PENGANTAR USAHATANI
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Asisten :
Mutiara Sukma Andari 165040101111121
Intan Rosalina Andari 165040101111122
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
5.1 Transek Desa dan Peta Desa........................................................................ 30
5.2 Lampiran Foto Hasil Pengamatan Lapang .................................................. 31
5.3 Kalender Musim Tanam .............................................................................. 31
5.4 Kuisioner Yang Sudah Diisi ....................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32
iv
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Data Luas Penguasaan Lahan Pertanian .................................................... 19
2. Data Kepemilikan Ternak .......................................................................... 19
3. Biaya Penyusutan Alat ............................................................................... 20
4. Biaya Variabel ........................................................................................... 20
5. Tenaga Kerja .............................................................................................. 21
6. Total Biaya ................................................................................................. 22
7. Penerimaan Usahatani ................................................................................ 22
8. Keuntungan Usahatani ............................................................................... 22
v
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1. Grafik Biaya Tetap ....................................................................................... 8
2. Grafik Biaya Variabel ................................................................................... 9
3. Grafik Biaya Total ........................................................................................ 9
4. Hubungan Biaya Total, Biaya Tetap, dan Biaya Variabel .......................... 10
5. Transek Desa ............................................................................................... 29
6. Peta Kabupaten Malang .............................................................................. 29
7. Peta Kecamatan Dau ................................................................................... 29
8. Kegiatan Wawancara Petani ....................................................................... 30
vi
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mendapat perhatian
besar dari pemerintah karena sektor pertanian mempunyai peran penting dalam
pembangunan ekonomi nasional jangka penjang. Sektor pertanian memiliki peran
di berbagai bidang diantaranya sebagai sumber penghasil bahan pangan, sandang,
dan papan. Sektor pertanian juga berperan sebagai penyedia lapangan pekerjaan,
menambah pendapatan nasional, dan menambah devisa negara. Dari banyaknya
peran tersebut sektor pertanian layak untuk dijadikan sebagai sektor andalan
dalam pebangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan yang konsisten pada sektor
pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional
(Antara, 2009).
Desa Tegalweru Kecamatan Dau Kabupaten Malang merupakan suatu
kawasan yang memiliki potensi yang cukup tinggi pada sektor pertanian. Kawasan
tersebut memiliki kondisi lahan, iklim, suhu, dan topografi yang memadai untuk
budidaya pertanian tanaman pangan seperti padi, jagung maupun tanaman sayur-
sayuran. Di kalangan masyarakat baik desa maupun kota memiliki peminat tinggi
terhadap konsumsi sayuran. Oleh karena itu, demi memenuhi permintaan yang
terus melonjak tersebut dibutuhkan peningkatan produksi baik melalui
pemanfaatan lahan sebaik-baiknya maupun dengan memanfaatkan teknologi
pertanian.
Peningkatan produksi suatu usahatani dapat menjadi indikator keberhasilan
dari usahatani itu sendiri, akan tetapi pada kenyataannya besarnya produksi belum
mampu menjamin besarnya tingkat pendapatan yang diterima oleh petani. Hal
tersebut dapat dipengaruhi oleh harga yang diterima oleh petani dan biaya-biaya
penggunaan input usahatani. Oleh sebab itu, kegiatan Survei Lapang ini
dilakukan dengan wawancara kepada petani untuk mengetahui analisis pendapatan
dan kelayakan usahatani padi di Desa Tegalweru Kecamatan Dau Kabupaten
Malang.
2
1.2 Tujuan
Tujuan dari survei lapang usahatani yang dilakukan di Desa Tegalweru
Kecamatan Dau Kabupaten Malang yaitu sebagai berikut :
a. Menganalisis sejarah usahatani pada wilayah tersebut.
b. Menganalisis transek desa pada wilayah tersebut.
c. Menganalisis biaya, penerimaan, keuntungan usahatani.
d. Menganalisis kelayakan usahatani.
e. Menganalisis pemasaran hasil pertanian di wilayah tersebut.
f. Menganalisis kelembagaan petani.
g. Menganalisis analisa resiko.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari survei lapang usahatani yang dilakukan di
Desa Tegalweru Kecamatan Dau Kabupaten Malang yaitu sebagai beikut :
a. Mengetahui sejarah usahatani pada wilayah tersebut.
b. Mengetahui transek desa pada wilayah tersebut.
c. Mengetahui biaya, penerimaan, keuntungan usahatani.
d. Mengetahui kelayakan usahatani.
e. Mengetahui pemasaran hasil pertanian di wilayah tersebut.
f. Mengetahui kelembagaan petani.
g. Mengetahui analisa resiko.
3
4
dan gapura desa, tiang listrik, dan puskesmas), juga lokasi kebun dan sumber daya
pertanian secara garis besar. Kajian transek ini terarah terutama pada aspek-aspek
umum pemukiman desa tersebut, terutama sarana-sarana yang dimiliki desa,
sedangkan keadaan sumber daya alam dan bukan alam dibahas secara garis
besarnya saja. Kajian ini akan sangat membantu dalam mengenal desa secara
umum dan beberapa sapek lainnya dari wilayah pemukiman yang kurang
diperharikan.
2. Transek Sumber Daya Alam
Transek ini dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam
mengenai potensi sumberdaya alam serta permasalahan-permasalahannya,
terutama sumber daya pertanian. Seringkali, lokasi kebun dan lahan pertanian
lainnya milik masyarakat berada di batas dan luar desa, sehingga transek sumber
daya alam ini bisa sampai keluar desa. Informasi-informasi yang bisanya muncul
antara lain adalah :
a. Bentuk dan keadaan permukaan alam (topografi) : termasuk ke dalamnya
adalah kemiringan lahan, jenis tanah dan kesuburannya, daerah tangkapan
air dan sumber-sumber air (sungai, mata air, sumur).
b. Pemanfaatan sumber daya tanah (tataguna lahan) : yaitu untuk wilayah
permukiman, kebun, sawah, lading, hutan, bangunan, jalan, padang
gembala, dan sebagainya.
c. Pola usaha tani: mencakup jenis-jenis tanaman penting (antara lain jenis-
jenis local) dan kegunaanya (misalnya tanaman pangan, tanaman obat,
pakan ternak, dsb), produktivitas lahan dan hasilnya dan sebagainya.
d. Teknologi setempat dan cara pengelolaan sumber daya alam : termasuk
teknologi tradisional, misalnya penahan erosi dari batu, kayu, atau pagar
hidup; pohon penahan api; pemeliharaan tanaman keras; system beternak;
penanaman berbagai jenis rumput untuk pakan ternak, penahan air,
penutup tanah; system pengelolaan air, (konservasi air, kontrol erosi, dan
pengairan) dan beberapa hal lainnya.
e. Pemilikan sumber daya alam : biasanya terdiri dari milik perorangan,
milik adat, milik umum/desa, milik pemerintah (missal hutan).
7
2.4.3 Pendapatan
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi
yang digunakan selama proses produksi (biaya pembelian benih, pupuk, obat-
obatan dan tenaga kerja) (Soekartawi (1995) dalam Syafruwardi et al.(2012)).
Pendapatan di dalam usahatani dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan kotor dan
pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah pendapatan yang belum dikurangi
dengan biaya produksi atau yang biasanya disebut dengan penerimaan.
Pendapatan bersih adalah pendapatan yang sudah di kurangi oleh biaya produksi
(Tumoka, 2013). Menurut Tiku (2008) Tujuan suatu pemilik faktor produksi
12
pertanian yang dipasarkan tidak hanya merupakan produk primer pertanian, tetapi
juga produk setengah jadi atau produk jadi dari pertanian (Purcell, 2000).
2.7 Kelembagaan Petani
Kelembagaan adalah suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota
masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat menentukan bentuk
hubungan antar manusia atau antara organisasi yang diwadahi dalam suatu
organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat
berupa norma, kode etik aturan formal maupun informal untuk pengendalian
prilaku sosial untuk bekerjasama dan mencapai tujuan bersama. Kelembagaan
didominasi oleh unsur-unsur aturan, tingkah laku atau kode etik, norma, hukum
dan faktor pengikat lainnya antar anggota masyarakat yang membuat orang saling
mendukung dan bisa berproduksi atau menghasilkan sesuatu karena ada
keamanan, jaminan akan penguasaan atas sumber daya alam yang didukung oleh
peraturan dan penegakan hukum untuk mentaati aturan atau menjalankan institusi
(Djogo et al., 2003). Suatu lembaga dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
manusia sehingga lembaga mempunyai fungsi, selain itu lembaga merupakan
suatu konsep yang terpadu dengan struktur, artinya tidak saja melibatkan pola
aktivitas yang lahir dari segi sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia tetapi
juga pola organisasi untuk melaksanakannya (Tedjaningsih dan Nuryaman, 2018).
Kelembagaan petani memiliki titik strategis (entry point) dalam
menggerakkan sistem agribisnis di pedesaan. Untuk itu segala sumber daya yang
ada di pedesaan perlu diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan
profesionalisme petani (kelompok tani). Pengembangan masyarakat petani
melalui kelembagaan pertanian/kelompok tani merupakan suatu upaya
pemberdayaan terencana yang dilakukan secara sadar dan sungguh-sungguh
melalui usaha bersama petani untuk memperbaiki keragaman sistem
perekonomian masyarakat pedesaan (Sesbany, 2010).
2.8 Analisis Resiko
Resiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan
dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan tersebut
diketahui atau dapat diestimasi. Resiko berhungan dengan ketidakpastian,
15
- dibagi-hasilkan - - - -
Jumlah (b) -
Jumlah (a + b) 3.000 m2
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa lahan yang digarap oleh
Ibu Jumaiah adalah lahan milik pribadi, dengan luas lahan seluas 3.000 m2.
Tabel 2. Data kepemilikan ternak
No. Jenis Ternak Jumlah
1. Sapi -
2. Kambing -
3. Ayam 12 ekor
4. Lainnya…. -
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Ibu Jumaiah memiliki ternak
ayam dengan jumlah yanng tidak begitu banyak.
3.3.2. Usahatani
Komoditas : Cabai
Pola Tanam : Monokultur
Tanaman cabai yang ada pada lahan Ibu Jumaiah mulai ditanam pada akhir
bulan Oktober 2017. Selama proses pemupukan, Ibu Jumaiah menggunakan
pupuk kimia jenis phonska yang diperoleh dari toko pertanian. Cara pengendalian
hama dan penyakit yang dilakukan oleh Ibu Jumaiah adalah dengan menggunakan
cara kimiawi yaitu dengan menggunakan pestisida kimia dengan harga Rp
235.000/liter.
3.4 Analisis Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan (Pendapatan) Usahatani
Analisis biaya, penerimaan, dan keuntungan usahatani di Desa Tegalweru
Kecamatan Dau Kabupaten Malang, yang dilakukan Bu Jumaiah yaitu sebagai
berikut :
Tabel 3. Biaya Tetap
Uraian Jumlah (Unit) Harga (Rp) Biaya (Rp)
Perhitungan
Total Rp 550.000
Berdasarkan hasil analisis tabel tenaga kerja, Ibu Tumaiah membutuhkan
beberapa tenaga kerja mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemupukan,
penyiangan, sampai pemanenan. Untuk tenaga kerja pria diberikan upah/HOK
sebesar Rp40.000 sedangkan untuk tenaga kerja wanita diberikan upah/HOK
sebesar Rp30.000. Sehingga dari total biaya tenaga kerja adalah sebesar Rp
550.000.
Total Biaya Variabel = Total Biaya Variabel + Total Biaya Tenaga Kerja
= Rp 1.733.000 + Rp 550.000
= Rp 2.283.000
23
= 1,49
24
= 16.120
25
penyuluh untuk memabahas tentang sistem pertanian. Baik dalam hal budidaya
yang baik dan sehat, sampai dengan panen, dan pasca panen.
Dengan mengikuti kegiatan kelompok tani tersebut, Bu Jumaiah
mendapatkan beberapa manfaat yaitu sebagai berikut :
a. Dapat memperoleh informasi tentang masalah bibit dan benih komoditas
cabai.
b. Kelompok tani ini, desa tersebut memperoleh subsidi dari pemerintah
berupa bibit jeruk.
c. Kelompok tani ini, dapat menghubungkan petani dengan instansi
pemerintah dan pendidikan (Universitas).
d. Kelompok tani ini, dapat memberikan informasi lebih dari penyuluhan
serta pelatihan-pelatihan pertanian.
Dengan demikian peran kelompok tani secara tidak langsung membantu para
petani dalam mendapatkan informasi tentang pertanian yang lebih baik. Hal
tersebut sesuai dengan Peratutan Menteri Permentan (Permentan) No. 82 tahun
2013, kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, dan sebagai unit.
produksi selain itu, di Desa Tegalweru juga terdapat Koperasi. Tetapi, Bu Jumaiah
lebih sering meminjam uang di Bank daripada di Koperasi.
3.8 Analisis Resiko
3.8.1 Resiko Usahatani
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Jumaiah didapatkan beberapa
sumber analisis resiko, yaitu sebagai berikut :
a. Resiko Produksi
Resiko yang ditimbulkan dari segi produksi ialah berasal dari sistem
irigasi. Di Desa Tegalweru memiliki permasalahan tentang tempat
pembungan sampah, hal tersebut mengakibatkan pembungan sampah
secara sembarangan. Dengan demikian jika terjadi hujan dengan intensitas
hujan yang tinggi mengakibatkan lahan pertanian tergenang oleh air
akibat terjadi luapan air pada sistem irigasi. Selain itu, intensitas serangan
penyakit juga berdampak pada aspek produksi. Jika penyakit sudah diatas
ambang ekonomi akan berdampak pada matinya tanaman.
27
BAB V. LAMPIRAN
5.1 Transek Desa dan Peta Desa
DAFTAR PUSTAKA