Anda di halaman 1dari 3

Makna Laba

Pemaknaan laba sebagai pengukur efisiensi,konfirmasi harapan investor dan estimator laba ekonomik
merupakan gagasan-gagasan untuk menemukan definisi (konsep atau makna) laba yang tepat untuk
tujuan akuntasi. Secara semantik,belum terdapat kesepakatan tentang makna laba yang mantap yang
menjadi basis akuntansi dalam jangka panjang.
Laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba
merupakan kelbihan pendapatan di atas biaya (kos total yang melekat kegiatan produksi dan
penyerahan barang/jasa).
Laba adalah kenaikan aset dalam suatu perioda akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau
didistribusi kepada kreditor,pemerintah,pemegang saham(dalam bentuk bunga,pajak,dan dividen)
tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham pemula. Karena sudut pandang
individual,pengertian mengkonsumsi (to consume) disini adalah menggunakan kenaikan kemakmuran
untuk keperluan pribadi atau noninvestasi seperti membeli baju,membeli isteri,atau membayar
sekolah anak anak.
Dari pengertian laba diatas,dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual mempunyai karateristik
umum sebagai berikut:
a. Kenaikan kemakmuran (wealth atau well-offness) yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas.
Entitas dapat berubah perorangan/individual,kelompok
individual,institusi,badan,lembaga,atau perusahaan.
b. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu (perioda) sehingga harus diidentifikasikan
kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
c. Perubahan dapat dinikmati,didistribusi,atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran
asalkan kemakmuran awal dipertahankan
Kemakmuran dapat berupa aset bersih,aset,modal pemegang saham,kekayaan,investasi,sumber daya
ekonomik,uang,atau apappun yang bernilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang. Kemakmuran
tersebut secara umum disebut kapital (capital). Gambar 10.2 dibawah ini melukikaskan pengertian
kapital dari berbagai sudut pandang dalam kontesk pembahasan laba dan akuntansi.
Gambar 10.2 Kapital bagi pihak yang
Pengertian kapital dalam konteks laba rugi mempunyai /menguasai
Kapital bagi badan usaha atau klaim (ditandai dengan
manajemen yang menguasai sumber sertifikat utang,misalnya
ekonomik ini obligasi).
(fisis atau finansial) Utang

Aset
Ekuitas
Kapital bagi pihak yang
mempunyai /menguasai
klaim (ditandai dengan
sertifikat saham)
Laba dan kapital
Pembahasan laba tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan kapital tetapi makna keduanya harus
dibedakan. Kapital dapat diasosiasi dengan sediaan atau potensi jasa (stock concept0. Jadi,kapital
dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu. Sementara itu laba dapat diasosiasi
dengan aliran kemakmuran (flow concept). Jadi laba adalah aliran potensi jasa yang dapat dinikmati
dalam kurun waktu tertentu dengan tetap mempertahankan tingkat potensi jasa mula-mula.
Konsep pemeratahanan kapital
Konsep ini dilandasi oleh gagaasan bahwa entitas (perusahaan atau investor) berhak mendapatkan
kembalian/imbalan atau return dan menikmatinya setalah kapital (investasi) dipertahankan
keutuhannya atau pulih sedia kala (recovered). Konsep ini mempunyai arti penting atau konsekuensi
dalam beberapa hal yang saling berkaitan sebagai berikut:
a. Membedakan antara kembalian atas investasi (return on investment) dan pengembalian
investasi (return of investment)
b. Memisahkan dan membedakan transaksi operasi (produktif) dalam arti luas dengan transaksi
pendanaan dari pemilik (owner transactions).
c. Menjamin agar laba yang dapat didistribusi tidak mengandung pengembalian inveestasi.
d. Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian kapital (capital adjustment) untuk
mempertahankan kemampuan ekonomik (kapital) awal perioda akibat perubahan harga dan
daya beli sehingga laba ekonomik akan terukur pula.
e. Memungkinkan penggunaan berbagai dasar penilaian untuk menentukan tingkat kapital pada
saat tertentu 9awal dan akhir).
f. Memungkinkan penerapatan pendekatan aset-kewajiban (asset-liability approach) secara
penuh mendekati angka laba ekonomik.
Definisi diatas bersifar umum karena tidak membatasi entitas pada pemegang saham saja tetapi entitas
dapat berupa kreditor,badan usaha,individual, atau kesatuan usaha.
Konsep laba dalam tataran sintaktik
Salah satu bentuk penjabaran makna laba secara sintaktik adalah mendifinisi laba sebagai selisih
pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya dengan melihat kembali Gambar 8.1
tentang pendapatan, masalah pendapatan dan biaya adalah definisi dan pengkuruan dalam arti luas.
Definisi merupakan masalah pada tataran semantik. Pengukuran dalam arti luas yang meliputi
pengakuan,saat pengakuan,dan prosedur pengakuan ditambah cara mengungkapkan (diclosures)
merupakan masalah pada tataran sintaktik.
Pendekatan transaksi
Dengan pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi (terutama transaksi
eksternal) yang kemudian terakumulasi sampai akhir perioda. Karena laba didefinisi sebagai
pendapatan dikurangi biaya, pengukuran dan pengakuan pendapatan dan biaya dalam suatu perioda
sebenarnya juga merupakan pengukuran dan pengakuan laba. Oleh karena itu,pengukuran dan
pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya.
Karena laba melekat pada pendapatan (penjualan),dengan pendekatan transaksi dapat dikatan bahwa
laba timbul dan diakui pada saat penjualan atau pertukaran terjadi. Laba akan terhitung setelah biaya
yang diperkirakan mendatangkatan pendapatan juga diakui (konspe penandingan. Berikut beberapa
pendekatan transaksi bagi akuntasi untuk pelaporan laba yaitu antara lain:
a. Komponen pembentuk laba bersih dapat dirinci dengan beberapa basis antara lain atas dasar
produk atau pelanggan untuk kepentingan manajerial
b. Laba yang berasal dari berbagai sumber/jenis transaksi (utama,tambahan,dan luar biasa) dapat
dipisahkan dan dilaporkan untuk kepentingan eksternal.
c. Perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif pada
saat perubahan terjadi akibat transaksi penjualan (pendapatan) dan biaya dengan pihak
eksternal.
d. Jumlah rupiah serta jenis aset dan kewajiban secara automatis tersedia pada akhir perioda.
Jumlah rupiah yang tersedia (kos historis) dapat dijadikan basis untuk penilaian berbagau aset
dan kewajiban tanpa harus melakukan mempertimbagkan perubahan nilai.
e. Karena perubahan nilai pasar aset tidak diakui, artikulasi antarstatemen keuangan dapat
dipertahankan. Ini berarti,pendapatan dikurangi biaya akan sama dengan perubahan ekuitas
pemegang saham. Namun deimikian,perubahan nilai pasar aset (misalnya sediaan) bila perlu
dapat diakui pada tiap akhir perioda sebagai penyesuaian. Hal ini merefleksi penarapan
konsep pemertahanan kapital.
Pendekatan kegiatan
Dengan pendekatan ini,laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan atau
kejadian bukan sebagai hasil atau transaksi pada saat tertentu. Pendekatan ini paralalel pada konsep
penghumpunan atau pembentukan pendapatan (earning process) sebagai basis pengangukan
pendapatan

Anda mungkin juga menyukai