Konsep Administrasi
Secara taksonomi, ilmu administrasi publik telah diakui sebagai suatu disiplin yang
berdiri sendiri bahkan berkembang menjadi beberapa cabang. Pemikiran administrasi negara
klasik pada awalnya diperkenalkan oleh Woodrow Wilson, Frank J. Goodnow dan Leonard
D. White. Dalam pemikiran ini pendapat yang dlanut adalah pemisahan antara proses politik
dan proses administrasi (Waldo, 1991), dikatakan bahwa orientasi administrasi publik klasik
menyangkut kegiatan pemerintah dalam pelaksanaan kekuasaan politiknya. Dalam pemikiran
ini dikembangkan prinsip dan proses administrasi publik dengan kriteria efisiensi, efektivitas,
dan rasionalitas. Administrasi merupakan kegiatan kerja sama secara rasional, yaitu susunan
dan proses organisasi dalam hubungan kewenangan yang tersusun secara hierarki. Oleh
karena ltu, pemikiran ini dapat disebut sebagai pemikiran struktural formal, sebab perhatian
utamanya menyangkut struktur organisasi dan berkaitan dengan pengelolaan kepegawaian,
keuangan, dan administrasi perkantoran.
Halaman 1
(catatan. Waldo, 1991. Hal. 01. Dalam buku Prof. Dr. Drs. Rakhmat, M.S. thn.2018)
Dalam perkembangannya, administrasi publik dipengaruhi oIeh prinsip-prinsip
manajemen. Pengaruh ini dikenal sebagai tahap gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori
oleh Frederick W. Taylor. Pandangan ini menekankan pada aspek mekanisme dari sistem
kerja dan tumbuh dari suatu pengamatan terhadap rendahnya efisiensi perusahaan dan
produktivitas kerja karyawan. Ketidakefisienan dan rendahnya produktivitas kerja antara lain
disebabkan oleh adanya gerak dan waktu para pekerja yang tidak produktif dalam
mengerjakan pekerjaannya. Secara garis besar ada empat konsep dari manajemen ilmiah,
yaitu mengembangkan ilmu bagi tiap-tiap unsur dari kegiatan dan pekerjaan seseorang yang
menggantikan metode lama berupa petunjuk teknis, menyeleksi dan kemudian melatih,
mendidik dan mengembangkan karyawan secara ilmiah, yang pada waktu sebelumnya
pekerja memilih pekerjaan dan melatih dirinya sendiri; ciptakan kerja sama sungguh-sungguh
dengan karyawan untuk menjamin dan meyakinkan bahwa semua pekerjaan yang hams
mereka dahulukan itu sesuai prinsip ilmiah yang telah dikembangkan; dan pembagian kerja
dan tanggung jawab antara manajer dan karyawan (Kast dan Rosenzweig, 1990).
Halaman 2
(catatan. Kast dan Rosenzweig, 1990. Hal. 02. Dalam buku Prof. Dr. Drs. Rakhmat,
M.S. thn. 2018)
Teori birokrasi dalam studi administrasi public muncul kemudian yang dipelopori
oleh webber (1947). Konsep ini melihat bahwa birokrasi merupakan ciri dari pola organisasi
yang strukturnya dibuat sedemikian rupa, sehingga secra maksimal dapat memanfaatkan
tenaga ahli. Organisasi harus diatur secara rasional, imperasional, dna bebas dari prasangka.
Dengan demikian, birokrasi dimkasudkan sebagai satu system otoritas yang ditetapkan secara
rasional dalam berbagai peratutan untuk mengorganisir secara teratur,bersifat spesialis,
hirerkis, dan terelaborasi.birokrasi sebagai suatu bentuk organisai yang kompleks sifatnya,
dengan makin meningkatkannya kebutuhan dari mastarakat modern. Organisai birokratik
mendasarakn diri pada hubungan kewenangan untuk mengangkat dna menepatkan pegawia
dengan menentukan tugas dan kewajiban serta perintah yang dilakukan secara tertulis, pada
aturan-aturan tertentu.
Halaman 3-4
(catatan. Webber, 1947. Hal. 03. Dalam buku Prof. Dr. Drs. Rakhmat, M.S. thn. 2018)
Konsep administrasi klasik yang menekankan prinsip-prinsip dan struktur hubungan
formal lebih sesuai untuk masa laman yang lingkungan organisasinya masih relatif stabil.
Dewasa ini lingkungan organisasi telah menunjukkan kompleksitas, sehingga hubungan
pimpinan dengan bawahan yang dilakukan secara formal tidak lagi efektif dan manusia
menyadari akan kebutuhannya yang tidak semata-mata kebutuhan ekonomi, melainkan
memerlukan kebutuhan psikologis. Mengkaji teori administrasi mempunyai arti yang jauh
lebih dari hanya sekadar mengartikan berbagai ide dari sejumlah ahli administrasi. Teori
selalu berkembang dan tidak mengenal akhir. Oleh karena itu, teori administrasi perlu dikaji
karena ada kemungkinan di antaranya berguna dalam memahami fenomena administrasi dan
organisasi dalam kenyataan empiris.
Halaman 4-5
Dalam perkembangan studi administrasi publik sangat dipengaruhi oleh perubahan
kebutuhan filosofis manusia dalam memahami hakikat dasar dari peranan administrasi publik
sebagai fenomena sosial. Konsep ini mencakup pemahaman terhadap pergeseran cara
berpikir dan asumsi-asumsl yang digunakan dalam menghadapi permasalahan publik. Simon
(1987) mengatakan bahwa administrasi publik sebagai studi yang artificial, yaitu administrasi
publik yang Iebih menekankan pada bagaimana seharusnya suatu pengaturan masyarakat.
Dalam perkembangannya, ilmu administrasi publik semakin bertumbuh dan dikenal sejumlah
paradigma yang menggambarkan adanya perubahan-perubahan dan perbedaan-perbedaan
dalam tujuan, teori, metodologi atau dalam pembangunan epistemologi serta nilai-nilai yang
mendasarinya (Mustopadidjaja, 2003).
Halaman 7
(catatan. Mustopadidjaja, 2003. Hal. 07. Dalam buku Prof. Dr. Drs. Rakhmat, M.S. thn.
2018)