Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laba atau profit merupakan salah satu tujuan utama berdirinya setiap badan

usaha. Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya

yaitu pertumbuhan terus-menerus (going concern). Sekarang ini perkembangan usaha

semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menimbulkan

persaingan yang competitive, khususnya antar perusahaan yang sejenis. Perusahaan

akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuannya memperoleh laba dan

menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur dari laba

yang diperoleh, namun laba yang besar belum tentu merupakan ukuran perusahaan

telah bekerja dengan efisien.

Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal antara lain

profitabilitas perusahaan itu sendiri. Profitabilitas merupakan keuntungan dalam

kaitannya dengan total aktiva, modal sendiri maupun penjualan. (Menurut Sartono,

2012 : 122).

Menurut Hanif dan Halim, (2005 : 85) “profitabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

dan modal saham yang tertentu.” Sedangkan menurut Sartono, (2010 : 504) “

menerangkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan laba (keuntungan) yang berhubungan dengan penjualan, total aktiva,

1
2

ataupun modal sendiri. Pentingnya profitabilitas dapat dilihat dengan

mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba yang maksimal untuk mendukung kegiatan operasionalnya

berkaitan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Adapun rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaaan perusahaan

oleh penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Kasmir, (2011 : 196)

“Rasio profitabilitas adalah merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan dalam penjualan produksinya”. Sedangkan menurut

Sofyan, (2008 : 304) “rasio profitabilitas adalah merupakan kemampuan suatu

perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dalam periode tertentu dan untuk

memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajeman dalam melakukan

kegiatan oprasinya.” Dengan baiknya profitabilitas maka perusahaan mampu

melakukan kegiatan oprasinya dengan baik serta mendapatkan keuntungan yang baik

pula.

Menurut Prihadi, (2008 : 51), “Mengelompokkan profitabilitas ke dalam tiga

jenis, antara lain: (1) Return On Sales (ROS), (2) Return On Asset (ROA), dan (3)

Return On Equity (ROE). Terdapat salahsatu pengukuran rasio terhadap profitabilitas

yang menurut penulis lebih sering digunakan untuk mengetahui profitabiltas

perusahaan yaitu rasio retrun on asset.


3

Menurut Syamsuddin, (2009 : 66) “ROA (Retrun On Asset) merupakan rasio

antara saldo laba bersih setelah pajak dengan jumlah asset perusahaan secara

keseluruhan.” Sedangkan menurut Sartono, (2012 : 123) “retrun on investmant

(ROI/ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari

keseluruhan aktiva yang dipergunakan.” ROA menggambarkan sejauh mana tingkat

pengembalian keuntungan dari seluruh asset yang dimiliki perusahaan.

Laba perusahaan yang tinggi belum tentu menunjukkan profitabilitas yang

tinggi, akan tetapi profitabilitas yang tinggi sudah dapat dipastikan bahwa laba yang

dihasilkan tinggi. Rasio profitabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah Return

On Asset (ROA).
4

Adapun contoh data profit pada perusahaan aneka industri pada tahun 2010 -

2014 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Profitabilitas pada perusahaan di aneka industri yang terdaftar di BEI

Tahun 2010 – 2014

Kode Profitabilitas (Bill. Rp) Ketrangan


Perusahaan 2010 2011 2012 2013 2014
ASII 21,077 22,742 22,297 22,125 15,613 Tidak
konsisten
GDYR 67 37 65 57 34 Tidak
konsistrn
INDS 71 120 134 140 128 Tidak
konsisten
MASA 176 143 3.1 44 5.9 Tidak
konsisten
SMSM 165 219 269 338 421 Konsisten

PRAS 0.3 1.4 16 13 11 Tidak


konsisten
Sumber : www.idx.co.id

Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa profit pada perusahan aneka

inudstri dari tahun 2010 sampai tahun 2014 mengalami naik turun atau tidak

konsisten hanya pada perusahaan SMSM yang dapat konsisten. Dari data juga terlihat

penurunan yang derastis dialami perusahaan MASA pada periode 2011 – 2012, dan di

2013 - 2014 dari 143 ke 3.1, dan dari 44 ke 5.9 profit yang dihasilkan, pada

perusahaan ASII terjadi ketidak konsistenan profit telihat pada periode 2012 22,297

turun 22,125 pada tahun 2013 dan turun kembali menjadi 15,613 pada periode 2014,

pada perusahaan GDYR terjadi penurunan pada periode 2010 – 2011, 67 menjadi 37
5

dan terjadi penurunan kembali pada periode 2013 – 2014, 57 menjadi 34, pada

perusahaan INDS terjadi kemajuan profit pada periode 2010 – 2013 dan terjadi

penurunan pada periode 2014, pada perudahaan PRAS periode 2010 – 2014 terjadi

penurunan di periode 2013 – 2014.


Hal ini bisa terjadi karna perputaran modal kerja yang tidak stabil sehingga

tidak bisa memenuhi kewajiban juga dari tingkat penjualan perusahaan yang

dihasilkan maupun total aktiva yang dimiliki perusahhan.


Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penulis bermaksud melakukan

penilitian dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Tingkat

Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Aneka

Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indoesia Periode 2014 - 2016”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat menidentifikasi

masalah, di antaranya sebagai berikut :


1. Tingkat pertumbuhan penjualan tidak stabil pada perusahaan aneka inustri

yang terdaftar di BEI


2. Tingkat perputaran modal kerja yang tidak optimal pada perusahaan aneka

industri yang terdaftar di BEI.


3. Profutabilitas yang tidak konsisten pada perusahaan aneka inustri yang

terdaftar di BEI.

1.3 Pembatasan Masalah


Agar pembahasan dalam penilitian ini tidak meluas, maka penulis di batasi

masalah pengaruh perputaran modal kerja dan tingkat pertumbuhan penjualan

terhadap profitabilitas pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2014 – 2016. Dalam menganalisis perubahan laba


6

menggunakan variable bebas perputaran modal kerja dan tingkat pertumbuhan

penjualan dan variable terikat yaitu profitabilitas.

1.4 Perumusan Masalah


Ada banyak faktor yang mempengaruhi profitabilitas yang telah dilakukan oleh

banyak peneliti. Salahsatunya rasio keuangan seperi perputaran modal kerja dan

pertumbuhan penjualan, dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-

masing variabel terhadap profitabilitas perusahaan. Adanya fenomena gap dan

research gap yang telah diuraikan sebelumnya merupakan alasan peneliti untuk

melakukan penelitian tentang rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi profitabilitas

pada perusahaan aneka industri. Penilitian ini dapat menjawab pertanyaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi laba pada perusahaan aneka industri yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.


Maka dari rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan pertanyaan penelitian

sebagai berikut :
1. Apakah pengaruh perputaran modal kerja signifikan terhadap profitabilitas

pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2014-2016?


2. Apakah pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan sigifikan terhadap

profitabilitas pada aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2014-2016?


3. Apakah pengaruh perputaran modal kerja dan tingkat pertumbuhan penjualan

sigifikan terhadap profitabilitas pada aneka industri yang terdaftar di BEI

periode 2014-2016?

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penilitian


1.5.1 Tujuan Penilitian
7

1. Untuk mengetahui apakah pengaruh perputaran modal kerja signifikan

terhadap profitabilitas pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI

periode 2014-2016
2. Untuk mengetahui apakah pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan signifikan

terhadap Profitabilitas pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI

periode 2014-2016
3. Untuk mengetahui apakah pengaruh perputaran modal kerja dan tingkat

pertumbuhan pemnjualan signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan

aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2014-2016

1.5.2 Kegunaan Penelitian


Dari hasil penilitian ini di harapkan memberikan manfaat kepada berbagai

pihak baik secara teoritis maupun secara praktis.


1. Secara Teoritis
Secara teoritis hasil Penilitian ini di harapkan dapat menambah dan

memperluas pengetahuan tentang prediksi laba dengan menggunakan analis

perputaran modal kerja dan tingkat pertumbuhan penjualan. Penelitian ini

dapat di gunakan sebagai kajian bagi mahasiswa yang akan melakukan

penilitian yang sama dan objek yang sama.


2. Secara Praktis
Dari hasil penilitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat-manfaat

bagi pihak :
1. Bagi Manajemen
8

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan khususnya

dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan pertumbuhan laba dan

factor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan laba


2. Bagi Investor
Bagi investor dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan investasi,

sehingga akan mendapatkan keuntungan atau profit yang lebih baik

3. Bagi Akademik
Penilitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai referensi, informasi dan

wawasan teoritis khususnya factor-faktor apa saja yang mempengaruhi

profitabilitas.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori


9

2.1.1 Profitabilitas

Menurut Harahap, (2008 : 304) mengatakan bahwa :

profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua


kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Laba perusahaan merupakan
indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyumbang
dana (stockholder) dan merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan
yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Seringkali
juga digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, dimana ketika perusahaan
mempunyai laba yang tinggi berarti kinerjanya baik dan sebaliknya.

Menurut Sartono, (2010:122) “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal

sendiri. Pentingnya profitabilitas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak

yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang

maksimal untuk mendukung kegiatan operasionalnya berkaitan dengan penjualan,

total aktiva maupun modal sendiri.”

Menurut Kasmir, (2011 : 196) “Rasio profitabilitas adalah merupakan rasio

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dalam penjualan

produksinya.” Sedangkan Menurut Sugiono, (2009:78) “Rasio Profitabilitas

merupakan rasio yang memiliki tujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang

tercermin pada imbalan atas investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata

lain mengukur pengelolaan kewajiban dan modal.”

Laba juga sering dibandingkan dengan kondisi keuangan lainnya, seperti

penjualan, aktiva, dan ekuitas. Perbandingan ini sering disebut rasio profitabilitas

yang antara lain terdiri dari ;


10

1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) Gross profit margin merupakan

“rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya

produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi

secara efisien.” (Sawir, 2009 : 18).

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan

sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi

perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa “harga pokok penjualan relatif

lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin

rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan.”

(Syamsuddin, 2009 : 61).

Gross profit margin dihitung dengan formula:

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Rasio ini mengukur laba bersih

setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin

baik operasi suatu perusahaan.


Net profit margin dihitung dengan rumus:
11

3. Rentabilitas ekonomi “mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan

seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan.”

(Sawir, 2009:19).
Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus:

Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan “dengan mengalikan operating

profit margin dengan asset turnover.” (Sawir, 2009 : 19). Rendahnya

Rentabilitas Ekonomi tergantung dari :

1. Asset Turnover
2. Operating Provit Margin

4. Operating profit margin merupakan “perbandingan antara laba usaha dan

penjualan. Operating profit marginmerupakan rasio yang menggambarkan apa

yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari

penjualan yang dilakukan.” (Syamsuddin, 2009 : 61)


Operating profit margin dihitung sebagai berikut:

5. Return on investment merupakan “perbandingan antara laba bersih setelah

pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan


12

keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam

perusahaan.” (Syamsuddin, 2009 : 63).


Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return

on investment merupakan “rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih

diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva.” (Syafri, 2008 : 63)
Return on Investment dihitung dengan rumus:

Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x Assets turn over

6. Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak

dengan total ekuitas. Return on equity merupakan “suatu pengukuran dari

penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik

pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang

mereka investasikan di dalam perusahaan.” (Syafri, 2008 : 305)


Return on equity adalah “rasio yang memperlihatkan sejauh manakah

perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur

tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri

atau pemegang saham perusahaan.” (Sawir 2009 : 20)


Return on equity dapat dihitung dengan formula:

7. Earning per share (EPS) adalah “rasio yang menunjukkan berapa besar

kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba.” (Syafri, 2008 :


13

306). Earning per share merupakan “rasio yang menggambarkan jumlah

rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa.” (Syamsuddin, 2009 :

66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham

biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per

share. Earning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.

Earning per share dihitung dengan rumus:

Sumber : (www.kajianpustaka.com)

Berdasarkan teori para ahli diatas tentang profitabilitas, maka penulis

menyimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri dengan

melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,

modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.

Adapun rasio profitabilitas menurut para ahli diatas, penulis menyimpukan

bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur dan mebandingkan kondisi

keuangan dari penjualan, aktiva, dan ekuitas perusahaan. Diantaranya, Gross profit

margin, Net Profit Margin, Rentabilitas ekonomi, Operating profit margin, Return on

investment, Return on equity, Earning per share.

2.1.2 Perputaran Modal Kerja dan Tingkat Pertumbuhan Penjualan


14

2.1.2.1 Pengertian modal kerja

Memurut Kasmir, (2011 : 250) menyimpulkan “modal kerja diartikan sebagai

investasi yang dinamakan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas,

bank, surat – surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.”

Sedangkan menurut Fahmi, (2014 : 100) “modal kerja adalah investasi sebuah

perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek (kas), sekuritas, persediaan, dan

piutang.”

Menurut Harmono, (2009 : 193) “modal kerja adalah aktiva lancar, sedangkan

komponen aktiva lanacar meliputi kas dan setara kas, piutang, persediaan dan aktiva

lancar lainnya, pengelolaan modal kerja dapat diartikan sebagai pengelolaan terhadap

komponen – komponen aktiva lancar.”

Berdasarkan teori para ahli diatas tentang modal kerja, maka penulis

menyimpulkan bahwa modal kerja adalah pengelolaan investasi terhadap komponen –

komponen aktiva lancar.

2.1.2.2 Jenis Modal kerja

Menurut Munawir, (2010 : 119) “pada dasarnya modal kerja terdiri dari dua,

yaitu pertama, bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimun

yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan lancar tanpa kesuliatan keuangan,
15

dan kedua yaitu jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya taergantung pada

aktifitas musiman dan kebutuhan – kebutuhan di luar aktifitas biasa.”

Adapaun beberapa jenis modal kerja menurut Martono dan Harjito, (2011 “ 75)

adalah sebaai berikut :

1. Modal Kerja Permanen (Permanen Working Capital)

Modal kerja permanen adalah modal kerja yang tetap ada pada perusahaan

untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain secara terus menerus

dibutuhkan untuk kelancaran usaha. Adapun modal kerja ini dibagi menjadi

2 yaitu :

a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)

Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada

pada perusahaan untuk menjaga kuntinuitas ysahanya.

b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

Modal kerja normal adalah modal kerja yang dibutuhkan untuk

menyelanggarakan proses produksi yang normal.

2. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital)

Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumblahnya berubah – ubah

sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibagi menjad 3 yaitu :

a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)

Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah –

ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.

b. Modal kerja siklis (cyclical working capital)


16

Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah

disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.

c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)

Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah

karena keadaaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

2.1.2.3 Konsep Modal Kerja

Modal kerja dalam suatu neraca perusahaan, modal kerja dibagi kembali

menjadi beberapa konsep.

Menurut munawir, (2010 : 14) ada tiga konsep modal kerja yang umum

digunakan, yaitu :

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini menitik beratkan kepada kuantum yang diperlukan untuk

mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai oprasinya yang bersifat

rutin atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan oprasi

jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah

jumlah aktiva lancar (gross working capital).

2. Komsep Kualitatif

Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep

ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang

jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal

dari pinjaman jangka panjang maupun para pemilik perusahaan.

3. Konsep Fungsional
17

Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam

rangka menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan.

2.1.2.4 Sumber Modal Kerja

Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam bentuk

apapun. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan sumber –

sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang tersedia.

Menurut Kasmir, (2011 : 256) sumber – sumber dana untuk modal kerja dapat

diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa

sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu ;

1. Hasi oprasi perusahaan

2. Keuntungan penjualan surat – surat berharga

3. Penjualan saham

4. Penjualan aktiva tetap

5. Penjualan obligasi

6. Memperoleh pinjaman

7. Dana hibah, dan

8. Sumber lainnya.

2.1.2.5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja


18

Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk memenuhi kebutuhan modal kerja

seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi

tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada beberapa faktor yang

memenuhinya. Oleh karena itu, pihak manajeman dalam menjalankan kegiatan oprasi

perusahaan terutama kebijakan dalam upaya pemenuhan modal kerja harus selalu

memperhatikan faktor – faktor tersebut.

Menurut Kasmir, (2011 : 254) ada beberapa faktor yang mempengaruhi modaal

kerja, yaitu ;

1. Jenis perusahaan

2. Syarat kredit

3. Waktu peroduksi

4. Tingkat perputaran.

2.1.2.6 Perputaran Modal Kerja

Menurut Munawir, (2010 : 80) menyatakan bhwa :

Rasio perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja


dengan penjualan. Faktor modal kerja mempengaruhi tinggi rendahnya
profitabilitas. Perputaran modal kerja mengukur efektifitas penggunaan aktiva
lancar untuk menghasilkan penjualan. Perputaran modal kerja diukur dengan
Working Capital Turn Over Ratio yang berdasarkan perbandingan penjualan
yang dihasilkan dengan aktiva lancar. Semakin tinggi rasio perputaran modal
kerja maka semakin baik kinerja suatu perusahaan dimana persentase modal
kerja yang ada mampu menghasilkan penjualan dengan jumlah tertentu.
Semakin besar rasio ini menunjukkan efektifnya pemanfaatan modal kerja yang
tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.
19

Menurut Kassmir, (2012 : 182) “perputaran modal kerja (net working capital

trun over) adalah “salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur atau menilai

keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Rasio ini diukur dengan

membandinkan penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata – rata.”

Formulasinya adalah sebagai berikut ;

Berdasarkan teori para ahli diatas tentang perputaran modal kerja, maka penulis

menyimpulkan bahwa perputaran modal kerja adalah rasio untuk mengukur atau

menilai keefektifan modal kerja perusahaan dalam penggunaan aktiva lancar untuk

menghasilkan penjualan sehingga mempengaruhi tinggi rendahnya profitabilitas.

2.1.2.7 Pengertian Penjualan

Pengertian penjualan menurut Kotler, (2006 : 457) “penjualan merupakan

sebuah proses dimana kebutuhan pembeli kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar

pertukaran informasi dan kepentingan.” Sedangkan menuru Winardi, (2005 : 26).

”penjualan adalah berkumpulnya seorang pembeli dan penjual dengan tujuan

melaksanakan tukar – menukar barang dan jasa berdasarkan prtimbangan yang

berharga misalnya pertimbangan uang.”


20

Menurur Basu Swastha, (2009 : 8) “penjualan adalah transaksi jual beli atau

pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa yang pada perinsipnya

melibatkan dua pihak yaitu penjual dan pembeli.”

Berdasarkan teori para ahli diatas tentang penjualan maka penulis

menyimpukan bahwa penjualan adalah transaksi antar penjua dan pembeli dengan

sesuatu yang berharga dengan kesepakatandari keduanya.

2.1.2.8 Jenis - Jenis Penjualan

Ada beberapa jenis penjualan menurt Basu Swasta (2001 : 11), yaitu;

1. Trade Selling

Penjualan yang dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar

mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distributor produk –

produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi,

peragaan, persediaan dan pengadaan produk baru.

2. Missionary Salling

Penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli

barang – barang dari penyalur perusahaan.

3. Technical Salling

Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasihat

kepada pembeli akhir dari barang dan jasa.

4. New Business Selling

Berusaha membuka transaksi baru dengan membuat calon pembeli seperti

halnya yang dilakukan perusahaan asuransi.


21

5. Responsive Selling

Setiap tenaga kerja penjual dapat memberikan reaksi terhadap permintaan

pembeli melalui route driving and retaling. Jenis penjualan ini tidak akan

menciptakan penjualan yang besar, namun terjadinya hubungan pelanggan

yang baik yang menjurus pada pembelian ulang.

2.1.2.9 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penjualan. Menurut Swastha dan

Irawan (2008 : 406), faktor – faktor yang mempengaruhi penjualan, yaitu ;

1. Kondisi Dan Kemampuan Penjual

Transaksi jual beli merupakan pemindahan hak milik secara komersial

atas barang dan jasa, pada perinsipnya melibatkan dua pihak yaitu penjual

sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus

dapat meyakinkan kepada pembelinya agar dapat mencapai sasaran penjual

yang diharapkan. Untuk maksud tersebut penjua harus memahami beberapa

masalah penting yang sangat berkaitan yaitu ;

a. Jenis dan karakteristik barang yang akan ditawarkan

b. Harga produk

c. Syarat penjualan, seperti pembayaran pengantaran, pelayanan dan lain

sebagainya

2. Kondisi Pasar
22

Pasar sebagai kelompok pembelian atau pihak yang menjadi sasaran

dalam penjualan dan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun

faktor – faktor kondisi pasar yang perlu diperhatian yaitu ;

a. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar penjual, pasar industri,

pasar pemerintah / pasar internasioanal

b. Kelompok pembeki atau segmen pasarnya

c. Daya belinya

d. Frekuensi pembelinya

e. Keinginan dan kebutuhannya

3. Modal

Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang

yang dijual itu belum dikenal oleh pembeli atau apabila lokasi pembeli jauh

dari tempat penjual. Dari keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan

terlebih dahulu/membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan

maksud tersebut diperlukan adanya saran serta usaha tersebut seperti alat

transportasi dan tempat peraga baik diluar maupin didalam perusahaan.

Usaha promosi dan sebagainya semua ini hanya dapat dlakukan apabila

penjual memiliki sejumlah mosal yang diperlukan oleh perusahaan.

4. Kondisi Organisai Perusahaan

Pada perusahaan besar biasanya masalah penjualan ditangani oleh

bagian penjualan yang dipegang orang – orang tertentu atau ahli bidang

penjualan. Lain halnya perusahaan kecil, yang mana masalah – masalah


23

penjualan yang ditangani orang –orang yang juga melakukan fungsi lain. Hal

ini disebabkan oleh tenaga kerjanya yang lebih sedikit dan sistem

organisasinya lebih sederhana juga masalah – masalah yang dihadapinya

tidak sekompleks perusahaan besar, biasanya masalah perusahaan ini

ditangani oelh perusahaan dan tidak diberikan kepada orang lain.

5. Faktor – faktir lain

Faktor – faktor lain yang sering mempengaruhi penjualan yaitu

periklanan, kampanye, dan pemberian hadiah. Namun untuk

melaksanaaknnya diperlukan dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang

memiliki modal yang kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan

sebaliknya perusahaan kecil jarang melakukan karena memiliki modal

sedikit.

2.1.2.10 Pertumbuhan Penjualan

Menurut Huston dan Brigham, (2006 : 260) berpendapat bahwa “perusahaan

dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak

pinjaman dan menangung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan

perusahaan dengan penjualannya yang tidak stabil.” Tingkat pertumbuhan penjualan

adalah “hasil perbandingan antara selisih penjualan tahun berjalan dan penjualan di

tahun sebelumnya.” (Home dan Machowicz, 2009).


24

Tingkat pertumbuhan penjualan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :
g = Growth Sales Rate (tingkat pertumbuhan penjualan)
S1 = Total Current Sales (total penjualan selamaperiode berjalan)
S0 = Total Sales For Last (Period (total penjualan periode yang lalu)
Berdasarkan teori para ahli diatas tentang pertumbuhan penjualan, maka penulis

menyimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan adalah penjualan yang mencerminkan

keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi

pertumbuhan masa yang akan datang.

2.1.3 Hubungan Antar Variabel

2.1.3.1 Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas

Penelitian yang dilakukan oleh Syaiful Arif dkk. (2015 : 9) menyatakan bahwa

working capital trunover (WCT) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

(ROI/ROA) secara parsial, namun secara simultan terdapat pengaruh working capital

trunover (WCT) terhadap ROI/ROA.

Penelitian yang dilakukan oleh Hoiriya dan Marsudi Lestariningsih (2015 : 14)

menyatakan bawa variabel perputaran modal kerja mempunyai pengaruh yang tidak

signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Dengan demikian besar – kecilnya

perputaran modal kerja secara simultan tidak akan berdampak pada profitabilitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Azizul Wildan Muhammad (2015 : 16)

menyatakan bahawa variabel perputaran modal kerja berpengaruh yang signifikan


25

terhadap profitabilitas. Dengan demikian besar kecilnya perputaran modal kerja akan

mampu mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat profitabilitas perusahaan.

Penlitian yang dilakukan oleh Rinny Meidiyustiani (2016 : 177) meyatakan

bahwa modal kerja (WCT) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas. Dengan tidak berpengaruh modal kerja (WCT) terhadap profitabilitas,

dapat disebabkan bahwa perputaran modal kerja tidak tinggi dan kurang efektif

penggunaannya yang mengakibatkan penjualan yang berkurang sehingga

profitabilitas perusahaan tidak meningkat.

2.1.3.2 Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas

Penelitian yang dilakukan oleh Syaiful Arif dkk. (2015 : 9) menyatakan bahwa

pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas

(ROI/ROA) bailk secara simultan maupn parsial. Dengan demikian besar kecilnya

pertumbuhan penjualan dapat berpengaruh terhadap profitabilitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Rio Kartika Supriatna dkk. (2014 : 12)

berdasarkan analisis secara parsial variabel pertumbuhan penjualan mempunyai

pengaruh sigifikan dan berhubungan positif. Hal ini dikarenakan keuntungan dari

penjualan lebih banyak dipergunakan untuk menutupi kewajiban dan biaya oprasional

perusahaan.

Penlitian yang dilakukan oleh Rinny Meidiyustiani (2016 : 177) meyatakan

bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh positir signifikan terhadap

profitabilitas. Hal ini disebabkan karena adanya ketidakstabilan penjualan dari tahun
26

ke tahun selama periode 2010 – 2014 di perusahaan sektor konsumsi dan akan

berdampak pada laba atau profitabiltas perusahaan.

2.1.3.3 Perputaran Modal Kerja dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas

Penelitan yang dilakukan oleh Saiful Arif dkk. (2015 : 9) menyatakan bahwa

adanya pengaruh simultan dari working capital trunover (WCT) dan pertumbuhan

penjualan terhadap profitabilitas (ROI/ROA). Tetapi secara parsial working capital

trunover (WCT) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas

(ROI/ROA).

Penlitian yang dilakukan oleh Rinny Meidiyustiani (2016 : 177) meyatakan

bahwa perputaran modal kerja dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas (ROI/ROA). Hal ini dikarenakan tidak efektifnya

perputaran modal kerja dan adamya ketidak stabilan dalam penjualan dari tahun ke

tahun pada perusahaan sektor konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2014.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Azizul Wildan Muhammad tahun 2015 ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas yaitu likuiditas, perputaran

kas, dan perputaran modal kerja terhadap variabel terkait yaitu profitabilitas.

Penelitian dilakukan pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 di BEI

periode 2011 – 2013. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Analisis data yang

digunakan yaitu analisis regresi liniar berganda. Teknik pengabilan sampel penelitian

menggunakan purposive sampling dan di peroleh sampel sebesar 72 perusahaan dari


27

perusahaan yang tercantum dalam indeks LQ 45 di BEI periode 2011 – 2013. Hasil

penelitian berdasarkan uji koefesien determinasi variabel independen terhadap

dependen dapat diterangkan oleh persamaan ini sebesar 45,9%. Sedangkan sisanya

sebesar44,1% dijelaskan oleh sebeb – sebab lain di luar model. Variabel likuiditas,

perputaran kas, dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh secara bersama –

sama terhadap variabel ROA. Likuiditas tidak berpengaruh yang signifikan terhadap

profitabilitas, perputaran kas berpengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas, dan

perputaran modal kerja berpenaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Hoiriya dan Marsudi Lestariningsih tahun 2015 ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas yaitu perputaran modal kerja,

perputaran piutang, perputaran persediaan terhadap variabel terkait yaitu profitabiitas .

Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama

periode 2009 – 2013. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Analisis yang

digunakan adalah analisis uji asumsi kelasik dan regresi linier berganda. Teknik

pengambilan sempel menggunakan purposive sampling dan diperoleh data 3

perusahaan dari perusahaan yang tercantum di bursa efek indonesia yang memiliki

data yang lengkap selama periode 2009 – 2013. Hasil penelitan uji determinasi

sebesar 0,688 atau 68,8% sedangkan sisanya sebesar 31,2% dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dimasukan dalam model regresi ini. Hasil uji kelayakan model

dikatakan layak yang berarti variabel independen yang terdiri dari perputaran modal

kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan mempunyai hubungan signifikan

yang sama terhadap variabel dependen yaitu variabel profitabilitas. Uji t perputaran
28

modal kerja mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas

perusahaan, variabel perputaran piutang mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, variabel perputaran persediaan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap tingkat perofitabilitas perusahaan, variabel yang

mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap profitabilitas adalah perputaran

persediaan karena mempunyai koefesien determinasi parsialnya pliang besar yaitu

3,346 yang menunjukan sekitar 334,6% yang bersarnya kontribusi variabel

perputaran persediaan terhadap persediaan.

Penelitan yang dilakukan oleh Rio Kartika Supriatna dkk. 2014 ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu pertumbuhan penjualan dan likuiditas terhadap

variabel terkait yaitu profitabilitas. Penelitian dilakukan pada perusahaan consumer goods

yang terdaftar di BEI periode 2006 – 2011. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif.

Analisis yang digunakan adalah analisis uji asumsi kelasik dan regresi linier

berganda. Teknik pengambilan sampel menggunakan pooled cross sectional dan

diperoleh 12 perusahaan x 6 tahun = 72 data observasi pada perusahaan consumer goods

yang terdaftar di BEI periode 2006 – 2011 . Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel

pertubuhan penjualan berpengaruh positif signifikan sebesar 4,233436% terhadap

profitabilitas (retrun on asset) dan variabel likuiditas (current ratio) berpengaruh

negatif signifikan sebesar 0,214522% terhadap profitabilitas (retrun on asset)

perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI periode 2006 – 2011.

Penelitan yang dilakukan oleh Syaiful Arif dkk. 2015 ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu perputaran modal kerja, leverage, dan
29

pertumbuhan penjualan terhadap variabel terkait yaitu profitabilitas pada perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 2011 – 2013. Jenis penelitian adalah

penelitian explanatory. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier

berganda. Teknik pengambilan sempel menggunakan purposive sampling dan

diperoleh data perusahaan 13 pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI 2011 – 2013. Hasil dari uji F pada ROI menunjukan bahwa WCT, DR, DER dan

pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh terhadap ROI. Berdasarkan uji t DR,

DER dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap ROI secara parsial,

sedangkan WCT tidak. Hasil dari uji F pada ROE menunjukan bahwa WCT, DR, DER dan

pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh terhadap ROE. Uji t pada ROE,

didapatkan bahwa DR dan DER berpengaruh signifikan terhadap ROE secara parsial,

sedangkan WCT dan pertumbuhan penjualn tidak.

Penlitian yang dilakukan oleh Rinny Meidiyustiani 2016 ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu modal kerja, ukuran perusahaan, pertumbuhan

penjualan, dan likuiditas terhadap variabel terkait yaitu profitabilitas. Penelitian dilakukan

pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode

2010 – 2014. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Analisis yang digunakan

adalah analisis regresi linier berganda. Teknik pengambilan sempel menggunakan

purposive sampling dan diperoleh data perusahaan 13 sempel pada perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2014. Hasil

penelitiannya menunjukan bahwa modal kerja (perputaran modal kerja) tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap perofitabilitas, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan


30

negatif terhadap profitabilitas, pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh terhadap

profitabilitas, likuiditas (curren ratio) berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas.

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti, Tahun, Hasil Penelitian Persamaan dan


Judul, Variabel dan Perbedaan
Metode Analisis Pada
Penelitian Terdahulu
1. Nama Peneliti : Azizul 1. Likuiditas tidak Persamaan :
Wildan Muhammad berpengaruh yang Perputaran modal
Tahun : 2015 signifikan terhadap kerja dijadikan
Judul Penelitian : Dampak profitabilitas. variabel (X) dan
Likuiditas, Perputaran Kas, 2. Perputaran kas profitabilitas
Dan Perputaran Modal berpengaruh yang dijadikan variabel
Kerja Terhadap signifikan terhadap (Y). Metoe analisis
Profitabilitas Pada profitabilitas. menggunakan
Perusahaan Yang Terdaftar 3. Perputaran modal Analisis Regresi
Dalam Indeks LQ 45 Di kerja berpenaruh Linear Bergana
BEI Periode 2011 – 2013 yang signifikan Perbedaan :
Variabel : Likuiditas (X1), terhadap Likuiditas dan
Perputaran Kas (X2), profitabilitas. perputaran kas
Perputaran Modal Kerja tidak dijadikan
(X3), Profitabilitas (Y) variabel (X)
Metode Analisis : Analisis
Regresi Linear Bergana
2. Nama Peneliti : Hoiriya dan 1. Perputaran Modal Persamaan :
Marsudi Lestariningsih Kerja mempunyai Perputaran modal
Tahun : 2015 pengaruh yang kerja dijadikan
Judul Penelitian : Pengaruh tidak signifikan variabel (X) dan
Perputaran Modal Kerja, terhadap tingkat profitabilitas
Perputaran Piutang, Perputaran profitabilitas dijadikan variabel
Persediaan Terhadap perusahaan. (Y). Metoe analisis
Profitabiitas Pada Perusahaan 2. Perputaran Piutang menggunakan
Manufaktur Yang Terdaftar mempunyai Analisis Regresi
Di BEI Selama Periode pengaruh yang Linear Bergana
2009 – 2013 signifikan terhadap Perbedaan :
Variabel : Perputaran tingkat Perputaran Piutang
Modal Kerja (X1), profitabilitas Perputaran
31

Perputaran Piutang (X2), perusahaan. Persediaan tidak


Perputaran Persediaan (X3), 3. Perputaran dijadikan variabel
Profitabilitas (Y) Persediaan (X)
Metode Analisis : Analisis mempunyai
Regresi Linear Bergana pengaruh yang
signifikan terhadap
tingkat
perofitabilitas
perusahaan.
3. Nama Peneliti : Rio Kartika 1. Pertubuhan Persamaan :
Supriatna dkk Penjualan Pertubuhan
Tahun : 2014 berpengaruh positif Penjualan dijadikan
Judul Penelitian : Pengaruh signifikan sebesar variabel (X) dan
Pertumbuhan Penjualan Dan 4,233436% Profitabilitas
Likuiditas Terhadap terhadap dijadikan variabel
Profitabilitas Pada Perusahaan Profitabilitas (Y). Metoe analisis
Consumer Goods Yang (retrun on asset). menggunakan
Terdaftar Di BEI Periode 2006
2. Likuiditas (current Analisis Regresi
– 2011
Variabel : Pertunbuhan ratio) berpengaruh Linear Bergana
penjualan (X1), Likuiditas negatif signifikan Perbedaan :
(X2), Profitanilitas (Y) sebesar 0,214522% Likuiditas tidak
Metode Analisis : Analisis terhadap dijadikan variabel
Regresi Linear Bergana Profitabilitas (X)
(retrun on asset).
4. Nama Peneliti : Syaiful Arif 1. Hasil dari uji F pada Persamaan :
dkk ROI menunjukan Pertubuhan
Tahun : 2015 bahwa WCT, DR, Penjualan,
Judul Penelitian : Pengaruh DER dan Perputaran Modal
Perputaran Modal Kerja, pertumbuhan Keja dijadikan
Leverage, Dan Pertumbuhan penjualan secara
variabel (X), dan
Penjualan Terhadap simultan
berpengaruh
Profitabilitas
Profitabilitas Pada Perusahaan (ROI/ROA)
Makanan Dan Minuman Yang terhadap ROI.
Berdasarkan uji t dijadikan variabel
Terdaftar Di BEI 2011 – 2013
DR, DER dan (Y). Metoe analisis
Variabel : Perputaran Modal
Kerja (X1), Leverage (X2), pertumbuhan menggunakan
Pertumbuhan Penjualan (X3), penjualan Analisis Regresi
ROI/ROA (Y1), ROE(Y2) berpengaruh Linear Bergana
signifikan terhadap Perbedaan : DR,
Metode Analisis : Analisis
ROI secara parsial, DER tdak dijadikan
Regresi Linear Bergana sedangkan WCT variabel (X) dan
tidak.
ROE tidak
2. Hasil dari uji F pada
ROE menunjukan
dijadikan variabel
32

bahwa WCT, DR, (Y) dan jenis


DER dan penelitiannya yaitu
pertumbuhan penelitian
penjualan secara explanatory
simultan
berpengaruh
terhadap ROE. Uji t
pada ROE,
didapatkan bahwa
DR dan DER
berpengaruh
signifikan terhadap
ROE secara parsial,
sedangkan WCT dan
pertumbuhan
penjualn tidak.
5. Nama Peneliti : Rinny 1. Perputaran Modal Persamaan :
Meidiyustiani Kerja tidak memiliki Perputaran Modal
Tahun : 2016 pengaruh signifikan Kerja, Pertumbuhan
Judul Penelitian : Pengaruh terhadap Penjualan dijadikan
Perputaran Modal Kerja, Perofitabilitas. variabel (X) dan
Ukuran Perusahaan, 2. Ukuran Perusahaan Perofitabilitas
Pertumbuhan Penjualan, Dan berpengaruh dijadikan variabel
Likuiditas Terhadap signifikan negatif (Y). Metoe analisis
Profitabilitas Pada Perusahaan terhadap menggunakan
Manufaktur Sektor Industri Profitabilitas. Analisis Regresi
Barang Konsumsi Yang 3. Pertumbuhan Linear Bergana
Terdaftar Di BEI Periode 2010 Penjualan tidak
Perbedaan :
– 2014 memiliki pengaruh
Ukuran Perusahaan
Variabel : Perputaran Modal terhadap
dan Likuiditas
Kerja (X1), Ukuran Profitabilitas.
(curren ratio) tidak
Perusahaan (X2), Likuiditas 4. Likuiditas (curren
dijadikan variabel
(X3), Proitrabilitas (Y) ratio) berpengaruh
(X)
Metode Analisis : Analisis signifikan positif
terhadap
Regresi Linear Bergana
Profitabilitas.

2.3 Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya perusahaan ingin memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi.

Sehingga dapat mencerminkan bahwa perusahaan tersebut telah berhasil dalam


33

kegiatan usahanya terutama dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien

pada periode tertentu.

Dengan adanya tingkat profitabilitas yang tinggi akan dapat membuka peluang

bagi perusahaan dalam perluasan bidang usaha yang akan menarik para investor baru

untuk terlibat dalam kegiatan usaha tersebut.

Ketika perusahaan sudah mencapai suatu target yang telah ditetapkan, hal yang

paling sulit bagi perusahaan adalah bagaimana cara mempertahankan pencapaian

tersebut, bahkan pasti ingin terus terjadi peningkatan disetiap periodenya. Maka hal

tersebut memaksa perusahaan agar memikirkan bagaimana cara untuk dapat

memaksimalkan profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran

teoritis yang menyatakan bahwa current ratio, pertumbuhan penjualan, periode

konversi persediaan, periode penerimaan piutang, fixed assets ratio dan leverage

merupakan faktor yang berpengaruh profitabilitas perusahaan yang dalam penelitian

ini diwakili oleh rasio return on assets (ROA).


34

Oleh karena itu kerangka pemikiran teori dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran

Perputaran Modal
Kerja (WCT) (X1)

Profitabilitas (Return
On Assets) (Y)
Tingkat
Pertumbuhan
Penjualan (Sales
Growth) (X2)

Sumber: konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini

1.4 Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan perputaran modal kerja terhadap

profitabilitas pada perusahaa aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2014-

2016.
35

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan perputaran modal kerja terhadap profitabilitas

pada perusahaa aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2014-2016.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat pertumbuhan penjualan

terhadap profitabilitas pada perusahaa aneka industri yang terdaftar di BEI

periode 2014-2016.

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan tingkat pertumbuhan penjualn terhadap

profitabilitas pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2014-

2016.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan perputaran modal kerja

dan tingkat pertumbuhan penjualan terhadap profitabilitas pada perusahaan aneka

industri yang terdaftar di BEI periode 2014-2016.

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan perputaran modal kerja dan

tingkat pertumbuhan penjualan terhadap profitabilitas pada perusahaan aneka

industri yang terdaftar di BEI periode 2014-2016.


36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI), dimana data yang diperoleh dari website BEI yaitu

www.idx.co.idyang diakses pada tanggal 15 Mei 2017. Waktu penelitian dilaksanakan

pada bulan Mei 2017 sampai dengan bulan Agustus 2017, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1
Waktu Penelitian

2017
No Kegiatan Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
Pengumpulan
2
data
Penyusunan
3 Proposal Bab I-
Bab III
4 Sidang Proposal
Penyusunan
5
Skripsi
6 Sidang Skripsi

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode asosiatif dengan pendekatan

deskriptif kuantitatif, karena metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari

variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Sugiyono, (2007 : 11)


37

“penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat

dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan

mngontrol suatu gejala. Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang

dihubungkan.”

3.3 Populasi dan Sampling

Menurut Juliansyah Noor, (2015 : 147) “populasi digunakan untuk

menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah menjadi sasaran penelitian

atau merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan aneka industri yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 – 2015.” Menurut Muri Yusuf, (2014 :

147) “secara sederhana dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi

yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili dalam batasan

diatas merupakan dua kata kunci dan merujuk kepada semua ciri populasi dalam

jumlah yang terbatas pada masing-masing karakteristiknya.”

Sampel yang digunakan yaitu sebanyak 6 perusahaan, dimana sampel tersebut

diambil menggunakan teknik purposive sampling.” Menurut Sugiyono, (2007 : 155)

“purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

khusus sehingga layak dijadikan sampel.” Berikut ini merupakan kriteria yang dipilih

oleh penulis untuk menentukan sampel dengan menggunakan teknik purposive

sampling:
38

Poulasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan aneka industri yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2016, berikut adalah data populasi penelitian :

Tabel 3.2
Proses Populasi Seleksi Perusahaan

N0 Jenis Perusahaan Jumlah


1. Otomotif & Komponen 13
2. Tekstil & Garmen 17
3. Alas Kaki 2
4. Kabel 6
5. Elektronik 1
Jumlah 39
Perusahaan yang dijadikan objek penelitian 14
Sumber : Data sampel yang diolah

Proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian

terhadap sampel dan pemahaman sifat atau karakteristiknya tersebut pada elemen

populasi.

Mengingat banyaknya jumlah populasi dalam penelitian ini, maka untuk

menentukan jumlah sempel, penulis mengkualifikasikan data diatas sebanyak 14

perusahaan aneka industri seperti ditamilkan pada tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3
Sampel Penelitian

No Kode Saham Nama Emiten


1. ASII PT. Astra Internasional Tbk.
2. AUTO PT. Astra Otoparts Tbk.
3. BATA PT. Sepatu Bata Tbk.
4. HDTX PT. Panasia Indo Resources Tbk.
5. INDS PT. Indospring Tbk.
6. JECC PT. Jembo Cable Company Tbk.
7. KBLI PT. Kabelindo Murni Tbk.
8. KBLM PT. Kmi Wire And Cable Tbk.
9. LIPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk.
10. PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.
39

11. SMSM PT. Selmat Sempurna Tbk.


12. TRIS PT. Trisula Internasional Tbk.
13. UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk.
14. VOKS PT. Voksel Electronic Tbk.
Sumber : www.sahamok.com

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu melalui observasi

isi dokumen. Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati isi dokumen yang berupa

data sekunder yaitu laporan keuangan yang diperoleh dari website BEI. Dalam

penelitian ini penulis mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan aneka

industri terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 – 2016.

3.5 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis meneliti tiga variabel yaitu Profitabilitas (Y)

sebagai variabel dependen, Prputaran Modal Kerja (X1) dan Tingkat Pertumbuhan

Penjualan (X2) sebagai variabel independen. Berikut ini merupakan uraian dari

variabel penelitian yang akan diteliti oleh penulis :

Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala Sumber


Perputaran
Laporan
Modal Kerja Rasio
Keuangan
(X1)

Tingkat
Laporan
Pertumbuhan Rasio
Keuangan
Penjualan (X2)
40

Return On
Laporan
Assets (Y) Rasio
Keuangan

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis regresi

yang dibantu dengan software SPSS V20. Menurut Sidik Priadana, (2009 : 185)

“dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau

lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen.”

Menurut Juliansyah Noor, (2015 : 179) mengatakan bahwa :

Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat satu variabel bebas dan satu
variabel terikat, maka disebut sebagai persamaan regresi sederhana, sedangkan
jika variabel bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi
berganda. Karena penelitian ini memiliki variabel bebas lebih dari satu, maka
penulis menggunakan tenik analisis regresi linier berganda. Sebelum itu maka
harus dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk “mengetahui ada tidaknya normalitas

residual, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas pada model

regresi. Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika model

tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik. Harus terpenuhinya asumsi klasik

karena agar diperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan

pengujian dapat dipercaya.” (Duwi Priyatno, 2014 : 90).


41

3.6.1.1 Uji Normalitas

Menurut Husein Umar, (2009 : 181) “uji normalitas untuk mengetahui

apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal,

mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi

normal atau mendekati normal. Untuk melakukan uji normalitas data dalam

penelitian ini penulis menggunakan metode grafik.” “Beberapa metode uji

normalitas, yaitu dengan melihat peyebaran data pada sumber diagonal pada

grafik normal P-P Plot Of Regression Standarized Residual.” (Duwi Priyatno,

2014 : 90).

3.6.1.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Juliansyah Noor, (2014 : 63) “uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah dalam regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas yang

kuat/tinggi.” Menurut Sunjoyo, (2013 : 65) “alat statistik yang sering

dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinieritas adalah dilihat dari aspek

jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerancetidak kurang dari 0,1 maka

model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas, Varians Inflations Factors

(VIF) = 1/Tolerance, jika VIF = 10 , maka Tolerance 1/10 = 0,1. Semakin tinggi

VIF maka semakin rendah Tolerance.”

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Sidik Priadana, (2009 : 193) “heteroskedastisitas muncul apabila

kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memilki varians yang

konstan dari dari satu observasi ke observasi lainnya. Artinya, setiap observasi
42

mempunyai reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang

melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model.”

Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan “metode scatter plot

dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dan SRESID (nilai residualnya).

Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti

mengumpul ditengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar

kemudian menyempit.” Menurut Sunjoyo, (2013:69).

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Menurut Husein Umar, (2009 : 182) “uji autokorelasi dilakukan untuk

mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang

kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel

penelitian. Untuk data yang akan diuji apakah terdapat hubungan yang kuat

diantara data pertama dengan kedua, data kedua dengan ketiga, dan seterusnya.”

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Durbin-Watson. Menurut

Duwi Priyatno, (2014:106) “pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson

yaitu sebagai berikut :

a. DU < DW < 4 – DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.

b. DU < DL atau DW > 4 – DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi.

c. DL < DW < DU atau 4 – DU < DW < 4 – DL, artinya tidak ada kepastian atau

kesimpulan yang pasti.”

3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda


43

Menurut Sugiyono, (2007 : 210) “analisis regresi berganda digunakan oleh

peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)

variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai

faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).” Jadi analisis regresi

linier berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.

Persamaan regresi untuk dua prediktor dan seterusnya adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 … bnXn


Keterangan :

Y = variabel dependen

a = konstanta

X1=variabel independen 1

X2 = variabel independen 2

b1 = koefisien regresi X1

b2 = koefisien regresi X2

Untuk mencari nilai a, b1 dan b2 dapat digunakan persamaan :

∑Y = a + b1∑ X1+ b ∑ X

∑X1Y = a∑X1+ b1∑X12+ b2∑X1X

∑X2Y = a∑X2+ b1∑X1X2+ b2∑X22

3.6.3 Analisis Korelasi

Menurut Lind, (2008 : 61) dalam Sunjoyo, (2013 : 140) “analisis korelasi

adalah sekumpulan teknik untuk mengukur hubungan (kekuatan hubungan) antara


44

dua variabel.” Menurut Sugiyono, (2007 : 182) untuk menghitung nilai koefisien

korelasi dapat menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :

Keterangan :

r = koefisien korelasi

N = banyaknya sampel

X = variabel bebas

Y = variabel terikat.

Dari hasil perhitungan dapat diketahui terdapat hubungan. Untuk dapat

memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu maka dapat digunakan

pedoman seperti yang tertera pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefisien Korelasi
No. Interval Koefisien Tingkat Hubungan
1 0,00 - 0,199 Sangat rendah
2 0,20 - 0,399 Rendah
3 0,40 - 0,599 Sedang
4 0,60 - 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2007 : 183)

3.6.4 Koefisien Determinasi


45

Menurut Sidik Priadana, (2009 : 187) “koefisien determinasi (r2) pada

intinya mengukur sebarapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai

r2yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas.”

Menghitung koefisien determinasi dapat dilakukan dengan cara

mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Berikut ini merupakan rumus dari

koefisien determinasi :

KD = r2 x 100%

Keterangan :

Kd = koefisien determinasi

r2 = korelasi Product Moment

3.6.5 Uji Hipotesis

3.6.5.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Menurut Mudrajad Kuncoro, (2013 : 244) mengatakan bahwa “uji statistik t pada

dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara

individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hipotesis nol (H0) yang

hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau Ho : bi =

0. Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter

suatu variabel tidak sama dengan nol atau Ha : bi ≠ 0. Artinya, variabel tersebut

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.” Adapun kriteria


46

pengujian dalam uji t ini menurut Duwi Priyatno, (2014 : 145) yaitu sebagai

berikut :

a. Jika - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima.

b. Jika - t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak.

Berdasar signifikansi :

a. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.

b. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.

3.6.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Menurut Sidik Priadana, (2009 : 188) “uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis

nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama

dengan nol atau Ho : bi = b2 = … = bk = 0. Artinya, apakah semua variabel

independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter secara simultan

sama dengan nol, atau Ha : b1 ≠ … ≠ b2 ≠ 0. Artinya, semua variabel independen

secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.”

Menurut Duwi Priyatno, (2014 : 145) kriteria pengujian dalam uji F yaitu sebagai

berikut :

a. Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima.

b. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak.


47

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Sartono. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4th ed.). Yogyakarta :
BPFE. 2010.

Basu, Swastha dan T. Hani, handoko. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku


Konsumen ( 2th ed.). Yogyakarta : Liberty. 2001.

Brigham, Eugene F dan Huston, Joel F. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan Bab –
2. Jakarta : Selemba Empat. 2006.

Bursa Efek Indonesia. http : // www.idx.co.id /. (Diaskes tanggal 15 Mei 2017).

Harahap, Sofian Syafri. Analisis Keritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada. 2008.

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2011.

Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.
2013.

Lestariningsih, Marsudi dan Hoiriya. “Pengaruh Perputaran Modal Kerja,


Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas”, Jurnal
Ilmu dan Riset Manajemen Vol.4, No 4. April 2015. Hal. 1 – 15.

Lukman, Syamsuddin. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT Raja


Grafindo Persada. 2009.

Lind, D. A., Marchal, W. G., dan Wathen, S. A. Statistical Techniques In Business


and Economics (13th ed.). USA : McGraw – Hill.

Meidisyustiani, Rinny. “Pengaruh Modal Kerja, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan


Penjualan Dan Likuiditaas Terhadap Profitabilitas”, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol.5, No.2. Oktober 2016. Hal. 161 – 179.

Munawir, Selamet. Analisis Informasi Keuangan (4th ed). Yogyakarta : Liberty.


Mayer, John.2010.
48

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta : Prenada Media Group. 2015.

_____________. Analisis Data Penelitian Ekonomi dan Manajemen. Jakarta : PT


Grasindo. 2014.

Priadana, Moh. Sidik dan Saludin Muis. Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis.
Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009.

Priyatno, Duwi. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta : Andi. 2014.

Rasio Keuangan Kajianpustaka.com. http : // www.kajianpustaka.com / (Diaskes


tanggal 25 Juli 2016).

Sawir, Agnes. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.


Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. 2007.

Sunjoyo, dkk. Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset. Bandung : Alfabeta. 2013.

Supriatna, Kartika R. Dan Arwan Rahim I.,.”Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Dan


Likuiditas Terhadap Profitabilitas”, Jurnal Manajemen Vol.5, No.2. Desember
2014. Hal. 1 – 13.

Syarif A., Raden R.H., dan Zahro Z.A.,”Pengaruh Perputaran Modal Kerja,
Leverage Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas”, Jurnal
Administrasi Bisnis Vol.27. Oktober 2015.Hal. 1 – 9.

Wildan, Azizul M. ”Dampak Likuiditas, perputaran kas, dan perputaran modal kerja
terhadap profitabilitas”, eprin.dinus.ac.id. Hal. 1 – 16.

Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta : Rajawali
Pers. 2009.

Van Horne, James C dan John M. Wachowicz. Perinsip – perinsip Manajemen


Keuangan. Jakarta : Selemba Empat. 2009.

Anda mungkin juga menyukai