PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Mioma uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat yang menopangnya sehingga dapat disebut sebagai leiomioma, fibromioma,
atau fibroid. Mioma uteri merupakan suatu tumor jinak uterus yang berbatas
tegas, terbentuk dari otot polos dan elemen jaringan penyambung fibrosa.
Walaupun mioma uteri tidak mempunyai kapsul yang sesungguhnya, tetapi
jaringannya dengan sangat mudah dibebaskan dari miometrium sekitarnya
sehingga mudah dikupas (enukleasi).1,2
1. Menarke
2. Paritas
3. Usia
4. Obesitas
5. Faktor Makanan
6. Perbedaan Ras
Mioma uteri terjadi lebih banyak pada wanita ras Afrika-Amerika, sesuai
dengan penelitian sebelumnya, yang melaporkan mioma uteri terjadi 89.9% pada
pasien ras Afrika-Amerika. Pada penelitian ini juga didapatkan total kasus
ginekologi lebih tinggi pada wanita dengan ras Afrika-Amerika.5
1. Teori Inisiasi
Aspek paling penting dari etiologi mioma uteri adalah inisiator, di mana
inisiator ini belum diketahui. Suatu teori mengatakan bahwa peningkatan kadar
bestrogen dan progesteron berakibat pada peningkatan kecepatan mitosis yang
berkontribusi pada pembentukan mioma dengan meningkatkan kemungkinan
mutasi somatik. Beberapa mengatakan adanya abnormalitas bawaan pada
miometrium wanita yang terkena mioma uteri, dimana berdasarkan pemeriksaan,
terdapat peningkatan kadar ER (Estrogen Receptor) pada miometrium.5
Perdarahan menjadi manifestasi klinik utama pada mioma dan hal ini
terjadi pada 30% penderita. Bila terjadi secara kronis maka dapat terjadi anemia
defisiensi zat besi dan bila berlangsung lama dan dalam umlah yang besar maka
sulit untuk dikoreksi dengan suplementasi zat besi, perdarahan pada mioma
submukosa seringkali diakibatkan oleh hambatan pasokan darah endometrium,
tekanan, dan bendungan pembuluh darah di area tumor (terutama vena) atau
ulserasi endometrium di atas tumor. Tumor bertangkai seringkali menyebabkan
trombosis vena dan nekrosis endometrium akibat tarikan dan infeksi (vagina dan
kavum uteri terhubung oleh tangkai yang keluar dari ostium serviks). Dismenorea
dapat disebabkan oleh efek tekanan, kompresi, termasuk hipoksia lokal
miometrium.1,6
2. Nyeri perut
3. Efek Penekanan
Bila ukuran tumor lebih besar lagi, akan terjadi penekanan ureter, kandung
kemih dan rektum. Semua efek penekanan ini dapat dikenali melalui pemeriksaan
IVP, kontras saluran cerna, rontgen, dan MRI. Abortus spontan dapat disebabkan
oleh penekanan langsung mioma terhadap kavum uteri.1,6
4. Degenerasi
a. Anamnesis
(2) Dismenorrhagia
(3) Infertilitas
b. Pemeriksaan Fisik
1. Palpasi abdomen
2. Pemeriksaan bimanual :
c. Pemeriksaan Penunjang
a. Terapi Konservatif
b. Medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan
pertumbuhan mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini.
Terapi medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi
pengganti sementara dari operatif.
Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah
analog GnRHa (Gonadotropin Realising Hormon Agonis), progesteron,
danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agen-agen
lain seperti gossypol dan amantadine.
c. Operatif
Pengobatan operatif meliputi miomektomi, histerektomi dan
embolisasi arteri uterus.
(1) Miomektomi, adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma
mioma submukosa pada mioma geburt dengan cara ekstirpasi lewat
vagina.
ANAMNESA PRIBADI
Nama : Ny. IUS
Umur : 49 tahun
Suku : Batak
Alamat : Dusun VI Sridadi Gg Puskesmas Sunggal
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Pegawai Negeri
Pendidikan : D3
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk : 26 Maret 2019
Jam Masuk : 14.36 WIB
ANAMNESA PENYAKIT
Ny. IUS, 49 tahun, P2A0, Batak, Kristen Protestan, D3, Pegawai Negeri menikah 1
kali pada usia 23 tahun dengan Tn. P, 52 tahun, Batak, Kristen Protestan, S1,
Pegawai Negeri. Datang dengan keluhan :
Keluhan Utama : Keluar darah dari kemaluan
Telaah : Hal ini dialami pasien sejak satu bulan
sebelum masuk rumah sakit dan memberat dalam
satu minggu terakhir. Darah keluar berupa darah
segar dan terkadang berupa flek. Pasien ganti doek
2-3 kali per hari. Os mengeluhkan bahwa lama
haidnya memanjang sejak bulan Desember 2018
dimana haidnya berhenti setelah 10 hari. Lalu pada
5/1/2019 os haid dan tidak kunjung berhenti sampai
13/1/2019 dan baru berhenti setelah os rawat inap
dan mendapatkan injeksi transamin. Lalu pada
3/2/2019 os haid dan tidak berhenti hingga hari ini.
Keluhan juga disertai dengan nyeri di perut bawah.
Keluhan benjolan tidak dijumpai pada pasien. Perut
membesar tidak dijumpai. Riwayat BAB dan BAK
dalam batas normal.
RPT : tidak dijumpai
RPO : tidak dijumpai
Riwayat pekerjaan, sosio ekonomi dan psikososial yaitu pegawai negeri, ekonomi
menengah ke atas dan tidak ada riwayat gangguan psikososial.
RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 12 tahun
Lama : 7 hari
Siklus : 28-30 hari
Volume : ± 2-3 doek/hari
Nyeri : tidak ada
Dismenorrhea : tidak ada
Menopause : os belum menopause
HPHT : 03/02/19 (os masih berdarah sampai 27/03/19 saat
pemeriksaan)
RIWAYAT MENIKAH
Pasien menikah 1 kali pada usia 23 tahun
RIWAYAT PERSALINAN
1. 1992, ♀, aterm, PSP, bidan, BBL 2800 gram, anak sehat
2. 1998, ♂, aterm, PSP, bidan, BBL 2800 gram, anak sehat
RIWAYAT OPERASI
Tidak ada
RIWAYAT KB
Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN
Status Presens:
Sensorium : Compos mentis Anemis : -
Tekanan darah : 110/70 mmHg Ikterik : -
Nadi : 80 x/menit Sianosis: -
Pernapasan : 18 x/menit Dyspnoe : -
Temperatur : 37,30C Oedema: -
Status Generalisata :
Kepala : Dalam batas normal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),
isokor, kanan = kiri
Leher : Pembesaran KGB tidak dijumpai
Thorax : Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Jantung: S1(N) S2(N) S3(-) S4(-) reguler, murmur (-)
Paru : Suara pernafasan : vesikuler
Suara tambahan : (-)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT< 2 detik, clubbing finger (-), oedem pretibial(-/-)
Mammae : tidak dilakukan pemeriksaan
Anogenital :
Pengeluaran pervaginam :
Perineum :
Jahitan :
Status Lokalisata :
Abdomen : Soepel, peristaltik (+) dalam batas normal
Status Ginekologi:
Inspekulo :
VT :
ST :
PEMERIKSAAN USG TAS
Hasil pemeriksaan USG: Tampak gambaran hipoekoik depan serviks ukuran 42,5
x 46,1 mm. Vaskularisasi tinggi RI 0,78. Tampak gambaran hipoekoik di dinding
posterior rahim ukuran 117,1 x 76,5 mm.
LABORATORIUM
26 Maret 2019
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hematokrit % 37,8 36 – 47
Hitung jenis
Neutrofil % 62,2 50-70
Limfosit % 26,9 20 – 40
FAAL HEMOSTASIS
Waktu Protombin
INR 0,83
APTT
RENCANA TATALAKSANA
TERAPI MEDIKAMENTOSA
- IVFD Ringer Laktat 20 tetes/menit
- Inj. Asam Traneksamat 500 mg / 8 jam / IV
- Asam mefenamat 3x500 mg
RENCANA TINDAKAN
- Awasi keadaan umum dan vital sign
- Awasi perdarahan pervaginam
- Persiapan operasi TAH (Total Abdominal Histerektomi)
LAPORAN HISTEREKTOMI
Operasi dilakukan pada 29 Maret 2019 pukul 11.20 di Kamar Operasi Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara.
Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi litotomi.
Di bawah spinal anestesi dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik mulai dari
abdomen, pubis, vagina, dan kedua medial paha. Doek steril dipasang.
Pertama dilakukan evaluasi mioma geburt melalui vagina dengan menggunakan
SIMS spekulum dan oval klem. Mioma geburt tidak dapat dipelintir kesan
tangkau berasal dari fundo-corporal. Diputuskan dilakukan TAH.
Pasien diposisikan kembali ke posisi supine. Doek steril tanpa menutupi perut.
Dilakukan kembali tindakan asepsis. Insisi pfanensteil dilakukan mulai dari kutis,
subkutis, fasia otot. Deaver lalu dipasang. Peritoneum digunting ke atas dan
bawah. Tampak uterus membesar sebesar kehamilan 12 minggu. Evaluasi kedua
tuba dan ovarium besar baik. Tampak perlengketan di kavum douglas. Dilakukan
klem gunting ikaat pada ligamentum Rotundum. Mesosalphinx ditembus tumpul
klem gunting ikat pada keduanya untuk meninggalkan kedua ovarium. Plika
blasius dibuka, kedua arteri uterina diklem gunting ikat. Dilakukan total
histerektomi. Puncak vagina dijahit dengan X-figure dan digunting ke punctum
ligamentum Rotundum. Dilakukan reperitonealisasi. Evaluasi perdarahan,
terkontrol. Deaver lalu dikeluarkan. Lapisan dinding abdomen dijahit kembali
lapis demi lapis.
RencanaTindakan
- Cek lab darah rutin 2 jam post operasi
HASIL LABORATORIUM 2 JAM POST OPERASI
Hemoglobin : 10,6 g/dL
Hematokrit : 33,3 %
Leukosit : 11.350 /mm3
Trombosit : 212.000 /mm3
BAB IV
FOLLOW UP PASIEN
4.1 Follow Up Pasien
Tanggal Follow up
28 Maret 2019 S : Keluar darah dari kemaluan
O : SP : Sens : CM
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 70 x/ menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,7oC
SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+) Normal
P/V : (+)
BAK : (+) normal
A : PUA-L + Mioma geburt
P : IVFD RL 20 gtt/menit
Inj. Asam Traneksamat 500 mg/8 jam/IV
R/ Awasi perdarahan
Susul hasil foto thorax, konsul ke interna, kardiologi, dan
anestesi untuk persiapan dan penjadwalan operasi.
30 Maret 2019 S : Nyeri luka operasi
O : SP : Sens : CM
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/ menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36.4oC
SL: Abdomen : Soepel, peristaltik (+) Normal
P/V : (-)
L/O : luka operasi tertutup verban
BAK : (+) via kateter, UOP 50 cc/jam
BAB : (-), flatus (+)
A : Post TAH a/i Multiple Mioma Uteri + H1
P : IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam/IV
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam/IV
R/ Terapi lanjut, pantau perdarahan pervaginam
31 Maret 2019 S : Nyeri luka post operasi berkurang
O : SP : Sens : CM
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 86 x/ menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36.4oC
a. Terapi Konservatif
c. Operatif
Pengobatan operatif meliputi
miomektomi, histerektomi dan
embolisasi arteri uterus.
(1) Miomektomi, adalah
pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat
dikerjakan misalnya pada mioma mioma
submukosa pada mioma geburt dengan
cara ekstirpasi lewat vagina.
(2) Histerektomi, adalah
pengangkatan uterus, yang umumnya
tindakan terpilih. Histerektomi total
umumnya dilakukan dengan alasan
mencegah akan timbulnya karsinoma
servisis uteri.
(3) Embolisasi arteri uterus
(Uterin Artery Embolization / UAE),
adalah injeksi arteri uterina dengan
butiran polyvinyl alkohol melalui kateter
yang nantinya akan menghambat aliran
darah ke mioma dan menyebabkan
nekrosis. Nyeri setelah UAE lebih
ringan daripada setelah pembedahan
mioma dan pada UAE tidak dilakukan
insisi serta waktu penyembuhannya
yang cepat.
d. Radiasi dengan radioterapi
Radioterapi dilakukan untuk
menghentikan perdarahan yang terjadi
pada beberapa kasus.
Pada kasus seorang perempuan berusia 49 tahun, datang ke RS
USU Medan dengan keluhan keluar darah dari kemaluan. Hal ini
dialami pasien sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit dan
memberat dalam satu minggu terakhir. Darah keluar berupa darah
segar dan terkadang berupa flek. Pasien ganti doek 2-3 kali per hari.
Os mengeluhkan bahwa lama haidnya memanjang sejak bulan
Desember 2018 dimana haidnya berhenti setelah 10 hari. Lalu pada
5/1/2019 os haid dan tidak kunjung berhenti sampai 13/1/2019 dan
baru berhenti setelah os rawat inap dan mendapatkan injeksi transamin.
Lalu pada 3/2/2019 os haid dan tidak berhenti hingga hari ini. Keluhan
juga disertai dengan nyeri di perut bawah. Keluhan benjolan tidak
dijumpai pada pasien. Perut membesar tidak dijumpai. Riwayat BAB
dan BAK dalam batas normal. Pasien ini didiagnosa dengan PUA-L +
Mioma Geburt. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik ginekologis, dan USG transabdominal. Kemudian
pasien ini dilakukan total abdominal histerektomi.
DAFTAR PUSTAKA
7. Goodwin SC, Spies TB. Uterin fibroid embolization. N Engl J Med. 2009 Dec
3. 361: 2292-94.