Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RUTIN I HIDROLIKA DASAR

NAMA PENYUSUN : NASRUL AZHARI TURNIP


NIM : 5183550024
DOSEN PENGAMPU : Drs.DEDDY MULYANA,M.T.
MATA KULIAH : konstruksi bangunan

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
Pondasi
Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur/bangunan (sub structure)
yang berfungsi meneruskan beban secara merata dari bagian atas struktur/bangunan (upper
structure) kelapisan tanah yang berada di bagian bawahnya tanpa mengakibatkan Keruntuhan
tanah, dan Penurunan(settlement)tanah/pondasiyangberlebihan.

Pondasi umumnya dibuat menjadi satu kesatuan dasar struktur bangunan yang kuat, pada
bagian bawah konstruksi.

Dalam perencanaan pondasi untuk suatu struktur/bangunan dapat digunakan beberapa


macam tipe pondasi. Pemilihan pondasi dapat ditentukan berdasarkan fungsi bangunan atau
beban yang nantinya akan dipikul oleh pondasi tersebut. Selain besarnya beban,
kondisi/keadaan tanah dimana bangunan tersebut berdiri dan faktor ekonomi harus juga
dipertimbangkan.

pondasi sangat penting dalam kontruksi yang direncanakan, mengingat pondasi merupakan
bagian terbawah dari bangunan yang berfungsi mendukung beban bangunan dan meneruskan
beban bangunan itu. baik itu beban mati, beban hidup dan beban gempa (ke tanah atau batuan
yang berada dibawahnya). Bentuk pondasi tergantung dari macam bangunan yang akan
dibangun dan keadaan tanah untuk tempat pondasi yang akan diletakkan, biasanya pondasi
berada pada tanah yang keras.

Agar bangunan dapat berdiri dengan stabil dan tidak timbul penurunan yang terlalu besar, maka
pondasi bangunan harus mencapai lapisan tanah yang cukup padat. Untuk mengetahui
letak/kedalaman lapisan tanah padat dan kapasitas daya dukung tanah yang sesuai standar
bangunan pondasi, maka perlu penyelidikan mekanika tanah yang meliputi penyelidikan di
lapangan (lokasi rencana bangunan baru) dan penelitian di laboratorium.

Penyelidikan lapangan yang paling umum dilaksanakan adalah :

1. Pemboran (Drilling)
Pemboran merupakan bagian yang penting dari penyelidikan tanah, dari pemboran dapat
diketahui lapisan-lapisan tanah di bawah lokasi rencana bangunan, dari ruang bor (boreholes)
dapat diperoleh contoh: tanah yang diperlukan untuk penyelidikan tanah yang selanjutnya
dilakukan dilaboratorium Mekanika Tanah.

2. Pengambilan contoh bahan tanah


Pengambilan contoh bahan tanah dilakukan untuk mengetahui contoh tanah tidak terusik dan
contoh tanah terusik.

a. Contoh tanah tidak terusik

Contoh tanah tidak terusik adalah contoh tanah yang masih menunjukkan sifat asli (alamiah dari
tanah di tempat asalnya, jadi belum mengalami perubahan struktur, kepadatan/ikatan antar butir
tanah, kadar air atau susunan kimianya.

Contoh tanah tidak terusik dari tanah kohesif sangat berguna untuk penelitian kekuatan (kuat
geser atau kohesi), kompresibilitas dan permeabilitas, tiga sifat teknik yang penting untuk
perencanaan pondasi.

b. Contoh tanah terusik

Contoh tanah terusik adalah contoh tanah yang diambil tanpa mempertahankan sifat-sifat asli
tanah, biasanya hanya digunakan untuk penelitian/analisa distribusi ukuran butiran, batas
atterberg (batas cair dan index plastisitas), klasifikasi tanah dan pengujian pemadatan
laboratorium.

3. Pengujian penetrasi

Pengujian penetrasi yang dilaksanakan dapat dibagi menjadi pengujian penetrasi statis dan
pengujian penetrasi dinamis.

a. Pengujian penetrasi statis

Pengujian penetrasi statis yang umum dilaksanakan di Indonesia dengan menggunakan alat
sondir (Ducth Static Penetrometer). Cara kerjanya dengan ujung alat sondir yang berupa konus
ditekan masuk ke dalam tanah, gaya yang digunakan untuk menekan konus sondir ke bawah
diukur dengan suatu alat pengukur tekanan (manometer gauge) yang menunjukkan nilai
ketahanan konus dalam kg/cm2, nilai tahanan konus sondir yang terbaca pada manometer yang
menunjukkan kepadatan relative dari lapisan tanah yang ada.

b. Pengujian penetrasi dinamis

Pengujian penetrasi dinamis banyak dilakukan di Amerika Serikat dan terkenal dengan sebutan
SPT (Standard Penetration Test, prinsip cara kerjanya adalah tabung slinder, contoh standar
(Standard split spoon sampler) dipukul masuk ke dalam tanah menggunakan alat penumbuk
seberat 140 pound (63,5 kg) yang dijatuhkan dari ketinggian 30 inchi (76 cm), dan dihitung dari
banyaknya pukulan yang diperlukan untuk menumbuk masuk tabung slinder sedalam 1 foot
(30,5 cm)yang ditentukan sebagai nilai N dengan satuan pukulan /kaki (blows per foot)

Pengujian penetrasi statis sesuai digunakan di Indonesia dengan kondisi lapisan tanah
pasir/lanau/lempung lunak (soft to medium stiff), dan hasil pengujian penetrasi statis (sondir)
biasanya lebih tepat dibandingkan hasil pengujian dinamis SPT.

MACAM-MACAM PONDASI
Pondasi bangunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam,
tergantung dari letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalaman lebar pondasi. Pondasi
dangkal kedalamannya kurang atau sama dengan lebar pondasi (D≤B) dan dapat digunakan jika
lapisan tanah kerasnya terletak dekat dengan permukaan tanah. Sedangkan pondasi dalam
digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh dari permukaan tanah.

Pondasi dapat digolongkan berdasarkan kemungkinan besar beban yang harus dipikul oleh
pondasi.

Jenis & Macam-Macam Pondasi

1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung. Pondasi dangkal
disebut pondasi langsung , pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah pada dasar pondasi
yang mampu mendukung beban yang dilimpahkan terletak tidak dalam (berada relative dekat
dengan permukaan tanah.

Saat ini masih sulit bagi kita untuk mendefinisikan pondasi dangkal, karena sangat tergantung
dari masing-masing ahli tanahyang menginterpretasikan. Sebagai contoh Tarzaghi
mendefinisikan pondasidangkalsebagaiberikut:

 Apabila kedalam fondasi lebih kecil atau sama dengan lebar fondasi, maka fondasi tersebut bisa
dikatakan sebagai fondasi dangkal.
 Anggapan bahwa penyebaran tegangan pada struktur pondasi ke tanah dibawahnya berupa lapisan
penyangga (bearing stratum) lebih kecil atau sama dengan lebar pondasi.
Stabilitas dari suatu pondasi dangkal bisa kita tentukan dengan banyak cara dan stabilitas ini
ditentukan oleh beberapa faktor :

a. Kapasitas daya dukung tanah (bearing capacity)

Yaitu daya dukung tanah dimana konstruksi diletakkan kapasitas daya dukung ini sangat
ditentukan oleh:
- Jenis pondasi dangkal : Meliputi bentuk pondasi, dimensi, dan kedalaman pondasi.
- Sifat-sifat tanah Yaitu sifat-sifat tanah dimana pondasi dangkal diletakkan dan terutama yang
erat kaitannya dengan karakteristik indeks dan karakteristik

b. penurunan (settlement)

Penurunan yang terjadi pada struktur pondasi dangkal yang terjadi akibat beban struktur yang
dipikul oleh pondasi tersebut, dalam perhitungannya dikenal :

- Penurunan seketika (immediate settlement) yaitu penurunan diakibatkan oleh elastisitas tanah
- Penurunan konsolidasi (consolidation settlement) yaitu penurunan yang diakibatkan peristiwa
konsolidasi atau peristiwa keluarnya air dari ruang pori partikel tanah.

Jika dilihat dari bentuk penurunannya maka penurunan bisa dibedakan menjadi dua yaitu :
-Penurunanseragam(uniform)
-Penurunantakseragam

Dengan melihat kriteria stabilitas dari suatu pondasi dangkal maka didalam perancangan dua
kriteria tersebut perlu diperhatikan dan harus selalu memenuhi persyaratan selain memenuhi
persyaratan terhadapfactorkeamanan.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pondasi dangkal harus memenuhi keadaan-keadaan
sebagaiberikut:
1.Kapasitas daya dukung batas Qult > tegangan kontak yang diakibatkan oleh beban luar
2.Penurunanpondasiyangterjadi<penurunandisyaratkan
3.Struktur secara keseluruhan harus stabil dalam arah vertikal, horinzal dan terhadap guling

Jenis-Jenis Pondasi Dangkal


a. Pondasi telapak

pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom atau pondasi yang mendukung
bangunan secara langsung pada tanah bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal
dengan kualitas baik yang mampu mendukung bangunan itu pada permukaan tanah atau sedikit
dibwah permukaantanah.

Untuk memudahkan hitungan konstruksi fondasi telapak, maka digunakan beberapa anggapan
praktisbahwa :

Plat pondasi adalah kaku sempurna, jadi tidak akan melengkung karena beban terpusat,
dan tetap merupakan bidang lurus.
1.Desakan yang terjadi pada tanah dibawah dasar pondasi berbanding langsung dengan
penurunan pondasi.
2.Karena tanah tidak dapat menahan tegangan tarik, maka bila dari hitungan secara
teoritis akan timbul tegangan tarik tersebut harus diabaikan.

Gambar Detail Pondasi Telapak

Pondasi telapak umumnya berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Pada pondasi telapak
yang mendukung beban sentris tanpa momen, bentuk pondasi dapat digunakan bentuk bujur
sangkar, bila beban sentris yang bekerja berupa gaya tekan V, maka plat pondasi akan
memberikan desakan pada tanah sebesar:
P = ton/m2
Dimana A adalah luas pondasi
ρmin ≥ 0 adalah syarat agar pada dasar pondasi hanya terjadi tegangan desak saja, sebab tanah
tidak dapat menahan tegangan tarik.

Bila beban gaya V tidak sentris (eksentris), keadaan ini sama dengan V sentris dengan momen
M = V.e, dengan e adalah eksentrisitas dari gaya vertikal V.

B. Pondasi menerus

Pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom yang berjarak dekat sehingga bila
dipakai pondasi telapak sisinya akan terhimpit satu sama lainnya.

Pondasi menerus biasa digunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada
bengunan/rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/beban bangunan umumnya dipikul
oleh dinding dan diteruskan ketanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan.

Untuk bangunan kecil di atas tanah baik, pondasi menerus setengah bata cukup diletakkan pada
kedalaman 60-80 cm di bawah muka tanah, bila dinding satu bata, kedalaman pondasi biasanya
80- 100 cm, sedangkan konstruksi pondasi cukup dari pasangan batu, lebar dasar pondasi
umumnya dibuat tidak kurang dari dua setengah kali tebal tembok. Diatas pondasi pasangan
batu perlu dipasang balok beton bertulang yang berfungsi sebagai balok pengikat dan juga dapat
meratakan beban dinding.
Gambar Detail Pondasi Menerus
C. Pondasi rakit (raft foundation)

Pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau
digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikan dekat disemua arahnya, sehingga
menggunakan pondasi telapak, sisinya berhimpit satu sama lainnya.

Foto Pondasi Rakit

1. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang
terletak jauh dari permukaan.

Jenis-Jenis Pondasi Dalam


a. Pondasi sumuran
Pondasi sumuran merupakan pondasi peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang,
digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relative dalam, dimana
pondasi sumuran nilai kedalaman (DF) dibagi lebar (B) lebih kecil atau sama dengan 4,
sedangkan pondasi dangkal Df/B≤1.

Gambar & Foto Pondasi Sumuran

b. Pondasi Tiang
Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak mampu
mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam. Pada
pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang dibanding dengan pondasi
sumuran.

Dalam penggunaannya pondasi tiang bisa dipakai sebagai pendukung struktur yang didirikan di
darat maupun di air tetapi mungkin bentuk tiangnya yang berbeda.

Gambar Detail Pondasi Tiang

Pondasi dalam seringkali di identikkan sebagai pondasi tiang yaitu suatu struktur pondasi yang
mampu menahan gaya orthogonal kesumbu tiang dengan menyerap lenturan. Pondai tiang
dibuat menjadi satu kesatuan monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat dibawah
konstruksi dengan tumpuan pondasi.
Dalam penggunaaanya pondasi tiang bisa dipakai sebagai pendukung struktur yang didirikan di
darat maupun di air tetapi mungkin bentuk tiangnya yang yang berbeda.

1. Bangunan di darat

Biasanya tiang bore (bore & cast in situ piles) merupakan tiang ekonomis dan dapat
dilaksanakan dengan diameter tiang yang cukup besar sehingga bisa menahan beban struktur
atas ( upper structure) yang besar. Untuk daerah perkotaan jenis tiang ini baik digunakan karena
bisa mengurangi heave, kebisingan dan getaran yang terjadi.

Sedangkan untuk upper structure yang ringan sampai berat bisa digunakan driven dan cast situ
piles karena bisa lebih ekonomis dibandingkan tiang baja maupun beton.Untuk beban upper
structure yang ringan, tiang kayu cukup digunakan.

2. Untuk bangunan di atas air

Penggunaan baja atau profil H atau pipa lebih baik digunakan dari pada beton.Tetapi
penggunaan tiang baja harus diperhatikan PH air yang tempat tiang diletakkan. Untuk air yang
memiliki PH < 4 atau PH>9 tiangharusdibericoating.

Sedangkan untuk daerah bergelombang besar harus digunakan pipa yang berdiameter besar
agar sekaligusberfungsisebagaipemecahgelombang.

Jenis pondasi tiang begitu banyak dan bisa diklasifikasikan berdasarkan beberapa kelompok
baik menurut perpindahannya maupun menurut teknik pemasangannya.

Anda mungkin juga menyukai