Anda di halaman 1dari 44

AKSI PUASA PEMBANGUNAN 2018

2
FILOSOFI LOGO TEMA 2018
TAHUN PERSATUAN
KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA
"Amalkan Pancasila:
"

1. Bentuk oval adalah simbol dari ikatan


persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia yang kokoh-kuat. Pelbagai
u n su r d al am k on fi g ur as i oval
membentuk: a) telur yang telah pecah
menetas sebagai tanda kebangkitan bangsa Indonesia yang
bersatu dan siap mengalahkan pelbagai kepentingan yang
hendak memecah-belah; b) Siluet Bunda Maria yang
mendekap burung Garuda menjadi simbol penyertaan dan doa
-restu St. Maria, Bunda Segala Suku bagi NKRI yang
berlandaskan Pancasila.

2. Garis silang warna kuning emas yang melintas di bagian atas,


selain menjadi simbol garis khatulistiwa, juga menjadi tanda
Salib sebagai bentuk kehadiran Tuhan yang telah memberikan
pelbagai anugerah, memberkati, membimbing, dan menuntun
perjalanan NKRI.

3. Bagian paling atas setengah lingkaran konfigurasi oval


berwarna hijau merupakan representasi dari pohon beringin,
lambang sila ketiga Pancasila yang menjadi fokus pastoral
evangelisasi 2018, yaitu menghayati dan semakin mewujudkan
serta menguatkan nilai-nilai “Persatuan Indonesia” di tengah
masyarakat.

4. Di bawah setengah lingkaran hijau ada bagian berwarna


merah dan putih yang menandakan warna bendera Indonesia
dengan pulau-pulau berwarna warni untuk mengingatkan kita
betapa luasnya tanah air Indonesia dengan 17.508 pulau dan
dengan beragam kekayaan alam serta budayanya.
5. Siluet putih kepala burung Garuda menandai Dasar Negara
yang mengikat pelbagai keragaman Indonesia.

6. Dua tangan dengan warna yang berbeda dan saling


menggenggam adalah simbol semangat pelbagai komponen
bangsa lintas budaya, suku, adat-istiadat, agama, dan
golongan untuk bersatu dan bekerja sama membangun negeri
ini dengan rasa, cipta, cinta kasih, karsa, dan keyakinan
terhadap Tuhan yang Maha Esa.

7. Di sekeliling konfigurasi oval terdapat tulisan tema Tahun


Pastoral Evangelisasi 2018 “AMALKAN PANCASILA: KITA
BHINNEKA, KITA INDONESIA” dilengkapi bendera Merah Putih
yang berkibar dan Garuda Pancasila. Tulisan “AMALKAN
PANCASILA” abu-abu sebagai warna permanen bermakna
komitmen dan ketetapan hati. Tulisan “KITA” berwarna hijau
mengandung semangat menjaga keutuhan ciptaan. Tulisan
“BHINNEKA” berwarna-warni sebagai simbol keberagaman.
Tulisan “KITA INDONESIA” berwarna merah menandai semangat
keberanian untuk bersatu-padu mempertahankan NKRI,
Pancasila, dan UUD 1945.

2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................

PERTEMUAN I

PERTEMUAN II

PERTEMUAN III

PERTEMUAN IV

3
Masa Prapaskah, yang mendahului dan menyiapkan masa
Paskah, adalah masa istimewa di mana Gereja mengundang pu-
tera-puterinya untuk lebih bertekun dalam amal kasih, doa dan
puasa (Mt. 6:1-6. 6-18). Ketiga tindak kesalehan tersebut bertujuan
pertama-tama untuk memperdalam relasi dengan Allah sendiri.
Relasi dengan Allah inilah yang kemudian kita sebut sebagai
hidup beriman.

Amal kasih, doa dan puasa yang menopang hidup beriman


memperlihatkan secara gamblang bahwa relasi dengan Allah ti-
dak pernah dapat berhenti pada tataran teoritis tetapi senantiasa
mendorong orang beriman untuk sampai pada tataran praksis. Itu
sebabnya, hidup beriman selalu berdimensi etis (amal kasih). De-
ngan kata lain, tidak ada orang yang mengaku beriman kalau ia
tidak peduli pada sesama manusia yang diciptakan secitra de-
ngan Allah dan yang ditebus oleh darah Kristus. Di samping itu, re-
lasi dengan Allah juga bersifat personal sekaligus komunal seba-
gaimana tercermin dalam doa ‘Bapa Kami’ yang ditempatkan
oleh penulis injil Matius dalam perikop yang sama (Mt. 6:9-13). Doa
inilah yang membuka mata hati kita untuk melihat harapan yang
terkandung di dalam janji Allah akan kedatangan Kerajaan-Nya.
Dengan kata lain, orang beriman adalah dia yang identitasnya
berakar pada komunitas orang beriman (Gereja) dan dia yang
selalu punya alasan untuk berpengharapan. Dan akhirnya, laku
kasih dan laku doa kita didukung oleh pantang dan puasa yang
kita pilih secara sadar. Dengan berpuasa dan berpantang kita
merendahkan diri hadapan Allah (Yes. 58:3-9), kita memperkuat
hidup doa kita (Tob. 12:8) dan kita mewujudkan semangat ber-
bagi dengan sesama khususnya mereka yang sangat membu-
tuhkan.

4
Aksi Puasa Pembangunan tahun 2018 ini mengambil tema Amal-
kan Pancasila: Kita Bhinneka Kita Indonesia. Tema ini membantu
kita untuk memberi isi pada laku kasih, laku doa dan puasa kita.
Artinya, laku kasih, laku doa dan puasa kita, yang merupakan wu-
jud kasih kita pada Allah, menemukan sasaran kongkrit dan prak-
tisnya, yaitu merawat dan menumbuhkembangkan kebhinne-
kaan. Sasaran ini bukanlah sesuatu yang asing bagi Gereja. Bu-
kankah Gereja lahir dari persekutuan mereka yang berbeda (Gal.
3:28: Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, ti-
dak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau
perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus)?
Persatuan tidak lahir dengan menghilangkan perbedaan. Sebalik-
nya, persatuan hanya muncul melalui penghargaan atas perbe-
daan. Yang kita cari bukanlah keseragaman dalam perbedaan,
tetapi roh yang sama di balik setiap perbedaan. Tidak heran,
Gereja disebut communio – persekutuan, karena ia lahir berkat
Roh Kudus yang menyatukan.

Tema ini juga mengundang kita untuk menghayati kebhinnekaan


dalam bangsa dan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari
misteri rencana keselamatan Allah. Pernahkah kita merenungkan
bahwa, di tengah dunia yang semakin terpecah, bangsa Indone-
sia, berkat keragaman yang dimilikinya, punya panggilan khusus
untuk bersaksi bahwa hidup dalam perbedaan itu tidak saja
mungkin tetapi juga sungguh memperkaya? Jika memang
demikian, bukankah panggilan bangsa Indonesia senada dengan
panggillan Gereja juga, mengingat Gereja adalah sakramen
persekutuan antara manusia dan manusia serta persekutuan
antara manusia dan Allah?

Dengan merenungkan tema APP ini, kita diundang untuk belajar


ber-bhinneka baik dari sejarah dan tradisi bangsa Indonesia mau-
pun dari sejarah dan tradisi Gereja sendiri. Gereja yang sepanjang
jaman berjuang menjaga persekutuan dalam perbedaan dapat
menyumbangkan sesuatu bagi perjalanan bangsa Indonesia
yang bhinneka. Sebaliknya, pengalaman nyata kita bergaul den-
gan saudara sebangsa yang berbeda-beda dapat menyum-
bangkan sesuatu bagi kehidupan iman kita juga.

5
Akhir kata, kami berterima kasih kepada anggota Komisi
Kerasulan Kitab Suci yang telah bekerja keras untuk
mempersiapkan bahan pertemuan lingkungan ini. Buku bahan
pertemuan lingkungan ini pun jauh dari sempurna, karena itu kami
mohon maaf jika terdapat kekeliruan di sana sini.

Selamat mengisi masa Prapaskah ini dalam iman dan keterlibatan


nyata. Tuhan memberkati

RD Carolus Putranto

6
AMALKAN PANCASILA:

Kita Bhinneka,
Kita Indonesia

7
PERTEMUAN I

LAGU PEMBUKA (lihat lampiran)

TANDA SALIB DAN SALAM


F: Dalam nama †Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin
F: Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa
dan Putera dalam persekutuan dengan Roh Kudus senan-
tiasa beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.

PENGANTAR
Keluarga adalah bentuk komunitas terkecil dalam masyarakat.
Yang menarik adalah bahwa dalam komunitas terkecil ini sudah
ditemukan kebhinnekaan yang terbentuk karena sifat, minat dan
juga lingkungan sekolah serta tempat bekerja yang berbeda di-
antara setiap anggotanya. Bagaimana menyikapi kebhinnekaan
ini?

Kebhinnekaan dalam keluarga bukan merupakan hambatan


dalam pembentukan sebuah keluarga yang harmonis. Dengan
semangat saling mengasihi dan kerendahan hati seperti yang te-
lah diajarkan oleh Yesus Kristus, setiap anggota keluarga akan
mampu bersinergi membentuk sebuah keluarga yang bahagia,
dengan selalu mengutamakan Firman Allah.

8
DOA PEMBUKA

Allah Bapa yang Maha Pengasih, puji dan syukur bagi-Mu atas
anugerah-Mu yang melimpah bagi kami semua, terutama karena
Engkau telah mengutus Putera-Mu sendiri untuk datang dalam
hidup kami. Ia datang ke dunia supaya kami mengenal Engkau
sebagai Bapa dan hidup rukun sebagai saudara. Berilah kami
bimbingan dan terang-Mu agar dengan mendengarkan dan
mewartakan Firman-Mu, kami dapat bersatu dalam kebhinnekaan
kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

BACAAN KITAB SUCI


Lukas 10: 38-42

9
ULASAN BACAAN

Dalam tradisi banyak bangsa, penyambutan tamu yang berkun-


jung ke sebuah keluarga atau komunitas merupakan hal yang
penting dan istimewa. Keluarga atau komunitas yang dikunjungi
akan membuat acara atau pesta penyambutan agar sang tamu
merasa dihormati dan terkesan atas keramahan tuan rumah.

Demikian pula yang dilakukan oleh sebuah keluarga di Betania,


keluarga Marta dan Maria yang dikunjungi oleh Yesus beserta
para murid dan pengikut-Nya. Dalam kehidupan mereka, Yesus
merupakan sahabat sekaligus guru bagi keluarga Marta-Maria.
Yesus dan para murid-Nya mempunyai tempat khusus di hati ke-
luarga ini.

Tidak mengherankan bila Marta sebagai kakak tertua dalam ke-


luarga menjadi sedemikian sibuk mempersiapkan perjamuan pe-
nyambutan bagi tamu istimewanya. Ia tidak ingin membuat kece-
wa para tamunya. Dalam kesibukannya, Marta melihat Maria sau-
daranya duduk bersimpuh mendengarkan pengajaran Yesus. Da-
lam pemikiran Marta timbul pertanyaan tentang saudarinya :
mengapa Maria tidak ikut membantunya melayani para tamu se-
perti kebiasaan dalam tradisi keluarga mereka?

Maka Marta meminta kepada Yesus sebagai guru atau orang


yang dihormati untuk menegur Maria, agar ikut membantunya
melayani para tamu.
Apa jawab Yesus? Ternyata Yesus membenarkan tindakan Maria,
“Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diam-
bil daripadanya” (ay 42).

Rupanya Marta tidak menyadari tujuan utama Yesus mengunjungi


keluarganya. Tujuan utama Yesus adalah menyampaikan Firman
Allah.

Peran Maria sebagai pendengar Firman selaras dengan tujuan


utama kunjungan Yesus. Demikian juga peran Marta sebagai pe-
layan yang menyediakan segala hal yang mendukung agar

10
orang dapat mendengarkan Firman dengan baik, tentu tidak da-
pat diabaikan. Kerjasama Marta-Maria menurut perannya masing-
masing, membuat Firman menjadi lebih mudah disampaikan.

Setiap keluarga membutuhkan para Marta yang rela bersibuk ria


demi memenuhi kebutuhan jasmani anggota-anggota keluarga
lainnya. Pentingnya peran Marta tidak menghilangkan kebutuhan
setiap keluarga akan kehadiran para Maria, yang mengingatkan
anggota-anggota keluarga lainnya untuk meluangkan waktu
teduh dengan “duduk bersimpuh” di bawah kaki Tuhan dan
mendengarkan firmanNya. Sebaliknya, kedua peran tersebut
saling terkait dan bukannya saling meniadakan.

Marilah kita dengan kebhinnekaan dalam minat dan peran ang-


gota keluarga tetap bersatu dalam permenungan dan pewar-
taan Firman Allah. Persatuan dalam kebhinnekaan akan mem-
bangun sinergi dalam mencapai tujuan keluarga kita.

11
BUTIR PERMENUNGAN
Marta sibuk sekali melayani.
 Siapa yang dilayani Marta?
 Pernahkah kita melayani seperti Marta?
Maria duduk dekat kaki Tuhan.
 Mengapa Maria duduk dekat kaki Tuhan?
 Pernahkah kita bertindak seperti Maria?
Marta meminta Yesus agar menyuruh Maria membantunya.
 Mengapa Marta tidak ingin Maria duduk diam didekat Ye-
sus?
 Apakah kita pernah bertindak seperti Marta?
Kata Yesus: “Maria telah memilih bagian yang terbaik”
 Mengapa demikian?
 Apakah kita juga telah memilih bagian yang terbaik?

SHARING
Pemandu meminta umat yang bersedia, untuk membagikan pe-
ngalaman hidupnya yang sejalan dengan butir permenungan di-
atas.

AKSI NYATA
Sewaktu menyebar undangan pertemuan Pendalaman iman,
Ketua Lingkungan meminta kepada umat lingkungan untuk mem-
bawa foto keluarga atau foto tentang sebuah peristiwa dalam
keluarga (dapat dalam bentuk digital di smartphone atau hard
copy).

Umat yang membawa foto diminta untuk menceritakan bagai-


mana proses penerimaan sebuah perbedaan pikiran atau cara
bertindak dari pribadi-pribadi dalam foto tersebut.

12
DOA UMAT
Sewaktu menyebar undangan pertemuan Pendalaman Iman,
Ketua Lingkungan meminta kepada umat lingkungan yang ber-
kenan, untuk membawa tulisan doa umat / permohonan / uca-
pan syukur, untuk dibacakan pada sesi doa umat.

DOA PENUTUP
Allah Bapa yang Maha Pengasih, syukur atas rahmat yang telah
Kau curahkan dalam pertemuan ini. Sertai dan bimbinglah seluruh
anggota keluarga kami agar terjalin sebuah kebersamaan dalam
kebhinnekaan kami. Mampukanlah kami lebih memperhatikan fir-
man-Mu dan menerapkannya dalam kehidupan kami sehari-hari.
Kami panjatkan permohonan ini dalam nama Putera-Mu terkasih,
Tuhan kami Yesus Kristus yang hidup dan bertahta, sekarang dan
sepanjang masa. Amin

BERKAT DAN PENGUTUSAN


F: Marilah kita memohon berkat Tuhan…. Tuhan beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
F: Kita sekalian dilimpahi berkat oleh Allah yang Mahakuasa,
†Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin

LAGU PENUTUP (lihat lampiran)

13
14
PERTEMUAN II

LAGU PEMBUKA (lihat lampiran)

TANDA SALIB DAN SALAM


F: Dalam nama †Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin
F: Kasih Karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa
dan Putera dalam persekutuan dengan Roh Kudus
senantiasa beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya

PENGANTAR
Salah satu sifat dasar Gereja Kristus adalah katolik, artinya univer-
sal – merangkul semua yang berbeda dalam satu keluarga (bdk.
Wahyu 7:9: … aku melihat… suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan
suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di ha-
dapan Anak Domba…). Karenanya keaneka-ragaman yang ada
diantara umat menjadi ciri khas dan kekayaan yang mewarnai
keberadaan Gereja dimanapun adanya. Dengan hikmat yang
berasal dari Allah sendiri, segenap umat beriman dipersatukan se-
hingga menjadi sehati dan sepemikiran mewujudkan cinta dan
perdamaian sejati bagi umat manusia.

Menjadi permenungan bagi kita, apakah sungguh hikmat Allah


yang diperoleh orang beriman melalui pembaptisan, akan serta
merta meniadakan perselisihan dan perpecahan diantara umat ?

Rasul Paulus dalam suratnya (1Kor 3:1-9) mengisahkan suatu pe-


ngalaman nyata yang dialami oleh jemaat Gereja perdana di
Korintus dahulu. Sekalipun telah menerima baptisan, jemaat di
15
Korintus tidaklah selalu mudah membebaskan diri dari kemanu-
siaan duniawi.

DOA PEMBUKA
Allah Bapa di surga, kami umat-Mu mengucapkan syukur kepada-
Mu karena telah berkenan mengumpulkan kami didalam perte-
muan ini. Kami mau mendengarkan Engkau yang hadir ditengah
kami saat ini melalui Sabda Ilahi-Mu, sehingga kami semakin da-
pat memahami dengan baik setiap rencana-Mu bagi kami.
Curahkanlah berkat-Mu agar akal dan budi kami ini Kau mampu-
kan untuk menerima dan menghayati teladan dan pengajaran
dari-Mu. Doa ini kami hantarkan kepada-Mu dengan perantaraan
Putera-Mu terkasih Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan
berkuasa kini dan sepanjang masa, Amin.

BACAAN KITAB SUCI


1Korintus 3: 1-9

ULASAN BACAAN
Orang-orang Kristen di Korintus terdiri dari orang-orang golongan
Yahudi maupun golongan Yunani. Mereka berselisih memperde-
batkan mengenai siapa yang sepatutnya menjadi pemimpin je-
maat Kristen di Korintus ini. Diantara mereka ada yang mendu-
kung Paulus, sedangkan kelompok lainnya mendukung Apolos.
Masih ada pula kelompok jemaat lainnya yang mengunggulkan
Kefas atau bahkan yang mengaku dari golongan Kristus.

Paulus yang dikabari mengenai perpecahan ini oleh orang-orang


dari keluarga Kloe, bereaksi dengan keras. Ia menyebut mereka
yang berselisih sebagai manusia-manusia duniawi yang belum de-
wasa dalam Kristus. Mereka bahkan disamakan oleh Paulus seba-
gai bayi yang belum mampu menerima “susu” yang ia berikan,
yakni pemahaman akan pesan salib yang diwartakannya. Sebab
jika diantara mereka masih terdapat iri hati dan perselisihan, hal ini
menjadi tanda bahwa mereka masih hidup sebagai manusia
duniawi sekalipun sudah menerima baptisan. Hanya manusia ro-
hani yang dapat menerima hikmat Allah yang mempersatukan
16
seluruh jemaat-Nya untuk menjadi seia sekata, sehati dan se-
pikiran, dibebaskan oleh-Nya dari segala perpecahan.

Paulus menegaskan, tidaklah soal siapa yang menjadi pemimpin


jemaat. Sebab semuanya adalah sama-sama pelayan Tuhan.
Setiap orang mendapatkan karunia dan perutusannya masing-
masing untuk mengembangkan jemaat Allah seturut rancangan-
Nya. Sebab Tuhanlah sesungguhnya yang memberikan setiap ke-
berhasilan dalam semua karya pelayanan hamba-hamba-Nya.
Dialah sang empunya kehidupan. Para pelayan Tuhan akan men-
dapatkan upahnya masing-masing sesuai dengan karya baktinya.
Dengan demikian kebhinnekaan karisma bagi jemaat Korintus
menjadi tanda kedewasaan rohani dari para pengikut Kristus
sendiri.

…..yang penting bukanlah yang


menanam atau yang menyiram,
melainkan Allah yang memberi
pertumbuhan

17
BUTIR PERMENUNGAN
1. Jemaat Korintus terlibat perselisihan diantara mereka sendiri
untuk mengunggulkan pimpinan dari golongan masing-
masing. Mengapa bisa terjadi demikian ? Menurut anda,
apakah yang harus dilakukan untuk menghindari perpecahan
tersebut ?
2. Apakah permasalahan yang dialami oleh jemaat Korintus ini
juga terjadi pada komunitas gereja di lingkungan anda saat
ini ? Bagaimana tanggapan anda ?
3. Paulus menegaskan: bukan siapa yang menanam ataupun
siapa yang menyiram, melainkan Allah sendiri yang memberi-
kan pertumbuhan itu. Jelaskan maksud dari penegasan Paulus
ini !
4. Bagaimana anda memahami tentang kebhinnekaan dalam
komunitas ? Peran apa yang dapat kita lakukan agar kebhin-
nekaan dapat memperkaya komunitas?

SHARING
Fasilitator mengajak umat berbagi pengalaman mereka terkait
dengan kebhinnekaan dalam komunitas.

AKSI NYATA
Membawa foto komunitas, selanjutnya menceritakan ttg momen-
nya, siapa saja yang terlibat, dan suka duka nya

DOA UMAT
(Umat dipersilahkan menyampaikan doa-doa spontan)

18
DOA PENUTUP
Allah Bapa yang maharahim, terima kasih untuk rahmat-Mu yang
Kau curahkan bagi kami didalam pertemuan ini. Bantulah kami
anak-anak-Mu ini, untuk membuka hati dan segenap akal budi
kami demi terwujudnya persatuan yang sejati dalam kebhinne-
kaan di lingkungan kami ini. Demi Kristus Tuhan dan juruselamat
kami, Amin

BERKAT DAN PENGUTUSAN


F: Marilah kita memohon berkat Tuhan…. Tuhan beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
F: Kita sekalian dilimpahi berkat oleh Allah yang Mahakuasa,
†Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin

LAGU PENUTUP (lihat lampiran)

19
20
PERTEMUAN III

LAGU PEMBUKA (lihat lampiran)

TANDA SALIB DAN SALAM


F: † Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus,
U: Amin.
F: Semoga Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah,
damai sejahtera dan persekutuan Roh Kudus senantiasa
beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.

PENGANTAR

Kehidupan yang kita jalani tentunya tidak terlepas dari kehidupan


berkomunitas, mulai dari komunitas yang besar dalam satu
negara, sampai yang paling kecil dalam masyarakat, lingkungan
ataupun keluarga. Dan sebagai ciptaan Tuhan, kita tercipta
dalam keunikan masing-masing. Kita memiliki begitu banyak
perbedaan dan kesamaan yang lahir dari keberagaman agama,
adat, budaya, tradisi, suku bahkan etnis sebagai wujud keunikan
sebagai karunia ciptaan Tuhan.
Sebagai bangsa Indonesia yang cinta tanah air, cinta bangsanya,
cinta masyarakatnya, yang hidup dalam kesatuan negara
Indonesia, kita semua diajak bersama-sama untuk menanggapi
bagaimana pentingnya menerima dan menghargai
keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi yang
terjadi sebaliknya dimana situasi dan kondisi saat ini sudah tampak
jelas mulai memudarnya “Kebhinnekaan Dalam Masyarakat’’.
Misalnya belakangan ini seringkali muncul persoalan yang terjadi
akibat adanya kepentingan kelompok masyarakat tertentu terkait
perbedaan pribumi atau non pribumi, perbedaan warna kulit,

21
perbedaan etnis dan bahkan perbedaan agama sebagai bentuk
diskriminasi kemajemukan masyarakat Indonesia.

Keberagaman dalam masyarakat dapat timbul dari pelbagai


macam sebab, salah satunya adalah tradisi, keberagaman tidak
perlu menjadi silang sengketa kalau semua pihak mau mengerti,
Tuhan memberikan karunia yang sama bagi beragam orang.
Pada pertemuan ketiga ini, mengambil inspirasi dari Kisah Para
Rasul 15:1-11, kita akan belajar bagaimana diskriminasi tentang
perbedaan itu terjadi dimana dalam Kisah Para Rasul ini
menampilkan persoalan perbedaan dari sisi tradisi antara orang
Yahudi dengan orang bukan Yahudi.
Pokok permasalahan yang menjadi perdebatan dalam sidang di
Yerusalem pada waktu itu yaitu apakah menurut hukum Taurat,
sunat serta ketaatan adalah jaminan untuk keselamatan.
Pernyataan Petrus yang menyatakan bahwa Allah
mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepada orang-orang bukan
Yahudi sama seperti kepada orang Yahudi. Tentunya hal ini
menguatkan jemaat Kristus di Antiokhia. Pernyataan Petrus ini
menegaskan tidak ada perbedaan etnis apapun untuk menjadi
pengikut Kristus. Oleh Iman dan dengan karunia Roh Kudus-Nya,
semua orang tanpa perbedaan diterima Tuhan didalam Kerajaan
Allah (Kis.15:9). Bahwa oleh Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus orang
-orang bukan Yahudi diselamatkansama seperti orang Yahudi,
termasuk kita semua akan beroleh keselamatan itu (Kis 15:11).

DOA PEMBUKA

Allah Bapa yang penuh Kasih, Puji dan Syukur kami haturkan
kepada-Mu atas berkat dan karunia- Mu bagi kami sehingga saat
ini kami dapat berkumpul bersama untuk mendengarkan Sabda-
Mu. Hari ini kami akan belajar tentang nilai- nilai kehidupan yang
diperjuangkan oleh negara dan Gereja-Mu yaitu Kebhinnekaan
Dalam Masyarakat. Kami bersyukur atas berkat-Mu bagi negara
kami yang kaya akan suku, agama, adat, budaya, tradisi, suku
bahkan etnis. Semoga bangsa yang penuh keanekaragaman ini
mau hidup bersatu padu, saling menghargai satu dengan yang
lain sehingga terciptalah perdamaian sejati di antara kami.

22
Semoga melalui Sabda-Mu yang kami dengar pada kegiatan Aksi
Puasa Pembangunan tahun ini, kami dapat menjadi pembawa
damai bagi bangsa dan negara yang kami cintai, terutama
didalam masyarakat tempat dimana kami berada. Demi Yesus
Kristus Putera-Mu Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan
berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Allah sepanjang segala masa. Amin

BACAAN KITAB SUCI


Kisah Para Rasul 15: 1-11

ULASAN BACAAN

Awal mula terjadinya masalah, dimulai dari beberapa orang yang


datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada
saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat
istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat
diselamatkan." (Kis 15: 1). Beberapa orang Yahudi dari Yerusalem
mengajarkan orang-orang bukan Yahudi di Antiokhia Siria
sehingga hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat
yang berdampak perpecahan di tubuh jemaat di sana. Akhirnya
ditetapkan untuk mengirim Paulus dan Barnabas sebagai utusan
ke Yerusalem untuk membicarakan hal itu. (Kis 15:2)
Permasalahan timbul waktu ada beberapa orang Yahudi dari
golongan Farisi yang mensyaratkan orang-orang bukan Yahudi
untuk disunat sesuai adat istiadat yang diwariskan menurut hukum
Musa (Kis 15: 1, 5). Tentunya hal ini menimbulkan kebingungan di
antara jemaat, sehingga Paulus dan Barnabas sangat menentang
keras ajaran tersebut. Tetapi ada hal yang menarik, bahwa Paulus
dan Barnabas tidak menentang dengan melakukan tindakan
konfrontasi ataupun kekerasan, tetapi sebaliknya justru membawa
permasalahan tersebut ke para rasul dan penatua di Yerusalem
(Kis 15: 2).
Sepanjang perjalanan dan setelah tiba di Yerusalem pun, Paulus
dan Barnabas menyampaikan kabar sukacita tentang pertobatan
orang-orang yang tidak mengenal Allah (orang bukan Yahudi)

23
menjadi percaya kepada Yesus Kristus (Kis 15: 3-4). Melalui hal ini
Paulus sebenarnya ingin menyampaikan pandangannya bahwa
Injil pun tidak hanya diberikan kepada bangsa Yahudi, melainkan
juga kepada seluruh bangsa, sehingga sudah seharusnya tidak
perlu mewajibkan sunat kepada orang percaya dan orang bukan
Yahudi. Akhirnya para rasul dan penatua yang kebanyakan
adalah orang Yahudi bersidang di Yerusalem (Kis 15: 6). Akibat
kebuntuan yang terjadi dalam persidangan, Petrus pun tampil ke
depan untuk menengahi perdebatan. Petrus menyampaikan
bahwa Tuhan telah memberikan keselamatan kepada semua
orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, dengan
demikian tradisi yang dibawa dari adat istiadat Yahudi sudah
seharusnya bersikap netral dan tidak membeda-bedakan (Kis 15:
7-11).

24
BUTIR PERMENUNGAN

Setelah selesai tahap membaca dan mendalami teks, pemandu


mengajak peserta melangkah ke tahap refleksi khususnya
penghayatan Sila Persatuan Indonesia dan ajaran Gereja sebagai
landasan untuk memperjuangkan nilai-nilai penting dalam
kehidupan Kebhinnekaan dalam masyarakat sebagaimana
inspirasi yang diambil dari Kisah Para Rasul 15:1-11, dengan
menggunakan pertanyaan penuntun sebagai berikut:
1) Dalam kehidupan nyata, harus kita akui bahwa seringkali kita
lebih nyaman dengan tradisi/ kebiasaan yang kita ciptakan
sendiri. Kita merasa aman dalam lingkaran sendiri karena
merasa satu agama dan satu etnis, sehingga bila ada orang
lain yang datang dalam lingkungan kita, maka
kecenderungan dipaksakan agar orang itu yang harus
berubah mengikuti tradisi/ kebiasaan kita, maka bila ia tidak
berubah, ia akan ditolak.
Apakah sikap ini yang diajarkan kepada kita sebagai pengikut
Kristus?
Apakah ini sudah mencerminkan penghargaan keragaman
terhadap nilai-nilai penting dalam kehidupan Kebhinnekaan
dalam masyarakat ?
2) Dalam perbedaan pendapat, seringkali kita tidak mencari jalan
keluar, melainkan memaksakan pendapat kita yang benar.
Dan dalam memaksakan pendapat kita tersebut, mulailah
digunakan segala intrik, seperti fitnah, saling menjatuhkan,
penyerangan pribadi dll,
Belajar dari Kisah Para Rasul, setiap perbedaan pendapat,
bahkan yang paling tajam sekalipun, sikap dan tindakan apa
yang penting kita lakukan?
Sikap dan tindakan penting apakah yang dilakukan oleh Paulus
dan Barnabas ketika berbeda pendapat?
3) Selanjutnya di Kis.15:8-9, kita belajar bagaimana peranan Roh
Kudus sehingga tercapainya keputusan yang bijak dalam
Sidang Para Rasul dan Penatua di Yerusalem ini, yang
memutuskan tentang hal sunat dan Hukum Taurat tanpa

25
merugikan pihak manapun.
Apakah upaya kongkret kita sebagai umat Katolik, sekaligus
sebagai seorang warga negara Indonesia ikut serta
mengupayakan kehidupan yang damai dan penuh persatuan
dalam kehidupan sehari-hari?
4) Apa yang disampaikan Petrus yaitu bahwa Tuhan telah
memberikan keselamatan kepada semua orang, baik orang
Yahudi maupun non Yahudi, dengan demikian seharusnya
bersikap netral terkait tradisi yang dibawa dari adat istiadat
Yahudi (Kis 15: 7-11).
Sikap dan tindakan apa yang penting untuk menghargai
keberagaman dalam masyarakat dan bangsa Indonesia
sebagai suatu anugerah dari Tuhan yang perlu dipraktekkan
dalam hidup sehari-hari terkait perbedaan budaya, pribumi
atau non pribumi, perbedaan warna kulit, perbedaan etnis dan
bahkan perbedaan agama?

SHARING
Setelah selesai tahap refleksi melalui beberapa pertanyaan diatas,
pemandu mengajak peserta melangkah ke tahap refleksi Sharing.

AKSI NYATA

Menceritakan kegiatan di masyarakat yang menyadarkan


penting dan perlunya rasa saling memahami dan mengerti demi
kebaikan bersama, mengakui perbedaan yang ada demi karya
bersama.
Ceritakan tentang kegiatan kemasyarakatan di dalam lingkungan
RT/RW yang sudah diikuti dan apa suka dukanya.

26
1) Mendukung perdamaian dan persatuan bangsa Indonesia melalui :
 kegiatan rohani bersama melalui kegiatan membangun
niat dalam doa-doa pribadi di keluarga dan/atau ber-
sama warga di lingkungan RT/RW dalam kegiatan doa
bersama,
 mempromosikan perdamaian dan persatuan dengan
membuat gambar, karikatur, poster, baik melalui dunia
maya maupun secara fisik,
 membangun dan memelihara sikap damai dengan
anggota keluarga, teman-teman, tetangga lingkungan
tempat tinggal dan orang-orang ditempat kerja serta di
manapun keseharian kita beraktifitas
2) Menghimpun warga dalam menciptakan suasana yang pe-
nuh rasa damai, dengan memberikan perlindungan kea-
manan melalui kegiatan Siskamling.
3) Membangun budaya cinta bangsa melalui kegiatan:
 gotong royong menolong tetangga yang sedang
dalam kedukaan, mengalami sakit, kesulitan ekonomi,
dll
 gotong royong kerja bakti memelihara dan menjaga
lingkungan RT/RW yang bersih dan Asri.
4) Membangun kebersamaan dan kekeluargaan, melalui
kegiatan :
 arisan keluarga,
 jalan santai,
 bersepeda santai,
 olah raga bersama di dalam lingkungan RT/RW
5) Memperkokoh rasa Kesatuan dan Persatuan warga RT/RW
dan warga di luar lingkungannya dengan kegiatan :
 mengundang untuk merayakan kegiatan 17 Agustus
dengan upacara bendera,
 pertandingan olah raga persahabatan,
 penyuluhan dalam memelihara dan menjaga kebersi-
han lingkungan,
 menciptakan ketertiban dan keamanan bersama.

27
DOA UMAT
Setelah refleksi, sharing dan membuat aksi nyata, peserta diajak
untuk menyampaikan doa permohonan secara spontan kepada
Allah. Doa ini bisa bersifat syukur, pujian, permohonan, penyesalan
dan sebagainya terkait dengan nilai hidup “Kebhinnekaan Dalam
Masyarakat’’ khususnya dalam usaha membangun kesatuan
bangsa, dan persekutuan dalam Gereja, Doa permohonan
ditutup dengan doa Bapa Kami.

DOA PENUTUP

Allah Bapa yang mahabaik dan penuh kasih, kami bersyukur atas
berkat-Mu bagi negeri kami yang penduduknya terdiri dari
berbagai ragam suku, agama, budaya dan etnis. Kami mohon
berkat-Mu bagi masyarakat semua dan para pemimpin yang
mendiami tanah air ini. Semoga kami semua selalu disadarkan
agar berusaha memajukan, memelihara dan menjaga bangsa ini
dengan semangat persatuan dan kebersamaan. Kiranya Roh
Kudus-Mu senantiasa membantu kami semua tekun membangun
tanah air kami demi kemakmuran dan kesejahteraan seluruh
bangsa. Bantulah kami mewujudkan tanah air yang adil,
makmur, aman, damai dan sejahtera, sehingga tanah air
Indonesia yang kami cintai ini selalu mengingatkan kami akan
tanah air surgawi, tempat kami akan berbahagia abadi bersama
Dikau. Semua doa ini kami panjatkan kepada-Mu Demi Kristus
Tuhan dan pengantara kami. Amin.

BERKAT DAN PENGUTUSAN


F: Marilah kita memohon berkat Tuhan…. Tuhan beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
F: Kita sekalian dilimpahi berkat oleh Allah yang Mahakuasa,
†Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin

LAGU PENUTUP (lihat lampiran)

28
PERTEMUAN IV

LAGU PEMBUKA (lihat lampiran)

TANDA SALIB DAN SALAM


F: Dalam nama †Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin
F: Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa
dan Putera dalam persekutuan dengan Roh Kudus senan-
tiasa beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.

PENGANTAR
Dalam masa Prapaskah kita merenungkan sengsara dan wafat
Tuhan Yesus. Melalui kedua peristiwa itu, Tuhan kita menampak-
kan di satu sisi wajah Bapa yang mengasihi umat-Nya tanpa me-
ngenal batas dan di sisi lain wajah manusia yang taat melakukan
kehendak Allah.

Sebagai pengikut-Nya, kita pun selayaknya mengisi hidup kita


dengan karya nyata yang mencerminkan kasih Bapa dan juga
ketaatan manusia. Kenyataan bahwa kita merupakan minoritas
dalam masyarakat bukan menjadi alasan untuk berdiam diri
tetapi sebaliknya kenyataan itu menjadi panggilan bagi kita untuk
bersaksi, menjadi garam dan terang dunia.

Dalam pertemuan keempat ini, kita diajak untuk merenungkan


kitab Ezra 2:64-70 yang berkisah tentang kembalinya orang-orang
Yahudi dari pembuangan Babel. Mereka pulang kembali ke Yeru-
salem untuk memugar Bait Allah yang telah hancur. Usaha
mereka memberi gambaran kepada kita tentang bagaimana
cita-cita suatu masyarakat dapat diwujudkan berkat tersalur-
29
kannya daya kekuatan yang terkandung dalam kebhinnekaan
peran dan fungsi di dalam kehidupan bersama.

DOA PEMBUKA
Allah Bapa yang mahabaik, kami sungguh bersyukur karena Eng-
kau memberi kesempatan kepada kami untuk berkumpul di
bawah terang Sabda-Mu. Dalam masa Prapaskah ini kami se-
makin disadarkan akan pentingnya aksi nyata dalam kehidupan
iman kami. Kami mohon tuntunan Roh Kudus-Mu dalam mewujud-
kan aksi nyata di tengah kebhinnekaan masyarakat kami. Leng-
kapilah kami dengan aneka karunia yang kami perlukan demi ter-
wujudnya aksi kasih tersebut. Demi Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan
dan pengantara kami. Amin.

BACAAN KITAB SUCI


Ezra 2: 64-70

ULASAN BACAAN
Kemenangan kerajaan Persia atas Babilonia telah mengubah ke-
adaan orang-orang Yahudi di pembuangan, terlebih setelah raja
Koresh mengijinkan mereka pulang kembali ke Yerusalem untuk
membangun kembali Bait Allah yang telah menjadi puing.
Kitab nabi Ezra 2:64-70 mengisahkan kelompok pertama bangsa
Israel yang kembali ke Yeruselem tersebut. Upaya mereka untuk
memugar Bait Allah menghadapi banyak hambatan. Salah satu
hambatan itu adalah minimnya sumber daya material dan manu-
sia. Hambatan lainnya adalah kehadiran kelompok-kelompok
pengacau yang jelas mengganggu pemugaran Bait Allah.
Belum selesai dengan kedua hambatan eksternal tersebut, orang-
orang Israel yang baru kembali dari pembuangan harus berha-
dapan dengan kebhinnekaan latar belakang yang ditemukan di
antara mereka sendiri. Rombongan yang pulang kembali dari
Babilonia terdiri dari beragam profesi: ada para imam dan orang-
orang Lewi; ada rakyat kebanyakan; ada para penyanyi, pe-
nunggu pintu gerbang dan juga budak.

30
Dari perikop ini, kita belajar untuk melihat keanekaan profesi,
peran serta latar belakang masyarakat sebagai kekuatan dan bu-
kan hambatan dalam berkarya untuk mencapai cita-cita ber-
sama. Setiap orang yang mau berkarya bersama semestinya
mengesampingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya dan
dengan sekuat tenaga mengarahkan segenap upayanya untuk
mencapai cita-cita bersama. Hal inilah yang dilakukan oleh orang
-orang Yahudi. Setiap orang Yahudi menyumbangkan tenaga
dan pikirannya menurut kemampuannya masing-masing. Keraga-
man profesi dan keahlian serta latar belakang yang ada dalam
masyarakat diarahkan untuk mewujudkan berdirinya kembali Bait
Allah. Dalam upaya bersama itu menjadi nyata bagi kita bagai-
mana kebhinnekaan merupakan kekuatan.
Satu hal yang dapat kita petik. Kita hidup di tengah bangsa dan
masyarakat majemuk. Kenyataan ini hendaknya tidak menciutkan
niat kita untuk secara aktif berkarya demi terwujudnya cita-cita
bersama bangsa kita, yaitu terwujudnya masyarakat yang adil
dan sejahtera di atas dasar Pancasila. Walau kecil, kita adalah
bagian dari bangsa ini, Indonesia. Artinya, kita mengemban tang-
gungjawab sebagaimana saudara-saudari sebangsa lainnya, un-
tuk turut berkarya mewujudkan cita-cita bersama. Dengan
menuntaskan tanggung jawab tersebut, sebenarnya kita juga
menjalankan apa yang dikehendaki Tuhan Yesus sendiri, yaitu
menjadi garam dan terang dunia.

BUTIR PERMENUNGAN
1. Apakah saya merasa bahwa bekerja dalam kelompok dengan
anggota yang beragam latar belakangnya adalah
menyusahkan saja dan cenderung menolak bila ada kesem-
patan untuk ikut serta dalam kegiatan yang situasinya
demikian?
2. Apakah saya hanya bisa bekerja sama dengan orang-orang
yang mempunyai kesamaan dan kesetaraan status sosial, latar-
belakang, pendidikan, agama, suku dll?
3. Apakah setelah mengikuti pertemuan ini saya disadarkan dan
31
ingin terjun dalam aksi nyata kegiatan lintas agama, suku dan
ras?
4. Bagaimana seharusnya seorang pengikut Kristus bersikap dalam
melakukan aksi nyata di tengah masyarakat yang majemuk?
5. Apakah saya bangga menjadi warganegara Indonesia? Apa
alasannya?

SHARING
Fasilitator mengajak peserta untuk men-sharing-kan secara singkat
pengalamannya sehubungan dengan tema dan bila memung-
kinkan mengusulkan suatu aksi nyata.

AKSI NYATA
Memelopori suatu aksi nyata kegiatan di masyarakat tingkat RT/
RW/Kelurahan dengan tekanan pada kerjasama lintas agama,
suku dan ras. Kegiatan bisa meliputi aspek-aspek kesehatan, olah
raga, pendidikan, budaya dll. Misalnya dalam bentuk: olahraga
bersama, penyuluhan, pemberian beasiswa, pelayanan kese-
hatan dll.

DOA UMAT
Fasilitator memulai doa singkat kemudian mempersilakan umat
untuk berdoa secara spontan baik dalam bentuk permohonan
maupun ucapan syukur. Doa umat ditutup oleh fasilitator dengan
mendoakan bersama Bapa Kami.

32
DOA PENUTUP
Allah Bapa yang maha pengasih dan penyayang, terima kasih
atas rahmat kebhinnekaan yang Kau berikan pada bangsa kami:
suku, kebudayaan, pendidikan, pola hidup, dan agama. Sudilah
Engkau memupuk semangat persaudaraan antar warga masyara-
kat kami. Jauhkanlah masyarakat kami dari perpecahan. Semoga
kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan warga selalu
mendapat perhatian dari seluruh masyarakat.
Bapa, jadikanlah kami alat-Mu agar benar-benar menjadi garam
di tengah masyarakat dengan cinta dan semangat persaudaran
yang sejati. Demi Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus yang
hidup dan bertahta sekarang dan sepanjang masa. Amin.

BERKAT DAN PENGUTUSAN


F: Marilah kita memohon berkat Tuhan…. Tuhan beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
F: Kita sekalian dilimpahi berkat oleh Allah yang Mahakuasa,
†Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin

LAGU PENUTUP (lihat lampiran)

33
34
35
TUHAN YESUS SEMBUHKANLAH KAMI (MB 285)

Tuhan Yesus sembuhkanlah kami,


orang buta orang congkak hati
Dari mati hidupkanlah kami,
dari dosa bersihkanlah kami, Tuhan Yesus

Tanpa Yesus kita orang miskin,


tanpa Yesus hati kita dingin,
Dengan Yesus kita amat kaya,
hati kita kan bersukaria, ….dengan Yesus

SANTO YOSEF YANG MENJAGA KELUARGA NAZARET (PS 644)

Santo Yosef yang menjaga keluarga Nazaret


Kau menjaga Bunda Kudus serta Yesus penebus
Sudilah doakan kami pada Yesus putramu
Dan lindungilah selalu kami sekeluarga

Di tengah mara bahaya beri kami harapan


Teguhkanlah iman kami agar jangan tersesat
Santo Yosef antar kami ke hadirat Yesus-mu
Agar kelak berbahagia sertamu selamanya

KU CINTA K'LUARGA TUHAN

Ku cinta k'luarga Tuhan,


terjalin mesra sekali
semua saling mengasihi
betapa s'nang ku menjadi keluarga Tuhan

36
ALANGKAH BAHAGIANYA (PS 619)

Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai


di dalam persaudaraan bagai minyak yg harum
Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

Ibarat embun yg segar pada pagi yg cerah


laksana anggur yg lezat kan pemuas dahaga
Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

Begitulah berkat Tuhan dengan berlimpah ruah


turun ke atas mereka kini dan selamanya
Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

BAHAGIA MANUSIA

Bahagia manusia, Yang tidak tuli hatinya


Yang mendengar sabda Bapa, Tekun melaksanakannya
Sabda Tuhan penuh daya, Yang tersesat dipanggilNYA
disembuhkanNYA yang luka, Yang mati di hidupkanNya
Bahagia manusia yang menerima Sang sabda
Sabda yang sudah menggema dalam wujud manusia
Terpujilah O Sang Kristus Sabda kekal dan penebus
Kebenaran kehidupan serta jalan ke slamatan

HARI INI KURASA BAHAGIA

Hari ini kurasa bahagia berkumpul


Bersama saudara seiman
Tuhan Yesus t'lah satukan kita
tanpa memandang di antara kita

Bergandengan tangan dalam kasih


dalam satu hati berjalan dalam terang kasih Tuhan
Kau sahabatku, kau saudaraku
tiada yang dapat memisahkan kita

37
DAYUNG DI ARUS

Tenang tenang mendayung, di dalam ombak selepas pantai


Tenang tenang merenung ditengah taufan hidup yang ramai
Di tengah taufan hidup yang ramai…
Bila terbawa arus, di dalam doa laut terenang
Sabda penguat doa, resapkanlah di dasar hatimu
Sedalam laut medan hidupmu

PELANGI SEHABIS HUJAN

Jalan hidupku tak selalu tanpa kabut yang pekat


Namun kasih-Mu nyata padaku pada waktu-Mu yang tepat
Seperti pelangi sehabis hujan itulah janji setia-Mu Tuhan
Di balik dukaku telah menanti harta yang tak ternilai dan abadi

Mungkin langit pun tak terlihat tertutup awan tebal


Namun hatiku kan tetap kuat oleh janji-Mu yang kekal
Seperti pelangi sehabis hujan Itulah janji setia-Mu Tuhan
Di balik dukaku telah menanti harta yang tak ternilai dan abadi

BAPA ENGKAU SUNGGUH BAIK

Bapa Engkau sungguh baik


KasihMu melimpah dihidupku
Bapa ku berterima kasih
BerkatMu hari ini
Yang Kau sediakan bagiku

Ku naikkan syukurku
Buat hari yang Kau bri
Talk habis-habisnya
Kasih dan rahmatMu
Selalu baru dan tak pernah
Terlambat pertolonganMu
Besar setiaMu disepanjang hidupku

38
ALLAH ITU BAIK

Allah itu baik


Sungguh baik bagiku
Ditunjukkan-Nya kasih setia-Nya
Dia menyediakan yang kuperlukan
Menyatakan kebaikan (2x)
Menyatakan kebaikan-Nya padaku
Kasih setia-Nya tak pernah berubah
Dulu, s’karang dan s’lamanya
Ajaiblah kuasa dalam nama-Nya
Yesusku luarbiasa

KASIH DARI SURGA

Kasih dari Surga memenuhi tempat ini


Kasih dari Bapa surgawi
Kasih dari Yesus mengalir di hatiku
Membuat damai di hatiku

Mengalir kasih dari tempat tinggi


Mengalir kasih dari tahta Allah Bapa
Mengalir, mengalir, mengalir dan mengalir
Mengalir memenuhi hidupku

BAPA SURGAWI

Bapa Surgawi ajarku mengenal


Betapa dalamnya kasih-Mu
Bapa Surgawi ajarku mengerti
Betapa kasih-Mu padaku
Semua yang terjadi di dalam hidupku
Ajarku menyadari Kau s’lalu sertaku
B’ri hatiku s’lalu bersyukur pada-Mu
Kar’na rencana-Mu indah bagiku

39
TIAP LANGKAHKU
Tiap langkahku diatur oleh Tuhan
dan tangan kasihNya memimpinku
Di tengah g'lombang dunia menakutkan
hatiku tetap tenang teduh
Reff : Tiap langkahku, kutahu yg Tuhan pimpin
Ke tempat tinggi 'ku dihantarnya
Hingga sekali nanti aku tiba
Di rumah Bapa Surga yang baka
Di waktu imanku mulai melemah
dan bila jalanku, hampir sesat
Ku pandang Juru S'lamatku Yang Esa
aku kuat sebab Tuhan dekat ..... Reff

KASIH
Kasih pasti lemah lembut
Kasih pasti memaafkan,
kasih pasti murah hati.
KasihMu, kasihMu ya Tuhan

Ajarilah kami ini saling mengasihi


Ajarilah kami ini saling memaafkan
Ajarilah kami ini kasihMu ya Tuhan
KasihMu kudus tiada batasnya.

40
41
42

Anda mungkin juga menyukai