Kinerja keuangan menjadi salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi yang dimiliki perusahaan. Untuk memutuskan dan menilai suatu perusahaan memiliki kualitas yang baik terdapat dua acuan yang paling dominan dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan dan kinerja non keuangan. Menurut Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Menurut Sawir (2005) kinerja keuangan adalah kondisi yang mencerminkan keadaan keuangan suatu perusahaan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan. Munawir (2010), kinerja keuangan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan Home (2005) menyatakan bahwa pengukuran kinerja keuangan meliputi hasil perhitungan rasio-rasio keuangan yang berbasis pada laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dan telah diauditkan oleh akuntan public. Rasio-rasio keuangan dirancang untuk membantu para analis dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan atas laporan keuangan. Dari uraian definisi-definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah gambaran suatu kualitas perusahaan yang tercermin melalui pelaksanaan keuangan pada suatu periode tertentu. Penilaian kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis Laporan Keuangan perusahaan. Analisis Laporan keuangan mencakup apakah suatu aktiva pendanaanya untuk meningkatkan nilai perusahaan (value of the firm). Penilaian kinerja keuangan setiap perusahaan dapat berbeda-beda karena tergantung pada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya, namun pada dasarnya analisis kinerja keuangan akan menggambarkan kemampuan, keadaan, dan kuatitas perusahaan tersebut.
2.2. Analisis Kinerja Keuangan
Analisis kinerja keuangan juga dapat dipergunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan pengendalian keuangan. Sebagai contoh, apakah jumlah persediaan cukup untuk mendukung proyeksi tingkat penjualan?. Apakah perusahaan terlalu banyak menanamkan dananya pada piutang, dan apakah kondisi ini mencerminkan lemahnya kebijakan penagihan? Bagian ini akan membahas tentang: Laporan Keuangan Pokok, Analisis Persentase Per Komponen, Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, dan Analisis Indeks. Menurut Fahmi (2011) terapat 5 tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu: 1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan, 2. Melakukan perhitungan, 3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh, 4. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan, 5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan. 2.2.1. Laporan Keuangan Pokok Pada umumnya laporan keuangan yang disusun oleh suatu perusahaan meliputi: neraca, perhitungan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Neraca adalah suatu ikhtisar yang menggambarkan posisi harta, utang dan modal sendiri suatu perusahaan pada saat tertentu. Perhitungan rugi laba adalah ikhtisar yang memuat rincian pendapat dan biaya dalam rangka perhitungan laba atau rugi untuk suatu periode tertentu. Untuk dapat menggambarkan secara jelas sifat dan perkembangan yang dialami perusahaan dari waktu ke waktu sangat dianjurkan agar perusahaan menyusun laporan keuangan komparatif. Laporan komparatif ini setidaknya untuk dua tahun terakhir. Apabila neraca dapat disusun secara sistematis, maka akan memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Pos-pos neraca dapat dibagi kedalam tiga bagian, yaitu : (1) Pos-pos aktiva (assets items); (2) Pos-pos utang (liabilities); (3) Modal sendiri (share holders equity). Pasiva pada neraca menunjukkan sumber-sumber dana, dan aktiva neraca menunjukkan alokasi dananya. Jadi membahas Manajemen Keuangan berarti juga mempelajari Manajemen Aktiva dan Pasiva. Sumber-sumber dana dan alokasi dana ini perlu dikelola dengan baik. Ibarat arus air, kita mengambarkan dalam unsur-unsur sumber (sources), penampungan (reservoir), dan penggunaannya (uses). Bagaimana mengendallikan dan mengarahkan seurces, reservoir, dan uses dalam mencapai tujuan ini merupakan pokok Manajemen Keuangan. Komponen neraca dapat digolongkan sebagai berikut: AKTIVA - Aktiva lancer - Investasi (penyertaan) - Aktiva tetap - Aktiva lain-lain KEWAJIBAN - Kewajiban Lancar - Kewajiban jangka Panjang - Kewajiban Lain-lain MODAL - Modal Saham - Aqio Saham - Laba yang ditahan Penyajian komponen-komponen neraca lazimnya sebagai berikut: - Aktiva, diklasifikasikan menurut urutan likuiditas. - Kewajiban, diklasifikasikan menurut urutan jatuh tempo. - Modal, diklasifikasikan berdasarkan sifat kekekalannya. Perhitungan rugi laba harus disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha perusahaan dalam periode tertentu. Cara penyajian rugi laba adalah sebagai berikut: - Harus memuat secara rinci unsur-unsur pendapat dan beban - Seyogyanya disusun dalam bentuk urutan kebawah. - Harus dipisahkan antara hasil dari bidang usaha lain serta pos luar biasa. Secara umum, komponen-komponen rugi laba terdiri dari: -Penjualan -Harga pokok penjualan -Laba bruto -Beban usaha -Pendapatan dan beban lain-lain -Laba sebelumnya pajak penghasilan -Pajak penghasilan -Laba bersih 2.2.2. Analisis Persentase Per Komponen Munawir (2004) mengungkapkan analisis persentase per komponen (commensize) adalah laporan keuangan dalam bentuk persentase masing-masing pos rugi laba terhadap jumlah penjualan. Dikatakan persentase per komponen karena tiap-tiap pos dinyatakan dalam bentuk persentase. Jadi analisis persentase per komponen adalah metode analisis laporan keuangan yang disusun secara vertical untuk mengentahui persentase investasi pada masing- masing pos aktiva terhadap total aktiva, pos-pos pasiva terhadap total pasivanya, serta pos- pos rugi laba terhadap total penjualan netonya. Keuntungan utama yang diperoleh analisis ini adalah akan dapat diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Persentase investasi adalah berapa persen investasi yang tertanam pada masing-masing aktiva tersebut, yang dihitung dengan cara membandingkan antara masing-masing aktiva terhadap jumlah aktiva. Perbandingan pos-pos aktiva terhadap total aktiva juga merupakan distribusi investasi yang tartanam pada masing-masing aktiva. Pada sisi pasiva neraca, dapat menggambarkan mengenai struktur permodalan perusahaan, dengan cara menghitung persentase jumlah pasiva. Dalam laporan rugi laba, kita juga akan dapat mengetahui berapa persen dari pendapatan atau penjualan itu diserap oleh masing-masing pos biaya yang terjadi. Caranya dengan membandingkan antara masing-masing pos biaya terhadap jumlah penjualan. Pada analisis dan interpretasinya menggunakan 4 aspek, yaitu sebagai berikut: a. Aspek Likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancer yang dimilikinya. b. Aspek Solvabilitas. Solvabilitas menunjukan kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban (jangka pendek dan jangka panjang) dengan modal sendiri yang dimilikinya. c. Tingkat Efisiensi. Tingkat efisiensi biaya, umumnya dikaitkan antara biaya dengan pendapatan. d. Rentabilitas. Rentabilitas menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba. 2.2.3. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Analisis Perbandingan Laporan Keuangan yang sering disebut Analisis Laporan Keuangan Komparatif, adalah metode dan teknik analisis dengan cara membandingkan Laporan Keuangan (Neraca dan Laporan Rugi Laba) untuk dua periode atau lebih. Neraca yang diperbandingkan menunjukkan aktiva, hutang serta modal perusahaan pada dua tanggal atau lebih untuk satu perusahaan, atau pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan yang berbeda. Perubahan-perubahan ini penting untuk diketahui, sebab akan menunjukkan sampai seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan perusahaan. Perubahan dalam neraca dalam suatu periode mungkin disebabkan karena: a. Laba atau rugi yang bersifat operasional maupun insidentil. b. Diperolehnya aktiva baru maupun adanya perubahan bentuk aktiva. c. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang satu ke bentuk hutang yang lain. d. Adanya penambahan atau pengurangan modal. Laporan rugi laba menunjukkan penghasilan-penghasilan yang diperoleh perusahaan, biaya-biaya yang terjadi serta laba atau rugi netto sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan rugi laba yang diperbandingkan menunjukkan penghasilan, biaya, laba atau rugi netto dari hasil operasi perusahaan dalam dua periode atau lebih. Apabila laporan keuangan yang dianalisis dengan mengadakan perbandingan dari laporan selama beberapa periode, maka analisis yang demikian dinamakan analisis dinamis. Sedangkan bila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode saja (hanya membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam satu laporan keuangan), analisis yang demikian itu disebut analisis vertikal atau analisis statis. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan yang dinamis akan diperoleh hasil analisis yang memuaskan, karena dengan Laporan Keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode akan diketahui sifat dan kecendrungan perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Analisis perbandingan ini dapat menunjukkan antara lain: a. Data absolut atau jumlah dalam rupiah. b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase. d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio. e. Persentase dari total. Keuntungan utama dari Analisis Perbandingan Laporan Keuangan dapat diketahuinya pertambahan atau pengurangan, dimana perubahan yang besar akan terlihat dengan jelas, sehingga dapat segera diadakan penyelidikan atau analisis lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan dan hasil-hasil yang dicapai. Dalam analisis dan interpretasinya menggunakan 4 aspek yang sama dengan pada analisis persentase per komponen, yaitu aspek likuiditas, aspek solvabilitas, tingkat efisiensi, dan rentabilitas. 2.2.4. Analisis Indeks Analisis indeks/trend adalah salah satu metode analisis laporan keuangan untuk mengetahui kecenderungan atau tendensi keadaan keungan suatu perusahaan apakah naik, turun atau tetap. Kecenderungan posisi keuangan tersebut dapat diketahui dari laporan keuangan yang disusun untuk tiga periode atau lebih. Untuk melihat trend tersebut digunakan angka indeks 100. Oleh karena itu teknik analisisnya disebut dengan analisis indeks. Angka indeks 100 adalah untuk tahun dasar. Tahun dasar tidak selamanya tahun awal, melainkan tahun yang dianggap representative. Agar lebih mudah dalam menganalisis, maka perlu diperhatikan cara penyusunan laporan dengan indeks berikut ini: a. Menentukan Tahun Dasar Biasanya yang digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun awal atau tahun yang dianggap normal/representative pada periode tahun yang dianalisis. b. Menentukan angka indeks 100 pada tahun dasar untuk masing-masing pos dalam tahun dasar. c. Pos-pos dari periode laporan yang dianalisis dibandingkan dengan pos-pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar. d. Dalam menghitung rasio trend/kecenderungan pada umumnya tidak semua pos-pos neraca dan laporan rugi laba dari beberapa periode tersebut dihitung, karena tujuan utama dari perhitungan rasio adalah membuat perbandingan antara pos-pos yang mempunyai hubungan informasi dengan pos-pos lainnya. Trend dari suatu pos neraca atau rugi laba hanyalah merupakan data, dan belum menjadi informasi. Ia akan menjadi informasi kalau dikaitkan dengan pos-pos lainnya. Misalnya kenaikan penjualan dikaitkan dengan: aktiva produktif dalam perusahaan pada periode yang sama, harga pokok penjualan dan biaya operasi. Kecenderungan naiknya penjualan selama beberapa periode dikaitkan dengan aktiva yang beroperasi/produktif dalam periode yang sama akan diperoleh informasi besarnya tingkat perputaran aktiva (operating asset turnover) merupakan perbandingan antara jumlah penjualan terhadap jumlah aktiva yang beroperasi. Rasio ini menggambarkan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan di dalám kegiatan perusahaan, atau menunjukkan berapa kali aktiva produktif berputar dalam suatu periode. Dalam menganalisis dengan ukuran ini, lebih baik kalau diperbandingkan selama beberapa periode atau beberapa tahun. Dengan demikian dapat diketahui trend penggunaan aktiva tersebut. Suatu trend angka rasio dari tingkat perputaran aktiva yang cenderung naik menggambarkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva. Dengan demikian kecenderungan turunnya tingkat perputaran aktiva menggambarkan perusahaan semakin tidak efisien dalam menggunakan aktivanya. Di lain pihak untuk menginterpretasikan tingkat pemanfaatan aktiva ini, juga harus berhati-hati karena rasio ini hanya mengukur: a. Hubungan antara penjualan bersih dengan aktiva yang digunakan dan tidak memberikan informasi mengenai laba yang diperoleh. b. Penjualan adalah untuk satu periode, sedangkan jumlah aktiva produktif adalah akumulasi kekayaan perusahaan selama beberapa periode, dan mungkin adanya ekspansi yang tidak segera dapat dihasilkan tambahan penjualan sehingga rasio pada tahun pertama nampak rendah. c. Tingkat penjualan mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor diluar kemampuan perusahaan atau yang lazim disebut uncontrollable factors. Dengan demikian trend hubungan antara penjualan dengan aktiva perlu diteliti lebih lanjut. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan tersebut, maka ukuran tingkat perputaran aktiva ini kadang-kadang dihitung bukan dari aktiva produktif melainkan dari jumlah aktiva. Kecenderungan naiknya piutang dagang yang dikuti dengan kecenderungan turunnya penjualan, biasanya mencerminkan keadaan yang kurang baik. Kecenderungan naiknya piutang dagang menunjukkan adanya overinvestment dalam piutang dan mungkin sebagai akibat dari tidak efektifnya bagian penagihan piutang. Kecenderungan naiknya persediaan diikuti dengan kecenderungan turunnya penjualan biasanya mencerminkan adanya overinvestment dalam persediaan atau fasilitas peralatan, sehingga menunjukkan keadaan kurang baik. Kecenderungan menurunnya volume penjualan yang terus menerus diikuti dengan tanda-tanda naiknya investasi, khususnya bila bertambahnya investasi ini membuat beban bunga tetap, hal ini akan menggambarakan perkembangan keungan yang kurang sehat.Tingkat perputaran aktiva yang tinggi menunjukkan manajemen yang efektif. Tetapi dapat juga tingkat perputran yang tinggi disebabkan aktiva perusahaan yang sudah tua dan sudah susut habis.oleh karena itu tinggkat perputaran yang tinggi belum menggambarkan secara pasti tentang keefektifan kegiatan perusahaan. Kecenderungan naiknya penjualan dikaitkan dengan kecenderungan naiknya biaya operasi yang lebih rendah, akan menggambarkan kecenderungan naiknya laba operasi. Kecenderungan turunnya hutang lancar dimana perubahan tersebut menimbulkan atau membentuk tingkat likuiditas perusahaan yang lebih besar biasanya dipandang sebagai hal yang menguntungkan. Kecenderungan naiaknya naiknya modal sendiri menunjukkan keadaan keungan yang baik. Hal ini terutama apabila trend utang turun, atau trend utang naik tetapi kenaikannya masih lebih rendah jika di bandingkan dengan kenaikan modal sendiri. Dalam analisis dan interpretasi pun juga menggunakan 4 aspek tersebut, antara lain: aspek likuiditas, aspek solvabilitas, tingkat efisiensi, dan rentabilitas. 2.2.5. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Analisis sumber dan penggunaan dana atau sering disebut analisis aliran dana, merupakan alat analisis finansial yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dalam perusahaan dan bagaimana pendanaan atau pembelanjaannya. Laporan aliran dana atau sering disebut Laporan Sumber dan Penggunaan Dana merupakan alat penting bagi manajer keuangan atau kreditur dalam menilai dari mana sumber dana dan digunakan untuk apa saja dana tersebut. Dengan analisa sumber dan penggunaan dana akan dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelola atau menggunakan dana yang dimilikinya, analisis ini juga dapat memberi pemahaman yang lebih baik terhadap operasi keuangan perusahaan. Aliran dana dalam perusahaan bisa digambarkan sebagai proses yang kontinyu. Untuk setiap penggunaan dana haruslah ada sumbernya. Dalam arti yang luas, aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan menunjukkan penggunaan bersih dari dana, sedangkan hutang-hutang dan modal sendiri mencerminkan sumber dananya. Aliran dana dalam satu periode dapat diketahui melalui laporan keuangan (neraca dan laporan laba/rugi) untuk dua periode atau dua titik waktu. Analisis ini dimulai dari penyusunan laporan perubahan neraca yang disusun atas neraca dua periode tersebut. Dari laporan perubahan neraca dan informasi laba dari laporan laba/rugi itulah disusun laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan ini menunjukkan dari mana sumber dana dan digunakan apa saja dana tersebut. a. Laporan sumber dan penggunaan kas. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas atau Laporan Perubahan Kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi kreditur atau bank Laporan Sumber dan penggunaan Kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya. b. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja. Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja merupakan sumber dan penggunaan dana dalam artian yang lebih luas. Berdasarkan laporan ini dapat diketahui dari mana saja sumber-sumber modal kerja dan untuk apa saja penggunaannya. Berdasarkan pengelompokan komponen neraca dapat dijelaskan, bahwa yang merupakan sumber-sumber modal kerja adalah: berkurangnya aktiva tetap, bertambahnya hutang jangka panjang, bertambahnya modal, dan keuntungan dari operasi. Sedangkan penggunaan modal kerja adalah: pembayaran dividen tunai (cash dividend), bertambahnya aktiva tetap, berkurangnya hutang jangka panjang, berkurangnya modal, dan kerugian dari operasi perusahaan. 2.2.6. Analisis Rasio Keuangan Menurut Sutrisno (2008) mengatakan analisis rasio keuangan adalah menghubungkan elemen-elemen yang ada dilaporan keuangan. Sedangkan menurut Kasmir (2010), rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Menurut Harahap (2009), rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur – unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana (Arief Sugiyono, 2009:64). Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan suatu teknik dalam manajemen keuangan yaitu dengan membandingkan dua buah variabel yang dapat diambil dari laporan posisi keuangan atau pun laporan laba rugi. Dimana analisis dan enterpretasinya pun juga menggunakan 4 aspek, yaitu aspek likuiditas, aspek aktivitas usaha, aspek solvabilitas, dan aspek rentabilitas. Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang menginterpertasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dalam analisis rasio keuangan, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal. Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan rasio yang akan datang dari perusahaan yang sama. Jika rasio keuangan ini diurutkan dalam jangka waktu beberapa tahun atau periode, pemakai dapat melihat kecenderungan rasio keuangan, apakah mengalami penurunan atau peningkatan, yang menunjukkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Sedangkan perbandingan eksternal adalah membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rasio perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik yang sama. Perbandingan ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang kondisi dan kinerja perusahaan relative dan membantu mengidentifikasi penyimpangan dari rata-rata atau standar industri (Darsono dan Ashari, 2009: 51). Tujuan dari analisis rasio keuangan dari pihak manajemen keuangan adalah mengevaluasi kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangannya. Perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik atau tidak dapat diukur dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (utang) yang akan jatuh tempo (liquidity), kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaitu perbandingan antara utang dan modal (leverage), kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profitability), kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth), dan kemampuan perusahaan untuk mengelola asset secara maksimal (activity) (Arief Sugiono, 2009:65). Bagi perusahaan dengan adanya analisis rasio keuangan maka akan diperoleh suatu informasi mengenai kondisi atau keadaan keuangan sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang diperlukan bagi kepentingan kegunaan rasio keuangan sebagai bahan pertimbangan apakah perusahaan tersebut akan menguntungkan apabila sahamnya dibeli. 2.2.7. Analisis Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA) Analisis market value added (MVA). Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham yang dilakukan dengan memaksimalkan selisih antara market value of equity dan jumlah yang ditanamkan investor kedalam perusahaan. Selisih tersebut disebut sebagai Market Value Added (MVA). MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerja manajerial sepanjang umur perusahaan yang di-present value-kan. MVA diperoleh dengan melalui selisih antara nilai pasar ekuity dengan modal ekuitas yang disetor pemegang saham. Nilai pasar diperoleh dengan mengalikan jumlah saham beredar dengan harga saham, sedangkan modal ekuitas yang disetor pemegang saham sama dengan total ekuitas perusahaan atau nilai buku ekuitas. Analisis Economic Value Added (EVA). Economic Value Added (EVA) yaitu menitik beratkan pada efektivitas manajerial tertentu. Economic Value Added (EVA) adalah ukuran nilai tambahan ekonomis yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi manajemen. Modal opeasi atau operating capital merupakan penjumlahan dari hutang, saham preferen dan saham biasa yang digunakan untuk pengadaan aset operasi bersih atau net operating asset, yaitu modal kerja operasi bersih atau net operating working capital ditambah investasi pabrik dan peralatan bersih. Operating asset sama dengan modal untuk membeli Operating asset. EVA mampu menghitung laba ekonomi yang sebenarnya true economic profit suatu perusahaan pada tahun tertentu dan sangat berberbeda jika dibandigkan laba akuntansi. EVA mencerminkan residual income yang tersedia setelah semua biaya modal, termasuk modal saham, telah dukurangkan, sedangkan laba akuntansi dihitung tanpa mengurangkan biaya modal.