad berkata

‫ال أعظ ُم جريمة أعظم بعد قتل النفس بغير حق من جر‬

“Tak ada (dosa) yang lebih besar setelah (dosa) membunuh jiwa yang tidak
dibenarkan membunuhnya daripada (dosa) zina.”

Dan tatkala zina itu memiliki sarana-sarana yang dapat mengantarkan


kepadanya, dan termasuk sarana terbesar yang dapat mengantarakan seseorang
kepada perbuata zina adalah pandangan, maka Allah azza wajallamengedepankan
penyebutannya atas menjaga kemaluan. Allah ta’ala berfirman di dalam Surat an
Nuur ayat 30,
ُ َ‫ار ِّه ْم َو َيحْ ف‬
﴾‫ظوا فُ ُرو َج ُه ْم‬ َ ‫﴿قُ ْل ِّل ْل ُمؤْ ِّمنِّينَ َيغُضُّوا ِّم ْن أ َ ْب‬
ِّ ‫ص‬

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan


pandanganya, dan memelihara kemaluannya.”

Allah menyebutkan terlebih dahulu “menundukkan pandangan” daripada


“menjaga kemaluan”, mengapa gerangan? karena –wallahu a’lam– pandangan
merupakan sarana yang cepat akan mengantarkan seseorang kepada perbuata zina.

Aquli Qoli Haza Astaghfirhu innahu huwal gofururrohim


KHUTBAH KEDUA

Alhamdulillahiladzi arsala rosulahu bilhuda wa dinilhaq, liyudhirohu


‘aladdinikullihi walaukarihal musrikun.

Asyadhualla ilahailalloh waasyhaduanna muhammadan’abduhu


warosulahu
Allohuma solli’ala muhammadin wa’ala alihi waashabihi ajma’in.

Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna


illa waantum muslimuun.

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waash haabiihii


ajmaiin
Alhamdulillahirobbil’alamin

Allohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat, walmuslimiina


walmuslimaat, alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii’un
qoriibummujibudda’awaat.

Robbana dzolamna anfusana, wailamtaghfirlana watarkhamna


lanakunanna minalkhosiriin.

Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasanah waqina adzabannar.


Walhamdulillahirobbil’alamin.

Anda mungkin juga menyukai