Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Badan Kesehatan Dunia sebanyak 100-150 juta penduduk dunia adalah
penyandang asma, dan jumlah itu terus bertambah sebanyak 180.000 orang tiap tahun.
Sejumlah informasi seperti di Kanada pada tahun 2003, asma merupakan penyebab hilangnya
24,5 juta hari kerja.

Rata-rata jumlah pasien perhari berkisar 25 orang. Sebagian besar adalah kelompok
lanjut usia. Peralihan musim hujan ke kemarau membuat penderita asma meningkat,
khususnya pada kelompok lanjut usia saat peralihan. Udara di malam hari sangat dingin
sehingga faktor pencetus asma berubah menjadi manifestasi.

B. Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah stase Gerontik

2. Untuk menambah pengetahuan penulis terutama lanjut usia tentang asma, sebagai
informasi bagi tenaga kesehatan khususnya perawat tentang askep gerontik.

3. Memberitahu pembaca terutama lanjut usia supaya menjaga kondisi tubuh dan kesehatan
dengan tidak terkena asma.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas.Saluran napas yang


mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh faktor
risiko tertentu, jalan napasmenjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi
bronkus,sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang (Almazini, 2012).

Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitankarena


hiperakti+itas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan
ini bersifat sementara% sma dapat ter adi pada siapasa a dan dapat timbul disegala usia,
tetapi umumnya asma lebih sering ter adi pada anak-anak usia di ba ah 5 tahun dan rang
de asa pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb,2011).

Asma adalah penyakit obstruksi jalan napas yang dapat pulih dan intermitten yang
ditandai oleh penyempitan jalan napas, mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi
(Baughman, 2000).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan asma adalah penyakit


inflamasi obstruksi yang ditandai oleh episodik spasme otot polos dalam dinding saluran
udara bronchial (spasme bronkus). Spasme bronkus ini menyempitkan jalan napas sehingga
membuat pernapasan menjadi sulit (dispnea), menimbulkan bunyi mengi dan batuk.

B. Etiologi

Menurut Surya (1990) dalam buku Manual Ilmu Penyakit Paru, penyebab asma yaitu
:

1. Faktor Predisposisi

a. Atopi
Gejala seperti rinitis musiman (hay fever) atau eksema maupun secara imunologis
(berupa tes prick kulit yang positif terhadap satu atau lebih alergen, atau peningkatan
kadar IgE serum.

b. Riwayat keluarga

Suatu riwayat keluarga asma seringkali diperoleh pada anamnesis.

2. Faktor Presipitasi

a. Latihan

Asma, terutama pada remaja, seringkali dicetuskan oleh latihan.

b. Suhu udara

Inhalasi udara kering dan dingin seringkali mencetuskan asma dan beberapa pasien
mungkin mengalami mengi pada perubahan udara dingin menjadi panas.

c. Musim

Musim mempengaruhi asma melalui efeknya pada suhu udara, melalui terjadinya
infeksi saluran napas atas atau melalui alergen “air borne” musiman.

d. Alergi

Alergen domestol yang paling umum menyebabkan asma adalah bulu binatang dan
debu rumah, tetapi itu mungkin tidak mungkin diketahui atau dibuktikan
hubungannya. Musiman terdiri dari serbuk sari pohon (musim semi), serbuk sarik
rumput (musim panas) lumut (musim gugur) dan banyak yang lainnya.

e. Pekerjaan

f. Makanan dan minuman


Bahan pengawet (sulfur dioksida dalam minuman dan beberapa makanan kalengan),
bahan pewarna (terutama tartrazine dalam makanan dan minuman) atau campuran
(seperti rezin dan bahan lain dalam anggur).

g. Emosi

Emosi mungkin berperan dalam mencetuskan serangan asma pada orang yang sudah
diketahui menderita asma.

h. Obat-obatan

Obat-obatan beta blocker akan memperburuk asma yang sudah ada, analgetik
(terutama tetapi tak selalu aspirin) mungkin mencetuskan asma terutama pada pasien
yang lebih tua yang juga mempunyai polip hidung.

i. Infeksi saluran napas atas

Merupakan pencetus yang umum untuk kambuhnya asma (Surya, 1990).

C. Manifestasi Klinis

Menurut Baughman (2002) adalah :

1. Gejala umum

a. Batuk

b. Dispnea

c. Mengi

2. Serangan asma

a. Seringkali terjadi pada malam hari

b. Mulai secara mendadak dengan batuk dan sensasi sesak dada


c. Kemudian pernapasan lambat, laborius, mengi

d. Ekspirasi lebih kuat dan lama dari inspirasi

e. Obstruksi jalan napas membuat sensasi dispnea

f. Batuk sulit dan kering pada awalnya, diikuti dengan batuk yang lebih kuat dengan
sputum yang berbeda dari lendir encer.

g. Total serangan dapat berlangsung 30 menit sampai beberapa jam dan dapat
menghilang secara spontan

3. Tanda-tanda lanjut

a. Sianosis sekunder akibat, hipoksia berat

b. Gejala-gejala retensi karbon inonoksida (misal : berkeringat, takikardia dan desakan


nadi melebar)

4. Reaksi yang berhubungan

a. Eksem

b. Urtikaria

c. Edema angioneurotik

D. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah mengancam
padagangguan keseimbanga asam basa dan gagal na"as, pneumonia, bronkhiolitis, chronic
persistent bronchitis, emphysema

E. Pemeriksaan Penunjang

Menurur Samekto (2002) dan Suryo (1990) adalah :


1. Foto ronsen data

Biasanya normal pada saat diantara serangan asma kecuali pada asma yang berat
dan lama (ketika terjadi inflamasi berlebihan dan penebalan dinding dada) atau jika tak
terjadi komplikasi, seperti aspergilosis bronkhopulmonal.

2. Pemeriksaan laboratorium

- Darah : cosinofilia (5-15% total leukosit)

- Sputum : eosinofilis, spiral crushman, kristal charcot leyden

- Tes kulit dengan alergen

- Pengukuran kadar IgE serum

3. Pemeriksaan Radiologi

- Normal atau hiperinflasi

- Penting untuk mengetahui adanya komplikasi : pneumothorak, pneumonia, atelektasit,


pneumomediastinum, dan lain-lain

4. Tes provokasi bronkus

Untuk menunjukkan adanya hiperreaktifitas bronkus :

- Provokasi beban kerja

- Provokasi dengan hiperventilasi isokaonik udara dingin

- Provokasi inhalasi dengan bahan :

a. Spesifik : alergen tertentu

b. Non spesifik : histamin, metakilin, prostaglandin F2 alfa


5. Anlisa gas darah

Pemeriksaan ini atas indikasi untuk menentukan derajat beratnya asma atau gagal nafas.

6. Pemeriksaan EKG

Untuk menentukan seberapa jauh pengaruh serangan asma terhadap jantung.

F. Penatalaksanaan

Menurut Baughman (2000) adalah :

1. Terapi obat

- Agonis beta

- Metilsantin

- Antikolinergik

- Kortikosteroid

- Inhibitor sel mast

2. Penatalaksanaan asma tergantung atas beratnya serangan, berdasarkan anjuran WHO


penatalaksanaan asma secara global (GINA : Global Initiative for Asthma) sebagai
berikut :

Menurut Samekto (2000)

Tujuan umum terapi asma adalah :

a. Pertahankan aktifitas normal, pekerjaan sehari-hari

b. Pertahankan faal paru mendekati normal

c. Cegah gejala kronik dan eksaserbasi


d. Hindari efek samping obat-obatan asma

3. Pencegahan

Menurut Baughman (2000) adalah :

a. Evaluasi dan identifikasi protein asing yang mencetuskan serangan

b. Lakukan uji kulit terhadap bahan dan matras dan bantal jika serangan terjadi pada
malam hari

c. Lakukan uji kulit yang dibuat dengan senyawaan kerokan antigen dari rambut atau
kulit jika serangan tampak berkaitan dengan binatang

d. Hindari pemajanan terhadap bercak serbuk yang membahayakan, misal : tinggal dalam
ruangan ber-AC selama musim serbuk atau jika memungkinkan ubah zona iklim

e. Cegah asma yang diakibatkan oleh latihan (EIA) dengan melakukan inspirasi udara
pada 37ºC dan kelembaban relatif 100%

f. Tutup hidung dan mulut dengan masker untuk aktivitas yang menyebabkan serangan
G. Pathway
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Menurut Nugroho (2000) :

1. Temperatur

- Mungkin serendah 95ºF (hipotermi) ± 35ºC

- Lebih teliti diperiksa di sublingual

2. Pulse (denyut nadi)

- Kecepatan, irama, volume

- Apikal, radial, pedal

3. Respirasi (pernafasan)

- Kecepatan, irama, kedalaman

- Tidak teraturnya pernafasan

4. Tekanan darah

- Saat baring, duduk, berdiri

- Hipotensi akibat posisi tubuh

5. Berat badan perlahan-lahan hilang pada tahun-tahun terakhir

6. Tingkat orientasi
7. Memory (ingatan)

8. Pola tidur

9. Penyesuaian psikososial

10. Sistem persyarafan

a. Kesimetrisan raut wajah

b. Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak

- Tidak semua orang menjadi snile

- Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah

c. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak

d. Pupil : kesamaan, dilatasi

e. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :

- Jangan dites di depan jendela

- Pergunakan tangan atau gambar

- Cek kondisi kacamata

f. Sensory deprivation (gangguan sensorik)

g. Ketajaman pendengaran

- Apakah menggunakan alat bantu dengar

- Tinutis

- Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkan


h. Adanya rasa sakit atau nyeri

11. Sistem kardiovaskuler

a. Sirkulasi perifer, warna dan kehangatan

b. Auskultasi denyut nadi apikal

c. Periksa adanya pembengkakan vena jugularis

d. Pusing

e. Sakit

f. Edema

12. Sistem gastrointestinal

a. Status gizi

b. Pemasukan diet

c. Anoreksia, tidak dicerna, mual dan muntah

d. Mengunyah dan menelan

e. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut

f. Auskultasi bising usus

g. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon

h. Apakah ada konstipasi (sembelit) diare adan inkondinensia alui

13. Sitem genitourinarius

a. Warna dan bau urine


b. Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk buang air kecil)

c. Frekuensi, tekanan atau desakan

d. Pemasukan dan pengeluaran cairan

e. Disuria

f. Seksualitas

- Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks

- Adanya kecacatan sosial yang mengarah keaktivitas seksual

14. Sistem kulit

a. Kulit

- Temperatur, tingkat kelembaban

- Keutuhan luka, luka bakar, robekan

- Turgor (kekenyalan kulit)

- Perubahan pigmen

b. Adanya jaringan parut

c. Keadaan kuku

d. Keadaan rambut

e. Adanya gangguan-gangguan umum

15. Sistem mukuloskeletal

a. Kontraktur
- Atrofi otot

- Mengecilkan tendo

- Ketidakadekuatannya gerakan sendi

b. Tingkat mobilitas

- Ambulasi dengan atau tanpa bantuan/peralatan

- Keterbatasan gerak

- Kekuatan otot

- Kemampuan melangkah atau berjalan

c. Gerakan sendi

d. Paralisis

e. Kifosis

16. Psikososial

a. Menunjukkan tanda-tanda meningkatkannya ketergantungan

b. Fokus-fokus pada diri bertambah

c. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian

d. Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan

B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi serta Rasional

1. Diagnosa : Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan bronkospasme,


peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental
(Doenges, 1999)
Intervensi Rasional
1. Auskultasi bunyi napas 1. Beberapa derajat spasme bronkus
terjadi dengan obstruksi jalan
Catat adanya bunyi napas, misal : napas dan dapat tak dimanifestasi-
mengi, krekels, ronchi kan adanya bunyi napas
adventisius, misal : penyebaran
krekels basah (bronkhitis), bunyi
napas redup dengan ekspirasi
mengi (emfisema) atau tidak
adanya bunyi napas (asma berat)
2. Kaji/pantau frekuensi pernapasan. 2. Takipnea biasanya ada pada
Catat rasio inspirasi/ekspirasi beberapa derajat dan dapat
ditemukan pada penerimaan atau
selama stres/adanya proses infeksi
akut
3. Catat adanya/derajat dispnea, misal 3. Disfungsi pernapasan adalah
: keluhan “lapar udara”, gelisah, variabel yang tergantung pada
ansietas, distres pernapasan, tahap proses kronis selain proses
penggunaan otot bantu akut yang menimbulkan perawatan
di rumah sakit, misal : infeksi,
reaksi alergi
4. Kaji pasien untuk posisi yang 4. Peninggian kepala tempat tidur
nyaman, misal : peninggian kepala mempermudah fungsi pernapasan
tempat tidur, duduk pada sandaran dengan menggunakan gravitasi
tempat tidur
5. Pertahankan polusi lingkungan 5. Pencetus tipe reaksi alergi
minimum, misal : debu, asap dan pernapasan yang dapat mentriger
bulu bantal yang berhubungan episode akut
dengan kondisi individu
6. Dorong/bantu latihan napas 6. Memberikan pasien beberapa cara
abdomen/bibir untuk mengatasi dan mengontrol
dispnea dan menurunkan jebakan
udara
7. Kolaborasi dalam pemberian obat, 7. Merilekskan otot halus dan
misal menurunkan kongesti lokal,
menurunkan spasme jalan napas,
- Bronkodilator : Biagonis, mengi dan produksi mukosa. Obat-
epinefrin obatan mungkin per oral, injeksi,
inhalasi
- Xantin : aminofilin, oxtrifilin

2. Diagnosa : Pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan
napas oleh sekresi, spasme bronkus, jebakan udara) (Doenges, 1999)
Intervensi Rasional
1. Kaji frekuensi kedalaman 1. Berguna dalam evaluasi derajat
pernapasan. Catat penggunaan otot distres pernapasan dan/atau
aksesori, napas bibir, kronisnya proses penyakit
ketidakmampuan
bicara/berbincang
2. Tinggikan kepala tempat tidur, 2. Pengiriman oksigen dapat
bantu pasien untuk memilih posisi diperbaiki dengan posisi duduk
yang mudah untuk bernapas. tinggi dan latihan napas untuk
Dorong napas dalam perlahan atau menurunkan kolaps jalan napas,
napas bibir sesuai kebutuhan/ dispnea dan kerja napas
toleransi individu
3. Kaji/awasi secara rutin kulit dan 3. Sianosis mungkin perifer (terlihat
warna membran mukosa pada kuku) atau sentral (terlihat
sekitar bibir/daun telinga). Keabu-
abuan dan sianosis sentral
mengindikasi beratnya hipsemia.
4. Dorong mengeluarkan sputum : 4. kental, tebal dan banyaknya sekresi
penghisapan bila diindikasikan adalah sumber utama gangguan
pertukaran gas pada jalan napas
kecil. Penghisapan dibutuhkan bila
batuk tak efektif.
5. Awasi tingkat kesadaran/status 5. Gelisah dan ansietas adalah
mental, selidiki adanya perubahan manifestasi umum pada hipoksia.
GDA memburuk disertai bingung/
somnolen menunjukkan disfungsi
sentral yang berhubungan dengan
hipoksemia

3. Diagnosa : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual/muntah. (Doenges, 1999)

Intervensi Rasional
1. Kaji kebiasaan diet, masukan 1. Pasien distres pwernapasan akut
makanan saat ini. Catat derajat sering anoreksia karena dispnea,
kesulitan makan. Evaluasi BB dan produksi sputum dan obat
ukuran tubuh.
2. Auskultasi bunyi usus 2. Penurunan/hipoaktif bising usus
menunjukkan penurunan motilitas
gaster dan konstipasi (komplikasi
umum) yang berhubungan dengan
pembatasan masukan cairan,
pilihan makanan buruk, penurunan
aktivitas dan hipoksemia.
3. Berikan perawatan oral sering, 3. Rasa tidak enak, bau dan
buang sekret, berikan wadah penampilan adalah pencegahan
khusus untuk sekali pakai dan tisu. utama terhadap nafsu makan dan
dapat membuat mual dan muntah
dengan peningkatan kesulitan
napas.
4. Hindari makanan penghasil gas dan 4. Dapat menghasilkan distensi
minuman karbonat. abdomen yang mengganggu napas
abdomen dan gerakan diafragma
dan dapat meningkatkan dispnea.
5. Hindari makanan yang sangat panas 5. Suhu ekstrem dapat
atau dingin. mencetuskan/meningkatkan
spasme batuk.

4. Diagnosa : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya


pertahanan utama. (Doenges, 1999)

Intervensi Rasional
1. Awasi suhu 1. Demam dapat terjadi karena infeksi/
dehidrasi
2. Kaji pentingnya latihan napas, batuk 2. Aktivitas ini meningkatkan
efektif, perubahan posisi sering mobilisasi dan pengeluaran sekret
dan masukan cairan adekuat. untuk menurunkan risiko
terjadinya infeksi paru.
3. Observasi warna, karakter, bau 3. Sekret berbau, kuning atau
sputum. kehijauan menunjukkan adanya
infeksi paru.
4. Dorong keseimbangan antara 4. Menurunkan konsumsi/kebutuhan
aktivitas dan istirahat. keseimbangan oksigen dan
memperbaiki pertahanan pasien
terhadap infeksi, meningkatkan
penyembuhan.

5. Diagnosa : Kurang pengetahuan tentang kondisi berhubungan dengan kurang informasi


(Doenges, 1999)

Intervensi Rasional
1. Jelaskan/kuatkan penjelasan proses 1. Menurunkan ansietas dan dapat
penyakit individu. Dorong pasien/ menimbulkan perbaikan partisipasi
orang terdekat untuk menanyakan pada rencana pengobatan.
pertanyaan.
2. Instruksikan/kuatkan rasional untuk 2. Napas bibir dan abdominal/
latihan napas, batuk efektif dan diafragmatik menguatkan otot
latihan kondisi umum. pernapasan, membantu
meminimalkan kolaps jalan napas
kecil dan memberikan individu arti
untuk mengontrol dispnea.
3. Diskusikan obat pernapasan, efek 3. Pasien sering mendapat obat
samping dan reaksi yang tidak pernapasan banyak sekaligus yang
diinginkan. mempunyai efek samping hampir
sama dan potensial interaksi obat.
4. Tunjukkan teknik penggunaan dosis 4. Pemberian yang tepat obat
inhaler (matered dose meningkatkan penggunaan dan
inhaler/MDI) seperti bagaimana keefektifan.
memegang, interval semprotan 2-5
menit, bersihkan inhaler.
5. Sistem alat ukur mencatat obat 5. Menurunkan risiko penggunaan tak
intermiten/penggunaan inhaler. tepat/kelebihan dosis dari obat
kalau perlu, khususnya selama
eksaserbasi akut, bila kognitif
terganggu.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. S


LANJUT USIA DENGAN ASMA

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan Data

a. Data Biografi

Nama : Bp. S

TTL : 10 Oktober 1940

Pendidikan Terakhir : SR

Agama : Islam

Status Perkawinan : menikah

TB / BB : 165 cm / 58 kg
Penampilan umum :

Ciri-ciri tubuh : tinggi, kurus, badan masih terlihat bugar

Alamat : Bulakpelem RT/RW 01/02 No. 30 Sragi

Orang terdekat yang bisa dihubungi :

Hubungan dengan lansia : anak / tetangga

Alamat & No. Telp : Bulakpelem, Sragi

b. Riwayat Keluarga

1) Pasangan

Masih hidup, bernama Ibu M, keadaan sehat, pekerjaan ibu rumah tangga,
alamatnya tinggal bersama suaminya 9istri kedua), istri pertama meninggal.

2) Anak

Dari istri pertama mempunyai anak 3, 2 anak sudah berkeluarga, tinggal 1 anak
belum menikah tinggal bersama Bp. S. Dari istri kedua mempunyai anak 3 orang,
anak pertama sudah berkeluarga tapi tidak serumah, anak kedua masih SMA, dan
anak ke-3 SMP, keduanya tinggal serumah.

Genogram :
Ket :

: laki-laki

:
perempua
n

:
laki-laki meninggal

: perempuan meninggal

: pasien

: tinggal dalam satu rumah

c. Riwayat Pekerjaan

Bpk S mengatakan sudah tidak bekerja lagi, anaknya yang dari istri pertama yang
tinggal serumah menjadi tulang punggung.

d. Riwayat Lingkungan Hidup

Tempat tinggal di rumah, ada 5 orang yang tinggal dalam satu rumah.

e. Riwayat rekreasi

Bpk S mengatakan kadang ikut pengajian, kadang di rumah atau berkunjung ke


rumah anaknya di luar kota.

f. Sistem Pendukung
Apabila Bpk S asmanya kambuh maka dibawa ke dokter, puskesmas bahkan pernah
di opname di RSUD Kraton selama 4 hari. Jarak puskesmas ke rumah kurang lebih 4
km.

g. Deskripsi Kekhususan

Ketika asma kambuh Bpk S kadang menggunakan kompres hangat, selain itu minum
obat tradisional seperti mengkudu, mengurangi asin. Klien mengatakan bahwa klien
belum mengerti dan tahu bagaimana cara menanggulangi asma.

h. Status Kesehatan

1) Status kesehatan saat ini

a) Bpk S tadinya menderita asma dari tahun 2007 ketika tahun 2008 / ketika
dilakukan pengkajian asma klien sudah sembuh/jarang kambuh. Ketika klien
ditanyakan obat asma apa yang pernah dikonsumsi, klien mengatakan lupa.

b) Status imunisasi, klien tidak menjalani imunisasi.

c) Alergi, Bpk S tidak mempunyai alergi terhadap makanan, bulu binatang, akan
tetapi jika terjadi perubahan cuaca, klien merasa sesak napas.

d) Penyakit yang diderita saat ii, tadinya asma, asma sembuh.

e) Diit, tidak ada masalah terhadap nafsu makan hanya saja klien masih
menggunakan garam berlebih.

2) Status kesehatan masa lalu

Bpk S mengatakan dari kecil Bpk S tidak pernah menderita penyakit serius/kronis
hanya saja kadang pilek, demam, batuk. Tapi ada riwayat asma dari keluarga
sebelumnya.

i. ADL (activity daily living) berdasarkan indeks KATZS


Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa : kemandirian dalam hal makan,
kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, mandi, maka skore A.

j. Tinjauan Sistem

1) Keadaan umum

a) Baik, tapi dalam berbicara sepertti terengah-engah. Posisi duduk dengan kedua
tangan memegang lutut, badan dicondongkan ke depan, nafsu makan baik,
tidak ada masalah. Dalam 1 minggu ini klien mengeluh demam, keringat
dingin kadang-kadang (apabila batuk pada malam hari)

TD : 150/80mmHg

Nadi : 86 x/menit

Suhu : 37°C

Rr : 22 x/menit

b) Tingkat kesadaran : kompos mentis

c) Skala Cana Glasgolo (GCS)

(1) Respon pembukaan mata : 4

(2) Respon verbal : 5

(3) Respon motorik : 6

———

15

d) TTV

TD : 150/80mmHg
Nadi : 86 x/menit

Suhu : 37°C

Rr : 22 x/menit

e) Sistem kardiovaskular

Nyeri dada tidak ada, sesak napas ada jika klien melakukan aktivitas berat.

f) Sistem pernafasan

Inspeksi : tidak ada benjolan, ketika bicara seperti terengah-engah

Palpasi : foral femitus kanan dan kiri sama

Perkusi : suara sonor

Auskultasi : suara vesikuler

Sesak jika aktivitas berat, batuk biasanya pada malam hari

g) Sistem integumen

Kulit sudah tidak elastis, Turgor kulit dicubit kembali ke keadaan semula agak
lama tidak priritus, ada perubahan pigmentasi seperti ada bercak-bercak hitam
dibagian tubuh pasien, rambut berwarna kelabu (beruban), kuku sudah tidak
bening.

h) Sistem perkemihan

Klien mengatakan urin keluar lancar dan tidak ada keluhan

i) Sistem muskuloskeletal
Klien mengatakan persendiannya sering sakit, sendi kaku, tapi tidak ada
deformitas, nyeri punggung dan sering pegal

j) Sistem endokrin

Adanya pigmentasi kulit berupa bercak-bercak hitam pada tubuh klien, rambut
berwarna keabu-abuan (beruban)

k) Sistem imun

Sistem imun agak berkurang yaitu dengan seingnya pasien terkena flu,
demam, sakit kepala, kaki sering gemetar

l) Sistem Gatrointestinal

Mual jika gosok gigi kadang ingin muntah, tidak hemoroid, defekasi lancar
tapi kadang konstipasi, nafsu makan masih baik

m) Sistem Reproduksi

Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit kelamin

n) Sistem Persyarafan

Klien mengatakan sering pusing, kesemutan, gemetaran terutama pada bagian


kaki

o) Hemopoetik

Tidak ada pembekakan kelenjat limfe, tidak anemia (konjungtiva merah


muda), tidak pernah transfusi darah

p) Kepala

Tidak ada luka di kepala, sakit kepala


q) Mata

Tidak memakai lensa kontak, penglihatan sudah agak kabur

r) Telinga

Fungsi pendengaran sudah agak berkurang

s) Hidung

Fungsi penciuman masih normal, keluhan kadang flu (dalam seminggu ini)

t) Mulut/Tenggorokan

Perubahan suara (ketika berbicara terengah-engah), tidak memakai gigi palsu,


tidak sakit tenggorokan

u) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar titoid

v) Payudara

Tidak ada benjolan

k. Status Kognitif/Afektif/Sosial

1) Status kognitif : mengetahui fungsi intelektual, dengan shart pottable mental status
questionare (SPMSQ)

Pertanyaan Jawaban

1. Tanggal berapa hari ini? 27

2. Hari apa sekarang Minggu, 27

(hari, tanggal, bulan, tahun)


3. Apa nama tempat ini? Bulak Pelem

4. Berapa nomor telepon anda? Tidak punya

4a. Dimana alamat anda? Bulak Pelem, Rt/Rw: 01/02 No. 30

5. Berapa umur anda? 59 tahun

6. Kapan anda lahir tahun 50-an

7. Siapa presiden Indonesia sekarang? SBY

8. Siapa presiden sebelumnya Soeharto

9. Siapa nama kecil ibu anda? Lupa

10. 20 - 3 berapa ? 17

Penilaian SPMSQ

Kesalahan 6 → kesalahan (5-7) → fungsi inteletual sedang

2) Status afektif : untuk mengetahui tingkat depresi dengan inventaris depresi back

Skore Urutan
0 A. Kesedihan

0 Saya merasa sedih

1 B. Pesimisme

0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa


depan
0
C. Rasa Kegagalan
0
Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 D. Ketidakpuasan

0 Saya tidak merasa tidak puas

1 E. Rasa Bersalah

0 Saya merasa sangat bersalah

1 F. Tidak Menyukai Diri Sendiri

0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

0 G. Membahayakan Diri Sendiri

Saya tidak merasa mempunyai pikiran-pikiran mengenai


membayakan diri sendiri

H. Menarik Diri dari Sosial

Saya tidak kehilangan minat kepada orang lain

I. Keragu-raguan

Saya berusaha mengambil keputusan

J. Perubahan Gambaran Diri

Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari


sebelumnya

K. Kesulitan Kerja

Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai


melakukan sesuatu

L. Keletihan

Saya tidak lebih lelah dari biasanya

M. Anoreksia
Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Penilaian : Jumlah 5 → depresi ringan. Ket : (Jumlah 5 – 7 → depresi ringan)

3) Status sosial : Apgar Keluarga

APGAR KELUARGA

No Fungsi Uraian Skor


1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat 2
kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu saya
mengalami kesusahan
2. Hubungan Saya puas dengan cara 1
keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga 1
(teman-teman) saya menerima
dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan
aktivitas baru
4. Afeksi Saya puas dengan cara 1
keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah,
sedih dan mencintai
5. Pemecahan Saya puas dengan cara 1
keluarga (teman0teman) saya
menyediakan waktu bersama
saya
6

Penilaian :
Nilai 4 – 6 : disfungsi keluarga sedang

Milai 6 maka disfungsi keluarga sedang

1. Pengelompokan Data

DS : - Tn. S mengatakan jika terjadi perubahan cuaca klien merasa sesak nafas

- Tn. S mengatakan asma jarang kambuh

- Tn. S mengatakan menggunakan garam lebih

- Tn. S mengatakan nafsu makan baik tidak ada masalah

- Tn. S mengatakan sesak nafas jika melakukan aktivitas berat

- Tn. S mengatakan persendian sakit

- Tn. S mengatakan nyeri punggung dan sering pegal

- Tn. S mengatakan kadang pilek, demam, dan batuk

- Tn. S mengatakan ada riwayat asma dikeluarga sebelumnya

- Tn. S mengatakan bahwa klien belum mengerti dan belum tahu bagaimana cara
menanggulangi asma

- Tn. S mengatakan bahwa dahulu tidak menjalani imunisasi

DO : - Dalam berbicara terengah-engah

- Waktu duduk kedua tangan memegang lutut, badan di condongkan ke depan

- TD : 150/80 mmHg - N : 86 x/mnt

- S : 370 C - Rr : 22 x/mnt
- Tidak ada deformitas sendi kaku

- Sistem imun menurun ditandai dengan : pasien rentan terkena flu, demam, sakit
kepala

- Fungsi interektual sedang

- Depresi ringan

- Disfungsi keluarga sedang

- Keluar keringat dingin pada malam hari apabila batuk

2. Analisa Data

a. DS : - Jika terjadi perubahan cuaca klien akan merasa sesak nafas

- Ada riwayat asma dikeluarga sebelumnya

- Dahulu klien tidak mengikuti imunisasi

- Sesak nafas jika melakukan aktivitas berat

- Klien mengatasakan batuk pada malam hari disertai keringat dingin

DO : - Klien ketika berbicara terengah-engah

- Posisi duduk kedua tangan memegang lutut, badan dicondongkan ke depan

- Rr : 22 x/mnt

E : Gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan nafas oleh spasme bronkus, jebakan
udata)

P : Resiko terjadi asma berulang

Dx : Resiko terjadi asma berulang


b. DS : - Klien mengatakan bahwa pasien rentan terkena flu, demam, sakit kepala

- Klien mengatakan batuk pada malam hari, kadang disertai keringat dingin

DO : - Rr : 22 x/mnt

- N : 86 x/mnt

- Usia 68 tahun, maka sistem imun berkurang

E : Tidak adekuatnya imunitas, pertahanan utama (penurunan kerja silia)

P : Resiko tinggi terhadap infeksi

Dx : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas,


pertahanan utama (penurunan kerja silia)

c. DS : Klien mengatakan bahwa klien belum mengerti dan belum tahu bagaimana cara
menanggulangi asma

DO : - Ketika ditanya bagaimana cara mengatasi asma, klien mengatakan tidak tahu

- Fungsi intelektual sedang

- Pasien lansia berumur 68 tahun

E : Kurang informasi, kurang mengingat

P : Kurang pengetahuan mengenai begaimana cara mengatasi/menanggulangi asma

Dx : Kurang pengetahuan mengenai bagaimana cara mengatasi/ menanggulangi asma


berhubungan dengan kurang informasi, kurang mengingat

3. Prioritas Masalah

a. Resiko terjadi asma berulang


b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas
pertahanan utama (penurunan kerja silia)

c. Kurang pengetahuan mengenai bagaimana cara mengatasi/menanggulangi asma


berhubungan dengan kurang informasi, kurang mengingat

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Resiko terjadi asma Setelah dilakukan - Kaji frekuensi - Berguna dalam
berulang, ditandai dengan kunjungan dan kedalaman evaluasi derajat disters
: keperawatan nafas, pernapasan/kronisnya
selama 1 kali, ketidakmampu proses penyakit
DS : maka klien dapat : an bicara
- Pengiriman O2 dapat
- Jika terjadi perubahan - Jika terjadi - Anjurkan untuk diperbaiki dengan
cuaca klien akan perubahan tinggalkan posisi duduk tinggi
merasa sesak nafas cuaca klien kepala tempat
akan merasa tidur/ bantu - Sebagai salah satu cara
- Ada riwayat asma dalam sesak nafas pasien untuk untuk menentukan
keluarga memilih posisi intervensi secara tepat
- Sesak berkurang yang mudah
- Sesak nafas jika jika beraktivitas untuk bernafas - Kental, tebal dan
melakukan aktivitas banyaknya sekresi
berat - Klien tidak - Identifikasi adalah sumber utama
batuk pada penyebab gangguan pertukaran
- Klien batuk pada malam malam hari gas pada jalan napas
hari disertai keringat - Anjurkan untuk kecil
dingin - Berbicara tidak mengeluarkan
terengah-engah sputum - Dapat menekan
DO : pernafasan dan
- Posisi duduk - Anjurkan klien melindungi
- berbicara terengah- tegap tidak untuk mekanisme batuk
engah condong ke menghindari
depan agen sedatif - Faktor lingkungan ini
- Posisi duduk condong dapat menimbulkan
ke depan sambil - Rr : normal - Hindari agen iritasi bronkheia
memegang lutut. Rr : penyebab asma
22 x/mnt (misal
lingkungan
dengan suhu
eksterm,
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
serbuk, asap
tembakau,
populasi, udara,
dan lain-lain)
2 Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan - Anjurkan pasien - Demam dapat terjadi
infeksi berhubungan kunjungan untuk awasi karena
dengan tidak adekuatnya keperawatan suhu (mis : jika infeksi/dehidrasi
imunitas, pertahanan selama 1 x maka : terjadi panas)
utama (penurunan kerja - Aktivitas ini
silia). Ditanda dengan : - Klien dapat - Kaji pentingnya meningkatkan
menjaga latihan nafas, mobilisasi dan
DS : kondisi tubuh perubahan pengeluaran sekret
agar tidak posisi sering untuk menurunkan
- Klien mengatakan rentan terhadap (mis : berikan resiko terjadinya
bahwa pasien rentan penyakit posisi infeksi paru
terkena flu, demam, semifowler jika
sakit kepala - Klien tidak sesak kambuh) - Menurunkan konsumsi
rentan terhadap atau kebutuhan
- Klien mengatakan batuk batuk terutama - Anjurkan klien keseimbangan O2
pada malam hari, pada malam untuk meningkatkan
kadang disertai hari yang melakukan penyembuhan
keringat dingin kadang disertai aktivitas yang
keringat dingin dapat - Mencegah penyebaran
DO : dikerjakan oleh patogen melalui cairan
- TTV klien
- Rr : 22 x/mnt dipertahankan - Malnutrisi dapat
- Tunjukkan dan mempengaruhi kes
- N : 86 x/mnt bantu pasien umum dan
tentang menurunkan tahanan
- Usia : 68 tahun, maka pembuang terhadap infeksi
sistem imun berkurang tisue, tekankan
cuci tangan
yang benar

- Diskusikan
kebutuhan
nutrisi adekuat
3 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan - Jelaskan proses - Menurunkan ansietas
tentang bagaimana cara kunjungan penyakit dan dapat
mengatasi/menanggulangi keperawatan individu menimbulkan
asma berhubungan selama 1 x maka : perbaikan partisipasi
dengan kurang infromasi, - Instruksikan pada rencana
kurang mengngat, - Klien tahu untuk latihan pengobatan
ditandai dengan : tentang asma nafas dan batuk
dan tanda efektif - Nafas bibir dan nafas
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
DS : gejalanya abdominal/diagfragma
tik menguatkan otot
- Klien mengatakan - Klien tahu cara pernafasan, membantu
bahwa klien belum menanggulangi meminimalkan kolaps
mengerti dan belum asma/mencegah jalan nafas kecil dan
tahu bagaimana cara asma membentu mengontrol
menanggulangi asma dispnea

DO :

- Ketika ditanya
bagaimana cara
mengatasi asma, klien
mengatakan tidak tahu

- Fungsi intelektual
sedang

- Pasien lansia umu 68


tahun

IMPLEMENTASI

No.
Tindakan Respon
Dx
1. 1. Mengukur TTV S : klien mengatakan sering pusing,
kadang sesak
2. Menganjurkan klien untuk
meninggikan kepala tempat tidur jika O : Suhu 370 C Rr : 22 x/mnt
klien merasa berat
N: 86 x/mnt TD: 50/80 mmHg
3. Menganjurkan klien mengeluarkan
sputum, jika sputum banyak dan S : Klien akan melakukannya
menutupi jalan nafas
O:
4. Menanyakan penyebab kambuhnya
sama S : Klien mengatakan sputum sedikit

5. Menganjurkan klien untuk O : Sputum sedikit


menghindari agar penyebab asma
misal : lingkungan suhu yang S : Klien mengatakan asma kambuh
jika terjadi perubahan cuaca
eksterm, serbuk, asap tembakau eksterm

O:

S : Klien mengatakan tidak merokok


dan berusaha/mau menghindari
agen penyebab

O : klien tidak merokok


2. 1. Mengukur suhu S : Klien mengatakan badan tidak
panas tapi kadang-kadang
2. Menganjurkan klien latihan nafas demam
dalam, batuk efektif
O : S : 370 C
3. Menganjurkan klien untuk banyak
istirahat S : Klien bersedia diajarkan batuk
efektif
4. Menganjurkan klien untuk melakukan
aktivitas yang dapat dikerjakan klien O : Klien mencoba batuk efektif dan
nafas dalam
5. Menganjurkan klien untuk mem buang
tisue dan menganjurkan untuk S : Klien bersedia untuk istirahat
mencuci tangan, jika akan melakukan
sesuatu (mis : makan) O : Klien tidak banyak melakukan
aktivitas
6. anjurkan untuk mempertahankan
nutrisi adekuat S : Klien bersedia melakukan aktivitas

O:

S : Klien bersedia melakukan anjuran


yaitu mencuci tangan jika akan
makan

O:

S : klien bersedia untuk makan

O:

EVALUASI
No. SOAP
1. S : - Klien mengatakan sering pusing, kadang sesak
- Klien mengatakan sputum yang dihasilkan sedikit
O : S : 37°C - Klien tidak merokok
N : 86 x/menit - Sputum sedikit
Rr : 22 x/menit
TD : 150/180 mmHg
A : Masalah resiko asma kambuh belum teratasi
P : Lanjutkan rencana tindakan

- Anjurkan klien untuk mengeluarkan sputum jika sputum yang dihasilkan


banyak

- Anjurkan klien untuk menghindari agen penyebab misal debu dll.


2. S : - Klien mengatakan badan tidak panas, tapi kadang-kadang lemas
- Klien bersedia diajarkan batuk efektif dan klien mau istirahat
- Klien tidak terkena flu, tapi rentan
O : - S : 37°C
- Klien tidak banyak melakukan istirahat
- Klien membuang tisu pada tempatnya dan klien mencuci tangan jika
akan makan
A : Masalah resiko tinggi terhadap infeksi belum teratasi
P : Lanjutkan rencana tindakan

- Anjurkan klien untuk memantau suhu (misal jika panas)

- Anjurkan untuk banyak minum


3. S : - Klien mengerti tantang asma dan tanda, gejalanya
- Klien tahu cara mencegah asma agar tidak kambuh
O : - Klien bisa menyebutkan pengertian asma dan tanda, gejala
- Klien dapat menyebutkan salah satu cara pencegahan asma
A : Masalah kurang pengetahuan tentang asma teratasi
P : Rencana tindakan selesai
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asma adalah penyakit inflamasi obstruksi yang ditandai oleh periode episodik spasma
otot-otot polos dalam dinding saluran udara bronchial (spasma bronkus). Spasma bronkus ini
menyempitkan jalan nafas sehingga membuat pernafasan menjadi sulit (dispneal),
menimbulkan bunyi mengi dan batuk.

Setelah dilakukan pengkajian pada Tn. S dengan asma didapatkan data seperti : klien
akan sesak jika terjadi perubahan cuaca yang ekstrim, ada riwayat asma sebelumnya, sesak
nafas jika melakukan aktifitas berat, berbicara terengah-engah dan posisi duduk kedua tangan
memegang lutut, badan dicondongkan ke depan maka diagnosa yang muncul yaitu : risiko
terjadi asma berulang. Agar asma itu tidak kambuh maka dilakukan intervensi seperti
menganjurkan untuk menghindari penyebab asma misalnya lingkungan dengan suhu ekstrim,
polusi udara, serbuk, dan lain-lain.

B. Saran

1. Jika penderita asma maka kita harus bisa menghindari alergen yang bisa menimbulkan
asma, misal perubahan cuaca ekstrim, makanan, bulu kucing, debu, dan lain-lain.
2. Gunakanlah masker jika asma ditimbulkan oleh debu
3. Bagi perawat hendaknya bisa memberikan asuhan keperawatan pada pasien asma
khususnya lansia agar bisa mencegah agar tidak kambuh lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik – ed 2. Jakarta : EGC.

Samekto, Widiastuti. 2002. Asma Bronkiale. Semarang : Badan Penerbit Universitas


Diponegoro.

Subuea, Hardin, dkk. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, cet kedua. Jakarta : Rineka Cipta.

Stein, jay H. 1998. Panduan Klinik Penyakit Dalam – ed. 3. Jakarta : EGC.

Surya A, Djaja. 1990. Manual Ilmu Penmyakit Paru. Jakarta : Binarupa Aksara.

http://www.kompas.com diperoleh 25 Oktober 2008.

Anda mungkin juga menyukai