Dalam contoh, saya cuma mencari kurang dari 10 keyword tiap intent. Dalam prakteknya nanti, anda
sebaiknya mencari jauh lebih banyak dari ini.
Lebih banyak lebih baik.
Perhatikan terutama di bagian “informational”. Keyword-keyword ini bukan tentang tiket pesawat
(keyword utama), tapi hubungannya masih sangat dekat.
Ketika ada yang mengunjungi website anda melalui keyword informational, mereka mungkin tidak akan
langsung membeli…
…tapi lain kali saat mereka butuh, mereka akan datang kepada anda.
Maka dari itu, keyword informational berguna untuk mendapatkan pembeli dalam jangka panjang.
Nilainya rendah tapi sangat bermanfaat.
Kalau anda bingung dalam mencari idenya, coba jawab pertanyaan berikut:
Informational:
Apa permasalahan yang dimiliki oleh target pasar anda?
Apa yang membuat mereka tertarik membeli produk/layanan anda?
Permasalahan apa yang diselesaikan melalui produk/layanan anda?
Apa hal lain yang ingin mereka ketahui disamping produk anda?
Commercial investigation:
Apa yang jadi pertimbangan mereka sebelum menentukan pilihan?
Informasi apa yang mereka cari sebelum membeli? (spek, manfaat, harga)
Bagaimana cara mereka membandingkan produk sejenis? (terbaik, vs, review)
Apa ada kata sifat yang menggambarkan produk/layanan anda? (murah, berkualitas, biru,
merah)
Transactional:
Bayangkan anda ingin membeli produk anda secara online, apa yang akan anda cari dari Google?
Apakah anda menyediakan diskon, gratisan, dan sejenisnya?
Di gambar tabel tadi ada keyword yang belum lengkap kalimatnya (misalnya: tujuan wisata terbaik di).
Sekarang kita akan menggali versi lengkapnya dalam langkah kedua.
2. Gali keyword tambahan di KeywordTool.io
Anda pasti anda pernah melihat yang seperti ini:
Setelah semua keyword dimasukkan, anda mestinya punya 3 file spreadsheets untuk masing-masing
intent.
Simpan ketiga file ini untuk bab selanjutnya.
Tool lainnya untuk riset keyword
Sampai di sini sebetulnya tahap pencarian keyword kita sudah selesai, tapi ada beberapa tool yang
mungkin perlu anda ketahui untuk mempermudah proses riset.
Tool-tool berikut ini akan mempermudah proses keyword research anda.
1. SEMRush – mengintip keyword dari website lain
Tahap pencarian keyword ini sebetulnya tidak susah.
Tapi banyak orang yang buntu tahap 1 (memikirkan keyword turunan). Alasannya, karena tidak tahu
keyword apa yang harus digunakan.
Selain itu, banyak juga yang keliru.
Saya sering menerima email dari pembaca PIM yang minta koreksi dan saran terkait daftar keyword
yang mereka buat. Banyak yang salah.
Disinilah SEMRush bisa membantu anda.
Dengan menggunakan SEMRush, anda bisa “mengintip” keyword yang bernilai tinggi dari website-
website saingan anda.
Saingan anda susah-payah melakukan riset. Kita, tinggal intip.
Caranya sangat mudah:
Masukkan alamat website saingan anda.
Karena berbasis web, Term Explorer lebih bagus untuk anda yang koneksi internetnya lambat. Server-
nya mereka yang melakukan analisa, bukan komputer anda.
Daftar di TermExplorer
4. MozBar atau SEOQuake – untuk yang lebih suka manual
Dua tool ini adalah ekstensi browser untuk Chrome dan Firefox.
Keduanya gratis dan fiturnya hampir sama.
MozBar dan SEOQuake akan menampilkan data-data seperti jumlah backlink, Page Authority, Domain
Authority, dan lain-lain ketika kita melakukan pencarian di Google.
Ini bisa digunakan untuk menemukan keyword yang bagus…
…tapi tidak otomatis, karena anda harus melakukan pencarian satu per satu di Google.
Sebelum kita masuk ke bab selanjutnya tentang analisa persaingan kata kunci, ada baiknya anda install
salah satu dari MozBar dan SEOQuake. Lebih bagus lagi kalau menggunakan SEMRush, Long Tail Pro,
atau Term Explorer.
Kalau belum, coba restart browser yang anda gunakan, aktifkan extension yang baru diinstall, atau klik
tombol yang bersangkutan di kanan atas browser (Chrome).
Kalau sudah, kita lanjut.
Ada BANYAK sekali angka dan simbol di hasil pencarian tersebut. Terutama di SEOQuake.
Supaya tidak pusing, akan saya jelaskan satu per satu.
2. Lihat angka PageRank (PR) atau PA & DA
Pengertiannya dulu:
PageRank atau PR adalah angka dari 0-10 yang menunjukkan seberapa tinggi reputasi website tersebut
menurut algoritma yang dibuat secara resmi oleh Google. N/A menunjukkan website tersebut belum
punya PageRank.
Tapi sayangnya angka PR sekarang sudah tidak diupdate lagi.
PA (Page Authority) adalah angka yang dibuat oleh Moz dari 0-100 yang menunjukkan seberapa tinggi
reputasi sebuah halaman website. Bukan angka resmi dari Google, tapi algoritmanya dibuat supaya
mendekati.
Sedangkan DA (Domain Authority) mirip dengan PA tapi untuk keseluruhan domainnya. Bukan per
halaman.
Jadi semakin tinggi PR, PA, dan DA, semakin sulit persaingannya.
Sebaliknya, keyword yang menghasilkan website-website dengan angka PR, PA, dan DA yang rendah
biasanya persaingannya mudah.
Biasanya, yang dikatakan “mudah” adalah yang PA dan DA nya di bawah 25.
Tapi itu saja belum cukup…
…kita analisa lebih lanjut dengan angka-angka lainnya.
3. Lihat jumlah dan kualitas backlink
Kita tahu bahwa backlink adalah salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi peringkat website di
mesin pencari.
Backlink juga lah yang mempengaruhi angka PA, DA, dan PR.
Karena itu, semakin banyak backlink berarti semakin sulit persaingannya.
Ini untuk SEOQuake:
L: jumlah backlink ke halaman tersebut
LD: jumlah backlink ke keseluruhan domain
Dan ini untuk MozBar, seperti gambar di atas ada 2 bagian:
Kiri: jumlah halaman yang memberikan backlink ke halaman tersebut
Kanan: jumlah halaman yang memberikan backlink ke keseluruhan domain
Sedangkan RDs (root domains) berarti jumlah domain yang memberikan backlink.
Misalnya di Detik.com ada 2 artikel yang memberikan link ke dua halaman berbeda di PanduanIM.com.
Maka angka yang ditunjukkan oleh MozBar jadi 1 di kiri, 2 di kanan, dan masing-masing 1 RDs.
Tapi jumlah saja belum cukup.
Pada kenyataannya, banyak juga website yang menggunakan teknik black hat SEO sehingga backlinknya
banyak dan PA/DA-nya besar.
Oleh karena itu, klik angka tersebut untuk melihat backlinknya.
Apabila jumlahnya banyak tapi ternyata sebagian besar topiknya tidak berhubungan dengan halaman
tersebut, bisa jadi ini tergolong mudah.
4. Lihat judul dan topik kontennya
Relevansi itu yang nomor satu.
Maksudnya, kesesuaian antara apa yang dicari orang-orang melalui keyword tersebut dengan hasil yang
ditampilkan oleh Google.
Sebagai mesin pencari, Google pasti ingin menampilkan hasil yang pas.
Tapi ada juga keyword yang belum tersedia konten yang relevan.
Contohnya ini:
Kalau melihat keywordnya, saya ingin belajar cara membaca matahari supaya bisa mengetahui sekarang
jam berapa.
Tapi lihat hasilnya…
…cuma ada pengertian jam matahari, cara membuat jam matahari, bahkan cara menentukan arah.
Tidak terlalu relevan kan?
Kalau kita membuat konten sesuai dengan keyword tersebut, bahkan Wikipedia pun bisa kita kalahkan
dalam hitungan hari.
5. Lihat langsung kualitas konten dan websitenya
Sebetulnya, ini cara yang paling mudah dan akurat.
Sama seperti cara nomor 4 di atas, ini bisa kita lakukan tanpa menggunakan tool apapun.
Logikanya begini:
Google selalu akan berusaha menampilkan website dengan konten terbaik di posisi teratas, karena
orang-orang akan puas kalau diberikan konten yang terbaik.
Maka dari itu, kunci utamanya adalah kualitas.
Untuk mengetahui kualitas sebuah website dan kontennya, kunjungi masing-masing yang ada di
halaman pertama.
Kalau ternyata tidak bagus, berarti mudah.
Bahkan kalau PA/DA nya besar dan backlinknya banyak, tapi kalau kontennya jelek maka anda pasti bisa
menjadi peringkat 1.
Jadi, ini tergantung.
Kalau anda merasa mampu membuat konten yang lebih bagus daripada mereka, berarti keyword ini
mudah. Kalau anda tidak bisa, berarti susah.
Analisa banyak keyword sekaligus
Kalau anda mengikuti langkah-langkah dari bab sebelumnya dalam panduan riset keyword, anda akan
memiliki ratusan bahkan ribuan keyword.
Karena itu, bakal repot untuk meganalisa satu per satu.
Oleh karena itu, gunakan Term Explorer.
Meskipun tidak 100% akurat, tapi Term Explorer bisa kita manfaatkan sebagai acuan untuk
mengeliminasi keyword-keyword yang terlalu sulit.
Seperti ini:
Kata kunci yang seharusnya anda incar untuk website bukan yang hanya memiliki volume pencarian
tinggi, tetapi yang tepat sasaran yang biasanya lebih panjang. Karena itu disebut Long Tail Keyword.
Keyword seperti ini memiliki tingkat pencarian yang lebih kecil tetapi akan memberikan profit terbesar
untuk anda.
Jangan salah, tidak semua keyword panjang memiliki nilai tinggi. Anda akan mempelajari bagaimana
mencari long tail keyword yang memiliki nilai tinggi melalui panduan ini.
Ini adalah bab keempat dari seri panduan riset keyword
Mengapa long tail?
Ada hubungannya dengan ilmu yang sudah kita pelajari di bab 1 mengenai search intent dan bab 3
mengenai analisa kompetisi.
Pertama, karena keyword yang bernilai tinggi atau memiliki commercial intent (niat membeli) biasanya
panjang. Secara logika, kalau seseorang ingin membeli produk misalkan Samsul Galaxy X, mereka akan
melakukan pencarian “beli Samsul Galaxy X Jakarta”, bukan cuma “Samsul Galaxy X”.
Kedua, long tail keyword umumnya memiliki persaingan lebih rendah daripada keyword pendek.
Meskipun volumenya lebih kecil, kita bisa secara tidak sengaja menargetkan banyak long tail sekaligus
sehingga volumenya jadi banyak juga.
Mencari long tail keywords
Kalau anda mengikuti seri panduan ini dari awal, terutama di bab 2, anda secara tidak sengaja sudah
menemukan long tail keywords.
Cara yang salah untuk mencari long tail keyword adalah dengan menggunakan Google Keyword Planner.
1. Ubersuggest
Dengan Ubersuggest, kita bisa menggali banyak kata sekaligus. Keyword-keyword ini tidak terdaftar di
GKP, karena itu dengan tool ini anda bisa menemukan banyak kata kunci tersembunyi.
Alternatif dari Ubersuggest yaitu Keywordtool.io.
2. Google Webmaster Tools/Google Analytics
Kalau anda sudah memiliki traffic yang stabil dari mesin pencari, secara tidak sadar akan ada banyak
long tail keywords yang masuk ke website anda.
Untuk mendapatkan keyword ini, silahkan menuju Google Webmaster Tools atau Google Analytics
(kalau sudah dihubungkan). Kemudian klik menu Search Traffic > Search Queries.
Dari daftar keyword di atas, yang diberi tanda kuning sama sekali tidak pernah dengan sengaja saya
targetkan tapi muncul di GWT. Dari sini anda bisa menemukan keyword tersembunyi di website anda.
3. Forum, Jejaring sosial, dan situs komunitas lain
Dengan melihat percakapan orang lain di situs sosial, kita bisa mendapatkan ide untuk long tail keyword.
Anda bahkan mungkin tidak perlu melakukan riset tambahan untuk keyword dari situs sosial karena
jelas-jelas diminati orang lain.
4. SEMRush
Dengan menggunakan SEMRush, anda bisa mengintip keyword organik dari website lain yang memiliki
topik sama dengan website anda.
Website-website yang sudah populer biasanya sudah melakukan riset kata kunci sendiri. Dengan
mengintip keyword mereka, kita bisa menghemat waktu dalam menemukan long tail keywords.
Menilai long tail keywords
Sekedar menemukan saja tidak susah, tantangan sebenarnya adalah menemukan long tail keywords
yang memiliki nilai tinggi.
LTK yang bernilai tinggi biasanya memiliki ciri-ciri berikut:
1. Volume pencarian per bulan tidak 0. Kalau keyword anda berbahasa Inggris, pencarian per bulan
sebaiknya di atas 880.
2. Memiliki commercial intent. Silahkan baca kembali bab 1 untuk melihat penjelasan keyword
yang bernilai tinggi.
3. Persaingan mudah. Tidak semua LTK memiliki persaingan rendah, jangan sampai anda
mengincar keyword dengan volume kecil tapi persaingannya tinggi.
Prioritas keyword
Dari sekian banyak keyword yang sudah kita kumpulkan dalam bab ini dan bab-bab sebelumnya, lantas
bagaimana menentukan prioritasnya?
Kalau anda masih punya ratusan keyword, tandai di Excel atau Spreadsheet keyword mana yang terbaik
menurut anda berdasarkan data volume, intent, dan difficulty (tingkat persaingan). Kemudian pisahkan
keyword-keyword ini ke file yang berbeda.
Inilah keyword yang akan anda gunakan untuk mengoptimasi website.
Lebih lanjutnya lagi akan tergantung dari rencana ukuran dan jenis website anda. Berikut ini
urutan prioritas berdasarkan jenis website:
1. Blog informasi – volume, persaingan, intent
2. Blog bisnis – volume, intent, persaingan
3. Blog mikro – persaingan, intent, volume
4. Toko online (e-commerce) – intent, volume, persaingan
5. Jasa/layanan – intent, volume, persaingan
Intinya, dari ketiga faktor penentu tersebut mana yang lebih penting dan profitable untuk website anda
harus diprioritaskan.
Misalnya untuk website toko online dan website yang menjual layanan, jasa, SaaS, serta web-app, yang
diprioritaskan adalah keyword dengan intent Commercial Investigation dan Transactional supaya
conversion rate lebih besar.
Kalau anda ingin mengincar volume tinggi untuk jenis-jenis website tersebut, buatlah blog bisnis di
sebagai penunjang.
Dalam bab selanjutnya, anda akan mempelajari bagaimana menilai performa keyword di website anda
dan bagaimana melakukan optimasi lebih lanjut.
Hasil keyword research anda tidak selalu akurat dengan kenyataan. Meskipun riset menunjukkan hasil
yang bagus, tapi bisa jadi performa keywordnya tidak memuaskan.
Penilaian performa keyword website harus dilakukan secara rutin untuk menghasilkan dampak yang
optimal. Jangan khawatir, tidak susah.
Ini adalah bab kelima dari seri panduan riset keyword
Penilaian performa ini khusus untuk anda yang sudah mendapatkan traffic secara stabil dari mesin
pencari.
Kalau anda pemilik website baru, informasi ini mungkin baru bermanfaat setelah beberapa bulan ke
depan. Tapi tidak ada salahnya mempelajari ilmu ini sekarang.
Karena kita akan menggunakan Google Analytics yang sudah dihubungkan dengan Google Webmasters
Tool, sebaiknya hubungkan kedua akun tersebut dengan website anda untuk mendapatkan data.
Baca secara detail panduan di bawah karena setiap langkahnya tidak boleh dilewati.
Google Analytics
Buka akun website anda di Google Analytics kemudian masuk ke menu Acquisition > Search Engine
Optimization > Queries. Di bagian kanan bawah, ganti ‘show rows’ dari 1 menjadi 500.
Setelah itu export data dalam format Excel.
Buka file yang barusan anda download dengan Excel atau Spreadsheet, kemudian buka sheet bernama
Dataset 1. Highlight row (baris) 1 kemudian aktifkan filter dari menu Data > Filter.
Keyword Planner
Buka Keyword Planner kemudian dari file Excel tadi copy semua data dalam kolom Queries dan paste
dalam Google Keyword Planner sesuai cara di bab 2.
Download data dari GKP dalam bentuk CSV.
Copy data Avg. Monthly Visit dari CSV ini dan paste ke file Excel pertama kita tadi di kolom kosong paling
kanan.
Performa impresi
Tambahkan satu kolom lagi di paling kanan dengan judul “Performa Impresi”. Masukkan formula untuk
kolom ini Performa Impresi = Impression / Avg. Monthly Visit. Salin kebawah, abaikan yang
menghasilkan error (#VALUE!).
Inilah performa keyword anda. Semakin mendekati angka 1 berarti performa semakin bagus, sedangkan
semakin kecil angkanya berarti performanya kurang baik dan harus diperbaiki.
Urutkan Queries berdasarkan Avg. Monthly Searches untuk menentukan prioritas.
Performa CTR (Click-Through Rate)
Untuk posisi rangking yang berbeda di mesin pencari, angka CTR standarnya juga berbeda-beda. Posisi
rangking 1 memberikan CTR yang lebih tinggi daripada posisi 2, demikian seterusnya.
Advanced Web Ranking sudah membuat grafik yang menunjukkan angka CTR untuk masing-masing
posisi.
Data ini didapatkan melalui pengujian empiris. Posisi 1 kira-kira mendapatkan CTR sebesar 32%
dari pengguna desktop dan 30% dari pengguna mobile.
Artinya, kalau website anda menempati peringkat pertama, 32% orang yang melakukan pencarian akan
mengunjungi website anda.
Nah, dari file Excel tadi kita bisa melihat nilai CTR untuk tiap keyword. Perhatikan terutama keyword
yang nilai Average Position-nya kurang dari 5. Sesuaikan dengan grafik di atas.
Kalau nilai CTR anda lebih rendah dari grafik, berarti performa anda kurang baik.
Meningkatkan performa keyword
Dari Performa Impresi, kita bisa menentukan keyword mana yang berpotensi besar tetapi kurang
dioptimalkan. Sedangkan dari Performa CTR kita bisa menilai apakah penggunaan judul kita sudah baik.
Untuk meningkatkan performa impresi, anda harus meningkatkan SEO dan tingkat relevansi website
anda terhadap keyword tersebut. Caranya ada 2, pertama dengan memperbaiki halaman yang sudah
ada supaya makin baik secara SEO. Kedua, dengan membuat konten baru yang relevan dengan keyword
tersebut.
Sedangkan untuk meningkatkan performa CTR anda harus mengganti judul (meta title) dari halaman
yang muncul di hasil pencarian. CTR rendah bisa jadi karena anda menggunakan judul yang tidak
menarik minat calon pengunjung.
http://panduanim.com/performa-keyword-research/