Anda di halaman 1dari 5

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 14.04.

01
RUMAH SAKIT TK. IV 14.07.01 BONE

PANDUAN PELAPORAN NILAI KRITIS LABORATORIUM


RUMAH SAKIT TK. IV 14.07.01 Dr. M. YASIN BONE
TAHUN 2018

WATAMPONE 2018
A. PENDAHULUAN

Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga


untuk membedakan, menginformasikan diagnosis, menilai status klinik pasien,
mengevaluasi efektivitas terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak
diinginkan. dalam melakukan uji laboratorium diperlukan bahan seperti : darah
lengkap ( vena, arteri ), plasma, serum, urine, feses, sputum, keringat, saliva,
sekresi saluran cerna, cairan vagina, cairan serobrospinal dan jaringan yang
didapat melalui tindakan invansif atau non invansif.

Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sbagai angka


kuantitatif, kualitatif atau semi kuantitatif. angka kuantitatif yang dimaksud berupa
angka pasti atau rentang nilai, sebagai contoh nilai hemoglobin pada wanita
adalah 12-16 g/dl. Sedangkan angka kualitatif dinyatakan sebagai nilai positif
atau Negative tanpa menyebut angka pasti, sedangkan angka semikuantitatif
sebagai contoh 1+,2+3+

B. LATAR BELAKANG

Nilai kritis (panic value) adalah suatu nilai abnormal dari hasil
pemeriksaan lab baik nilai abnormal tinggi atau rendah, bila didapatkan pada
seorang Penderita dapat menimbulkan kondisi yang berbahaya dan mengancam
jiwa.Nilai kritis dari suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan
kelainan atau gangguan yang mengancam jiwa, memerlukan perhatian atau
tindakan. nilai abnormal suatu hasil pemeriksaan tidak selalu bermakna secara
klini, sebaliknya nilai normal dianggap tidak normal pada kondisi klinik tertentu.
Oleh karena itu perlu diperhatikan nilai rujukan sesuai kondisi khusus pasien.
karena nilai kritis merupakan gambaran keadaan patofisiologis yang mengancam
jiwa dan harus segera mendapat tindakan. Maka RS DR. M.Yasin menetapkan
pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium sebagai sala satu indicator
utama di rumah sakit.

C. TUJUAN
1. Pasien segera memperoleh tatalaksana pengobatan segera sesuai
dengan indikasi yang tepat.
2. Petuga dari unit terkait segera waspada dan memberikan laporan
berjenjang kepada dokter yang bertugas/DPJP.
D. TATA CARA
Pelaksana pemeriksaan laboratorium segera mencermati bila terdapat
nilai hasil laboratorium yang mencapai nilai kritis. Yaitu dengan :
1) Memastikan tidak ada sampel error
2) Memastikan prosedur pemeriksaan sudah benar (sudah diencerkan
bila hasil sangat tinggi, atau dilakukan pemeriksaan duplo)

Personel Laboratorium segera melaporkan Hasil Laboratorium


dengan nilai kritis pada kesempatan pertama kepada dokter penanggung
jawab yang menangani pasien, mendahului dari hasil pemeriksaan
keseluruhan selesai.

Nilai kritis tersebut tercatat dan terdokumentasi dalam system


informasi laboratorium. hasil pemeriksaan laboratorium yang masuk dalam
daftar hasil kritis harus segera dilaporkan oleh petugas laboratorium
kepeminta pemeriksaan atau ruangan dimana pasien dirawat selambat-
lambatnya 60 menit.

proses pelaporan ini pun didokumentasikan dalam buku expedisi


pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium ke ruang rawat
inap/IGD/DPJP dengan harus mencantumkan nama pasien, permintaan
pemeriksaan, hasil pemeriksaan, jam hasil jadi, jam hasil dilaporkan, nama
petugas yang melaporkan serta nama petugas yang menerima hasil laporan.

Keterlambtan pelaporan hasil kritis dari laboratorium, dapat disebabkan


karena :

1. Masih ada perawat atau ruangan yang tidak segera melaporkan hasil
pemeriksaan laboratorium kritis kepada DPJP.
2. Ruangan sulit untuk dihubungi ( misal : telepon nada sibuk ).
3. petugas laboratorium lupa.

Dari analisa tersebut kemudian dilakukan upaya – upaya perbaikan


bersama, agar hasil capaian bisa mencapai standar

Upaya perbaikan – perbaikan tersebut diantaranya adalah sebagai


berikut::

1. Resosiliasasi tentang standar procedure operasional Cara Pelaporan


Hasil Kritis Baik kepada unit rawat inap/IGD/DPJP maupun intra
Laboratorium.
2. Pendisiplinan pengisian buku Expedisi pelaporan hasil kritis
3. Pembinaan terhadap staf yang kurang faham tentang procedure-
prosedure yang telah ditetapkan rumah sakit.
4. Adanya bukti stempel “Nilai Kritis “ dalam dokumen rekam medis.
Daftar Nilai – Nilai Kritis Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Rumah Sakit Tk.IV 14.07.01 dr.M.Yasin Bone

NILAI KRITIS
NO JENIS PARAMETER
RENDAH TINGGI

Hematologi dan Hemostasis

1. Haemoglobin < 7.0 g/dL > 20.0 g/dL

2. Hemoglobin Neonatus < 9,5 g/dL > 22 g/dL

3. Jumlah Lekosit < 2 x103/ μL >30 x103/ μL

4. Jumlah Netrofil < 0,5 x103/ μL

5. Hematokrit < 20 % > 60 %

6. Trombosit < 40 x103/mm > 1.000 x103/mm

Kimia Klinik

1. BUN 2 mg/dL >80mg/dL

2. Kreatinin 0.4 mg/dL 2.8 mg/dL

3. Glukosa < 70 mg/dL > 300 mg/dL

4. Glukosa Neonatus < 30 mg/dL > 325 mg/dL

5. Natrium < 120 mEq/ L > 160 mEq/L

6. Kalium < 2,8 mEq/L > 6,5 mEq/L

7. Klorida < 70 mEq/L > 120 mEq/L


Pasien Hemodialisa

Glukosa
8. < 70mg/dL > 300 mg/dL
Hemoglobin

9. Hematokrit < 20 %

10. Malaria Ada

Anda mungkin juga menyukai