PENDAHULUAN
Laba atau profit merupakan salah satu tujuan utama berdirinya setiap badan
usaha. Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya
akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuannya memperoleh laba dan
menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur dari laba
yang diperoleh, namun laba yang besar belum tentu merupakan ukuran perusahaan
kaitannya dengan total aktiva, modal sendiri maupun penjualan. (Menurut Sartono,
2012 : 122).
Menurut Hanif dan Halim, (2005 : 85) “profitabilitas adalah kemampuan suatu
dan modal saham yang tertentu.” Sedangkan menurut Sartono, (2010 : 504) “
1
2
oleh penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Kasmir, (2011 : 196)
perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dalam periode tertentu dan untuk
melakukan kegiatan oprasinya dengan baik serta mendapatkan keuntungan yang baik
pula.
jenis, antara lain: (1) Return On Sales (ROS), (2) Return On Asset (ROA), dan (3)
antara saldo laba bersih setelah pajak dengan jumlah asset perusahaan secara
tinggi, akan tetapi profitabilitas yang tinggi sudah dapat dipastikan bahwa laba yang
dihasilkan tinggi. Rasio profitabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah Return
On Asset (ROA).
4
Adapun contoh data profit pada perusahaan aneka industri pada tahun 2010 -
Tabel 1.1
Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa profit pada perusahan aneka
inudstri dari tahun 2010 sampai tahun 2014 mengalami naik turun atau tidak
konsisten hanya pada perusahaan SMSM yang dapat konsisten. Dari data juga terlihat
penurunan yang derastis dialami perusahaan MASA pada periode 2011 – 2012, dan di
2013 - 2014 dari 143 ke 3.1, dan dari 44 ke 5.9 profit yang dihasilkan, pada
perusahaan ASII terjadi ketidak konsistenan profit telihat pada periode 2012 22,297
turun 22,125 pada tahun 2013 dan turun kembali menjadi 15,613 pada periode 2014,
pada perusahaan GDYR terjadi penurunan pada periode 2010 – 2011, 67 menjadi 37
5
dan terjadi penurunan kembali pada periode 2013 – 2014, 57 menjadi 34, pada
perusahaan INDS terjadi kemajuan profit pada periode 2010 – 2013 dan terjadi
penurunan pada periode 2014, pada perudahaan PRAS periode 2010 – 2014 terjadi
tidak bisa memenuhi kewajiban juga dari tingkat penjualan perusahaan yang
terdaftar di BEI.
terhadap profitabilitas pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
banyak peneliti. Salahsatunya rasio keuangan seperi perputaran modal kerja dan
research gap yang telah diuraikan sebelumnya merupakan alasan peneliti untuk
pada perusahaan aneka industri. Penilitian ini dapat menjawab pertanyaan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi laba pada perusahaan aneka industri yang terdaftar
sebagai berikut :
1. Apakah pengaruh perputaran modal kerja signifikan terhadap profitabilitas
periode 2014-2016?
periode 2014-2016
2. Untuk mengetahui apakah pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan signifikan
periode 2014-2016
3. Untuk mengetahui apakah pengaruh perputaran modal kerja dan tingkat
bagi pihak :
1. Bagi Manajemen
8
3. Bagi Akademik
Penilitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai referensi, informasi dan
profitabilitas.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Profitabilitas
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
merupakan rasio yang memiliki tujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang
tercermin pada imbalan atas investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata
penjualan, aktiva, dan ekuitas. Perbandingan ini sering disebut rasio profitabilitas
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) Gross profit margin merupakan
sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi
perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa “harga pokok penjualan relatif
2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Rasio ini mengukur laba bersih
setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin
(Sawir, 2009:19).
Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus:
1. Asset Turnover
2. Operating Provit Margin
yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari
pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang
diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva.” (Syafri, 2008 : 63)
Return on Investment dihitung dengan rumus:
Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x Assets turn over
pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang
tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri
7. Earning per share (EPS) adalah “rasio yang menunjukkan berapa besar
rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa.” (Syamsuddin, 2009 :
66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham
biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per
Sumber : (www.kajianpustaka.com)
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri dengan
melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur dan mebandingkan kondisi
keuangan dari penjualan, aktiva, dan ekuitas perusahaan. Diantaranya, Gross profit
margin, Net Profit Margin, Rentabilitas ekonomi, Operating profit margin, Return on
investasi yang dinamakan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas,
bank, surat – surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.”
Sedangkan menurut Fahmi, (2014 : 100) “modal kerja adalah investasi sebuah
piutang.”
Menurut Harmono, (2009 : 193) “modal kerja adalah aktiva lancar, sedangkan
komponen aktiva lanacar meliputi kas dan setara kas, piutang, persediaan dan aktiva
lancar lainnya, pengelolaan modal kerja dapat diartikan sebagai pengelolaan terhadap
Berdasarkan teori para ahli diatas tentang modal kerja, maka penulis
Menurut Munawir, (2010 : 119) “pada dasarnya modal kerja terdiri dari dua,
yaitu pertama, bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimun
yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan lancar tanpa kesuliatan keuangan,
15
dan kedua yaitu jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya taergantung pada
Adapaun beberapa jenis modal kerja menurut Martono dan Harjito, (2011 “ 75)
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang tetap ada pada perusahaan
untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain secara terus menerus
dibutuhkan untuk kelancaran usaha. Adapun modal kerja ini dibagi menjadi
2 yaitu :
Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumblahnya berubah – ubah
sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibagi menjad 3 yaitu :
Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah
Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah
Modal kerja dalam suatu neraca perusahaan, modal kerja dibagi kembali
Menurut munawir, (2010 : 14) ada tiga konsep modal kerja yang umum
digunakan, yaitu :
1. Konsep Kuantitatif
rutin atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan oprasi
jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah
2. Komsep Kualitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep
ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang
jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal
3. Konsep Fungsional
17
Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam
apapun. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan sumber –
sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang tersedia.
Menurut Kasmir, (2011 : 256) sumber – sumber dana untuk modal kerja dapat
diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa
3. Penjualan saham
5. Penjualan obligasi
6. Memperoleh pinjaman
8. Sumber lainnya.
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan
seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi
tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada beberapa faktor yang
memenuhinya. Oleh karena itu, pihak manajeman dalam menjalankan kegiatan oprasi
perusahaan terutama kebijakan dalam upaya pemenuhan modal kerja harus selalu
Menurut Kasmir, (2011 : 254) ada beberapa faktor yang mempengaruhi modaal
kerja, yaitu ;
1. Jenis perusahaan
2. Syarat kredit
3. Waktu peroduksi
4. Tingkat perputaran.
Menurut Kassmir, (2012 : 182) “perputaran modal kerja (net working capital
trun over) adalah “salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur atau menilai
keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Rasio ini diukur dengan
membandinkan penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata – rata.”
Berdasarkan teori para ahli diatas tentang perputaran modal kerja, maka penulis
menyimpulkan bahwa perputaran modal kerja adalah rasio untuk mengukur atau
menilai keefektifan modal kerja perusahaan dalam penggunaan aktiva lancar untuk
sebuah proses dimana kebutuhan pembeli kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar
Menurur Basu Swastha, (2009 : 8) “penjualan adalah transaksi jual beli atau
pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa yang pada perinsipnya
menyimpukan bahwa penjualan adalah transaksi antar penjua dan pembeli dengan
Ada beberapa jenis penjualan menurt Basu Swasta (2001 : 11), yaitu;
1. Trade Selling
produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi,
2. Missionary Salling
3. Technical Salling
5. Responsive Selling
pembeli melalui route driving and retaling. Jenis penjualan ini tidak akan
atas barang dan jasa, pada perinsipnya melibatkan dua pihak yaitu penjual
sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus
b. Harga produk
sebagainya
2. Kondisi Pasar
22
c. Daya belinya
d. Frekuensi pembelinya
3. Modal
Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang
yang dijual itu belum dikenal oleh pembeli atau apabila lokasi pembeli jauh
dari tempat penjual. Dari keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan
maksud tersebut diperlukan adanya saran serta usaha tersebut seperti alat
Usaha promosi dan sebagainya semua ini hanya dapat dlakukan apabila
bagian penjualan yang dipegang orang – orang tertentu atau ahli bidang
penjualan yang ditangani orang –orang yang juga melakukan fungsi lain. Hal
ini disebabkan oleh tenaga kerjanya yang lebih sedikit dan sistem
memiliki modal yang kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan
sedikit.
dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak
pinjaman dan menangung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
adalah “hasil perbandingan antara selisih penjualan tahun berjalan dan penjualan di
Keterangan :
g = Growth Sales Rate (tingkat pertumbuhan penjualan)
S1 = Total Current Sales (total penjualan selamaperiode berjalan)
S0 = Total Sales For Last (Period (total penjualan periode yang lalu)
Berdasarkan teori para ahli diatas tentang pertumbuhan penjualan, maka penulis
keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi
Penelitian yang dilakukan oleh Syaiful Arif dkk. (2015 : 9) menyatakan bahwa
(ROI/ROA) secara parsial, namun secara simultan terdapat pengaruh working capital
Penelitian yang dilakukan oleh Hoiriya dan Marsudi Lestariningsih (2015 : 14)
menyatakan bawa variabel perputaran modal kerja mempunyai pengaruh yang tidak
perputaran modal kerja secara simultan tidak akan berdampak pada profitabilitas.
terhadap profitabilitas. Dengan demikian besar kecilnya perputaran modal kerja akan
dapat disebabkan bahwa perputaran modal kerja tidak tinggi dan kurang efektif
Penelitian yang dilakukan oleh Syaiful Arif dkk. (2015 : 9) menyatakan bahwa
(ROI/ROA) bailk secara simultan maupn parsial. Dengan demikian besar kecilnya
Penelitian yang dilakukan oleh Rio Kartika Supriatna dkk. (2014 : 12)
pengaruh sigifikan dan berhubungan positif. Hal ini dikarenakan keuntungan dari
penjualan lebih banyak dipergunakan untuk menutupi kewajiban dan biaya oprasional
perusahaan.
profitabilitas. Hal ini disebabkan karena adanya ketidakstabilan penjualan dari tahun
26
ke tahun selama periode 2010 – 2014 di perusahaan sektor konsumsi dan akan
Penelitan yang dilakukan oleh Saiful Arif dkk. (2015 : 9) menyatakan bahwa
adanya pengaruh simultan dari working capital trunover (WCT) dan pertumbuhan
(ROI/ROA).
perputaran modal kerja dan adamya ketidak stabilan dalam penjualan dari tahun ke
tahun pada perusahaan sektor konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2014.
Penelitian yang dilakukan oleh Azizul Wildan Muhammad tahun 2015 ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas yaitu likuiditas, perputaran
kas, dan perputaran modal kerja terhadap variabel terkait yaitu profitabilitas.
periode 2011 – 2013. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Analisis data yang
digunakan yaitu analisis regresi liniar berganda. Teknik pengabilan sampel penelitian
perusahaan yang tercantum dalam indeks LQ 45 di BEI periode 2011 – 2013. Hasil
dependen dapat diterangkan oleh persamaan ini sebesar 45,9%. Sedangkan sisanya
sebesar44,1% dijelaskan oleh sebeb – sebab lain di luar model. Variabel likuiditas,
perputaran kas, dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh secara bersama –
sama terhadap variabel ROA. Likuiditas tidak berpengaruh yang signifikan terhadap
Penelitian yang dilakukan oleh Hoiriya dan Marsudi Lestariningsih tahun 2015 ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas yaitu perputaran modal kerja,
periode 2009 – 2013. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Analisis yang
digunakan adalah analisis uji asumsi kelasik dan regresi linier berganda. Teknik
perusahaan dari perusahaan yang tercantum di bursa efek indonesia yang memiliki
data yang lengkap selama periode 2009 – 2013. Hasil penelitan uji determinasi
sebesar 0,688 atau 68,8% sedangkan sisanya sebesar 31,2% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukan dalam model regresi ini. Hasil uji kelayakan model
dikatakan layak yang berarti variabel independen yang terdiri dari perputaran modal
yang sama terhadap variabel dependen yaitu variabel profitabilitas. Uji t perputaran
28
modal kerja mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas
Penelitan yang dilakukan oleh Rio Kartika Supriatna dkk. 2014 ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu pertumbuhan penjualan dan likuiditas terhadap
variabel terkait yaitu profitabilitas. Penelitian dilakukan pada perusahaan consumer goods
yang terdaftar di BEI periode 2006 – 2011. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif.
Analisis yang digunakan adalah analisis uji asumsi kelasik dan regresi linier
yang terdaftar di BEI periode 2006 – 2011 . Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
Penelitan yang dilakukan oleh Syaiful Arif dkk. 2015 ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu perputaran modal kerja, leverage, dan
29
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 2011 – 2013. Jenis penelitian adalah
diperoleh data perusahaan 13 pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI 2011 – 2013. Hasil dari uji F pada ROI menunjukan bahwa WCT, DR, DER dan
pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh terhadap ROI. Berdasarkan uji t DR,
DER dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap ROI secara parsial,
sedangkan WCT tidak. Hasil dari uji F pada ROE menunjukan bahwa WCT, DR, DER dan
pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh terhadap ROE. Uji t pada ROE,
didapatkan bahwa DR dan DER berpengaruh signifikan terhadap ROE secara parsial,
Penlitian yang dilakukan oleh Rinny Meidiyustiani 2016 ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu modal kerja, ukuran perusahaan, pertumbuhan
penjualan, dan likuiditas terhadap variabel terkait yaitu profitabilitas. Penelitian dilakukan
pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode
2010 – 2014. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Analisis yang digunakan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2014. Hasil
penelitiannya menunjukan bahwa modal kerja (perputaran modal kerja) tidak memiliki
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
kegiatan usahanya terutama dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien
Dengan adanya tingkat profitabilitas yang tinggi akan dapat membuka peluang
bagi perusahaan dalam perluasan bidang usaha yang akan menarik para investor baru
Ketika perusahaan sudah mencapai suatu target yang telah ditetapkan, hal yang
tersebut, bahkan pasti ingin terus terjadi peningkatan disetiap periodenya. Maka hal
konversi persediaan, periode penerimaan piutang, fixed assets ratio dan leverage
Oleh karena itu kerangka pemikiran teori dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Perputaran Modal
Kerja (WCT) (X1)
Profitabilitas (Return
On Assets) (Y)
Tingkat
Pertumbuhan
Penjualan (Sales
Growth) (X2)
profitabilitas pada perusahaa aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2014-
2016.
35
periode 2014-2016.
profitabilitas pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2014-
2016.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan perputaran modal kerja
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan perputaran modal kerja dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI), dimana data yang diperoleh dari website BEI yaitu
pada bulan Mei 2017 sampai dengan bulan Agustus 2017, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
2017
No Kegiatan Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
Pengumpulan
2
data
Penyusunan
3 Proposal Bab I-
Bab III
4 Sidang Proposal
Penyusunan
5
Skripsi
6 Sidang Skripsi
deskriptif kuantitatif, karena metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat
dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mngontrol suatu gejala. Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang
dihubungkan.”
digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan aneka industri yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 – 2015.” Menurut Muri Yusuf, (2014 :
147) “secara sederhana dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili dalam batasan
diatas merupakan dua kata kunci dan merujuk kepada semua ciri populasi dalam
khusus sehingga layak dijadikan sampel.” Berikut ini merupakan kriteria yang dipilih
sampling:
38
Poulasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan aneka industri yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2016, berikut adalah data populasi penelitian :
Tabel 3.2
Proses Populasi Seleksi Perusahaan
terhadap sampel dan pemahaman sifat atau karakteristiknya tersebut pada elemen
populasi.
perusahaan aneka industri seperti ditamilkan pada tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu melalui observasi
isi dokumen. Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati isi dokumen yang berupa
data sekunder yaitu laporan keuangan yang diperoleh dari website BEI. Dalam
Dalam penelitian ini penulis meneliti tiga variabel yaitu Profitabilitas (Y)
sebagai variabel dependen, Prputaran Modal Kerja (X1) dan Tingkat Pertumbuhan
Penjualan (X2) sebagai variabel independen. Berikut ini merupakan uraian dari
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tingkat
Laporan
Pertumbuhan Rasio
Keuangan
Penjualan (X2)
40
Return On
Laporan
Assets (Y) Rasio
Keuangan
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis regresi
yang dibantu dengan software SPSS V20. Menurut Sidik Priadana, (2009 : 185)
“dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau
lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen.”
Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat satu variabel bebas dan satu
variabel terikat, maka disebut sebagai persamaan regresi sederhana, sedangkan
jika variabel bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi
berganda. Karena penelitian ini memiliki variabel bebas lebih dari satu, maka
penulis menggunakan tenik analisis regresi linier berganda. Sebelum itu maka
harus dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu.
regresi. Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika model
karena agar diperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan
mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi
normal atau mendekati normal. Untuk melakukan uji normalitas data dalam
normalitas, yaitu dengan melihat peyebaran data pada sumber diagonal pada
2014 : 90).
menguji apakah dalam regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas yang
jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerancetidak kurang dari 0,1 maka
(VIF) = 1/Tolerance, jika VIF = 10 , maka Tolerance 1/10 = 0,1. Semakin tinggi
kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memilki varians yang
konstan dari dari satu observasi ke observasi lainnya. Artinya, setiap observasi
42
dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dan SRESID (nilai residualnya).
Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti
mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang
kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel
penelitian. Untuk data yang akan diuji apakah terdapat hubungan yang kuat
diantara data pertama dengan kedua, data kedua dengan ketiga, dan seterusnya.”
c. DL < DW < DU atau 4 – DU < DW < 4 – DL, artinya tidak ada kepastian atau
variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
linier berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.
Y = variabel dependen
a = konstanta
X1=variabel independen 1
X2 = variabel independen 2
b1 = koefisien regresi X1
b2 = koefisien regresi X2
∑Y = a + b1∑ X1+ b ∑ X
Menurut Lind, (2008 : 61) dalam Sunjoyo, (2013 : 140) “analisis korelasi
dua variabel.” Menurut Sugiyono, (2007 : 182) untuk menghitung nilai koefisien
Keterangan :
r = koefisien korelasi
N = banyaknya sampel
X = variabel bebas
Y = variabel terikat.
Tabel 3.3
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefisien Korelasi
No. Interval Koefisien Tingkat Hubungan
1 0,00 - 0,199 Sangat rendah
2 0,20 - 0,399 Rendah
3 0,40 - 0,599 Sedang
4 0,60 - 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2007 : 183)
variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai
koefisien determinasi :
KD = r2 x 100%
Keterangan :
Kd = koefisien determinasi
Menurut Mudrajad Kuncoro, (2013 : 244) mengatakan bahwa “uji statistik t pada
individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hipotesis nol (H0) yang
hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau Ho : bi =
suatu variabel tidak sama dengan nol atau Ha : bi ≠ 0. Artinya, variabel tersebut
pengujian dalam uji t ini menurut Duwi Priyatno, (2014 : 145) yaitu sebagai
berikut :
b. Jika - t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Berdasar signifikansi :
nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama
Menurut Duwi Priyatno, (2014 : 145) kriteria pengujian dalam uji F yaitu sebagai
berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Sartono. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4th ed.). Yogyakarta :
BPFE. 2010.
Brigham, Eugene F dan Huston, Joel F. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan Bab –
2. Jakarta : Selemba Empat. 2006.
Harahap, Sofian Syafri. Analisis Keritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada. 2008.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.
2013.
Priadana, Moh. Sidik dan Saludin Muis. Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis.
Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009.
Sunjoyo, dkk. Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset. Bandung : Alfabeta. 2013.
Syarif A., Raden R.H., dan Zahro Z.A.,”Pengaruh Perputaran Modal Kerja,
Leverage Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas”, Jurnal
Administrasi Bisnis Vol.27. Oktober 2015.Hal. 1 – 9.
Wildan, Azizul M. ”Dampak Likuiditas, perputaran kas, dan perputaran modal kerja
terhadap profitabilitas”, eprin.dinus.ac.id. Hal. 1 – 16.
Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta : Rajawali
Pers. 2009.