HALAMAN DEPAN
DAFTAR ISI ........................................................................................................................1
I. IDENTITAS PASIEN ..............................................................................................2
II. STATUS PSIKIATRI ..............................................................................................3
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL .................................................................10
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT.............................................16
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM ..................................................................18
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA ..............................................................19
VII. DIAGNOSIS ..........................................................................................................20
VIII. EVALUASI MULTI AXIAL ................................................................................23
IX. FORMULASI TERAPI .........................................................................................23
X. PROGNOSIS .........................................................................................................24
XI. LAMPIRAN ...........................................................................................................25
Diperoleh dari:
1. Autoanamnesis (wawancara): didapat dari pasien.
2. Alloanamnesis diperoleh dari alloanamnesa dengan perawat di Sanatorium
Dharmawangsa.
Nama : Tn. P
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Perawat Sanatorium Dharmawangsa
Hubungan dengan pasien : Perawat pasien
Hari, tanggal wawancara : Kamis, 27 Juli 2017
Waktu wawancara : 11.00 WIB
Tempat wawancara : Sanatorium Dharmawangsa
A. Keluhan Utama
Pasien marah dan memukul kakaknya.
D. Riwayat Keluarga
Latar Belakang Keluarga
Pasien adalah anak ke lima dari tujuh bersaudara. Pasien
terlahir di dalam keluarga yang sederhana, ayah pasien (Alm) bekerja
sebagai montir dan ibu sebagai penjual kue.
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
2. Nama : Ny. B
Pekerjaan : penjual kue
Agama : Katolik
3. Nama :Tn. IW
Pekerjaan :-
Agama : Katolik
Pendidikan :-
Hubungan dengan pasien : Kakak kandung pertama
4. Nama :Ny. SW
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Katolik
Pendidikan : S1
Hubungan dengan pasien : Kakak kandung kedua
5. Nama :Ny. HW
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Katolik
Pendidikan : STM
Hubungan dengan pasien : Kakak kandung ketiga
6. Nama :Ny. PW
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Katolik
Pendidikan : D3 sekretaris
Hubungan dengan pasien : Kakak kandung keempat
7. Nama : Tn. HW
Pekerjaan : Wirausaha
Agama : Katolik
Pendidikan : SLTA
Hubungan dengan pasien : Adik kandung pertama
iv. Militer
Pasien tidak pernah mengikuti dan terlibat dalam
militer, menyaksikan pertempuran dan tidak ada cidera karena
kegiatan militer.
v. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Katolik dan rutin ke Gereja setiap
minggu sebelum menjalani perawatan.
ix. Seksual
Orientasi seksual pasien normal, tidak pernah
mengalami penganiayaan seksual dan tidak ada gejala masalah
seksual.
1. DESKRIPSI UMUM
a) Penampilan
Pasien seorang laki – laki berusia 48 tahun dengan tinggi
sekitar 165 cm dan berat badan sekitar 60 kg, dengan perut agak
membuncit. Penampilan sesuai dengan usianya. Potongan rambut
pendek, berwarna hitam dan rapi, kulit berwarna sawo matang.
Kebersihan diri pasien cukup terjaga. Pasien menggunakan kaos
berwarna biru gelap, celana pendek berwarna hitam polos dengan
kedua kantong di sisi kanan maupun kiri dan sandal jepit berwarna
hitam.
Selama wawancara:
Pasien cukup kooperatif, duduk santai dan tampak tenang
menjawab semua pertanyaan selama wawancara. Pasien suka
mengangkat tangan dan menggerakan jari – jari tangannya saat
wawancara dalam waktu yang cukup lama. Saat menggerakan jari-
jarinya pasien tidak menjawab pertanyaan pemeriksa.
Setelah wawancara:
Pasien merokok dan duduk di depan kamarnya.
4. PIKIRAN
1. Bentuk / Proses Pikir
Hendaya Berbahasa : tidak terganggu
Flight of Ideas : tidak ada
Asosiasi longgar : tidak ada
Blocking : tidak ada
Sirkumtansialitas : tidak ada
Tangensialitas : tidak ada
Word salad : tidak ada
Clang association : tidak ada
Inkoherensi : tidak ada
Verbigerasi : tidak ada
Perseverasi : tidak ada
Ambivalensi : tidak ada
2. Isi Pikir
Fobia : tidak ada
Obsesi : tidak ada
Kompulsi : tidak ada
Ide bunuh diri : tidak ada
Waham : ada
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa 12
Sanatorium Dharmawangsa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 17 Juli 2017 – 19 Agustus 2017
o Waham kebesaran
Pasien mengatakan bahwa telah diangkat sebagai anak
Tuhan dan Tuhan akan selalu mengabulkan
permintaannya.
o Waham kejar
Pasien merasa paranormal ingin menyakiti dirinya
dengan cara mengirimkan benda gaib berupa bola –
bola api yang jika terkena akan membuat seluruh badan
pasien sakit.
Pasien mengatakan pasien-pasien dan para pegawai di
Sanatorium Dharmawangsa sering menjelek-jelekan
dia.
Pasien mengaku di bawa ke Sanatorium Dharmawangsa
sebagai tumbal oleh keluarganya yang memakai ilmu
hitam.
5. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : ada
Halusinasi auditorik : Pasien mendengar mendengar suara
Tuhan yang sering mengajak dirinya untuk berdiskusi serta
pasien mendengar suara paranormal yang meminta – minta
kepadanya.
2. Fungsi Kognitif
Orientasi
o Waktu : Baik, pasien mampu mengetahui waktu,
hari, bulan dan tahun.
o Tempat : Baik, pasien mampu mengetahui bahwa
dirinya ada di Sanatorium Dharmawangsa.
o Orang : Baik, pasien mampu mengenali pasien
– pasien lainnya dan beberapa petugas di Sanatorium
Dharmawangsa.
Daya ingat
o Segera : Baik, pasien dapat mengulangi 3 kata
(meja, kunci, pohon) yang diberikan kepada pasien
sebelumnya dengan cepat dan berurutan.
o Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu
makan pagi dan menu makan malam hari kemarin.
6. Kemampuan Visuospasial
Baik, Pasien dapat menggambar jam bundar lengkap dengan
semua angkanya dan jarumnya. Pasien dapat menggambar jarum jam
yang menunjukkan pukul 10.20 sesuai yang diminta oleh pemeriksa.
7. Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat mengartikan peribahasa ‘tong kosong
nyaring bunyinya’.
7. IMPULSIVITAS
Selama wawancara pasien dapat mengendalikan emosi dan bersikap
cukup sopan.
8. DAYA NILAI
1. RTA
Terganggu karena adanya waham (kebesaran dan kejaran) dan
halusinasi (visual, auditorik, dan olfaktorius) .
2. Tilikan
Derajat 1, pasien tidak merasa bahwa dirinya sakit.
3. Discriminative judgement
Baik, pasien tahu kalau rumahnya kebakaran dia akan berusaha
menyelamatkan diri
4. Social judgement
Baik, pasien mampu menilai bahwa melanggar rambu – rambu lalu
lintas itu salah.
9. REABILITAS
Pasien cukup dapat dipercaya, karena jawaban yang diberikan pasien
setelah dikoreksi ulang dengan menanyakan ke perawat yang merawat,
hasilnya sama.
A. STATUS INTERNIS
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi nadi : 82x/menit
Frekuensi napas : 22 x/menit
Suhu : 36,5 o C.
B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala :normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam putih,
terdistribusi merata, tidak mudah dicabut.
b. Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
c. Hidung : normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis.
d. Telinga : bentuk normal, tidak ada sekret.
e. Mulut : bibir lembab, lidah tidak kotor, caries dentis (-)
f. Jantung
Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi : BJ I & II murni, Gallop (-), Murmur (-)
g. Paru-paru
Inspeksi : simetris dalam keadaan diam dan gerak.
Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri sama kuat.
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki (-), wheezing (-)
h. Abdomen
Inspeksi : abdomen tampak membuncit.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani.
Auskultasi : bising usus normal
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa 17
Sanatorium Dharmawangsa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 17 Juli 2017 – 19 Agustus 2017
i. Ekstremitas atas : akral hangat +/+, edem -/-, deformitas -/-, nyeri -/-
j. Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edem -/-, deformitas -/-, nyeri -/-
Kesan: Tidak ditemukan kelainan bermakna lainnya.
C. STATUS NEUROLOGIK
Rangsang meningeal : (-)
- Peningkatan TIK : (-)
- Nn. Cranialis : baik
- Pupil : bulat, isokor, diameter 3/3 mm.
- Sensibilitas : baik
- Motorik : baik
- Fungsi Cerebellum dan Koordinasi : baik
- Fungsi luhur : baik
- Refleks fisiologis : +/+
- Refleks patologis : -/-
Kesan: Tidak ada kelainan yang bermakna pada pemeriksaan neurologik.
Kimia darah
Fungsi hati
Protein
Protein Total 6 g/dl 6-8,4
Albumin 3.6 g/dl 3,5-5,2
Globulin 2.4 g/dl 2,3-3,5
Bilirubin mg/dl
Total 0.66 mg/dl <1
Direk 0.18 mg/dl <0,25
Indirek 0.45 mg/dl <0,75
SGOT SGPT
SGOT 33 U/I < 50
Karbohidrat
GDP 84 mg/dl < 126
Glukosa 2 Jam PP 120 mg/dl < 140
Fungsi Ginjal
Ureum 25 mg/dl 10-50
Creatinine 0.7 mg/dl 0.5-1.1
Lain-lain
Asam Urat 5.5 mg/dl 2,4-5,7
Kesan : Tidak ditemukan kelainan laboratorium yang bermakna pada pasien ini.
2. Berdasarkan :
1. Kesadaran : compos mentis (GCS = 15, E4 V5 M6)
2. Orientasi : baik
3. Daya ingat : baik
4. Kemunduran intelektual : tidak ada
5. Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan
gangguan jiwa atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
6. Penggunaan zat psikoaktif : tidak ada riwayat menggunakan obat-
obatan
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien tidak menderita suatu gangguan
mental organik serta tidak menderita suatu gangguan mental dan
gangguan perilaku akibat zat psikoaktif.
4. Berdasarkan adanya:
Memenuhi kriteria umum diagnosis Schizoprenia
o Waham kebesaran dimana pasien merasa telah diangkat menjadi
anak Tuhan, mampu berkomunikasi dengan Tuhan dan Tuhan
selalu mengabulkan permintaannya.
o Waham kejar dimana pasien merasa paranormal ingin menyakiti
dirinya dengan cara mengirimkan benda gaib berupa bola – bola
api, keluaga pasien menjadikan pasien sebagai tumbal ilmu hitam.
o Halusinasi auditorik dimana pasien mendengar suara-suara.
o Halusinasi visual dimana pasien melihat sosok Tuhan dan bola –
bola api yang melayang.
o Halusinasi olfaktorik dimana pasien mencium bau busuk dan bau
wewangian.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SKIZOFRENIA TIPE
PARANOID (F 20.0).
AXIS II:
Dari alloanamnesa disimpulkan bahwa pasien tidak memiliki gangguan
kepribadian dan tidak ada retardasi mental. (Z 03.2)
AXIS III:
Dari alloanamnesa, autoanamnesa dan hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan lab, pasien memiliki penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 yang
terkontrol dengan obat.
AXIS V:
GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE
100 – 91 = Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi.
90 – 81 = Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah
harian biasa.
80 – 71 = Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
pekerjaan, sosial, sekolah dll.
70 – 61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
60 – 51 = Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
50 – 41 = Gejala berat (serious), disabilitas berat.
40 – 31 = Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
30 – 21 = Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi dalam hampir semua bidang.
20 – 11 = Bahaya mencederai diri sendiri atauapun orang lain, disabilitas sangat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri.
10 – 01 = Seperti diatas → persisten dan lebih serius.
0 = Informasi tidak adekuat.
A. Farmakologi
Aripiprazole tablet 1 x 10 mg PO (pagi hari) sebagai obat antipsikotik
generasi kedua (atipikal).
Metformin tablet 3 x 500 mg PO (sebelum makan) sebagai obat Diabetes
Mellitus tipe 2.
B. Non farmakologi
Psikoterapi: Supportive Therapy
o Pengawasan minum obat agar gejala dan keluhan berkurang.
o Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur demi
kesembuhannya.
o Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk dapat
melakukan aktivitas seoptimal mungkin.
Terapi Psikososial
o Family Counseling:
Memberi informasi kepada keluarga pasien tentang
penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan
serta motivasi dalam kepatuhan pengobatan pasien.
Behavioral Therapy
o Pasien diajak untuk mengembangkan minat dan hobinya.
o Pasien diingatkan untuk rajin berdoa.
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Keterangan : A = Pemeriksa
B = Pasien
A : Selamat pagi pak
B : Pagi
A : Kenalin pak, nama saya dr. Ardisa, nama bapak siapa?
B : Saya Z
A : Pak Z, kita ngobrol-ngobrol bentar ya
B : Iya
A : Bapak sudah sarapan belum pak?
B : Sudah
A : Sarapan apa pak?
B : Tadi sarapannya nasi goreng. (ingatan jangka pendek baik)
A : Kalau tadi malam makan apa Pak?
B : Nasi, ayam goreng, sama semangka.
A : Bapak sudah berapa lama disini pak?
B : Sudah dari tahun 2013.
A : Oh, memangnya Bapak dirawat kesini kenapa pak?
B : Yah, karena keluarga saya pakai ilmu hitam dan saya dijadikan tumbal jadinya di
masukin ke sini. (Waham kejar)
A : Terus saya perhatikan kok bapak suka mengangkangt tangan?
B : Oh itu saya lagi berbicara sama Tuhan
A : Memangnya Bapak mendengar suara Tuhan Pak?
B : Ia ada suara Tuhan sama suara paranormal, pada mau ngajak saya diskusi
(halusinasi auditorik)
A : Pagi pak Z!
B : Selamat pagi
A : Baik Pak. Bapak sendiri gimana?
B : Yah begini – begini aja
A : Bapak hari ini ada ngobrol sama Tuhan gak Pak?
B : Ada dong
A : Diskusi apa Pak hari ini?
B : Diskusi soal perusahaan saya, kan saya punya perusahaan oli, saya mau
perusahaan saya lebih besar lagi (waham kebesaran).
A : Oh perusahaan Bapak ada dimana Pak?
B : Ada di Serang, perusahaan oli saya besar, pegawainya ada puluhan ribu, saya bagi
– bagi saham perusahaan saya ke saudara - saudara saya. (waham kebesaran).
A : Oh begitu, Bapak punya berapa saudara Pak?
B : Saya tujuh bersaudara, saya anak ke lima
A : Wah, banyak juga yah Pak saudaranya, sebelum masuk sini Bapak tinggal dimana
Pak?
B : Saya tinggal di Citra sama kakak perempuan saya yang ke dua.
A : Saudara – saudara Bapak yang lain ada yang bisa mendengar dan melihat Tuhan
juga gak Pak?
B : Cuman saya yang bisa, karena saya percaya sama Tuhan dan memang saya kan
sudah diangkat jadi anak Tuhan
A : Saudara – saudara bapak pernah berkunjung ke sini gak Pak?
B : Gak pernah, makanya saya kesel, mungkin karena saya sudah bagi- bagi saham
perusahaan saya.
A : Bapak sudah menikah?