Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN CARING PERAWAT DALAM ANAMNESE DENGAN KEPUASAN

PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD BAJAWA


FLORES NTT

Maria Christina Bupu1), Yeti Nurhayati2), Noerma Shovie Rizqiea3)

1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana KeperawatanSTikes Kusuma Husada Surakarta
2) 3)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STikes Kusuma Husada Surakarta

Abstrak

Pelayanan keperawatan yang berkualitas ditentukan oleh empat domain, yaitu:


kompetensi, caring, profesionalisme, dan demeanor (cara bertindak). Caring memberikan
kemampuan pada perawat untuk memahami dan menolong pasien. Semakin baik caring
perawat akan meningkatkan proporsi kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.
Kontak pertama antara seorang perawat dan pasien dimulai dari anamnese yang mana
merupakan waktu yang tepat untuk menetapkan hubungan dengan memelihara rasa
saling percaya dengan klien. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan caring perawat
dalam anamnese dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Bajawa Flores
NTT.
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional yang dilakukan di Ruang Rawat Inap RSUD Bajawa Flores NTT dan teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden
sebanyak 96 responden. Data dianalisis dengan uji Spearman Rho Correlation dengan
tingkat kemaknaan p < 0,05.
Hasil penelitian caring perawat dalam anamnese tinggi (92,7%), rendah (7,3%) dan
kepuasan pasien kategori puas (97,9%), cukup puas (2,1%). Uji Spearman p value
sebesar 0,019 < 0,05 sehingga terdapat hubungan antara caring perawat dalam anamnese
dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Bajawa Flores NTT. Caring perawat
dalam anamnese sangat dibutuhkan dalam pelayanan keperawatan karena dapat membina
hubungan saling percaya dengan pasien sehingga dapat menentukan tingkat kepuasan
terhadap pelayanan di rumah sakit.
Kata kunci : Caring, anamnese, perawat, kepuasan pasien

1
CORRELATION BETWEEN THE NURSES CARING IN ANAMNESE WITH
PATIENT SATISFICATION A THE INPATIENT ROOM BAJAWA
GENERAL HOSPITAL OF FLORES NTT
Maria Christina Bupu1), Yeti Nurhayati2), Noerma Shovie Rizqiea3

1)
Student of Bachelor Program in Nursing Science of Kusuma Husada Helath Science
College of Surakarta

2) 3)
Lecturer Bachelor Program in Nursing Science of Kusuma Husada Helath Science
College of Surakarta

Abstract

Nursing care quality is determined by four factors, they are : competence, caring,
professionalism, and demeanor ( how to act). Caring gives nurses the ability to
understand and help patient. The better nurses caring will increase the proportion of
patient satisfication with nursing care. The fisrt contact between the nurse and the patient
begins from the anamnesis which is the right time to establish a relationship with a
nurturing mutual trust with the patient. The objective of this research is to investigate the
correlation of the nurses caring in anamneses with patient satisfication at the inpatient
room Bajawa General Hospital of Flores NTT.

This analytic observational study with cross sectional approach performed at the
inpatient room Bajawa General Hospital of Flores NTT and the samples of this research
consisted of 96 respondents and they were taken by using the purposive sampling. At this
research, data were analized by Spearman Rho Correlation test with significance level of
p less than 0,05.

Research Result the nurses caring in anamneses high (92,7%), low (7,3%) and
patien satisfication cathegory are satisfied (97,9%), quite satisfied (2,1%). The Spearman
Rho Correlation test show that p value 0,019 was less than 0.05, meaning that there was
a correlation between the nurses caring in anamneses with patient satisfication at the
inpatient room Bajawa General Hospital of Flores NTT. The nurses caring in anamneses
is needed in nursing service because it can build a trusting relationship with the patient
so that it can determine the level of satisfication with hospital services.

Keywords : Caring, anamneses, nurse, , patient satisfication

2
PENDAHULUAN kompetensi, caring, profesionalisme,
Pelayanan rumah sakit di Indonesia dan demeanor (cara bertindak).
pada saat ini terus mengalami
Caring memberikan kemampuan
perubahan sebagai akibat dari adanya
pada perawat untuk memahami dan
arus globalisasi yang melanda dunia.
menolong pasien. Kemampuan perawat
Rumah sakit sebagai salah satu sarana
dalam memperhatikan pasien,
kesehatan yang memberikan pelayanan
keterampilan intelektual, dan
kesehatan kepada masyarakat
interpersonal akan tercermin dalam
mempunyai peran yang sangat strategis
perilaku caring (Dwidiyanti, 2008).
dalam peningkatan derajat kesehatan
Perilaku caring perawat adalah
masyarakat
pengetahuan, sikap dan ketrampilan
Petugas kesehatan seperti perawat
seorang tenaga perawat dalam merawat
merupakan kunci utama dalam
pasien dan keluarga dengan
keberhasilan pencapaian tujuan
memberikan dorongan positif,
pembangunan kesehatan. Tenaga
dukungan dan peningkatan pelayanan
Kesehatan memberikan kontribusi
perawatan (Pryzby, 2004).
hingga 80 % dalam keberhasilan
pembangunan dan pelayanan kesehatan Adapun dampak sikap caring

yang baik (Menkes RI, 2011). bagi pasien adalah meningkatkan

Peningkatan kualitas sumber daya hubungan saling percaya,

manusia keperawatan ditandai dengan meningkatkan penyembuhan fisik,

kemampuan perawat dalam keamanan, memiliki banyak energi,

memberikan asuhan keperawatan yang biaya perawatan lebih rendah, serta

bermutu. menimbulkan perasaan lebih nyaman

Pelayanan keperawatan yang (Swanson 1999 dalam Watson, 2004).

berkualitas, tidak hanya ditunjukkan Hasil penelitian Martiningtyas (2013)

oleh pengetahuan tentang penyakit serta Ramadhani (2015) menunjukkan

pasien, keterampilan melakukan hasil adanya hubungan yang positif

tindakan, atau keterampilan antara perilaku caring perawat dengan

mengoperasikan alat-alat kesehatan. kepuasan pasien. Semakin baik caring

Izumi et al., (2010) menyebutkan perawat akan meningkatkan proporsi

bahwa kualitas pelayanan keperawatan kepuasan pasien terhadap pelayanan

ditentukan oleh empat domain, yaitu: keperawatan.

3
Sebagai tenaga kesehatan Martiningtyas (2013) dan Ramadhani
khususnya seorang perawat perlu (2015) tersebut menunjukan bahwa
persiapan untuk membangun keakraban perilaku caring masih belum
dengan pasien. Pada umumnya kontak sepenuhnya diterapkan oleh perawat
pertama antara seorang perawat dan dalam melakukan perawatan terhadap
pasien dimulai dari anamnese. Ini pasien.
adalah waktu yang penting bagi Hasil survei kepuasan pelanggan
perawat untuk menetapkan hubungan terhadap pelayanan keperawatan pasien
dengan memelihara rasa saling percaya yang ada di ruang rawat inap umum
dengan klien. Bagi sebagian klien, di RSUD Bajawa, menunjukkan hasil
anamnese oleh perawat adalah 55,1% pelanggan sangat puas dengan
pengalaman pertama. Tujuan yang pelayanan keperawatan, 44,9%
penting untuk anamnese awal adalah pelanggan puas dengan pelayanan
untuk meletakkan dasar kerja bagi keperawatan (Laporan tahunan Bidang
perawat untuk memahami kebutuhan Humas RSUD Bajawa, 2015). Dari data
klien dan untuk memulai hubungan tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat
yang memungkinkan klien menjadi kepuasan pasien yang dirawat di ruang
mitra yang aktif dalam membuat rawat inap umum RSUD cukup tinggi.
keputusan tentang perawatan (Potter & Namun, survei tersebut tidak secara
Perry, 2005). khusus melihat caring perawat, hanya
Martiningtyas (2013) dalam menggambarkan pelayanan
penelitiannya di salah satu rumah sakit keperawatan secara umum saja.
di kota Semarang, mendapatkan hasil Berdasarkan pengalaman dan
bahwa perawat yang kurang caring wawancara peneliti pada tahun 2015
diperoleh hasil kepuasan pasien lebih sebanyak 50% dari 10 orang
rendah sebanyak 13 responden (44,8%) mengatakan perawat tidak ramah,
dari 98 orang pasien yang menjadi perawat tidak memberikan informasi
responden. Penelitian yang dilakukan yang jelas saat pasien baru masuk,
oleh Ramadhani (2015) dengan jumlah perawat tidak tanggap dengan keluhan
responden 71 pasien yang dirawat di pasien, perawat mendatangi pasien bila
ruang rawat inap sebuah Rumah sakit di hendak melakukan tindakan. Dan
kota Surabaya, juga rmendapatkan hasil berdasarkan observasi peneliti perawat
pelaksanaan perilaku caring perawat kurang lengkap dalam melakukan
cukup yaitu 25,4 %. Hasil penelitian anamnese kepada pasien bahkan ada

4
juga yang tidak melakukan anamnese. mengenai karakteristik responden.
Masih banyak perawat yang kehilangan Kuesioner B untuk mendapatkan data
makna caring dalam pekerjaannya mengenai caring perawat dalam
sehingga hari-harinya sibuk dengan anamneses dan kuesioner C untuk
peralatan medis untuk pengobatan mendapatkan data mengenai kepuasan
pasien, dan tindakan keperawatan atau pasien di ruang rawat inap RSUD
pemeriksaan diagnostik pada pasien Bajawa. Cara analisis data yaitu
yang sebenarnya bukan inti dari praktek univariat untuk menjelaskan atau
keperawatan. Belum adanya penelitian mendeskripsikan karakteristik setiap
khusus tentang caring perawat variabel penelitian dengan
membuat peneliti merasa tertarik untuk menggunakan distribusi frekuensi dan
melakukan survei tentang caring analisis bivariat untuk mengetahui
perawat terutama pada saat pasien baru hubungan keterkaitan dua variabel
masuk di ruang rawat inap dalam dengan menggunakan uji Spearman
anamnese dengan tujuan untuk melihat Rank.
sejauh mana caring perawat dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
anamnese khususnya di ruang rawat
inap RSUD Bajawa Flores NTT. 1. Analisis Univariat

a. Karakteristik responden
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan Tabel 1 Distribusi frekuensi umur
merupakan penelitian kuantitatif responden di ruang rawat inap
observasional analitik dengan RSUD Bajawa Flores NTT tahun
pendekatan cross sectional. Penelitian 2016 (n=96)
ini dilakukan di Ruang Rawat Inap
Umur Frekuesi Persentase
RSUD Bajawa Flores NTT pada
(tahun) (f) (%)
tanggal 11 Juli sampe dengan 10
17-25 10 10,4
Agustus 2016. Sampel dalam penelitian
26-45 59 61,5
ini berjumlah 96 sampel. Teknik
>45 27 28,1
pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Instrumen Total 96 100,0

pengumpulan data menggunakan Dari tabel 1 menunjukkan bahwa

kuesioner terstruktur yang terdiri dari sebagian besar responden berumur 26-

kuesioner A untuk mendapatkan data 45 tahun sebanyak 59 orang (61,5%).

5
Tabel 2 Distribusi frekuensi jenis Tabel 4 Distribusi Frekuensi
kelamin responden di Ruang Rawat pekerjaan responden di ruang rawat
Inap RSUD Bajawa Flores NTT inap RSUD Bajawa Flores NTT tahun
tahun 2016 (n = 96) 2016 (n=96)
Jenis Frekuensi Persentase Pekerjaan Frekuensi Persentase
kelamin (f) (%) (f) (%)
Laki-laki 53 55,2 PNS 40 41,7
perempuan 43 44,8 ABRI 0 0
Total 96 100,0 Petani 42 43,8
Dari data pada tabel 2 didapatkan 53 Nelayan 2 2,1
orang (55,2%) berjenis kelamin laki- Pedagang 0 0
laki dan 43 orang (44,8%) berjenis Lain-lain 12 12,5
kelamin perempuan. Total 96 100,0
Tabel 3 Distribusi frekuensi Dari tabel 4 diatas didapatkan sebagian
pendidikan responden di Ruang besar responden bekerja sebagai petani
Rawat Inap RSUD Bajawa Flores sebanyak 42 orang (43,8%) dan PNS
NTT tahun 2016 (n = 96) sebanyak 40 orang (41,7%).
b. Caring Perawat dalam Anamnese
Pendidikan Frekuensi Persentase
(f) (%) Tabel 5 Distribusi caring perawat
SD 7 7,3 dalam anamnese di Ruang Rawat
SMP 21 21,9 Inap RSUD Bajawa Flores NTT
SMA 37 38,5 tahun 2016 (n=96)
PT 31 32,3 Caring Frekuensi Persentase
Total 96 100,0 perawat (f) (%)
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa dalam
pendidikan terakhir responden sebagian anamneses
besar berpendidikan SMA sebanyak 37 Tinggi 89 92,7
orang (38,5%) dan Perguruan Tinggi Rendah 7 7,3
sebanyak 31 orang (32,3%). Total 96 100,0
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
bahwa mayoritas perawat memiliki
caring tinggi dalam anamnese sebanyak
89 orang (92,7%).

6
Temuan penelitian ini seperti kata hati, religius, kepercayaan,
menunjukkan bahwa caring perawat filosofi, komitmen, respons, dan
dalam anamnese di Ruang Rawat Inap altruism berkontribusi terhadap perilaku
RSUD Bajawa Flores NTT sudah caring perawat. Perawat yang
optimal dalam menunjang asuhan mempunyai karakteristik demikian akan
keperawatan. lebih banyak sabar dan empati serta
Sesuai sepuluh karatif faktor bertanggungjawab dalam melayani
caring (Watson dalam Kaltara, 2009) klien.
sikap perawat yang memiliki perilaku
Sikap caring perawat
caring apabila dapat membentuk sistem
memperlakukan pasien sebagai manusia
nilai altruistik pasien, menciptakan
bukan sebagai obyek dari pekerjaan
kepercayaan-harapan, meningkatkan
perawat (Izumi et al., 2010). Caring
rasa sensitif terhadap diri sendiri dan
merupakan kemampuan perawat dalam
sesama, membangun pertolongan-
membangun hubungan interpersonal
kepercayaan, hubungan caring
dengan pasien. Hubungan interpersonal
manusia, dapat mempromosikan dan
antara perawat dengan pasien dimulai
pasien dapat mengungkapkan perasaan
dari anamnese. Anamnese merupakan
positif dan negatif, menggunakan
saat yang penting bagi perawat untuk
proses caring yang kreatif dalam
menetapkan hubungan dengan
penyelesaian masalah, mempromosikan
memelihara rasa saling percaya dengan
intertpersonal belajar mengajar,
pasien.
menyediakan dukungan, perlindungan
dan atau perbaikan suasana mental, Tingginya penilaian caring
fisik, sosial dan spiritual, serta pasien perawat dalam anamnese menurut
mendapatkan kebutuhan manusia, responden dalam penelitian ini
mengizinkan adanya kekuatan-kekuatan merupakan suatu keadaan yang positif
fenomena yang bersifat spiritual. Hal yang dapat memicu peningkatan
ini didukung studi grounded theory kualitas pelayanan di ruang rawat inap
tentang faktor determinan perilaku RSUD Bajawa Flores NTT. Penilaian
caring perawat oleh Rafii et al., (2004) positif dari pasien merupakan suatu
bahwa karakteristik pribadi yang penghargaan dan pencapaian yang
khusus dan sifat kepribadian termasuk cukup baik, yang perlu dipertahankan
emosi perawat, sikap, empati, dan dan ditingkatkan agar dapat
respon organisasi. Karakteristik pribadi

7
menciptakan citra yang baik di mata di Malaysia, ditemukan bahwa 82,7%
masyarakat. merasa puas dengan pelayanan perawat
seperti menghargai pasien, tenang,
c. Kepuasan pasien
lemah lembut, perhatian dan kasih
Tabel 6 Distribusi kepuasan pasien
sayang.
di Ruang Rawat Inap RSUD
Bajawa Flores NTT tahun 2016 Berbeda dengan penelitian Abdul
(n=96 ) (2013) yang dilakukan terhadap 64
Kepuasan Frekuensi Persentase orang pasien di ruang rawat inap
pasien (f) (%) sebuah Rumah Sakit di kota Sulawesi,
Puas 94 97,9 ditemukan masih terdapat 6,2% yang
Cukup puas 2 2,1 kurang puas dengan perilaku caring
Kurang puas 0 0 perawat.
Tidak puas 0 0
Kepuasan klien adalah sesuai
Total 96 100,0
dengan mutu pelayanan yang
Dari tabel 6 berdasarkan kepuasan
diterimanya di rumah sakit. Kepuasan
pasien didapatkan mayoritas responden
merupakan perasaan senang ataupun
merasa puas sebanyak 94 orang
kecewa seseorang yang berasal dari
(97,9%).
perbandingan antara harapan dan
Temuan penelitian ini
kenyataaan yang diterima di rumah
menunjukkan bahwa di Ruang Rawat
sakit (Nursalam, 2011). Tingkat
Inap RSUD Bajawa Flores NTT telah
kepuasan pasien didukung oleh 5
memberikan pelayanan yang baik.
faktor yaitu tangibles, reliability,
Kepuasan pasien terhadap pelayanan
responsiveness, assurance dan
keperawatan di Ruang Rawat Inap
empathy. Kelima faktor ini merupakan
RSUD Bajawa Flores NTT, disebabkan
faktor yang dapat mempengaruhi rasa
karena semua perawat yang bertugas di
puas pasien yang harus diterapkan
ruang rawat inap RSUD Bajawa Flores
perawat dalam pemberian pelayanan
NTT sudah menerapkan perilaku
asuhan keperawatan. Dengan
caring dengan baik.
mengetahui tingkat kepuasan pasien,
Penelitian ini sesuai dengan maka perawat dan manajemen rumah
penelitian Shirley et al., (2012) tentang sakit dapat memperbaiki pelayanannya.
tingkat kepuasan pasien di bangsal
orthopedi pada salah satu Rumah Sakit

8
2. Analisis Bivariat kepuasan pasien lebih rendah yaitu 6
Analisis bivariat adalah analisis orang (85,7%). Hasil uji statistik
yang dilakukan untuk mengetahui Spearman diperoleh nilai r hitung
keterkaitan dua variabel untuk sebesar 0,240 dengan p value = 0,019.
mengetahui hubungan caring perawat (p value < 0,05) yang berarti secara
dalam anamnese dengan kepuasan statistik mempunyai makna bahwa
pasien. hubungan antara caring perawat dalam
Tabel 7 Hasil Analisis Bivariat anamnese dengan kepuasan pasien di
Hubungan caring perawat dalam Ruang Rawat Inap RSUD Bajawa
anamnese dengan kepuasan pasien di Flores NTT menunjukkan arah
Ruang Rawat Inap RSUD Bajawa hubungan yang positif dengan tingkat
Flores NTT tahun 2016 (n=96) hubungan rendah. Hasil penelitian ini
menunjukan adanya kecenderungan
semakin baik caring perawat dalam
Kepuasan
Caring anamnese semakin meningkat
perawat Puas Cukup Kurang Tidak Total
dalam puas puas puas (%) kepuasan pasien.
anamnese

Hasil penelitian ini didukung


Tinggi 88 1 0 0 89
(98,9%) (1,1%) (0%) (0%) (100%)
oleh penelitian Asrini (2012) di
Rendah 6 1 0 0 7 Instalasi Rawat Inap di sebuah Rumah
(85,7%) (14,3%) (0%) (0%) (100%)
Sakit di Kota Semarang menemukan

Total 94 2 0 0 96 hasil bahwa 68% pasien sangat puas


(97,9%) (2,1%) (0%) (0%) (100%)
dengan perilaku caring perawat. Hasil
R hitung = 0, 240
uji statistik diperoleh nilai p = 0,001
P value = 0,019

yang berarti p < 0,05 menunjukkan ada


hubungan antara perilaku caring

Berdasarkan tabel 7 diatas hasil analisis perawat dengan kepuasan pasien.

hubungan antara caring perawat dalam Selain itu penelitian Abdul (2013) di

anamnese dengan kepuasan pasien ruang rawat inap sebuah Rumah Sakit

diperoleh bahwa caring perawat dalam di kota Sulawesi menemukan 81,3%

anamnese tinggi memberikan kepuasan responden mempunyai persepsi bahwa

pasien tinggi sebanyak 88 responden perawat mempunyai perilaku caring

(98,9%), sedangkan caring perawat yang baik dan menunjukkan kepuasan

dalam anamnese rendah diperoleh hasil terhadap pelayanan keperawatan. Hasil

9
uji statistik menunjukkan p = 0,000, SIMPULAN
berarti terdapat hubungan yang
Hasil penelitian diperoleh bahwa
signifikan antara perilaku caring
sebgaian besar responden (98,9%)
perawat dengan tingkat kepuasan
mempunyai persepsi bahwa caring
pasien.
perawat dalam anamnese tinggi dan
Menurut Morrison dan Burnard menunjukkan kepuasan terhadap
(2008) mengatakan bahwa caring pelayanan keperawatan,. Nilai p value
perawat perlu dipelajari dari persepsi sebesar 0,019, berarti terdapat
pasien, karena pelayanan kesehatan hubungan yang signifikan antara caring
merupakan fokus terbesar dari tingkat perawat dalam anamnese dengan
kepuasan pasien. Apa yang dialami kepuasan pasien di ruang rawat inap
oleh pasien berdasarkan RSUD Bajawa Flores NTT. Diharapkan
pengalamannya berinteraksi dengan petugas kesehatan khususnya perawat
petugas kesehatan akan menjelaskan di Ruang Rawat Inap RSUD Bajawa
mengapa mereka ingin menggunakan Flores NTT dapat mempertahankan
sistem pelayanan kesehatan. serta mengamalkan perilaku caring
dalam setiap pemberian asuhan
Dari hasil penelitian diatas
keperawatan diruangan.
tentang caring perawat dalam anamnese
dengan kepuasan pasien erat
hubungannya karena pelayanan perawat
DAFTAR PUSTAKA
harus dapat dirasakan dan memberi
dampak yang positif terhadap pasien Asrini, Y. (2012). Hubungan antara
sebagai penerima layanan kesehatan Persepsi Pasien tentang
dirumah sakit. Semakin tinggi perilaku Perilaku Caring Perawat
caring perawat dalam anamnese dengan Tingkat Kepuasan
dirumah sakit maka pasien akan merasa Pasien di Instalasi Rawat
puas dan begitu sebaliknya, semakin Inap Paviliun Garuda B
rendah perilaku caring perawat dalam RSUP dr. Kariadi Semarang.
anamnese maka pasien akan merasa http://digilib.unimus.ac.id/file
tidak puas dan akan enggan s/disk1/130/jtptu nimus-gdl
menggunakan pelayanan kesehatan yuliasrini-6478-1-abstrak.pdf.
tersebut. Diakses pada tanggal 23
Agustus 2016.

10
Dwidiyanti, M. (2008). Caring Kunci dalam keperawatan Edisi 2 .
Sukses Perawat/Ners Jakarta : EGC.
Mengamalkan Ilmu. Nursalam. (2011). Manajemen
Semarang : Penerbit Hasani. keperawatan aplikasi dalam
praktik keperawatan
Izumi et al., (2010). Quality Nursing
profesional. Jakarta : Salemba
Care for Hospitalized
Medika
Patients With Advanced Illnes
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar
: Concept Development.
Fundamental Keperawatan
Research in Nursing &
Volume 1, Jakarta : EGC.
Health, 2010, 33, 299-315.
Pryzby, B.J. (2004). Effect of Nurse
Laporan Tahunan Bidang Humas
Caring Behaviours on Family
RSUD Bajawa (2015). Data
Stress Responses in Critical
Kepuasan Pelanggan.
Care. Journal of intensive and
Martiningtyas, L. (2013). Jurnal : Critical Care Nursing, 21, 16-
Hubungan Caring Perawat 23. Florida : Elsevier.
Pelaksana dengan Kepuasan
Rafii et al., (2004). Major determinant
Pasien di Ruang Rawat Inap
of caring behavior. http://
RSUD H. Soewondo Kendal.
www.hcs.harvard.edu.
http://pmb.stikestelogorejo.ac.
Diakses tanggal 7 Oktober
id./article/view. Diakses pada
2016.
tanggal 18 Mei 2016.
Ramadhani, I. P. (2015). Jurnal :
Menteri Kesehatan RI. (2011). Rencana Perilaku Caring Perawat
Dalam Pengembangan terhadap Kepuasan Pasien di
Tenaga Kesehatan. Ruang Rawat Inap Bedah
http://www.lan.-2011- Rumkital Dr. Ramelan
2025.pdf. Diakses pada Surabaya.
tanggal 18 Mei 2016. http://stikeshangtuah-
sby.ac.id/download/f.
Morrison, P & Burnard. P. (2008).
Diakses pada tanggal 18 Mei
Caring & Communicating.
2016.
Hubungan interpersonal

11
Shirley et al., (2012). Surgical Patients,
Satisfaction of Nursing Care
at the Orthopedic Wards in
hospital Universiti Sains
Malaysia, Health and the
Enviroment Journal, 2012,
vol. 3 No. 1. Diakses tanggal
7 Oktober 2016.

Watson, J. (2004). Caring Science as


sacred science. 1st edition.
Philadelphia : F.A. Davis
Company.

Watson, J. ( 2009). Assesing &


Measuring Caring in Nursing
and Health Sciences, Canada :
Siger Publishing Company

12

Anda mungkin juga menyukai