Anda di halaman 1dari 76

Perjalan Pendakian, Survival,

Komunikasi Radio, Navigasi,


Pemetaan, Evakuasi

Ns. Dedep Nugraha, M.Kep


SELF RESCUE

HARUS MENGUASAI :
1. Potensi Bencana
2. NAVIGASI DARAT & METEOROLOGI
3. Sistem Komunikasi Radio
4. MFR (MEDICAL FIRST RESPONDER )
5. TIPS PENYELAMATAN DIRI ( GEMPA,
GN.MELETUS, BANJIR BANDANG, BAHAYA KIMIA )
MANAJEMEN
PERJALANAN
Bergerak
dari satu titik
ke titik yang lain.
Tahap Manajemen Perjalanan

• Perencanaan
• Persiapan
• Pelaksanaan
• Evaluasi
PERENCANAAN
5W+1H
• Where : Harus mengetahui dimana yang akan kita digunakan
Contoh: Pendakian OPLAP Gunung Lawu, Susur Gua
Ciremei
• Who : apakah anda akan melakukan sendiri atau berkelompok
Contoh: Satu Kelompok (110 Personil Gabungan) Terdiri dari 100
org Unsur SAR dan 10 Orang Medis.
• Why : ini pertanyaan yang cukup panjang & jawaban bs macam2
Contoh : Untuk melakukan OPSAR dan Petualangan.
• When : waktu pelaksanaan Kegiatan berapa lama?
Contoh: 24 Januari – 1 Februari 2019
• How : Merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari
jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai
berikut :
• Bagaimana kondisi Tempat
• Bagaimana cuaca disana
• Bagaimana perizinannya
• Bagaimana mendapatkan air
• Bagaimana pengaturan tugas tim
• Bagaimana Kegiatan berlangsung
Jawaban 5W+1H
• Pemilihan medan, dengan memperhitungkan lokasi
basecamp Operasi, pembagian waktu dan
sebagainya.
• Pengurusan perizinan (Kepolisian, Kepala Desa
Setempat)
• Pembagian tugas tim Gabungan.
• Penyusunan Rencana Kegiatan.
• Perencanaan kebutuhan peralatan, perlengkapan
dan Transportasi.
• dan lain sebagainya.
PERSIAPAN PERJALANAN

• Mental dan Fisik

• Pengetahuan dan Ketrampilan

• Administrasi

• Peralatan

• Makanan
Makanan
• Dua unsur gizi merupakan sumber tenaga paling utama adalah hidrat
arang dan zat lemak. Hidrat arang memegang peranan penting, sebab
jumlah tenaga yang dihasilkan pada waktu pembakaran tubuh per liter
oksigen jauh lebih besar daripada jumlah tenaga yang dihasilkan dari
pembakaran zat lemak. Pembakaran lemak menjadi kalori juga berjalan
lambat, sehingga ada baiknya memakan makanan yang mengandung
banyak lemak pada pagi hari agar menghasilkan kalori ketika dibutuhkan
di siang hari. Makanan itu misalnya lemak daging, mentega, keju, kuning
telur, kacang dan lain-lain. Karbohidrat dapat diperoleh antara lain dari
beras, susu, gula-gula, coklat dan sebagainya.
• Adapun protein, untuk pendaki gunung sebaiknya tidak disuguhkan dalam
kadar yang tinggi. Protein yang berlebihan menyebabkan amonia dan
asam amino banyak tertimbun di dalam darah sehingga cepat
menimbulkan rasa lelah. Amonia dan asam amino yang berlebihan tadi
menyebabkan banyak kencing, sehingga cairan banyak yang hilang. Hal ini
dapat menyebabkan dehidrasi (kehilangan cairan pada sel-sel tubuh) dan
lejar panas (heat exhaustion). Proses pembakaran protein oleh tubuh pun-
hanya memberikan energi kurang dari 10 persen dari yang kita butuhkan.
Protein antara lain dihasilkan oleh daging, ikan, ayam, putih telur dan
sebagainya.
PERALATAN & PERLENGKAPAN

“Hanya barang yang kita butuhkan yang ada


dalam tas kita dan tidak ada peralatan yang
tidak dibutuhkan dalam tas kita”.
Jenis-jenis
• Peralatan Dasar, yaitu peralatan yang diperlukan
setiap saat seperti; pakaian, peralatan memasak,
peralatan makan/minum, peralatan MCK dan
perlengkapan pribadi lainnya.
• Peralatan Khusus, yaitu peralatan yang dibutuhkan
sesuai dengan bentuk kegiatannya, seperti;
penelitian, dokumentasi, pemanjatan tebing atau
sebagainya.
• Peralatan Tambahan, boleh dibawa atau tidak, dan
lebih kepada hal-hal kenyamanan.
PERALATAN DASAR
• SEPATU
• KAUS KAKI
• CELANA LAPANGAN
• BAJU LAPANGAN
• TOPI LAPANGAN
• SARUNG TANGAN
• IKAT PINGGANG
• CARRIER
PERALATAN DASAR LAINNYA

• PERALATAN NAVIGASI
• PERALATAN MASAK
• LAMPU SENTER
• PISAU
• PERALATAN TIDUR
• PELUIT
PERALATAN TAMBAHAN

• Peralatan ini tidak harus dibawa namun untuk


kenyamanan ada baiknya disertakan :
• Putis, Pembalut betis agar otot-ototnya tetap fit
• Gaiter, Melindungi kaki dari pacet, duri, dan
mencegah sepatu kemasukan pasir
• Kelambu, Melindungi dari nyamuk dan lebah
• Semir sepatu
PERBEKALAN

• Harus mempunyai kandungan gizi, vitamin


dan kalori sesuai kebutuhan tubuh.
• Tidak asing bagi tubuh atau mulut
• Mudah memasaknya
• Tahan lama
• Jenis dan rasa yang variatif
• Susunan menu yang baik
PELAKSANAAN (skenario operasi)
1. Peta Lintasan
Peta ini memberikan informasi tentang jalur lintasan yang digunakan, shelter
peristirahatan dan tempat camp. Dicantumkan juga tempat dimana terdapat
sumber air , daerah-daerah yang berbahaya dan kendala-kendala yang mungkin
terjadi selama perjalanan.

2. Jalur Evakuasi
Jalur evakuasi adalah jalur jang digunakan untuk membawa korban .apabila terjadi
kecelakaan dalam kegiatan alam bebas. Dimana jalur tersebut dapat ditempuh
dalam waktu sesingkat mungkin mencapai tempat penanganan selanjutnya
terhadap korban.

4. Perhitungan Waktu
Berdasarkan peta lintasan dibuat rincian waktu yang digunakan selama perjalanan
mulai dari berangkat, kembali dan lama perjalanan. Diperhitungkan juga waktu
istirahat dan camp.

5. Pengumpulan Data
dibutuhkan untuk dokumentasi, laporan perjalanan, dan mengevaluasi target
perjalanan.
Tips-tips Manajemen Perjalanan

1. Terencana

2. Mengecek Daftar

3. Cek kesehatan

4. Expedisi Kelompok

5. Penelitian

6. Planning/Perencanaan

7. Plan B
PACKING

• Kenyamanan dalam membawa beban selain ditentukan oleh


struktur ransel yang baik juga dipengaruhi penyusunan
barang saat mengemasnya.
Yang perlu diperhatikan antara lain :
• Kelompokkan barang-barang sesuai dengan kebutuhan dan
bungkus dengan kantong plastic yang baik terutama pakaian
ganti, peralatan navigasi, dsb.
• Tempatkan barang-barang yang lebih berat setinggi dan
sedekat mungkin dengan punggung. Barang yang setiap saat
diperlukan ditempatkan di atas.
SURVIVAL
’’ Because it is there ’’
( George Leigh – Mallory )

• Kesiapan mental sangat penting untuk


meminimalisasi disorientasi medan,
tetap berpikir jernih, serta ada
kemauan keras untuk mampu bertahan
hidup
PENILAIAN

• Pendaki ulung biasanya mengenal medan, cuaca, ilmu dan


teknik keterampilan mendaki, matang dalam persiapan,
perbekalan dan peralatan.

• Pendakian karena hasrat mengagumi keagungan alam,


menguji fisik dan mental, atau sekadar berekreasi cenderung
abai faktor – faktor di atas ( under estimate ).

JANGAN PERNAH SEPELEKAN ALAM !!!


MENGHADAPI MUSIBAH / TERSESAT

Tips Survival

S
( Stop and seating )

Jika merasa mengalami musibah, usahakan berhenti dan duduk


di suatu tempat yang nyaman
MENGHADAPI MUSIBAH / TERSESAT

T
( Thinking )

Berpikirlah tentang apa yang telah Anda alami. Bagaimana


awalnya hingga Anda sampi di tempat itu.
MENGHADAPI MUSIBAH / TERSESAT

O
( Observe / Pengamatan )
Amati keadaan di sekitar, apakah ada yang Anda kenali? Atau,
amati dan ingat-ingatlah keadaan sekitar sehingga bisa Anda
jadikan patokan jika Anda berpindah tempat. Amati juga
keadaan sekeliling yang bisa Anda gunakan untuk melakukan
tindakan lebih lanjut.
MENGHADAPI MUSIBAH / TERSESAT

P
( Planning / Perencanaan )
Buatlah rencana untuk melakukan tindakan selanjutnya,
memanfaatkan alat yang dibawa atau bahan yang ada di
alam, misalnya membuat bivak, mencari makanan, membikin
perapian. Jangan lupa carilah pertolongan.
SATU TIM TERSESAT?

Apa yang harus dilakukan?


1. Koordinasikan anggota kelompok
2. Lakukan pertolongan pertama kepada anggota yang
membutuhkan
3. Merinci kemampuan anggota
4. Observasi dan orientasi medan
5. Penjatahan logistik / makanan yang tersisa
6. Membuat rencana tindakan disertai pembagian tugas
7. Lakukan kontak / komunikasi dengan dunia luar. Jika punya
peluit tiup sekencang-kencangnya dan berulang – ulang.
8. Buatlah jejak, dan amati.
9. Selalu mengingatkan semua anggota untuk terus
memantau keadaan sekeliling
MEMBUAT BIVAK
Bivak atau tempat perlindungan sementara
merupakan salah satu yang penting dalam survival.
Selain sebagai tempat beristirahat, bivak berfungsi
sebagai sarana berlindung dan mempertahankan
suhu tubuh agar tetap hangat. Bikin bivak senyaman
mungkin!
SYARAT BIVAK

• Jangan mendirikan bivak pada daerah yang berpotensi banjir,


baik karena hujan atau air pasang. Misal di aliran sungai, di
tepi pantai, dll.
• Jangan mendirikan bivak di bawah daerah / benda-benda
yang berpotensi bahaya / runtuh. Misla di bawah pohon
kelapa, di bawah batang yang lapuk / membusuk.
• Periksa daerah sekitar, apakah merupakan sarang nyamuk
atau serangga lain ( misalnya lebah, dsb).
• Bahan bivak harus yang kuat dan hangat / nyaman. Bahan-
bahan itu seperti ponco (jas hujan), flysheet (lembaran
plastik), ijuk, daun rumbia, palem, dll.
• Jangan membuat bivak menghadap arah angin, atau usahakan
terlindung dari serangan angin, hujan atau panas. Jika terpaksa
menghadap arah angin, bikin dinding pemisah di pintu masuk
sehingga angin tidak langsung menerpa ke dalam bivak dan
tidak mengganggu pembuatan api unggun dalam bivak.

• Apabila (terpaksa) berlindung di gua, lekukan tebing atau


lubang di bawah tanah, pastikan tempat tersebut bukan sarang
satwa, tidak beracun, tidak mudah longsor, atau tidak
terancam banjir sungai bawah tanah. Cara mudah menengarai
ada tidaknya gas beracun, manfaatkan api / obor. Jika di dalam
api mati, maka dipastikan ada gas beracun.
CARA MEMBUAT BIVAK

• Bahan ponco / flysheet.


Ikatkan ujung - ujung (biasanya sudah ada lubangnya)
sedemikian rupa sehingga terbentuk semacam atap atau
tenda.
• Bahan alami
Jangan merusak alam! Itu hal pertama yang harus diingat
sebelum mengambil / memanfaatkan bahan-bahan dari alam.
Ambil cabang / ranting yang sudah mati / jatuh, serta ambil
daun berpenampang lebar sebagai atap seefisien mungkin.
MENCARI AIR

Air sangat penting peranannya dalam survival. Tanpa air


manusia hanya mampu bertahan 3 – 4 hari.

Cara mendapatkan air :


• Menampung air hujan dengan ponco, daun berpenampang
lebar, dll.
• Menampung embun dengan cara yang sama.
• Mencari tanaman rambat yang batangnya berongga, seperti
rotan. Potong bagian pangkal, air yang menetes bisa langsung
diminum. Untuk batang pisang, airnya harus dimurnikan dulu
(dengan tablet pemurni air)
• Mencari air yang terdapat pada bunga (misalnya bunga
kantung semar) dan lumut.
• Menggali di bawah bebatuan pada sungai yang mengering
(masak atau murnikan dahulu).
• Menggali pasir di pantai (minimal 5 meter di bawah batas
pasang surut), atau di pinggir sungai / danau yang diduga
beracun (harus dimurnikan dahulu).

WASPADAI AIR BERIKUT :


• Air dari sungai besar
• Air sungai yang tergenang
• Air yang berwarna tertentu
MENCARI MAKANAN

• Carilah makanan yang biasa dimakan kera / primata


• Hati-hati terhadap buah yang berwarna mencolok, biasanya
beracun
• Hindari buah yang berbuih, atau bergetah putih, biasanya
beracun (kecuali sawo, nangka, cempedak)
• Hindari buah dan tumbuhan yang terlalu asam atau pahit
• Untuk mengetahui beracun / tidaknya buah atau tumbuhan,
coba oleskan di tangan, lengan, bibir atau lidah. Jika
menimbulkan efek gatal, sakit atau tidak nyaman, berarti
tidak aman untuk dimakan.
• Hindari makan jamur, kecuali jamur merang dan jamur kayu.

CIRI – CIRI JAMUR BERACUN


• Baunya tidak sedap
• Warna mencolok
• Mudah hancur bila terkena sesuatu
• Bercawan pada pokok batangnya
• Tumbuh di atas kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih
• Bila dimasak dan dicampur akan menguningkan bahan
makanan lain atau menghitamkan logam wadahnya.
Tumbuhan Yang Dapat Dimakan

1. Batang (bag dalam) 2. Daun

- pisang - melinjo
- pakis - rasamala muda
- sagu - singkong
- bambu muda (rebung) - (tangkai daun) talas
- tebu
3. Akar & umbinya 4. Buahnya

- kaktus - pisang
- umbi – umbian - mangga
- ketela / singkong - asam
- talas - juwet
- arbei
- dll
5. Dapat dimakan seluruh bagian tanaman
- jamur kayu
- jamur merang
Hewan yang dapat dimakan

• Jenis – jenis belalang • Larva lebah dan madu


• Jenis – jenis ikan • Siput
• Jenis – jenis burung • Ekor dan tubuh bagian
• Jangkrik belakang kadal
• Cacing tanah • Bagian tengah tubuh ular
• Laron • Binatang herbivora dan
berkaki empat lainnya
Hewan yang tidak bisa dimakan

• Hewan yang mengandung bisa, seperti lipan dan kalajengking

• Mengandung racun, seperti penyu laut, ikan kembung

• Berbau khas, seperti sigung


MEMBUAT API UNGGUN

Selain untuk memasak, api sangat penting untuk


menghangatkan tubuh dan mengusir binatang
buas. Hindari membuat api unggun yang besar.
Lebih baik membuat beberapa api unggun kecil di
beberapa tempat, karena panas / hangatnya
lebih merata
CARA MEMBUAT API

• Menggunakan lensa / kaca pembesar / suryokontho / lup


Fokuskan titik apinya pada benda yang mudah terbakar,
seperti kertas, daun kering, dll.
• Gurdikan sesama kayu keras dengan bantuan busur (bisa
terbuat adari tali sepatu / tali lain). Jika timbul asap, dekatkan
bahan – bahan yang mudah terbakar.
• Jika tidak ada busur, gesekkan dua buah kayu keras hingga
timbul panas dan asap. Dengan cara yang sama dekatkan
bahan-bahan yang mudah terbakar.
Membuat Api Dari Kayu Basah

• Susun kayu / ranting yang basah / lembab dengan


membentuk rongga di dalamnya.
• Taruh ranting / daun kering ke dalam rongga.
• Bakarlah daun / ranting tersebut.
• Usahakan api tidak terlalu besar namun bisa
mengeringkan kayu lembab / basah di atasnya.
• Selanjutnya kayu – kayu tersebut bisa dijadikan api
unggun.
MENGATASI GANGGUAN BINATANG

Jangan sepelekan gangguan binatang sekecil apapun dalam


kondisi survival. Walaupun kecil bisa mengganggu, bahkan
memperburuk ketahanan tubuh
1. GANGGUAN NYAMUK
– Gunakan obat nyamuk buatan
– Bakar bunga pohon kluwih
– Buat asap, misalnya bakar kain lap kotor lalu matikan
– Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk

2. GANGGUAN LARON
Gantunglah beberapa cabe di sekeliling kita, maka laron
akan pergi dengan sendirinya.
3. GANGGUAN / SENGATAN LEBAH
- Tempelkan bekas sengatan lebah pada tanah liat
/basah, atau sebaliknya ; tempelkan tanah liat
yang selalu basah pada bekas sengatan lebah.
- Tempelkan bekas sengatan lebah pada genteng
yang panas, atau sebaliknya ; tempelkan genteng
yang panas pada bekas sengatan lebah.
- Oleskan air bawang pada bekas sengatan lebah
- Hindari memijit bekas sengatan.

4. GANGGUAN LINTAH
Untuk melepaskan gigitan lintah yang masih menempel :
- teteskan air tembakau
- taburkan garam
- teteskan air jeruk
- taburkan abu rokok
5. GANGGUAN SEMUT
- Letakkan cabe merah pada lintasan / jalan semut
- Atau, letakkan sobekan daun sirih pada posisi yang sama
- Gosokkan obat gosok pada bekas luka gigitan

6. GANGGUAN LIPAN DAN KALAJENGKING


- Taburkan garam di sekeliling tempat tinggal / bivak
- Pijatlah daerah sekitar luka sehingga bisa keluar
- Ikatlah pangkal bagian anggota tubuh yang tergigit
- Tempelkan lumatan asam di atas luka
- Oles & taruh serbuk lada dan minyak goreng pada luka
- Jika terpaksa, gunakan urine (air kencing) yang
diguyurkan di daerah luka untuk menetralisir racun.
7. GANGGUAN ULAR
Ular berbisa merupakan hewan yang sangat berbahaya.
Pertolongan darurat bisa dilakukan dengan menghentikan
aliran darah yang terhubung dengan luka. Biasanya diikat
dengan kencang pad posisi di atas luka (yang mengarah ke
pusat aliran darah/ jantung). Jangan terlalu sering terjadi
pergerakan pada daerah yang terluka.

TIDAK DISARANKAN MENGHISAP DENGAN MULUT BISA ULAR


YANG TELANJUR MASUK KE BAGIAN TUBUH !!!!
• MENGATASI SERANGAN ULAR

- Hindari ular yang kepalanya berbentuk segitiga atau


kulit berwarna cerah, sebagian besar berbisa

- Hindari pokok kayu yang lapuk dan lembab, karena lebih


banyak menjadi sarang / singgahan ular

- Perkebunan kopi dan teh sering menjadi lingkungan


yang ideal bagi ular ( berbisa )
MENGATASI CUACA PANAS

• Minum sebanyak – banyaknya, lebih baik yang asin daripada manis


• Kurangi aktivitas
• Kenakan pakaian yang longgar
• Lakukan aklimatisasi (penyesuaian tubuh dengan udara sekitar yang
panas

Hal – hal di atas tidak bisa maksimal apabila Anda :


• Menderita demam, atau bahkan penyakit akut / kronis
• Baru sembuh dari sakit
• Baru mendapatkan vaksinasi
• Kurang tidur, kelelahan, dehidrasi
• Baru minum minuman beralkohol
• Kegemukan ( selalu merasa haus )
Tips Mengatasi Serangan Panas
• TETAP TENANG
Dalam keadaan mental yang merosot, tegang, panik, usahakan
tetap tenang, berpikir positif, dan optimis
• KERACUNAN
Saat keracunan, minumlah air garam, atau minum air sabun mandi
panas, atau minum teh pekak, atau tohok anak tekaknya sehingga
muntah
• KELETIHAN
Makan makanan yang berkalori atau mengurangi kegiatan
• KEDINGINAN
Makan makanan berkalori, dekati sumber panas, sering bergerak,
gunakan pakaian tebal dan tidak longgar, sering menggesekkan
anggota tubuh
MEMBACA JEJAK

Mencari dan membaca jejak sangat diperlukan untuk


mengetahui posisi saat itu dan mencari pertolongan.
Kemampuan ini juga bisa digunakan untuk meberburu dan
menghindari ancaman binatang buas.

JEJAK DIBAGI 2 :
• Jejak buatan ( bikinan manusia )
• Jejak alami ( jejak binatang, aliran air, dll)
Jejak alami (binatang) biasanya bisa diketahui jenis, ukuran,
dan kecepatan geraknya. Jejak ini bisa berupa jejak kaki,
kotoran, ranting patah, sisa makanan, dll.
ORIENTASI DENGAN TANDA ALAM

Orientasi medan adalah cara untuk menentukan arah dan


mengethui posisi kita di medan sebenarnya.

BEBERAPA ALAT BANTU ORIENTASI MEDAN :


1. Peta
2. Kompas
Arah utara peta dan kompas yang ditunjukkan oleh penanda
tertentu atau jarum dan huruf N (north) memudahkan orang
mengetahui posisi dan arah pergerakannya.
Dua alat di atas bisa digunakan sendiri – sendiri, atau
sebaliknya akan lebih efektif bila digunakan bersama - sama
3. Matahari
pergerakan matahari dari arah timur ke barat membantu
manusia mengetahui posisi dan arah pergerakannya.

4. Rasi bintang
Beberapa rasi bintang menunjukkan arah tertentu. Rasi
bintang orion menunjukkan arah timur – barat, sedangkan
rasi bintang pari menunjukkan arah selatan
5. Tumbuhan dan binatang
Tumbuhan merambat biasanya menuju arah matahari
terbit ( ke timur ). Sisi batang pohon yang bnayak ditumbuhi
lumut pun menunjukkan arah timur.
Pada pagi hari, lintah dan pacet sering membujur ke arah
timur – barat.

6. Lain – lain ( buatan manusia )


Kuburan manusia ( muslim ) menunjukkan arah atau
membujur ke utara (posisi kepala). Masjid selalu
menghadap ke timur.
SURVIVAL KITS

Salah satu faktor yang memperparah kondisi darurat adalah


ketiadaan alat-alat penolong. Selain itu keterbatasan
pengetahuan dan keterampilan seseorang tentang alam dan
material di dalamnya mengurangi kemampuan untuk
bertahan hidup.

BAWALAH BEBERAPA PERALATAN YANG RINGKAS, EFEKTIF DAN


EFISIEN CARA MEMBAWA DAN MENGGUNAKANNYA.
SURVIVAL KITS

1. Ponco 10. Kompas, cermin & lensa


2. Pisau / golok 11. Peluit
3. Peralatan memancing 12. Sleeping bag
4. Korek api / batu api 13. Personal aid (kotak PP)
5. Oksigen tabung 14. Sarung tangan
6. Peralatan memasak 15. Bidai lipat
7. Tali 16. Tbalet penjernih air
8. Matras 17. Masker
9. Senter / headlamp, lampu 18. dll
badai
Komunikasi
Radio
Kebencanaan
DASAR HUKUM

 PERKA BNPB No 06 Thn 2013 : TENTANG PEDOMAN


RADIO KOMUNIKASI KEBENCANAAN
 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi
 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
 Surat Keputusan Direktur Jenderal Pos Telekomunikasi
Nomor 1737 DJPT.4/KOMINFO/12/2009 tentang
Penetapan Frekuensi Penanggulangan Bencana untuk
Badan Nasional Penanggulangan Bencana

.
DEFINISI
• TELEKOMUNIKASI :
Setiap transmisi, emisi atau penerimaan isyarat-isyarat, sinyal-sinyal, tulisan, gambar-
gambar dan suara atau pernyataan pikiran apa pun melalui kawat, radio, optik atau sistem
elektromagnetik lainnya.
• GELOMBANG RADIO :
Gelombang-gelombang elektromagnetik dengan frekuensi-frekuensi yang lebih rendah dari
3000 GHz, yang merambat dalam ruang angkasa tanpa penghantar buatan.
• KOMUNIKASI RADIO :
Kegiatan telekomunikasi dengan perantaraan gelombang radio, yang mencakup transmisi,
emisi dan atau penerimaan gelombang-gelombang radio untuk tujuan telekomunikasi
tertentu.
• KOMUNIKASI RADIO TERESTRIAL :
Setiap komunikasi radio selain komunikasi radio ruang angkasa atau radio astronomi.
• STASIUN RADIO :
Stasiun radio adalah satu atau beberapa perangkat pemancar dan atau pesawat penerima
termasuk perlengkapannya yang diperlukan di satu tempat/lokasi untuk menyelenggarakan
komunikasi radio
SISTEM OPERASI DALAM TELEKOMUNIKASI ADA 3:

Simplex :
Transmisi satu arah pada suatu kanal transmisi yang tidak dapat dilakukan
kebalikannya.
Contoh : radio siaran, TV, radio paging

Half Duplex :
Transmisi dua arah yang dilakukan pada saat yang tidak bersamaan
Contoh : Handy Talky, Radio Trunking

Full Duplex :
Transmisi dua arah yang dilakukan pada saat yang sama
Contoh : Fixed Phone, Mobile Phone
IDENTIFIKASI STASIUN RADIO

• Setiap stasiun radio yang memancar harus memiliki


identifikasi sebagai berikut:
– Call Sign / Nama Panggil
– Lokasi Stasiun
– Nama Badan Hukum
– Kelas Emisi
– Jenis Signal

• Identifikasi dapat diperoleh apabila frekuensi radio memiliki


Ijin Frekuensi Radio (ISR).
ALOKASI FREKUENSI RADIO

• Frekuensi Radio HF/SSB Frekuensi Radio HF yang


dialokasikan Kementerian Komunikasi dan Informatika
untuk BNPB adalah 11.473.5 MHz. Penggunaan
frekuensi diperuntukan BNPB dan BPBD.
• Frekuensi Radio VHF Frekuensi Radio VHF yang
dialokasikan Kementerian Komunikasi dan Informatika
untuk BNPB adalah 171.300 MHz, dengan frekuensi
repeater 170.300 MHz untuk RX dan 165.300 MHz untuk
TX dengan Tone TX 123.
PROSEDUR/TATA CARA DALAM PANGGILAN:

• Dengarkan terlebih dahulu beberapa saat frekuensi yang akan


digunakan, siapa tahu ada stasiun yang sedang menggunakan.

• Apabila tidak ada yang menggunakan, yakinkan kembali dengan


menanyakan “Apakah frekuensi ini dipergunakan?” Disini: (sebutkan
callsign), ganti”

• Apabila ternyata tidak ada jawaban, mulailah anda memanggil lawan


bicara yang dituju dengan menyebut “callsign”.

• Jika frekuensi tersebut sedang dipakai, maka anda harus bersabar


menunggu.

• Jika ada berita yang sangat penting, ucapkan “Intruksi” supaya


didahulukan untuk menyampaikan berita.
TATA CARA MASUK KEDALAM SUATU KOMUNIKASI YG
SEDANG BERLANGSUNG ATAU PADA SHARING FREKUENSI:

• Tidak diperkenankan memotong/masuk kedalam suatu


komunikasi yang sedang berlangsung.
• Tunggu hingga komunikasi berakhir.
• Perhatikan siapa stasiun utamanya.
• Panggil stasiun utama.
• Tunggu spasi diantara pembicaraan.
• Bila spasi pendek, cukup sebut Callsign dengan disingkat.
• Bila spasi panjang, gunakan callsign lengkap”ganti”.
• Bila ada keperluan diluar giliran berkomunikasi, maka
untuk masuk kembali gunakan “Contact, callsign” dan
sebutkan keperluannya.
KEWAJIBAN DALAM BERKOMUNIKASI:

• Menyebut call sign dalam interval waktu tertentu.


• Gunakan bahasa yang mudah dipahami.
• Berikan tenggang waktu/spasi 2-3 detik antara dua
pembicaraan.*
• Bila komunikasi dengan repeater, berikan tenggang waktu
2-3 detik setelah repeater cut off.*
• Berkomunikasi dengan sopan, tidak tumpang tindih, tidak
sambil makan/minum.

*) Berfungsi utk memberikan peluang bagi stasiun lain yang


barangkali akan bergabung atau membawa berita penting.
LARANGAN DALAM BERKOMUNIKASI:

• Dilarang merelay berita/informasi bagi pihak ketiga , kecuali


berita keselamatan, SAR, bencana.
• Tidak mengadakan “TUNE ANT” atau “JAMMING” pemancar
pada frekuensi yang sedang dipergunakan.
• Membuat gangguan-gangguan, tidak sambil makan/minum,
mencaci maki dan melakukakn pekerjaan lain.
• Tidak komunikasi bertele-tele.
MENGURANGI KESALAHAN INFORMASI:

• Berbicara dengan jelas dekat microphone.


• Tekan tombol PTT(Push-to- Talk) 1 (satu) detik sebelum dan
sesudah berbicara agar informasi tidak terputus.
• Siapkan berita yang akan diinformasikan.
• Sampaikan berita dengan kata per kata dan apabila semua
berita telah dikirim, mohon agar dibacakan ulang.
• Untuk penyebutan nomor, agar dieja angka satu per satu.
• Jangan menerima berita/intruksi tanpa dimengerti artinya.
• Kirimkan berita berdasar pada fekta bukan issu.
• Bila menggunakan HT (Handy Talky), harus tetap pada posisi
saat mengirim berita/transmit.
GANGGUAN

Adalah akibat dari energi yang tidak dikehendaki yang


disebabkan oleh satu atau kombinasi emisi-emisi, radiasi-
radiasi atau induksi-induksi terhadap penerimaan dalam
sistem komunikasi radio, yang ditunjukan dengan adanya
suatu penurunan mutu, salah pengertian atau hilangnya
informasi, yang dapat diperoleh kembali bila energi yang
tidak dikehendaki tersebut dihilangkan.
SUMBER GANGGUAN DALAM KOMUNIKASI RADIO:

• Kondisi propagasi yang tidak normal (mendung/hujan lebt)


• Operasi dari stasiun yg tidak sesuai ketentuan (jam, lokasi,
frekuensi, bandwidth, kuat signal).
• Transmisi tanpa ijin/illegal.
• Adanya kesalahan operasi (salah kls emisi/modulasi).
• Channel/frekuensi yang berdekatan.
• External Noise (petir, kilat petir).
• Made Man Noise (motor listrik, busi).
• Emisi tersebar (harmonisa, intermodulasi, frek. Parasitik).
LANGKAH-LANGKAH BILA TERJADI GANGGUAN
KOMUNIKASI RADIO:

• Periksa tegangan power supply.


• Periksa semua konektor.
• Periksa frekuensi Kerja.
• Periksa fungsi microphone.
• Periksa fungsi Loud Speaker.
• Periksa fungsi perangkat (tranceiver).
• Periksa semua knop pada perangkat.
• Periksa posisi antena.
• Periksa kondisi propagasi.
DAMPAK YANG TERJADI JIKA OPERATOR TIDAK
MEMILIKI SERTIFIKAT:

• Menimbulkan gangguan dalam komunikasi radio.


• Melanggar larangan-larangan dalam berkomunikasi.
• Terjadi ketidakteraturan dalam berkomunikasi
Hasil survey di Jepang saat Great Hansin
Earthquake (Kobe) 1995, penyelamat korban :

• Diri sendiri : 35%


• Anggota Keluarga : 31,9 %
• Teman/Tetangga : 28,1%
• Orang lewat 2,60%
• Tim SAR 1,70
• Lain-Lain 0,90%
Maka Masyarakat perlu diberdayakan dan
diringkatkan partisipasinya

Anda mungkin juga menyukai