Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

SOSIAL BUDAYA DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

Disusun Oleh:

Nama : Tira Seyudhianti

Nim : 1702277026
Kelas :1A
Mata kuliah : Sosial Budaya dan Antropologi Kesehatan
Dosen : Dewi Nurmala,SST

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS

2017
1. CONTOH PENERAPAN NILAI NILAI YANG DIPERLUKAN OLEH BIDAN
DALAM MELAKUKAN PELAYANAN KEBIDANAN

a. Adanya minat untuk menolong orang lain


b. Mampu untuk empati
c. Mampu untuk menjadi pendengar yang baik dan aktif
d. Mempunyai daya pengamatan yang tajam
e. Terbuka terhadap pendapat orang lain
f. Mampu mengenali hambatan psikologis, sosial, budaya.
g. Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya
h. Mengenali permasalahan yang dihadapi oleh klien
i. Memberikan penjelasan disertai petunjuk alat-alat kontrasepsi
j. Membantu klien untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya sendiri.

2. PENGERTIAN KONFLIK

Konflik adalah suatu masalah sosial yang timbul karena adanya perbedaan pandangan
yang terjadi di dalam masyarakat maupun negara.
Pengertian Konflik menurut Robbins, Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu
pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera
memengaruhi secara negatif pihak lain.
Menurut Alabaness, Pengertian Konflik adalah kondisi yang dipersepsikan ada di antara
pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk
mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain.
Dari kedua pengertian konflik yang disampaikan pakar di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Konflik adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut
persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Dengan demikian jika
suatu keadaan tidak dirasakan sebagai konflik, maka pada dasarnya konflik tersebut tidak ada
dan begitu juga sebaliknya.
Pengertian Konflik
Soetandyo Wignjosoebroto mendefinisikan secara bebas dari arti harafiahnya itu, ‘konflik’
adalah ‘perbenturan’ antara dua pihak yang tengah berjumpa dan bersilang jalan pada suatu
titik kejadian, yang berujung pada terjadinya benturan. Konflik itu pada umumnya
didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang timbul karena adanya niat-niat bersengaja antara
pihak-pihak yang berkonflik itu. (www. Google. Com, Diunduh pada tanggal 27-03-2010)
Istilah konflik ini secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang berarti bersama,
dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai
suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya (http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik, Diunduh pada tanggal 27-03-2010).
Konflik adalah suatu bentuk hubungan interaksi seseorang dengan orang lain atau suatu
kelompok dengan kelompok lain, dimana masing-masing pihak secara sadar, berkemauan,
berpeluang dan berkemampuan saling melakukan tindakan untuk mempertentangkan suatu
isu yang diangkat dan dipermasalahkan antara yang satu dengan yang lain berdasarkan alasan
tertentu.
(http://humasdepagntb.blogspot.com/2008/08/pengertian-konflik.html, Diunduh pada tanggal
30-04-2010)
Suryanto (2010), menyimpulkan definisi konflik menurut beberapa ahli, bahwa konflik
adalah suatu hasil persepsi individu ataupun kelompok yang masing-masing kelompok
merasa berbeda dan perdebaan ini menyebabkan adanya pertentangan dalam ide ataupun
kepentingan, sehingga perbedaan ini menyebabkan terhambatnya keinginan atau tujuan pihak
individu atau kelompok lain.
(http://suryanto.blog.unair.ac.id/2010/02/02/mengenal-beberapa-definisi-konflik/, Diunduh
pada tanggal 30-04-2010).
Alo Liliweri (2005:249) dalam Sugiyo (2006:74) mencoba merangkum beberapa definisi
konflik dari berbagai sumber, sebagai berikut:
a. Konflik sebagai bentuk pertengakaran alamiah yang dihasilkan oleh individu atau
kelompok dikarenakan perbedaan sikap, kepercayaan, nilai atau kebutuhan.
b. Konflik merupakan hubungan pertentangan antara dua pihak atau lebih yang merasa
memiliki sasaran-sasaran tertentu namun diliputi pemikiran, perasaan, atau perbuatan
yang tidak sejalan.
c. Pertentangan atau pertikaian karena ada perbedaan dalam kebutuhan, nilai, motivasi
pelaku atau yang terlibat didalamnya.
d. Suatu proses yang terjadi ketika satu pihak secara negative mempengaruhi pihak lain,
dengan melakukan kekerasan fisik yang mebuat orang lain terganggu.
Dari beberapa pengertian konflik di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian konflik adalah
suatu perbenturan atau perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang antara sekurang-
kurangnya dua kelompok atau antar individu yang menyebabkan adanya pertentangan dalam
ide ataupun kepentingan, sehingga menjadikan terhambatnya keinginan atau tujuan pihak
individu atau kelompok lain.
3. CONTOH KASUS MENGENAI KONFLIK DAN KEWAJIBAN PROFESI

Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama satu
tahun. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny ‘A’ usia kehamilan 38 minggu
dengan keluhan perutnya terasa kenceng kenceng dan terasa sakit sejak 5 jam yang lalu.
Setelah dilakukan Vaginal touce, didapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam
keadaan letak sungsang. Oleh karena itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke Rumah Sakit
untuk melahirkan secara operasi SC. Namun keluarga klien terutama suami menolak untuk di
Rujuk dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi. Tapi bidan tersebut
berusaha untuk memberi penjelasan bahwa tujuan di Rujuk demi keselamatan janin dan juga
ibunya namun jika tetap tidak mau dirujuk akan sangat membahayakan janin maupun ibunya.
Tapi keluarga bersikeras agar bidan mau menolong persalinan tersebut. Sebenarnya, dalam
hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang
seperti ini karena pengalaman bidan dalam hal ini masih belum begitu mendalam. Selain itu
juga dengan di Rujuk agar persalinan berjalan dengan lancar dan bukan kewenangan bidan
untuk menolong persalinan dalam keadaan letak sungsang seperti ini. Karena keluarga tetap
memaksa, akhirnya bidan pun menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong
persalinan tersebut. Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar.
Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan
bahwa bidan tidak bisa bekerja secara profesional dan dalam masyarakatpun juga tersebar
bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.

Anda mungkin juga menyukai